Anda di halaman 1dari 12

Seminar/ Forum Diskusi Seminar UU Tenaga Kesehatan Tahun

2014 dan BPJS serta Anggaran Kesehatan


Pelaksanaan Undang-Undang Tenaga Kesehatan Tahun 2014
dan BPJS untuk Mewujudkan Prioritas Promotif dan Preventif
di Dalam Anggaran Kesehatan serta Meningkatkan Derajat dan
Citra Kesehatan Masyarakat

*Logo Institusi

NAMA LEMBAGA EKSEKUTIF MAHASISWA/ BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA/


HIMPUNAN MAHASISWA
Tahun
*Cover dapat dibuat lebih menarik

LEMBAR RINGKAS PROPOSAL


Nama Kegiatan

Seminar/ Forum Diskusi Seminar UU


Tenaga Kesehatan Tahun 2014 dan BPJS

Tema Kegiatan

Tujuan

serta Anggaran Kesehatan


Pelaksanaan Undang-Undang Tenaga
Kesehatan Tahun 2014 dan BPJS untuk
Mewujudkan Prioritas Promotif dan
Preventif di Dalam Anggaran Kesehatan
serta Meningkatkan Derajat dan Citra
Kesehatan Masyarakat
1.Untuk meningkatkan kesadaran masiswa
kesehatan tentang pentingnya peran sebagai
mahasiswa kesehatan untuk ikut serta
dalam pengawalan dan pencerdasan
terhadap Undang- Undang Tenaga
Kesehatan yang baru disahkan sehingga
tujuan dari Undang-Undang tenaga
kesehatan dapat tercapai yang nantinya
bedampak terhadap peningkatan muntu
tenaga kesehatan.
2.Sebagai salah satu wadah yang diharapkan
dapat membuka gerbang cakrawala untuk
mengubah mainset para calon tenaga
kesehatan masyarakat tentang keprofesian
kesehatan masyarakat sehingga
kedepannya mau berjuang bersama-sama
untuk mendorong pemerintah agar segera
meratakan kurikulum kesehatan
masyarakat sehingga kesehatan
masyarakat juga segera menjadi sebuah
profesi.
3.Sebagai satu fasilitas untuk meneruskan
informasi yang didapat kepada khalayak
luas.
4.Membuka pemahaman yang lebih kepada
mahasiswa tentang Undang- Undang
Tenaga Kesehatan, BPJS dan Anggaran
Kesehatan dari berbagai perspektif.
5.Membuka pemahaman yang lebih kepada
mahasiswa tentang Undang- Undang
Tenaga Kesehatan dan Anggaran Kesehatan
dari berbagai perspektif.
6.Menumbuhkan kreativitas dalam

menuangkan ide-ide kedalam media


propaganda yang lebih bersahabat.
Pelaksana

*sesuai kesepakatan daerah

Sasaran Kegiatan

1.Mahasiswa Kesehatan Masyarakat dan


Umum
2.IAKMI Pusat/Provinsi
3.DPR- RI Komisi IX/ DPRD Komisi IX
4.Pemerintah Pusat/Daerah
5.Kementrian Kesehatan RI/Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota
*Sesuai Ruang Lingkup Kegiatan (silahkan
pilih sesuai kesepakatan dan kebutuhan)
*sesuai kesepakatan institusi penyelenggara

Tempat
Waktu

*sesuai kesepakatan institusi penyelenggara


berdasarkan range waktu yang diberikan oleh
Divisi Advokasi ISMKMI Wilayah 1
*sesuai perencanaan/kebutuhan institusi

Estimasi Anggaran

LEMBAR PENGESAHAN
Tempat, Tanggal Bulan Tahun
PANITIA PELAKSANA SEMINAR UNDANG-UNDANG TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2014 DAN ANGGARAN KESEHATAN

IKATAN SENAT MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA


(ISMKMI) 2014-2015
Ketua Panitia

Sekretaris Panitia

Nama Lengkap

Nama Lengkap

NIM.

NIM.

Menyetujui,
Koordinator Wilayah I ISMKMI 2016Koordinator Daerah ISMKMI ....... 20162017

2017

SEPTO TEPRIANDY

Nama Lengkap

NIM. 131000460
NIM.
Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa/HIMA/BEM
Prodi/ Fakulas ... 20..-20..

Nama Lengkap
NIM.
Mengetahui,
Wakil Dekan/ Wakil Ketua Prodi Bidang Kemahasiswaan
Prodi/ Fakulas ...

Nama Lengkap
NIP.

