IP Address and Subnetting TEKNIK KOMPUTE PDF
IP Address and Subnetting TEKNIK KOMPUTE PDF
Modul 02
IP Address &
Subnetting
by
Nova Suparmanto
NIM. 09520241007 / UNY
1.
Byte 1
Byte 2
Byte 3
Byte 4
Kelas A
N = Network ID
Kelas B
H = Host ID
Kelas C
Dengan melihat tabel diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jika
jumlah network ID yang lebih banyak maka jumlah jaringan yang tersedia semakin banyak
dengan user yang semakin sedikit. Dan sebaliknya, jika host id-nya yang semakin banyak
maka jumlah jaringan yang tersedit semakin sedikit dengan jumlah host yang disediakan
oleh masing-masing jaringan semakin banyak.
Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat
ditampung oleh tiap jaringan sangat besar
IP address kelas A
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang
host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi
pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta
host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang
sangat besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:
IP address kelas B
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai
antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID
sehingga kalau ada komputer mempunyai IP address 167.205.26.161, network ID =
167.205 dan host ID = 26.161. Pada. IP address kelas B ini mempunyai range IP dari
128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan jumlah
host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
Universitas
Negeri Yogyakarta
IP address kelas C
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 111. Network ID terdiri dari 24 bit dan
host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masingmasing network memiliki 256 host.
Universitas
Negeri Yogyakarta
Bentuk dari IP address adalah 4 kelompok angka yang dipisahkan dengan titik. Tiap
kelompok angka secara teori bisa memiliki nilai dari 0 sampai 255. Contoh bentuk IP
Address adalah: 172.17.0.2
IP Address merupakan alat yang digunakan agar paket data dapat mencapai tujuan.
Pengalamatan IP Address harus unik dan mempunyai format dalam bilangan biner yang
terdiri dari 32-bit dan dibagi atas 4 kelompok 8-bit bilangan biner (oktal).
Sumber : http://gitudeh.com/?page=IPdanSubnetMask
Format IP Address:
Untuk
memudahkan
pembacaan
dan
penulisan,
IP
Address
biasanya
direpresentasikan dalam bilangan desimal. IP address di atas dapat diubah menjadi 0.0.0.0
sampai dengan 255.255.255.255. Nilai desimal merupakan nilai IP Address yang dikenal
dalam pemakaian sehari-hari.
Bit Network-ID
Bit Host-ID : Berperan dalam identifikasi host dalam suatu network. Seluruh host yang
tersambung dalam jaringan yang sama memiliki bit network-ID yang sama.
Garis
pemisah antara bit Network -ID dan bit Host-ID tidak tetap, bergantung kepada
Network Class.
Universitas
Negeri Yogyakarta
3.
address
mask
sebagai
sebuah
digunakan
untuk
membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet
mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan
sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja.
Entah itusubnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis
kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah
subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
Sumber : http://id.wikipedia.org/
Apakah Subnet Mask itu?
Subnet Mask berfungsi untuk mengetahui 'kelompok' (yang biasa disebut sebagai
Network) dari suatu IP. Ini digunakan saat dibutuhkan suatu routing atau pengalihan
data antar komputer, dimana perangkat (router atau komputernya) akan memeriksa
apakah
IP
tujuan
berada
di
'kelompok'/Network
yang
sama.
Apabila sama, maka pesan/data akan langsung kirim ke komputer tujuan tersebut, karena
seharusnya komputer pengirim dan komputer tujuan ada didalam satu sambungan
'kelompok'. Apabila 'kelompok'-nya berbeda, maka pesan/data akan dikirimkan ke suatu
pintu keluar (biasa dikenal sebagaiDefault Gateway atau Router) supaya kemudian diteruskan
ke 'kelompok' tujuan.
Bentuk dari Subnet Mask, seringnya ditemukan dalam bentuk angka 255 atau 0, namun
bukan terbatas pada dua angka itu saja. Contohnya bentuk Subnet Mask
adalah: 255.255.0.0
Universitas
Negeri Yogyakarta
IP
dan
Subnet
Mask
nya.
Universitas
Negeri Yogyakarta
setelah byte-byte dari Network ID pada sebuah alamat network, yang menunjukkan host
itu sendiri. Misal:
Untuk IP address Kelas A IP address kelas A terdiri dari 8 bit untuk network ID dan
sisanya 24 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas A digunakan untuk
jaringan dengan jumlah host sangat besar. Pada bit pertama berikan angka 0 sampai
dengan 127.
Sumber : http://id.wikipedia.org/
5.
Universitas
Negeri Yogyakarta
6.
Penghitungan Subneting
Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting dan memahami konsep Subnetting
dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat
dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya
semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di
empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per
Subnet,
Blok
Subnet,
dan
Alamat
Host-
Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan
192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya
bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti
itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan
binari
1.
Atau
dengan
kata
lain,
subnet
masknya
adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.255.240.0
/20
255.192.0.0
/10
255.255.248.0
/21
255.224.0.0
/11
255.255.252.0
/22
255.240.0.0
/12
255.255.254.0
/23
255.248.0.0
/13
255.255.255.0
/24
255.252.0.0
/14
255.255.255.128 /25
255.254.0.0
/15
255.255.255.192 /26
255.255.0.0
/16
255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17
255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18
255.255.255.248 /29
Universitas
Negeri Yogyakarta
255.255.224.0 /19
255.255.255.252 /30
192.168.1.0
berarti
kelas
dengan
Subnet
Mask
/26
berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet,
alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet
mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26
- 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya
adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat
tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
Host
Pertama
Host
Terakhir
Broadcast
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi
untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class C adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
Universitas
Negeri Yogyakarta
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama,
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah:
Subnet Mask Nilai CIDR
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.255.0
/24
255.255.192.0 /18
255.255.255.128 /25
255.255.224.0 /19
255.255.255.192 /26
255.255.240.0 /20
255.255.255.224 /27
255.255.248.0 /21
255.255.255.240 /28
255.255.252.0 /22
255.255.255.248 /29
255.255.254.0 /23
255.255.255.252 /30
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa:
172.16.0.0
berarti
kelas
B,
dengan
Subnet
Mask
/18
berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi
Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2
= 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Universitas
Negeri Yogyakarta
Subnet
Host
Pertama
Host
Terakhir
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
172.16.0.0
berarti
kelas
B,
dengan
Subnet
Mask
/25
berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
Host
Pertama
Host
Terakhir
172.16.0.0
172.16.0.128 172.16.1.0
172.16.255.128
172.16.0.1
172.16.0.129 172.16.1.1
172.16.255.129
10.0.0.0
berarti
kelas
A,
dengan
Subnet
Mask
/16
berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Pendidikan Teknik Informatika
10
Universitas
Negeri Yogyakarta
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
Host
Pertama
Host
Terakhir
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
11
Universitas
Negeri Yogyakarta
REFERENSI
Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco
Systems.
Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
IP
dan
Subnet
Mask.
Website
http://gitudeh.com/?
12
Universitas
Negeri Yogyakarta