Anda di halaman 1dari 56

PRESENTASI "VITAMIN"

Anggota :
ASRI AMALIA
10011181419011
D FITRIA SARI F 10011281419107
RIZKY MAYA M 10011281419121
M FAJRI R
10011181419059
M TOHAH R
10011381419202
M ZAINI
10011281419264
THANIA YAHYA 10011181419265
RABIAH
10121001035

PENDAHULUAN
Vitamin adalah senyawa
organik yang termasuk
bahan makanan esensial
yang diperlukan oleh
tubuh, tetapi tubuh tidak
cukup mensintesisnya.
Vitamin
tetap
dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan
jaringan
melalui
peranannya
sebagai
enzzim
pembantu dalam proses
metabolisme.

Defisiensi

atau

kekurangan
vitamin
disebut
avitaminsois. Dapat diobati
dengan memakan suplemen
vitamin.
Kelebihan
vitamin
dalam
tubuh
disebut
hipervitaminosis.
Namun,
hipervitaminosis pada vitamin
yang
larut
air
tidak
menimbulkan
masalah,
karena
vitamin
jenis
ini
umumnya
dikeluarkan
bersama urin.

Klasifikasi Vitamin
Vitamin
yang
dalam Lemak

Larut

Penyerapannya dalam usus membutuhkan

lemak dalam makanan dan aktivitas asam


empedu.
Kelebihan

vitamin akan disimpan dalam


tubuh, terutama hati. Dan akan diedarkan
saat dibutuhkan.

Terdiri dari vitamin A, D, E dan K.

Vitamin yang
dalam Air

Larut

Disimpan

dalam jumlah sedikit dan


umumnya segera dikeluarkan bersama
urin.

Saat dicerna, vitamin akan terlepas dan

masuk kedalam aliran darah,


beredar keseluruh bagian tubuh.

lalu

Terdiri dari vitamin C dan B-kompleks.

VITAMIN LARUT
LEMAK

Vitamin A (Retinol)
Struktur

Sumber
Terdapat dalam zat-zat pangan hewani, seperti susu
dan produknya, kuning telur, hati, dan dengan
kadar tinggi dalam minyak ikan. Sedangkan
provitamin A terdapat dalam banyak sayuran hijau
tua, berbagai jenis kol, wortel, tomat, lemak susu,
dan kuning telur.

Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja vitamin A, pada fibroblas atau jaringan
epitel terisolasi, retinoid dapat meningkatkan sintesis
beberapa jenis protein seperti fibronektin dan
mengurangi sintesis protein lainnya seperti kolagenase
dan keratin.

Indikasi
untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
untuk pasien steatore, obstruksi biliaris, sirosis hepatis,

dan penyakit infeksi yang disertai peningkatan eksresi


vitamin A melalui urin
buta senja yang disebabkan oleh defisiensi vitamin A
untuk pengobatan penyakit kulit seperti akne, psoriasis,
dan iktiosis.

Avitaminosis Vitamin A
Menyebabkan perubahan

epitel sehingga
menyebabkan meningkatnya insiden infeksi
saluran napas, terbentuk batu saluran kemih
di sekitar sisa epitel yang rusak

Hipervitaminosis Vitamin A
Tanda dan gejala awalnya antara lain kulit
kering dan gatal, deskuamasi kulit, dermatitis
skuamosa, gangguan pertumbuhan rambut,
bibir pecah-pecah, nyeri tulang, hiperostosis,
sakit kepala, anoreksia lelah, pendarahan, dan
lainnya.

Vitamin D
Farmakodinamik
Vitamin D berperan dalam homeostasis kalsium.
Meskipun dinamakan vitamin sebetulnya memiliki
karakteristik suatu hormon yang bersama hormon
paratiroid mengatur kadar Ca2+ plasma.

Farmakokinetik
Absorpsi vitamin D melalui saluran cerna cukup baik.
Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan lebih sempurna.
Gangguan fungsi hati, kandung empedu, dan saluran

cerna seperti steatore akan menggangu absorpsi


vitamin D.

Indikasi
Rakitis

Dosis vitamin D 1000 unit per hari akan


mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma
menjadi normal setelah kurang lebih 10 hari. Untuk
mempercepat
penyembuhan
kadang-kadang
digunakan dosis 3000-4000 UI per hari.
Rakitis metabolik yang vitamin D dependent yaitu
20.000- 60.000 UI per hari,
Rakitis resisten terhadap vitamin D yaitu 50.000200.000 UI per hari
Osteodistrofi ginjal yaitu 20.000- 200.000 UI per
hari.

Tetani Infantil

Gejala

penyakit

ini

paling

cepat

diatasi

dengan pemberian kalsium.