A.

LATAR BELAKANG
Keputusan APBN Tahun 2016 oleh pemerintah dengan penambahan pada anggaran
kesehatan meningkat menjadi 5%. Tetapi dalam pelaksanaannya penggunaan dana
kepada Kuratif dan Rehabilitatif justru juga meningkat, dalam hal ini kekeliruan
pemerintah dalam pembuatan anggaran kesehatan. pembangunan dibidang kesehatan

khususnya Promotif dan Preventif justru kurang digebu-gebukan. Dalam hal ini perlu
diluruskan hal yang penting. Posisi Promotif dan preventif harus semakin diperbaiki.
Pengaturan tenaga kesehatan adalah tantangan yang harus segera diselesaikan oleh
pemerintah Indonesia. Keterlibatan pemerintah dalam berbagai aspek ketenagaan
kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu ketenagaan kesehatan dan
demi terwujudnya pelayanan kesehatan yang baik yang akan berdampak kepada
peningkatan derajat kesehatan Indonesia yang setinggi-tingginya. Dalam hal ini perlu
dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah seperti pengadaan tenaga kesehatan sesuai
perencanaan kebutuhan, pendayagunaan melalui penempatan dan pengangkatan
sebagai PNS dan pegawai lainnya, pengawasan terhadap kegiatan tenaga kesehatan
agar dapat menjalankan tugas sesuai kebijaksanaan peraturan perundang-undangan
serta sistim yang telah ditetapkan.
Pengadaan tenaga kesehatan di Indonesia untuk saat ini melalui pendidikan telah mulai
terlaksana dibuktikan dengan jumlah institusi kesehatan yang sangat banyak di
Indonesia . Tetapi dalam hal pengadaan tenaga kesehatan ini masih banyak upaya yang
harus dilakukan pemerintah untuk mempersiapkan tenaga kesehatan bermutu yang
nantinya mampu bersaing baik didalam dan diluar negri. Salah satunya melalui
pelatihan yang dalam hal ini juga telah diatur dalam Undang-Undang tenaga kesehatan
tahun 2014. Dalam segi pendayagunaan dan pengawasan seperti yang kita amati
bersama masih menjadi PR bagi pemerintah.
Dengan disahkannya Rancangan Undang- Undang tenaga kesehatan menjadi UndangUndang tenaga kesehatan pada tanggal 25 september 2014 dalam sidang terakhir DPR
masa jabatan periode 2009-2014 yang lalu akan membantu pemerintah dalam
menyelesaikan semua permasalahan ketenagaan kesehatan yang menjadi PR bagi
pemerintah selama ini. Selain itu Undang Undang Tenaga Kesehatan akan dapat
meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan melalui pendayagunaan baik didalam
maupun diluar negri, pemberian kepastian hukum dalam menjalankan profesi, serta
memberikan pencerahan bagi tenaga kesehatan yang masih belum memiliki keprofesian
yang jelas.
Tenaga dibidang kesehatan terdiri atas tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan.
Dalam Undang Undang No. 36 Tahun 2014 Tenaga Kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.Asisten tenaga kesehatan


adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah
jenjang diploma tiga.Tenaga di bidang kesehatan memiliki tanggung jawab dan terus
meningkatkan mutu melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi,
registrasi, perizinan, serta pembinaan.Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dan
mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Salah satu kelompok tenaga kesehatan yang diatur dalam UU tersebut adalah Tenaga
kesehatan masyarakat yang terdiri atas epidemiolog kesehatan, tenaga promosi
kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan
kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan, serta tenaga reproduksi dan
keluarga.Tentunya jika tenaga kesehatan masyarakat yang sudah masuk ke dalam
peraturan maka dia wajib mengikuti prosedur yang telah diatur dalam peraturan,
misalnya memiliki standarisasi kompetensi.
Tenaga kesehatan masyarakat yang menjadi salah satu tenaga kesehatan yang bergerak
dalam menyelesaikan permasalahan secara populasi melalui preventif dan promotif
perlu menjadi perhatian serius bagi Indonesia.Hal ini dikarenakan angka kematian pada
ibu dan anak yang masih tinggi biaya pembiayaan pengobatan penyakit tidak menular
yang tinggi menjadi masalah yang besar bagi Indonesia yang sebenarnya menjadi
ladang bagi calon ahli kesehatan masyarakat untuk mencegah terjadinya penyakit
tersebut. Walaupun seorang ahli kesehatan masyarakat memiliki peran yang penting
dalam menyelesaikan kasus permasalahan kesehatan di Indonesia, ternyata, sampai hari
ini publik masih banyak mempersoalkan jati diri akan berprofesi sebagai seorang ahli
kesehatan masyarakat. Untuk itu, mari kita coba menganalisis bagaimana sebetulnya
peranan kita dan selayaknya kita harus menjadi seorang ahli kesehatan masyarakat
seperti apa untuk bisa menjadi ahli kesehatan masyarakat yang sukses. Dalam hal ini,
penulis ingin membahas terkait keadaan kesehatan masyarakat di Indonesia yang
berhubungan dengan ujian kompetensi kesehatan masyarakat sebagai wujud
standarisasi kelulusan ahli kesehatan masyarakat.
Untuk pengawalan Undang-Undang tenaga kesehatan Tahun 2014 yang baru disahkan,
perlu dilakukan pencerdasan dan sosialisasi terhadap pasal-pasal yang terdapat
didalamnya dengan tujuan agar tidak terjadinya kesalahan dalam memahami dan
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang ini.

