Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa globalisasi seperti sekarang ini memiliki beberapa dampak
pada beberapa aspek kehidupan. Salah satu dari dampak tersebut ialah pada
bidang kesehatan, terutama aspek pertumbuhan laju penduduk. Era globalisasi
memunculkan laju pertumbuhan penduduk yang begitu pesat. Jumlah
penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara
di dunia khususnya negara- negara berkembang. Data jumlah penduduk dunia
tahun 2009 diperkirakan berjumlah 6.759.596.742 jiwa dan Indonesia
menduduki peringkat keempat jumlah penduduk terbanyak setelah China,
India, dan Amerika.
Sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan laju pertumbuhan
penduduk di

Indonesia

1,49%

pertahun

dengan jumlah jiwa dalam

pendataan tahun 2010 tercatat sebanyak 231.485.456 jiwa. Secara nasional


jumlah peserta KB tercatat sebanyak 31.640.957 peserta dan jumlah Pasangan
Usia Subur (PUS) terhitung sebanyak 44.431.227 pasangan, sehingga
keikutsertaan KB dari seluruh PUS sebesar 71,21%. Data dari Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara
(SULUT), jumlah

PUS

adalah

418.488,

dengan jumlah pengguna KB

aktif 337.918 jiwa (BKKBN, 2010).

Program

keluarga berencana

(KB) pemerintah

menawarkan

macam-macam alat kontrasepsi yang ada dan dapat di gunakan oleh


masyarakat seperti

Intra Uterine Device (IUD), Metode Operatif Wanita

(MOW), Metode Operatif Pria (MOP), Kondom, Implant, Suntik dan Pil
(Mansjoer, 2011). Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan
dan merupakan salah satu bagian dari program KB Nasional saat ini adalah
pil KB.
Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan kedalam tubuh
seseorang wanita dengan cara diminum, tidak mengganggu senggama atau
hubungan

suami

istri, aman, reversibilitas tinggi. Efek samping yang

mungkin timbul pada pengguna pil KB antara lain mual, sakit kepala siklik,
komplikasi tromboemboli, emboli paru- paru, cerebro-vascular

accident,

karsinoma, myoma, telangiectasia, rhinitis alergika, pharingitis nasal, depresi,


rasa lelah, libido menurun (Hartanto, 2004).
Tujuan dari konsumsi pil KB adalah untuk mencegah, menghambat dan
menjarangkan terjadinya kehamilan yang memang tidak diinginkan. Untuk itu
kepatuhan untuk mengkonsumsi pil KB secara teratur sesuai dengan dengan
petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan mengkonsumsi pil KB
bertujuan agar manfaat konsumsi KB pil yaitu mencegah menghambat dan
menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam
mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor KB pil terhindar
dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengkonsumsian yang tidak teratur

menjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi fenomena di
lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor KB pil tidak patuh dalam
melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan mereka tentang KB pil. Mereka cenderung
menghemat pengkonsumsian dengan meminum pil KB dibawah ukuran yang
disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkinnya akseptor KB pil
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Menurut WHO, tahun 2009
hampir 380 juta pasangan menjalankan keluarga berencana dan 65-75 juta
diantaranya terutama di negeri berkembang menggunakan kontrasepsi
hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah tersebut penggunanya
adalah tidak melakukan pengkonsumsian secara teratur sehingga beresiko
terjadinya kehamilan (Hevitia, 2009).
Kegagalan akseptor KB pil dapat disebabkan karena kurangnya
kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB tersebut. Menurut WHO
(World Health Organization), tahun 2009 hampir 380 juta pasangan mejalankan
keluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri berkembang
menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi 5% dari jumlah
tersebut tidak melakukan pengkomsumsian secara teratur sehingga terjadinya
kehamilan yang tidak direncanakan (Helvetia, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian Rime di BPS HJ. Yayah Surian Desa
Ciporang 2010, diketahui pengetahuan responden tentang KB pil didapatkan
lebih

