Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BK

TINGKAH LAKU/ ETIKA

Di Susun Oleh :
NAMA

:ROMDHON WAHYUDI

ABSEN

: 31

X TKJ 1

SMK NEGERI 1 SURUH


TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ETIKA /PERILAKU

1. Pengertian Etika
Berasal dari bahasa Yunani ethos (tunggal) atau etha (jamak), yang
artinya karakter, watak kesusilaan, adat istiadat atau akhlak.
Fungsi etika:
Sebagai subjek : Untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakan itu salah atau benar, buruk atau baik.
Sebagai Objek : cara melakukan sesuatu (moral).
Menurut Martin (1993), etika adalah tingkah laku sebagai standart yang
mengatur pergaulan manusia dalam kelompok sosial.
Dalam Kaitannya dengan pergaulan manusia maka etika berupa bentuk
aturan yang dibuat berdasarkan adat kebiasan atau akhlak yang berlaku.
2. Etika dan Moral
Moral berasal dari bahasa latin mos (tunggal) atau mores (jamak),
yang artinya adat istiadat atau kebiasaan serta norma yang berlaku.
Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam
bermasyarakat.
Sebagai contoh: Pengacara X itu tidak bermoral.. maknanya pengacar
X itu melanggar norma-norma etis yang berlaku dalam kelompok atau
organisasi profesinya.
Menurut Frans Magnis Suseno (1987), moral adalah nilai-nilai yang
mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk
secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana
manusia harus hidup dengan baik.
Kesimpulan:
Etika = moral adalah pegangan tingkah laku didalam bermasyarakat
Perbedaan moral dan etika: Moral menekankan pada cara melakukan
sesuatu. Etika menekankan pada mengapa melakukan sesuatu harus
dengan cara tersebut.

3. Mengapa Orang Melanggar Etika?


Kebutuhan Individu
Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena
tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan.
Tidak ada pedoman
Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan
sesuatu.

Perilaku dan kebiasaan Individu


Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan
dimana individu tersebut berada.

4. Perilaku
Sesuatu yang dipersepsikan, dipahami, dipikirkan, dirasakan, dibicarakan
dan dilakukan oleh seseorang (Marthin and Pear, 1978).
Respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar atau lingkungan sekitarnya. (BF. Skinner, 1938, 1953).
Batasan operasional:
Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka
pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, nafsu, dan sebagainya.
Kegiatan ini mencakup:
o Kegiatan kognitif:-------ciptamemikirpengetahuan
o Kegiatan afektif: (rasa)-merasasikap (penilaian)
o Kegiatan psikomotor (karsa) bertindak-tindakan (practice)
5. Konsep (Teori ) S.O.R (Skinner, 1938)

Batasan Perilaku :
Respons organisme terhadap stimulus (rangsangan).
Respons organisme terwujud dalam bentuk:
Tertutup: apabila respons tersebut terjadi dalam diri sendiri, dan
sulit diamati dari luar (orang lain).--- pengetahuan (knowledge)
dan sikap (attitude).
(PERILAKU TERTUTUP= COVERT BEHAVIOR)
Terbuka: apabila respons tersebut dalam bentuk tindakan yang
dapat diamati dari luar (orang lain)---- tindakan atau praktek
(practice)

(PERILAKU TERBUKA =OVERT BEHAVIOR)


6. Domain Perilaku
Kognitif (Pengetahuan): CIPTA
adalah pengertian atau pemahaman orang terhadap obyek (stimulus)

Afektif (Sikap): RASA


adalah pendapata atau penilaian sesorang terhadap obyek atau stimulus
Konasi (Tindakan=Praksis atau praktek): KARSA
adalah tindakan (praksis) sesorang berkaitan dengan obyek atau stimulus
7. Diterminan Perilaku (Skinner, 1953)

8. Contoh: Perilaku Nasionalistik


Adalah perbuatan terpuji yang merujuk nilai-nilai Pancasila sehingga
setiap anak bangsa tampil: religius, humanis, patriotik, demokratik, dan
menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan kebenaran.
Terbentuknya perbuatan atau perilaku seperti ini ditentukan atau dipenagruhi
oleh:
o Faktor internal (biologis dan psikologis);
o Eksternal (geografis, sosial, budaya, politik, ekonomi,dsb).
9. Diterminan Perilaku (Green, 1990)

10. Contoh: Perilaku Petugas Keamanan Lingkungan Yang Baik


Predisposing:

Tahu tata cara menjaga keamanan lingkungan


Menguasai peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang tekait
dengan keamanan lingkungan

Telah mengikuti pelatihan-pelatihan kemanan


lingkungan Enabling:
Sarana dan prasarana kemanan lingkungan
Alat komunikasi yang
memadai Reinforcing:
Sistem reward yang memadai
Adanya buku panduan atau SOP keamanan lingkungan
Adanya perilaku contoh role model petugas keamanan

11. Etika Perilaku


Etika perilaku adalah etika atau norma berperilaku bagi para aggota
profesi.
Etika perilaku merupakan sekumpulan tindakan-tindakan etis bagi anggota
profesi.
Etika perilaku hakim adalah sekumpulan perilaku bagi profesi hakim.
Etika perilaku hakim: Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (Keputusan
bersama Ketua Mahkamah Agung RI dan Ketua Komisi Yudisial RI No.
047/KMA/SKB/IV/2009 dan 02/SKB/P.KY/IV/2009.
12. Etika Perilaku Hakim (10 Prinsip Perilaku Hakim)
Adil
Jujur
Arif dan Bijaksana
Mandiri
Berintegritas Tinggi
Bertanggung Jawab
Menjunjung Tinggi Harga Diri
Berdisiplin Tinggi
Rendah Hati
Profesional
13. Etika Perilaku=Perilaku Profesi
Adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh anggota profesi
terkait dengan tugas dan fungsinya.
Perilaku seorang profesi juga tidak terlepas dari 3 domain tersebut:
o Pengetahuan atau pemahaman terkait dengan pofesinya.
o Sikap atau apresiasinya terhadap profesinya
o Tindakan atu praksis terkait dengan profesinya.
14. Etika Vs. Hukum
Etika hanya berlaku dilingkungan masing-masing profesi, hukum berlaku
untuk umum.
Etika disusun berdasarkan kesepakatan anggota masing-masing
profesi, hukum disusun oleh badan pemerintahan.
Etika tidak semuanya tertulis, sedangkan hukum tertulis secara rinci
dalam undang-undang atau peraturan pemerintah

Sanksi terhadap pelanggaran etika berupa tuntunan (biasanya dari


organisasi profesinya), sedangkan sanksi pelanggaran hukum adalah
tuntutan yang berujung pada pidana atau hukuman.
Pelanggaran etika diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Etik dari masingmasing organisasi profesi, pelanggaran hukum diselesaikan lewat
pengadilan
Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, sedangkan
untuk pelanggaran hukum pembuktiannya memerlukan bukti fisik.

15. Profesi Dan Etika Profesi


Profesi (profesio=pengakuan) adalah suatu tugas atau kegiatan
fungsional dari suatu kelompok tertentu dalam melayani
masyarakat.
Etika Profesi adalah merupakan norma-norma, nilai-nilai, atau pola
tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan pelayanan
atau jasa kepada masyarakat.
Profesi Hakim adalah sekumpulan tugas fungsional didalam
melakukan pelayanan hukum terhadap clients atau masyarakat.
16. Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya
kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian
yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta ikrar untuk
menerima panggilan tersebut -- untuk dengan semangat pengabdian
selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah
dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto,
1999).
Prinsip profesionalisme adalah untuk tetap mempertahankan idealisme
yang menyatakan bahwa keahlian profesi yang dikuasai bukanlah
komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh
nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi
kesejahteraan umat manusia.
17. Honorarium, bukan Upah
Kalau didalam peng-amal-an profesi yang diberikan ternyata ada
semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan, maka hal itu semata
hanya sekedar "tanda kehormatan" (honour) demi tegaknya
kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan
pemberian upah yang hanya pantas diterimakan bagi para pekerja
upahan saja.
18. 3 Watak Profesionalisme
Tiga watak kerja yang merupakan persyaratan dari setiap kegiatan
pemberian "jasa profesi" (dan bukan okupasi) ialah
a. bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk
merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang
digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau
mengharapkan imbalan upah materiil;
b. bahwa kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh
kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui

proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan


berat;
c. bahwa kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan
kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme
kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati
bersama didalam sebuah organisasi profesi.

19. 7 Syarat Pekerjaan Profesional


Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani orang banyak (umum)
Bagi yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud, harus melalui
pendidikan atau pelatihan yang cukup lama dan berkelanjutan
Adanya kode etik dan standar yang ditaati berlakunya di dalam
organisasi tersebut
Menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu mengikuti
pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi
tersebut
Mempunyai media/publikasi yang bertujuan untuk meningkatkan
keahlian dan ketrampilan anggotanya
Kewajiban menempuh ujian untuk menguji pengetahuan bagi yang
ingin menjadi anggota
Adanya suatu badan tersendiri yang diberi wewenang
oleh pemerintah untuk mengeluarkan sertifikat
20. Siapakah Kaum Profesional itu?
Awalnya: para dokter dan guru -- khususnya mereka yang
banyak bergelut dalam ruang lingkup kegiatan yang lazim
dikerjakan oleh kaum padri maupun juru dakhwah agama -dengan jelas serta tanpa ragu memproklamirkan diri masuk
kedalam golongan kaum profesional (PROFESI)
Bagaimana dengan jaksa, pengacara, hakim, akuntan, dsb.
apakah termasuk profesional (PROFESI)?
21. Organisasi Profesi
Kaum profesional secara sadar mencoba menghimpun dirinya
dalam sebuah organisasi profesi
a. yang cenderung dirancang secara eksklusif
b. yang memiliki visi dan misi untuk menjaga tegaknya kehormatan
profesi,
c. mengontrol praktek-praktek pengamalan dan
pengembangan kualitas keahlian/ kepakaran, serta
d. menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang telah disepakati
bersama
22. Kode Etik
Kode etik adalah suatu aturan tertulis tentang kewajiban yang
harus dilakukan oleh semua anggota profesi dalam menjalankan
pelayanannya terhadap client atau masyarakat.
Kode etik pada umumnya disusun oleh organisasi profesi yang
bersangkutan.
Kode etik tidak mengatur hak-hak anggota, tetapi hanya
kewajiban-kewajiban anggota.
23. Ruang Lingkup Kode Etik
Ruang lingkup kewajiban bagi anggota profesi atau isi Kode Etik
Profesi pada umumnya mencakup:
Kewajiban umum

Kewajiban terhadap Client


Kewajiban terhadap Teman
Sejawatnya.
Kewajiban terhadap Diri Sendiri

Anda mungkin juga menyukai