Pada UU Tenaga Kesehatan Tahun 2014 pasal 1 BAB I mengenai ketentuan umum
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan /atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan, yang untuk jenis tertentu
memiliki kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Pada Pasal 11 BAB II juga dijelaskan tentang pengelompokan tenaga kesehatan.
Namun yang perlu pencerdasan disini adalah pada poin f, g, dan h ayat 1 pasal 11
tentang pemisahan Kesehatan Lingkungan dan Gizi yang dulunya adalah bagian dari
Kesehatan Masyarakat. Dalam hal ini harus lebih dijelakan lagi ada atau tidaknya
perbedaan proyeksi kerja antara Kesehatan Lingkungan dan Gizi yang dulunya bagian
dari kesehatan Masyarakat dengan Kesehatan Lingkungan dan Gizi yang telah terpisah
menjadi tenaga kesehatan yang baru. Pasal 11 ayat 14 mengenai tenaga kesehatan lain,
perlu dijelaskan lagi tenaga kesehatan lain adalah murni tenaga kesehatan baru atau
mungkin merupakan pemekaran dari bagian tenaga kesehatan yang lama, misalnya
kesehatan lingkungan dan Gizi yang memekarkan diri dari kesehatan Masyarakat.
Sebagai satu-satunya tenaga kesehatan yang belum menjadi profesi, Undang-Undang
Tenaga Kesehatan memberi peluang bagi Tenaga Kesehatan Masyarakat untuk
memperoleh keprofesian melalui penjelasan pada ayat ayat yang terdapat pada
pasal 1. Tetapi karena belum terdapat kesamaan kurikulum antara institusi-institusi
Kesehatan Masyarakat yang ada di Indonesia maka pemerintah dan kelompok lain yang
terkait perlu menetapkan standar kurikulum dan penataan sistim pendidikan untuk
seluruh Institusi Kesehatan Masyarakat yang ada diseluruh Indonesia sebelum adanya
uji kompetensi.
Uji Kompetensi dilaksanakan oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI).
Keanggotaan KTKI telah dijelaskan pada pasal 40 ayat 1 dan 2 BAB V. Pelaksanaan
uji kompetensi juga dilakukan bersama dengan organisasi profesi karena keterampilan
keprofesian termasuk dalam etika menjalankan keprofesian. Oleh sebab itu organisasi
profesi dilibatkan dalam uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan untuk mendapatkan
sertifikat kompetensi yaitu surat tanda pengakuan terhadap kompetensi tenaga
kesehatan untuk dapat menjalankan praktik/ atau pekerjaan profesinya diseluruh
Indonesia. Dengan adanya sertifikat kompetensi tenaga kesehatan masyarakat bisa

melakukan registrasi/pencatatan resmi dibuktikan dengan Surat Tanda Registrasi (STR)


