BAB V

PEMBAHASAN

Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe
yaitu den-1, den-2, den-3 dan den-4 melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti.1 Dengan
gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, timbul tanda perdarahan atau bahkan syok.
Timbulnya suatu penyakit, dalam hal ini DBD, dapat dipengaruhi oleh 3 faktor utama
yaitu agent, host dan environment.
Dari segi host juga masih dipengaruhi banyak faktor. Faktor pertama adalah umur dari
para responden. Didapatkan paling banyak responden berumur antara 11 28 tahun yaitu 60%
responden, merupakan umur yang sudah memiliki kekebalan tubuh yang baik dan diharapkan
dapat mengerti tentang penyakit DBD tersebut, bagaimana cara penularan, pengobatan,
pemberantasan dan pencegahan kepada anggota keluarga.
Dari segi pekerjaan, didapatkan 60% responden merupakan Ibu Rumah Tangga. Para
responden memiliki banyak waktu di rumah, yang dapat digunakan untuk membersihkan rumah
seperti menyuci pakaian supaya tidak ada pakaian yang tergantung, menguras bak secara teratur,
menutup tempat penampungan air, sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit DBD.
Namun dari hasil kuesioner mengenai perilaku para responden, didapatkan 60 % berperilaku
positif. Disini berarti para responden yang sebagian besar Ibu Rumah Tangga memanfaatkan
waktu sebaik mungkin, untuk mencegah penyebaran penyakit DBD.
Dari kuesioner mengenai lingkungan, didapatkan 60 % lingkungan di Girian Bawah
bersih, dalam hal pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD. Faktor faktor dari lingkungan
juga dipengaruhi oleh peran serta masyarakat misalnya dengan kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN).11 Peserta dari kegiatan ini disebut Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

51

Meskipun masyarakat Posyandu di Girian Bawah hanya 20% memiliki pengetahuan yang
baik dalam upaya pencegahan DBD dan 60% memiliki pengetahuan cukup, tidak menyebabkan
endemisitas DBD menjadi rendah. Hal ini dikarenakan masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi tingkat endemisitas DBD di suatu wilayah, yaitu faktor perilaku masyarakat itu
sendiri. Walaupun pengetahuan tentang penyakit DBD baik, namun jika tidak diikuti dengan
perilaku 3M seperti menguras tempat penampungan air secara teratur, menaburkan Abate,
mengubur barang bekas, tidak menggantung pakaian, maka kejadian DBD akan tetap ada.
Faktor lain adalah faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan.
Menurut L. Green perilaku ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu predisposisi (yang
mempermudah terjadinya perilaku), faktor pemungkin (pendukung perilaku), dan faktor penguat
(tokoh masyarakat, peraturan, UU).12 Jadi meskipun pengetahuan masyarakat Posyandu di Girian
Indah terhadap penanggulangan DBD sudah baik, tapi belum cukup untuk mengurangi jumlah
kasus. Hal ini karena pengetahuan dapat bermakna dalam penurunan kasus DBD jika bersamaan
dengan tindakan pemberantasan DBD di lingkungan Posyandu Girian Indah seperti dilakukan
fogging, PSN dan Jumantik.

52

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang penyakit DBD di Komunitas Posyandu Girian bawah cukup
baik.
2. Perilaku yang kurang baik tentang penyakit DBD merupakan faktor risiko kejadian
penyakit DBD di Komunitas Posyandu Girian Bawah.
3. Keadaan lingkungan yang cukup di Posyandu Girian Bawah merupakan faktor
risiko terjadinya penyakit DBD di Komunitas Posyandu Girian Bawah.
B. Saran
1. Diharapkan bagi komunitas Posyandu di Girian Bawah agar lebih aktif berperilaku
sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan Posyandu di Girian Bawah untuk memberikan
informasi tentang penyakit DBD baik dari segi gejala dari sakit DBD, penanganan
segera, pemberantasan dan pencegahan, dengan melakukan penyuluhan kepada
masyarakat komunitas Posyandu Girian Bawah.
3. Diharapkan kegiatan PSN dan Jumat bersih selalu dilaksanan secara teratur di
wilayah Girian Bawah.
4. Diharapkan fogging dilakukan teratur

53