dari

50% responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 23

responden (57,5%) dan kepatuhan responden dalam mengkonsumsi pil KB

menunjukan bahwa > 50% responden patuh dalam mengkonsumsi pil


sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan
akseptor KB pil dengan kepatuhan akseptor dalam mengkonsumsi pil KB di
BPS HJ.Yayah Surian Desa Ciporang ( Rime, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Anna Prasetyawati di wilayah Desa
Margasana Kecamatan Jatilawang tahun 2012, diketahui bahwa pengetahuan
akseptor tentang kontrasepsi pil oral kombinasi sebagian besar pada kategori
baik yaitu 18 orang (60%). Dan akseptor pil oral kombinasi sebagian besar
pada kategori patuh yaitu 16 orang (53,3%). Terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan akseptor

tentang kontrasepsi pil

oral

kombinasi dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi pil, pengetahuan tentang


pil KB yang diperoleh dari bidan atau tenaga kesehatan yang memberikan
penyuluhan dapat menambah pengetahuan pengguna pil KB tentang akibat
yang ditimbulkan jika tidak mengkonsumsi pil sesuai aturan yang berlaku
(Anna Prasetyawati, 2012).
Metode kontrasepsi pil bekerja dengan dasar mencegah sperma lakilaki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.
Ada beberapa metode dalam kelompok alat kontrasepsi ini yakni berupa pil,
suntikan dan susuk. Ketiganya efektif mengandung hormon dengan komposisi
yang kurang lebih sama (Permata hati, 2009). Kontrasepsi oral kombinasi (pil)
mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang mencegah
kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur

oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal


lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada
yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya
diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat
epilepsy). Akan tetapi ketidakteraturan mengonsumsi pil KB masih
memungkinkan

akseptor

mengalami

kehamilan.

Hal ini

dikarenakan

ketidakteraturan pengkonsumsian menyebabkan hormon yang terkandung


dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga memungkinkan
akseptor KB pil terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Kondisi ini bisa
membuat akseptor KB pil panik hingga sehingga melakukan tindakan
pengguguran kandungan yang beresiko tinggi, seperti aborsi. ( Depkes, 2010).
Oleh karena permasalahan diatas, sebagai tenaga kesehatan, yang harus
dilakukan adalah upaya penyadaran pada akseptor KB pil melalui pemberian
informasi akan pentingnya rutinitas dalam mengkonsumsi KB pil. Disamping
itu hendaknya akseptor KB pil selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
seputar KB pil. Konsultasi rutin bisa menyebabkan akseptor KB pil bisa patuh
melakukan pengkonsumsian KB pil dengan teratur. Selain itu penyuluhan pada
akseptor KB pil tentang pentingnya melakukan keteraturan pengkonsumsian
bisa dengan cara penyuluhan melalui posyandu.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan
pengetahuan akseptor pil KB tentang pil KB dan merumuskan masalah
penelitian yaitu: Apakah ada hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan
minum pil KB di Kelurahan Girian Bawah Wilayah Kerja Puskesmas Girian
Weru Bitung ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum pil
KB di Kelurahan Girian Bawah Wilayah Kerja Puskesmas Girian Weru
Bitung.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang penggunaan pil
KB di Kelurahan Girian Bawah Wilayah Kerja Puskesmas Girian
Weru Bitung.
b. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu dengan penggunaan pil KB
di Kelurahan Girian Bawah Wilayah Kerja Puskesmas Girian Weru
Bitung

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi yang dapat dimanfaatkan guna memperkaya
2.

wawasan pengetahuan tentang kontrasepsi pil KB.


Bagi Puskesmas Girian Weru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pelayanan KB lebih baik
bagi akseptor
3. Bagi Peneliti
Memenuhi tugas Internsip
Mengamalkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama
pendidikan khususnya di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.
4. Bagi responden
6

Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang


penggunaan kontrasepsi Pil KB.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia. Hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga
dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2005).
Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pengetahuan :
1. Pengalaman
2. Pendidikan
3. Informasi
4. Sosial Ekonomi
5. Budaya

B. Pil Oral Kombinasi


1. Pengertian pil oral kombinasi
Dasar dari pil oral adalah meniru proses-proses alamiah. Pil oral akan
menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil
oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal,
sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan akhirnya mencegah
ovulasi. Pil oral harus diminum setiap hari agar efektif karena mereka
dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet, maka

mungkin terjadi peninggian hormon-hormon alamiah, yang selanjutnya


mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan (Hartanto, 2004).
2. Cara Kerja Pil Oral Kombinasi
Menurut Saifuddin (2006) Cara kerja kontrasepsi ini adalah :
a. Menekan ovulasi
b. Mencegah implantasi
c. Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
3. Efektifitas pil oral kombinasi
Efektifitas tinggi hampir menyerupai efektifitas tubektomi bila
digunakan setiap hari yaitu 1 kehamiln per 1000 perempuan pada tahun
pertama penggunaan. Saifuddin A.B. (2006) sedangkan menurut Guillebaud
(1999) selama diminum dengan benar dan terus-menerus, pil dapat
diabsorbsi secara normal dan interaksi dengan obat lainnya tidak
mempengaruhi metabolismenya, reliabilitasnya hampir mencapai 100%
4. Keterbatasan
Keterbatasan kontrasepsi pil oral kombinasi menurut Saifuddin B.A
(2006) adalah : Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya
setiap hari, mual dan perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan
pertama, pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan, amenore, tidak
boleh diberikan pada wanita menyusui, dapat meningkatkan tekanan darah
dan retensi cairan serta tidak mencegah dari infeksi menular seksual.
9

C. Kepatuhan
Pengertian kepatuhan menurut Niven (2002) adalah sejauh mana
perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional
kesehatan.
Menurut

Niven

(2002)

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

ketidakpatuhan adalah :
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Ekonomi
4. Dukungan keluarga
5. Keyakinan, sikap dan kepribadian

10

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan
menggunakan rancangan cross sectional.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam peneltian ini terdiri atas variabel bebas dan terikat :
1. Variabel Bebas (Indepeden) : Pengetahuan dan Pendidikan Ibu
2. Variabel Terikat (Dependen) : Kepatuhan minum pil KB
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di
kelurahan Girian Bawah wilayah kerja Puskesmas
Girian Weru, Bitung.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April
sampai Mei 2016
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu
yang diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dengan
menggunakan kuesioner . Sedangkan data sekunder yang diperoleh dari
buku Profil Puskesmas Girian Weru.

E. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah lembar
34
kuesioner yang terdiri dari variabel bebas (pengetahuan dan pendidikan)
dan variabel terikat (pengguna pil KB).
11

F. Definisi Operasional
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah semua yang diketahui responden tentang Pil KB
meliputi pengertian, jenis, keuntungan, kerugian dan komplikasi
dengan skor penelitian yaitu 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk
jawaban salah.
Kriteria objektif:
a. Pengetahuan baik: jika skor pengetahuan > 4 benar
b. Pengetahun kurang: jika skor pengetahuan 4 benar
2. Pendidikan
Pendidikan yaitu jenjang pendidikan terakhir yang pernah diikuti oleh
responden.
Kriteria objektif:
a. Pendidikan tinggi: jika pendidikan terakhir adalah Diploma atau
Sarjana.
b. Pendidikan rendah; jika berpendidikan SD, SMP dan SMU.
3. Pengguna Pil KB yang ada dan datang berkunjung
ke fasilitas pelayanan kesehatan di kelurahan
Girian Bawah Wilayah Kerja Puskesmas Girian
Weru, Bitung.
4. Pekerjaan diantaranya adalah Petani, Ibu Rumah
Tangga, Pegawai negeri, dan Pedagang.
5. Kepatuhan
Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan. Kepatuhan
akseptor adalah ketaatan seorang wanita usia reproduksi yang
menggunakan metode kontrasepsi untuk menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan. Penilaian kepatuhan ditentukan berdasarkan hasil
wawancara dari akseptor kb.

12

F. Populasi dan Sampul


1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
akseptor KB yang menggunakan pil KB di Posyandu Girian Bawah
sebanyak 32 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah diambil dari seluruh total
populasi yaitu 32 orang.

G. Jalannya Penelitian
1. Tahap Pelaksanaan
a) Membagi kuesioner pada ibu-ibu akseptor
b) Melakukan pengumpulan data
c) Mengelola data dan menganalisa data
d) Menyusun laporan penelitian.
2. Tahap Pengolahan Data
Semua hasil pengolahan data diolah secara manual dengan
menggunakan Program Microsoft Word dan disajikan dalam bentuk
tabel frekwensi.
3. Prosedur Penulisan Laporan Penelitian
Prosedur penulisan/penyusunan laporan, mengacu pada Buku
Pedoman Penulisan Usulan Karya Tulis Ilmiah.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara manual dan sebelum diolah,
secara sistematik dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Editing (pengeditan data)
Editing adalah meneliti kembali apakah data yang diperoleh sudah
cukup baik untuk diproses lebih lanjut.
b. Coding (pengkodean)
13

Coding adalah usaha untuk mengklasifikasi data yang diperoleh


menurut

macamnya

ke

bentuk

yang

lebih

ringkas

dengan

menggunakan kode.
c. Entry Data (pemasukkan data)
Data yang telah selesai di edit dan di code selanjutnya diolah
d. Tabulasi Data
Data tentang pengetahuan dan Pendidikan dianalisis dengan uji
statistik Chi Square dengan bantuan program SPSS.
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis untuk mencari hubungan
variable independen dan dependen dengan uji statistic Chi Square
dengan bantuan program SPSS.

14

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian analitik dengan menggunakan metode


cross sectional, diperoleh jumlah responden yang menggunakan pil KB
sebanyak 32 orang. Dari jumlah tersebut, dibuat distribusi responden
berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan kepatuhan minum pil KB.

Berdasarkan data yang diperoleh, kelompok umur 20 30 tahun


memiliki jumlah terbanyak sebagai pengguna pil KB. Distribusi responden
berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel .1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur
20 30 tahun

Jumlah
20

Persentase
62,5

31 40 tahun

10

31,25

> 40 tahun
Total

2
32

6,25
100

15

Berdasarkan pendidikan terakhir pengguna pil KB terbanyak adalah


SMA, yaitu 16 orang (50 %). Distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel .2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
SD

Jumlah
3

Persentase
9,3

SMP

10

31,25

SMA

16

50

D3

3,1

S1
Total

2
32

6,25
100

16

Berdasarkan jenis pekerjaan, diperoleh distribusi responden pengguna pil KB


yang dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel .3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Petani

Jumlah
6

Persentase
18,75

IRT

14

43,75

PNS

9,375

Pedagang
Total

9
32

28,12
100

Berdasarkan hasil yang diperoleh, tingkat kepatuhan pengguna pil KB


ditentukan dari hasil kuisioner yang dijalankan. Distribusi responden
berdasarkan tingkat kepatuhan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel .4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan
Baik

Jumlah
12

Persentase
37,5

Kurang baik
Total

20
32

62,5
100

17

Tingkat kepatuhan responden meminum pil KB ditentukan dari hasil


wawancara dan kuisioner yang dijalankan selama masa penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden berdasarkan kepatuhan
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel .5 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan
Kepatuhan
Patuh

Jumlah
10

Persentase
31,25

Tidak patuh
Total

22
32

68,75
100

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan hubungan antara


pengetahuan ibu dengan kepatuhan minum pil KB yang disajikan pada tabel 6.
Tabel .6 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kepatuhan Minum Pil KB
Kepatuhan
Tingkat
Pengetahuan
Baik
Kurang Baik
Total

Total
Patuh

Tdk patuh

12

18
22

20
32

2
10
*Uji Chi Square

*0,003

18

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian analitik melalui metode cross sectional,


data dikumpulkan melalui hasil wawancara dan kuisioner yang dijalankan
selama

masa

penelitian.

Didapatkan

sebanyak

32

responden

yang

menggunakan pil KB.


Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 orang responden diketahui
jumlah responden terbanyak umur 20 30 tahun berjumlah 20 orang (62,5%).
Umur seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan, semakin lanjut umur
seseorang maka

kemungkinan

semakin

meningkat

pengetahuan

dan

pengalaman yang dimilikinya (Basaria, 2007). Usia akan mempengaruhi


terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan juga dipengaruhi oleh latar belakang tingkat pendidikan
yang berbeda. Dari hasil penelitian diperoleh jumlah tingkat pendidikan
responden yang paling banyak SMA yaitu 16 orang. Semakin tinggi tingkat
pendidikan

seseorang

maka

orang

tersebut

akan

cenderung

untuk

mendapatkan informasi yang lebih baik, sebaliknya tingkat pendidikan yang


kurang akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang (Nursalam,
2001).

19

Pekerjaan merupakan salah satu faktor pemicu ketidakpatuhan ibu


dalam mengkonsumsi pil KB karena sering kali kalau ibu sudah lelah sehabis
bekerja ibu akan istirahat sampai ibu lupa dalam mengkonsumsi pil KB.
Kesibukan seseorang dalam bekerja dapat menyebabkan seseorang lupa akan
aktivitas yang lainnya diluar pekerjaannya (Notoadmodjo, 2003). Dari data
yang dikumpulkan, Ibu Rumah Tangga merupakan pekerjaan terbanyak oleh
akseptor pil KB yaitu 14 orang.
Kepatuhan didefinisikan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara
pengobatan dan perilaku yang disarankan dokter atau petugas kesehatan
lainnya (Hasibuan, 2003). Hasil penelitian menunjukan responden yang
terbanyak tidak patuh yaitu berjumlah 22 orang. Kepatuhan akseptor adalah
ketaatan seorang wanita usia reproduksi yang menggunakan metode
kontrasepsi untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
(Notoadmodjo, 2003).
Penelitian ini dilakukan dengan 32 orang Ibu yang berada di kelurahan
Girian Bawah wilayah kerja Puskesmas Girian Weru. Berdasarkan hasil
penelitian dari 32 responden didapati dari hasil uji statistic dengan
2
menggunakan uji chi square (x ) diperoleh

nilai

0,003. Dari data

tersebut menunjukkan dimana terdapat hubungan yang bermakna antara


hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan minum pil kb.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anna
Prasetyawati (2012) bahwa pengetahuan tentang pil KB yang diperoleh dari
bidan atau tenaga kesehatan yang memberikan penyuluhan dapat menambah
20

pengetahuan pengguna pil KB tentang akibat yang ditimbulkan jika tidak


mengkonsumsi pil sesuai aturan yang berlaku.
Ghana (2010) menemukan bahwa lebih dari 60 % yang diwawancarai
setelah bertemu dengan petugas kesehatan salah mengerti tentang instruksi
yang diberikan kepada mereka. Kadang kadang hal ini sebabkan oleh
kegagalan professional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap,
penggunaan istilah istilah medis dan banyak memberikan instruksi yang
harus diingat oleh pengguna. Tidak seorang pun dapat mematuhi instruksi jika
ia salah paham (tidak mengerti) tentang instruksi yang diberikan kepadanya.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting

dalam

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmojo, 2003). Ada 3


faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku yaitu faktor predisposisi, faktor
pemungkin, dan faktor penguat. Pengetahuan mempunyai pengaruh dalam
membentuk perilaku seseorang dan kepatuhan merupakan tindakan yang
berkaitan dengan perilaku seseorang, sehingga pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dalam hal
ini kepatuhan akseptor untuk mengkonsumsi pil KB sesuai jadwal
(Notoadmojo, 2005).
Pemahaman setiap individu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang
berbeda. Tingkat pengetahuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
keterpaparan informasi dan pengalaman. Sebuah proses perubahan sikap
dan perilaku seseorang atau kelompok serta usaha untuk mendewasakan
manusia diperoleh melalui upaya pengajaran dan pelatihan, sumber informasi

