Anda di halaman 1dari 4

Nama : Septiana Nur Untari

NIM

: 201410210311093

Kelas : Agribisnis 7C

NISAB DAN KADAR ZAKAT HARTA PERTANIAN (PERKEBUNAN)


1.

Makanan Pokok
Zakat pertanian atau perkebunan yang termasuk dalam makanan pokok seperti padi
(beras), gandum, jagung dikeluarkan pada saat panen. Para ulama menyandarkan zakat
pertanian dan perkebunan pada Alquran Surat Al-Anam ayat 141.
Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang
serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Dengan merujuk pada ayat tersebut, para ulama sependapat bahwa mengeluarkan
zakat pertanian makanan pokok tidak perlu menunggu waktu satu tahun (haul). Nisab
(batas hitungan) untuk hasil pertanian adalah 5 wasaq atau setara dengan 653 kg. Artinya,
jika suatu hasil panen telah mencapai 653 kg, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Apabila
hasil pertanian tersebut termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, dan
kurma, nisabnya adalah 653 kg dari hasil pertanian tersebut. Tetapi jika hasil pertanian itu
selain makanan pokok, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun, dan bunga, nisabnya
disetarakan dengan harga nisab dari makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri)
tersebut, misalnya untuk Indonesia adalah beras.
Sedangkan untuk kadar (besaran ukuran zakat) untuk hasil pertanian, apabila diairi
dengan air hujan, sungai, atau mata air adalah 10%, tetapi apabila hasil pertanian diairi
dengan disirami atau irigasi (ada biaya tambahan), zakatnya adalah 5%. Dari ketentuan ini
dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami (irigasi), zakatnya adalah 5%. Artinya,
5% yang lainnya dialokasikan untuk biaya pengairan.
Pada sistem pengairan saat ini biaya yang dikeluarkan tidak hanya sekadar air,
tetapi terdapat biaya-biaya lain seperti pupuk dan tenaga kerja yang sulit untuk
dihindarkan. Untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk dan sebagainya
diambil dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila melebihi nisab) dikeluarkan zakatnya
10% atau 5% (tergantung sistem pengairan).
2.

Biji-bijian
Untuk jenis tanaman pertanian (perkebunan) yang berbentuk biji-bijian seperti
kopi, cengkeh, lada, dan yang sejenisnya maka nisabnya disetarakan dengan zakat uang
atau emas senilai 85 gr emas dengan kadar 2,5%. Artinya, jika seorang petani kopi
memanen kopinya, lalu telah memenuhi hasil yang setara dengan 85 gr emas, maka ia
harus mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5%.
3.
Karet, Kakao, Sawit, dan Sejenisnya
Tanaman seperti karet, kakao, sawit, dan sejenisnya merupakan jenis tanaman yang
hasil panennya dapat dilakukan setiap hari atau setiap minggu dan juga tidak termasuk
dalam kategori makanan pokok. Maka untuk jenis tanaman seperti ini hanya
dipersyaratkan adanya nishab dan tidak dipersyaratkan adanya haul.

Nishab untuk tanaman jenis ini disetarakan dengan 85 gr emas. Artinya, ketika hasil panen
jenis tanaman ini sudah mencapai nishab setara 85 gr emas, maka wajib dikeluarkan
zakatnya sebesar 2,5%. Jika dalam satu kali panen belum mencapai nishab, maka
ditambahkan dan diakumulasi dengan panen pada hari selanjutnya sehingga mencapai
nishab lalu dikeluarkan zakatnya.
4.

Kayu
Tanaman jenis kayu telah menjadi bagian dari usaha masyarakat. Untuk jenis
tanaman kayu yang dapat dipanen setelah bertahun-tahun ditanam, maka tanaman kayu
tidak dipersyarakatkan haul, melainkan yang dipersyaratkan hanya nishab yang
disetarakan dengan 85 gr emas. Jadi, ketika seseorang memiliki tanaman kayu yang
ditanam bertahun-tahun lalu dipanen, maka ketika hasil penjualannya telah mencapai
nishab setara dengan 85 gr emas, maka zakatnya adalah 2,5 %.

NISAB DAN KADAR ZAKAT HARTA PETERNAKAN


1.