yang diberikan oleh KTKI. STR sangat penting bagi tenaga kesehatan untuk
memperoleh izin dalam menjalankan praktik atau pekerjaan profesi di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Dalam UU Tenaga Kesehatan pasal 44 ayat 3 juga dijelaskan persyaratan tenaga
kesehatan yang dapat memperoleh STR. Pada poin C perlu pencerdasan mengenai
surat sehat fisik dan mental. Penjelasan mengenai sehat fisik harus lebih rinci, karena
ada tenaga kesehatan yang mungkin cacat fisik akibat bawaan dari lahir atau akibat
kecelakaan tetapi dia mampu menjalankan tugas profesinya. Jika hal ini dikategorikan
sebagai hal yang menghambat utuk mendapatkan surat keterangan sehat fisik dan
mental tentunya akan terjadi deskriminasi dan ketidak adilan bagi mereka, sedangkan
Undang-Undang Tenaga Kesehatan dibuat dengan pertimbangan azas keadilan.
Kemudian pada poin D juga perlu pencerdasan terhadap tenaga kesehatan yang belum
menjadi sebuah profesi tetapi melakukan sumpah profesi dan mendapat surat
pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi.
Pada pasal 3 BAB I poin C dan E dijelaskan bahwa tujuan dari Undang- Undang
tenaga kesehatan adalah memberikan kepastian hukum kepada masyarakat/ penerima
pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan. Semakin terlihat jelas bahwa UU Tenaga
Kesehatan menjadi awal bagi Tenaga Kesehatan Masyarakat untuk memperoleh payung
hukum ketika melaksanakan hak dan kewajiban dalam menjalankan keprofesian
sebagai tenaga kesehatan masyarakat nantinya.

BAB II tentang Tanggung Jawab Dan Wewenang Pemerintah Dan Pemerintah Daerah
menegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap
pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan termasuk perlindungan hukum dan
kepastian hukum kepada Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik dan/atau
pekerjaan profesinya. Dengan demikian akan ada rasa aman bagi tenaga kesehatan
masyarakat ketika memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat serta
masyarakat yang menerima pelayanan itu sendiri.
Setelah Undang- Undang Tenaga Kesehatan Tahun 2014 ini di sahkan dan memberikan
kepastian hukum pada tenaga kesehatan melalui pencerdasan dan sosialisasi diharapkan

dapat membantu masyarakat dalam memahami serta mengawasi jalannya pelaksanaan


Undang- Undang ini.
Selain permasalahan Tenaga Kesehatan, Anggaran Dana Kesehatan di Indonesia juga
terdapat permasalahan, pemerintah seolah tidak peduli dengan pembangunan bidang
kesehatan. Hal itu tecermin dari rendahnya alokasi anggaran yang diberikan pemerintah
pada bidang kesehatan. Persentase anggaran kesehatan di Indonesia bahkan jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan sejumlah negara miskin (low income country).
Pemerintah masih belum mengerti bahwa kesehatan merupakan investasi bagi
pembangunan manusia, 22 dari 36 negara berkategori low income (PDB per kapita
kurang dari S$1.025) telah mengalokasikan 11% anggarannya dari APBN untuk
kesehatan (WHO, 2010). Bahkan tiga negara berpendapatan rendah di Afrika, seperti
Rwanda, Tanzania, dan Liberia, telah berani mengalokasikan dana untuk sektor
kesehatan hingga 15% dari APBN-nya. Di sisi lain, Cile, yang notabene negara sebaya
dengan Indonesia (lower middle income country), bahkan mampu mengalokasikan
anggaran untuk kesehatan hingga 16%. Dari hal tersebut tidak ada satu pun dari negara
tersebut yang bangkrut. Jadi, kekurangan fiskal tentu saja tidak bisa dijadikan alasan
oleh pemerintah.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memasang patokan bahwa alokasi anggaran
kesehatan setiap negara minimal 15% dari total APBN atau setara dengan 5% dari PDB.
Alokasi anggaran pemerintah untuk bidang kesehatan di Indonesia hanya 2,1% dari
APBN. Bahkan, bila dibandingkan dengan 2011, yang persentasenya 2,2%, persentase
alokasi anggaran pada tahun ini mengalami penurunan. Sedangkan UU No 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan sudah tegas mengamanatkan bahwa minimal alokasi anggaran
kesehatan 5% dari APBN. Dengan alokasi anggaran pada saat ini, sangat sulit bagi
pemerintah untuk mencapai sejumlah target Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2014
yang telah ditetapkan. Beberapa target RKP yang mustahil untuk dicapai antara lain
menurunkan angka kelahiran total sebesar 2,1 per pasangan usia subur, meningkatkan
pemakaian kontrasepsi hingga 60,1%, dan menurunkan tingkat kematian ibu menjadi
118 per 100 ribu kelahiran hidup.
Berlandaskan hal tersebut, maka kami pengurus ISMKMI Wilayah I Bidang Advokasi
berusaha memfasilitasi mahasiswa untuk semakin memahami dan mengerti perihal
Undang-Undang Tenaga Kesehatan Tahun 2014 dalam berbagai perspektif dan

menjadikan Forum Mahasiswa ini sebagai suatu media untuk membangun opini urgensi
pada tataran publik serta konsolidasi gerakan yang masif dalam upaya pengawalan
Undang-Undang Tenaga Kesehatan Tahun 2014 dan akselerasi Anggaran Kesehatan
untuk dapat dibahas oleh DPR RI.
B.

NAMA KEGIATAN

Seminar/ Forum Diskusi Seminar UU Tenaga Kesehatan Tahun 2014


dan BPJS serta Anggaran Kesehatan
C.

TEMA KEGIATAN
Tema dari kegiatan ini adalah Pelaksanaan Undang-Undang Tenaga Kesehatan
Tahun 2014 dan BPJS untuk Mewujudkan Prioritas Promotif dan Preventif di
Dalam Anggaran Kesehatan serta Meningkatkan Derajat dan Citra Kesehatan
Masyarakat
TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan diadakannya seminar ini adalah:
1. Untuk meningkatkan kesadaran masiswa kesehatan tentang pentingnya peran
sebagai mahasiswa kesehatan untuk ikut serta dalam pengawalan dan pencerdasan
terhadap Undang- Undang Tenaga Kesehatan yang baru disahkan sehingga tujuan
dari Undang-Undang tenaga kesehatan dapat tercapai yang nantinya bedampak
terhadap peningkatan muntu tenaga kesehatan.
2. Sebagai salah satu wadah yang diharapkan dapat membuka gerbang cakrawala untuk
mengubah mainset para calon tenaga kesehatan masyarakat tentang keprofesian
kesehatan masyarakat sehingga kedepannya mau berjuang bersama-sama untuk
mendorong pemerintah agar segera meratakan kurikulum kesehatan masyarakat
sehingga kesehatan masyarakat juga segera menjadi sebuah profesi.
3. Sebagai satu fasilitas untuk meneruskan informasi yang didapat kepada khalayak
luas.
4. Membuka pemahaman yang lebih kepada mahasiswa tentang Undang- Undang
Tenaga Kesehatan , BPJS dan Anggaran Kesehatan dari berbagai perspektif.
5. Menumbuhkan kreativitas dalam menuangkan ide-ide kedalam media propaganda
yang lebih bersahabat.

D.

SASARAN KEGIATAN
1. Mahasiswa Kesehatan Masyarakat dan Umum
2. IAKMI Pusat/Provinsi
3. DPR- RI Komisi IX/ DPRD Komisi IX
4. Pemerintah Pusat/Daerah
5. Kementrian Kesehatan RI/Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota

*Sesuai Ruang Lingkup Kegiatan (silahkan pilih sesuai kesepakatan dan kebutuhan)
E.

WAKTU, PEMBICARA DAN TEMPAT KEGIATAN


Waktu

Tempat

Pembicara

*ditentukan oleh institusi/ daerah penyelenggara


F.

BENTUK KEGIATAN
1. Pengisian kuisioner sebelum dan sesudah penyampaian materi seminar
Setiap peserta diwajibkan mengisi kuisioner yang telah dibuat oleh Divisi Advokasi.
Dimana akan dibagikan oleh panitia seminar sebelum dan sesudah penyampaian
materi seminar. Tujuan pengisian seminar ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
mahasiswa Kesehatan Masyarakat mengetahui dan paham tentang Undang-Undang
tenaga Kesehatan Tahun 2014 , BPJS dan Anggaran Kesehatan.
2. Seminar dengan materi Undang-Undang Tenaga Kesehatan Tahun 2014, BPJS dan
Anggaran Kesehatan.
3. Pemutaran video ISMKMI

G.

PENYELENGGARA/ PANITIA KEGIATAN*


*dibentuk oleh institusi sesuai kebutuhan
Lampiran I

H.

ANGGARAN DANA*
*direncanakan/disusun oleh institusi sesuai kebutuhan
Lampiran II
PENUTUP

I.

Demikian proposal ini kami buat, dukungan dan partisipasi semua pihak yang
mendukung kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini sangat kami harapkan, demi
terwujudnya cita-cita bersama. Harapan kami semoga kegiatan ini dapat berjalan
lancar tanpa halangan apapun serta dapat mencapai hasil dan tujuan optimal sesuai
dengan yang dicita-citakan, Amin.

Hormat Kami,
Panitia Seminar Undang-Undang Tenaga Kesehatan Tahun 2014, BPJS dan Anggaran
Kesehatan

Ketua

Sekretaris

Nama Lengkap

Nama Lengkap

NIM.

NIM.

Anda mungkin juga menyukai