21

yang dapat diperoleh melalui media massa, media elektronik, dan pengalaman
dimana lewat pengalaman, seseorang cenderung menerapkan masa lalu untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan seseorang memiliki kemampuan
analisis dan sintesis yang baik (Irmayati, 2007). Pengetahuan memiliki kaitan
erat dengan kepatuhan bahwa tingkat pengetahuan yang tinggi patuh untuk
mengkonsumsi pil KB sesuai jadwal. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukan oleh Lawrence and Green yang menyatakan bahwa seseorang
dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan lebih mudah dalam menyerap
konsep konsep kesehatan yang dipahami sehingga orang tersebut akan
lebih memiliki tingkat kesadaran untuk merubah perilakunya menjadi lebih
baik dibanding yang mempunyai pengetahuan rendah (Notoadmojo, 2003).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iit
Ermawati (2013), yang menyatakan ada hubungan antara kepatuhan dengan
keberhasilan pil KB. Ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pil
KB memiliki efektifitas yang tinggi hampir menyerupai efektifitas tubektomi
bila digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama (Sujiatini, 2010).
Kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB setiap hari dan sesuai dengan
aturan penggunaan merupakan hal penting yang harus dijalani oleh setiap
pengguna pil KB. Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta dan berbentuk
melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Sikap atau
perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan

22

sebagai beban, bahkan sebalikanya akan membebani dirinya bilamana ia tidak


dapat berbuat sebagaimana lazimnya.
Pemahaman tentang instruksi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi ketidakpatuhan. Tidak seorangpun dapat mematuhi instruksi
jika ia salah paham dengan instruksi yang diberikan, sehingga pengetahuan
atau pemahaman akan mempengaruhi kepatuhan (Niven, 2002). Yang harus
dilakukan adalah upaya penyadaran pada akseptor KB pil melalui pemberian
informasi akan pentingnya rutinitas dalam mengkonsumsi KB pil. Disamping
itu hendaknya akseptor KB pil selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
seputar KB pil. Konsultasi rutin bisa menyebabkan akseptor KB pil bisa patuh
melakukan pengkonsumsian KB pil dengan teratur. Selain itu penyuluhan
pada

akseptor

KB

pil

tentang

pentingnya

melakukan

keteraturan

pengkonsumsian bisa dengan cara penyuluhan melalui posyandu.


Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
memiliki hubungan dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi pil KB. Dengan
demikian, menjaga keteraturan mengkonsumsi pil KB untuk mendapatkan
manfaat maksimal dari konsumsi pil KB yaitu tercegahnya dari kehamilan.

23

BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya kepatuhan mengkonsumsi pil
KB di Posyandu Girian Bawah sebagian besar cukup baik.
2. Kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi pil KB di Posyandu Girian Bawah
sebagian besar tidak patuh.
3. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan minum pil
KB di Posyandu Girian Bawah.
B. Saran
1. Bagi bidan dan dokter di wilayah kerja Puskesmas Girian Weru Kota
Bitung perlunya meningkatan pengetahuan tentang kontrasepsi pil KB bagi
calon akseptor kontrasepsi baru dan pasangannya, yang dapat dilakukan
melalui pemberian informasi secara lengkap tentang kontrasepsi suntik
pada saat konsultasi pertama sebelum memutuskan memilih salah satu alat
kontrasepsi tertentu.
2. Perlunya peran aktif dari puskesmas dalam peningkatan jumlah akseptor
kontrasepsi pil yang bisa dilakukan dengan pemberian penyuluhan penyuluhan dengan tema kontrasepsi pil, pemberian informasi lengkap
tentang kontrasepsi pil saat kunjungan pertama klien untuk menentukan
pilihan berkontrasepsi dan memotivasi setiap calon akseptor KB baru
untuk menggunakan kontrasepsi pil KB.
3. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk lebih detail lagi dalam
menyusun instrumen penelitian khususnya dalam memberikan alternatif
jawaban bagi responden yang benar-benar tidak tahu akan pernyataan
tersebut.

24

Daftar Pustaka

Anna Prasetyawati,

2012.

Hubungan pengetahuan akseptor KB Pil dengan

kepatuhan minum Pil di wilayah Desa Margasana Kecamatan


Jatilawang. (online) (http://ojs.akbidylpp.ac.id. Tanggal 15 April 2014).
Arum, (2008). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini, Mitra Cencikia Press,
Yogyakarta
Basaria, 2007. Hubungan Pengalaman dengan pengetahuan. Jakarta
BKKBN, 2010. Rakerda Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2010 : BKKBN Prov. Sulut.
Depkes

RI.