Unta
Nisab unta adalah 5 (lima) ekor. Artinya, bila seseorang telah memiliki 5 ekor
unta, maka ia telah berkewajiban mengeluarkan zakatnya. Zakatnya semakin
bertambah apabila jumlah unta yang dimilikinya pun bertambah. Berdasarkan hadis
Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik ra, maka
dapat dibuat tabel kadar zakat unta sebagai berikut.
Jumlah (Ekor)
59
10 14
15 19
20 24
25 35
36 45
46 60
61 75
76 90
91 - 120

Zakat
1 ekor kambing
2 ekor kambing
3 ekor kambing
4 ekor kambing
Seekor anak unta betina berumur 1 s.d. 2 tahun
Seekor anak unta betina berumur 2 s.d. 3 tahun
Seekor anak unta betina berumur 3 s.d. 4 tahun
2 ekor anak unta betina berumur 2 tahun lebih
2 ekor anak unta betina berumur 3 tahun lebih
3 ekor unta betina

2.

Sapi, Kerbau, dan Kuda


Nisab kerbau dan kuda disetarakan dengan nisab sapi, yaitu 30 ekor. Artinya,
apabila seseorang telah memiliki 30 ekor sapi (kerbau dan kuda), ia telah terkena
kewajiban zakat. Berdasarkan hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Tirmizi dan
Abu Dawud dari Muaz bin Jabal ra, maka dapat dibuat tabel kadar zakat sapi, kerbau,
dan kuda sebagai berikut.
Jumlah
30 - 39
40 - 59
60 - 69
70 - 79
80 - 89
90 - 99
100 - 109
110 - 119
120 - 129

3.

Zakat
1 ekor anak sapi/kerbau berumur 1 s.d. 2 tahun
seekor anaksapi betina (umur 2 tahun )
2 ekor anak sapi/kerbau jantan berumur 1 s.d. 2 tahun
1 ekor anak sapi/kerbau betina berumur 2 s.d. 3 tahun dan 1 ekor anak
sapi/kerbau jantan berumur 1 s.d. 2 tahun
2 ekor anak sapi betina (umur 2 tahun)
3 ekor anak sapi jantan( umur 1 tahun)
1 ekor anak sapi betina (umur 1 tahun) dan 2 ekor anak sapi jantan
(umur 1 tahun)
2 ekor anak sapi betina(umur 2 tahun) dan 1 ekor anak sapi jantan
(umur 1 tahun).
3 ekor anak sapi betina( umur 2 tahun) atau 3 ekor anak sapi jantan
(umur 1 tahun).

Kambing atau Domba


Nisab kambing atau domba adalah 40 ekor. Artinya, panduan zakat apabila
seseorang telah memiliki 40 ekor kambing atau domba, ia telah terkena kewajiban
zakat. Berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin
Malik ra, maka dapat dibuat tabel kadar zakat kambing atau domba sebagai berikut:

Jumlah
40 - 120
121 - 200
201 - 299
300 - 399

Zakat
1 ekor kambing
2 ekor kambing
3 ekor kambing
4 ekor kambing
Setiap kelipatan 100 ekor diambil 1 ekor

4.

Unggas (ayam, bebek, burung) dan Ikan


Nisab unggas dan ikan tidak dihitung berdasarkan jumlahnya, melainkan
berdasarkan pada skala usaha yang dilakukan. Nisab unggas dan ikan setara dengan 20
dinar. Jika 1 dinar = 4,25 gram emas, maka 20 dinar = 85 gram emas murni (24 karat).
Artinya, jika seseorang beternak unggas dan ikan, lalu setelah 1 tahun hasilnya mencapai
angka yang setara dengan 85 gram emas murni (24 karat), maka wajib dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5%.
Apabila seseorang beternak ikan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki
kekayaan berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar, kira-kira setara dengan 85 gram
emas murni, ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5%. Usaha tersebut juga dapat
digolongan ke dalam zakat perniagaan.
5.

Produksi Hewani (Madu, Susu, Sutera, Telur)


Produksi hewani seperti madu, telur, sutera dan susu merupakan bentuk dari usaha
yang dapat mengakibatkan kekayaan pada seseorang. Dengan demikian, ia menjadi suatu
keniscayaan untuk dikeluarkan zakatnya. Para ulama yang mewajibkan zakat madu dan
produk hewani lainnya menggunakan qiyas (analogi) dengan zakat hasil tanaman dan
buah-buahan bahwa penghasilan yang dihasilkan dari bumi (tanah) dinilai sama dengan
penghasilan yang dikeluarkan oleh lebah, ulat, dan sebagainya.
Nishab zakat untuk produksi hewani seperti madu, susu, telur, sutera, dan
sebagainya adalah setara dengan 653 Kg makanan pokok yang ada di negeri tersebut tanpa
harus menunggu masa satu tahun (haul). Sedangkan kadarnya adalah 10% dari pendapatan
bersih setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai