I. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang IP Subnetting.
2. Mahasiswa mampu menghitung secara efisien kebutuhan IP dalam suatu
rancangan jaringan.
3. Mahasiswa mampu menggambar diagram jaringan beserta kebutuhan
subnettingnya.
4. Mahasiwa mampu mengimplementasikan diagram jaringan yang dirancang
ke dalam praktikum.
Net ID Host ID
Net ID Host ID
32 bit
24
Netmask
Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP
yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin
berkirim data pada 10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan
apakah ia berada pada satu jaringan atau lain jaringan? Maka yang dilakukan
adalah mengecek dulu netmask komputer kita karena kombinasi IP dan netmask
menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang
memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan
netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan saya adalah 10.252.102.0-
10.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung berkomunukasi pada mesin
yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada pada jaringan yang sama yaitu
10.252.102 (lihat yang angka-angka tercetak tebal menunjukkan dalam satu
jaringan karena semua sama).
25
Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya
memecah menjadi jaringan sendiri.
Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset
1, sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0.
Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID
untuk membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk
HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah subnet yang
dibentuk semkain banyak, namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi
semakin sedikit.
26
Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu :
1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk
2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.
Kedua-duanya akan dipakai untuk menentukan efisiensi penomoran IP dalam
suatu lingkungan jaringan.
27
Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 16 bit.
2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi
biner.
Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka
inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita.
Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.
4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak
jumlah perhitungan nomor 3.
Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.
Contoh Implementasi
Misalkan ada diagram jaringan seperti pada gambar 3.3 dengan alokasi ip
132.92.xxx.xxx.
Internet
R5
R3 R7
Jaringan A Jaringan B
R1 R6
R2 R4
28
Langkah-langkah pemberian nomor IP
1. Menentukan jumlah jaringan yang ada
Ada 7 jaringan yaitu :
A, B, C, D, E, F, R3-R5
2. Menentukan jumlah host yang dibutuhkan setiap jaringan
a. A butuh 3, yang tersambung adalah R1, R2 dan R3
b. B butuh 4, yang tersambung adalah R4, R6, R5 dan R7
c. C butuh 26, Jumlah Host C ditambahn R1 yang juga tersambung di
jaringan C
d. D butuh 11, Jumlah Host D ditambahn R2 yang juga tersambung di
jaringan D
e. E butuh 13, Jumlah Host E ditambahn R4 yang juga tersambung di
jaringan E
f. F butuh 10, Jumlah Host F ditambahn R6 yang juga tersambung di
jaringan C
g. R3-R5 butuh 2, untuk menyambungkan R3 dan R5
3. Buat satu subnetmask untuk seluruh jaringan (diambil dari jumlah host
terbanyak)
Jumlah yang terbanyak adalah 26. Binarinya adalah 11010 5 bit.
Jadi subnetmask yang digunakan adalah
11111111.11111111.11111111.11100000 (disisakan 0 5 bit untuk host sesuai
kebutuhan jaringan) identik dengan 255.255.225.224.
4. Memberikan nomor IP untuk tiap jaringan yang ada.
Dari nomor IP dan subnetmask yang ada bisa dihasilkan jaringan sebagai
berikut :
Alokasi Subnet Range IP
132.92.0.0 Tidak terpakai
A 132.92.0.32 132.92.0.3-132.92.0.62
B 132.92.0.64 132.92.0.65-132.92.0.94
C 132.92.0.96 132.92.0.97-132.92.0.126
D 132.92.0.128 132.92.0.129-132.92.0.158
E 132.92.0.160 132.92.0.161-132.92.0.190
F 132.92.0.192 132.92.0.193-132.92.0.222
R3-R5 132.92.0.224 132.92.0.225-132.92.0.254
29
132.92.0.255 Tidak terpakai
Catatan: Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai untuk
broadcast
5. Memberi nomor IP setiap komputer sesuai range yang telah terbentuk pada
nomor 4.
Agregasi Routing
Secara konsep, subnet yang telah ada memungkinkan dibagi lagi menjadi
subnet-subnet yang lebih kecil untuk efisiensi. Misalkan pada R3-R5 diberi
alokasi 30 host padahal yang dipakai hanya 2 nomor IP. Maka 132.92.0.224/24
bisa dipecah lagi dengan menyisakan 2 host yang berarti jika dibinarikan
menjadi 10 yang artinya membutuhkan jumlah bit 2.
Ini berarti netmasknya disisakan 2 buah angka nolnya menjadi :
11111111.11111111.11111111.11111100 (/30).
30
V. Percobaan
1. Berikan nomor IP yang paling efisien untuk design jaringan pada gambar 3.4
berikut IP yang diberikan adalah 10.252.0.0 :
R2
R1 R3
Jaringan C Jaringan E
Jumlah Host =50 Jumlah Host =25
31
3. Selanjutnya lakukan tes konektifitas dengan menggunakan perintah ping
dengan komputer lain yang berada pada 1 jaringan dengan memakai perintah
ping.
Untuk menghentikan tekan Ctrl + C dan Analisa Hasilnya.
4. Lakukan koneksi lain subnet dengan melakukan perintah ping
Analisa apa yang terjadi, kenapa bisa seperti itu?
32
VI. Laporan Resmi
Tugas Pendahuluan :
Hasil percobaan :
Daftar Pertanyaan
Berikan kesimpulan praktikum yang anda lakukan.
Pada setiap subnet Nomor IP awal dan akhir (misal nomor jaringan kita adalah
10.252.10.20 dengan netmask 255.225.255.0 sebagai awal nomor IP adalah
10.252.10.0 dan nomor akhir IP adalah 10.252.10.255) tidak dipakai sebagai
nomor IP. Apa kegunaan nomor IP tersebut.
Sebutkan nomor – nomor IP yang dipakai untuk maksud khusus dan apa
kegunaannya.
33