2010.

Ghana,

S.

(2010).

Profil

Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI .

Konsep

Kepatuhan,

Konsep

Kependudukan.

http://syakira..com/2009/01/ diakses tanggal 05 Juli 2014.


Handayani, (2010).Buku Ajar Pelayanan (KB) Keluarga Berencana.Yogyakarta :
Pustaka Rihama
Hartanto, H, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Hasibuan, Malayu, S.P. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.
Jakarta : PT Toko Gunung Agung.
Helvetia, 2009. Hubungan pengetahuan akseptor KB pil tentang pil KB
dengan

kepatuhan

mengkomsumsi.http://unimasd3bidan.com/2013_06_22.
diakses Tanggal 15 April 2014.

25

Iit Ermawati, 201. tingkat kepatuhan dengan keberhasilan akseptor KB pil. .


http://unimasd3bidan.com/2013.
Irmayati. (2007). Pengetahuan. http://id.wikipedia.org/wiki/pengetahuan
diakses tanggal 06 Juli 2014.
Indra,

2009

.www.Geohive.online: (http://sitaro.com/2009/02/18.

Jumlah penduduk dunia 2009) . diakses Tanggal 15 April 2014.


Meliono,

2007.

Pengetahuan

Dalam Kesehatan : Yogyakarta.

Niven, N, 2002. Psikologi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC,


Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, 2007. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Nursalam. 2001. Pendekatan praktis metodologi Riset Keperawatan. Jakarta.
Info Medika.
Rime, 2010. Hubungan pengetahuan akseptor KB pil dengan kepatuhan
akseptor

dalam

mengkonsumsi

pil

KB.

http://unimasd3bidan.com/2013_06_22.
Sujiatini. (2010). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta. Nuha
Medika.

26

27

KUISIONER
Data Diri :
Nama

Umur

Pekerjaan

Pendidikan terakhir

Jumlah anak

KB saat ini

Petunjuk pengisian :
Jawablah pertanyaan pada tempat yang telah disediakan dengan memberi tanda
silang (X) pada salah satu jawaban dianggap paling benar.

1. Apakah yang anda tahu tentang pil KB ?


a. Obat untuk menggurkan kehamilan
b. Obat untuk menunda kehamilan
c. Obat untuk perdarahan
d. Obat untuk melindungi janin bayi
2. Apakah manfaat menggunakan pil KB ?
a. Untuk menggugurkan kandungan
b. Untuk menyuburkan kehamilan.
c. Untuk mencegah keguguran.
d. Untuk mencegah terjadinya kehamilan.
3. Apakah keuntungan minum pil KB dibandingkan alat kontrasepsi lain ?
a. Murah dan mudah didapat.
b. Tidak menyebabkan trauma.
c. Bisa menstruasi.
d. Jawaban a, b, dan c benar
4. Kapan waktu yang tepat untuk memulai minum pil KB ?
a. Kapan saja.
28

b. Saat menstruasi.
c. Sesudah menstruasi.
d. Jawaban b dan c benar.
5. Apakah hal yang perlu diketahui oleh pengguna pil KB ?
a. Minum pil pada waktu yang sama secara teratur tiap hari.
b. Periksa bungkus pil pada setiap pagi untuk memastikan telah
minum pil pada hari sebelumnya.
c. Jawaban a dan b benar
d. Jawaban a dan b salah.
6. Apa yang harus dilakukan bila lupa meminum pil KB ?
a. Pil yang lupa langsung diminum saat teringat.
b. Pil yang lupa dibuang dan minum pil selanjutnya.
c. Pil dibuang semua dan beli yang baru.
d. Ganti kontrasepsi.
7. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh pengguna pil KB ?
a. Minum pil pada waktu bersenggama saja
b. Minum pil KB setiap hari secara teratur
c. Minum pil KB jika menstruasi tidak lancer.
d. Minum pil KB saat tertentu saja.

29

Anda mungkin juga menyukai