Hipoparatiroidisme

Pada keadaan ini diperlukan vitamin D dosis


besar yaitu 50.000- 250.000 unit sebagai
dosis pemeliharaan.

Avitaminosis Vitamin D
Pada defisiensi vitamin D, terjadi penurunan kadar

kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi


HPT
(Hormon
Paratiroid)
yang
berakibat
meningkatkan resorpsi tulang.
Pada bayi dan anak, hal ini mengakibatkan
gangguan pertumbuhan tulang yang dikenal
sebagai penyakit rakitis.
Pada dewasa, menyebabkan ostemalasia yang

ditandai oleh berkurangnya densitas tulang,


sedangkan deformitas tulang hanya terjadi
pada kasus lanjut.

Hipervitaminosis Vitamin D
Gejalanya berupa :
hiperkalsemia,
kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak (ginjal,
pembuluh darah, jantung, dan paru),
anoreksia,
mual,
diare,
sakit kepala,
hipertensi,
dan hiperkolesterolemia.

Vitamin E
Sumber
Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang
dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak kacang,
minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak
biji bunga matahari.

Fungsi vitamin E
Dapat meningkatkan daya tahan tubuh
Berperan

penting bagi kesehatan kulit; vitamin


Emenjaga,meningkatkan
elastisitas
dan
kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini,
melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar
ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan
luka.
Vitamin Emembantu melawan radikal bebas, yang
bermanfaat bagi kulit dan membantu mencegah
pembentukan kerutandengan mencegah kerusakan
oksidatif yang disebabkan oleh sinar ultraviolet.

Mekanisme
antioksidan

vitamin

sebagai

Dengan cara menghambat oksidasi unsur pokok

Avitaminosis vitamin E
Gangguan sistem reproduksi dan infertilitas
Menurunnya fungsi sel darah merah
Gangguan penglihatan seperti katarak
Padabayi,

kekurangan
vitamin
E
dapat
menyebabkan
kelainan
yang
mengganggu
penyerapanlemak pada bayi yangprematurdan
kekurangangizi.

Hipervitaminosis vitamin E
Osteoporosis.

Dengan
terjadinya
konsumsi
berlebihan
akan
memicu
efek
alfa-tokoferol
berlebihan sehingga menyebabkan kekuatan tulang
menjadi menurun. Bisa menyebabkan kekeroposan
tulang.
Terjadi pembengkakan seperti pembengkakan pada

Vitamin K
Farmakodinamik
Vitamin E yaitu sebagai antioksidan, mencegah
oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah
terbentuknya hasil oksidasi yang toksik.

Farmakokinetik
Vitamin E diabsorbsi dengan baik melalui saluran
pencernaan,diserap dari saluran pencernaan dan
melalui getah bening dibagi ke semua jaringan
tubuh.Dalam darah terutama terikat dengan betalipoprotein dan didistribusi kesemua jaringan.
Vitamin ini diekskresikan secara lambat kedalam
empedu,sedangkan sisanya di ekskresikan melalui
urin sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau
metabolik lain.

Sumber
Vitamin K dalam konsentrasi tinggi
ditemukan pada makanan, seperti susu
kedelai, teh hijau, susu sapi, serta daging
sapi dan hati, sayur-sayuran berwarna
hijau, dan sayuran sejenis kubis.
Jenis-jenis makanan probiotik, seperti
yoghurt yang mengandung bakteri sehat
aktif,
bisa
membantu
menstimulasi
produksi vitamin ini.

Mekanisme kerja
Pada penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini
berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa
faktor pembekuan darah yang berlangsung di hati.
Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu
untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K
harus merangsang pembentukan faktor- faktor
pembekuan darah lebih dahulu.

Fungsivitamin K
Berfungsi

membuatproteinyang dibutuhkan
untuk pembekuan darah
Sebagai ko-enzim esensial pada sintesa faktor
pembeku darah
Membantu menjaga kalsium tetap di luar dari
arteri
Mensintesis protein yang ditemukan pada
plasma, tulang dan ginjal
Membantu kalsium masuk ke tulang
Terlibat dalam karboksilasi osteocalcin (OC),
dalam rangka untuk mengikat kalsium.
Berperan penting dalam pembentukan tulang
dan pemeliharaan ginjal.

Avitaminosis vitamin K
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah

tidak dapat membeku. Hal ini dapat meyebabkan


pendarahan atau hemoragik.
Pada dewasa, kekurangan dapat terjadi karena
minimnya konsumsi sayuran atau mengonsumsi
antobiotik terlalu lama.

Hipervitaminosis vitamin K
Hemolisis

Sel
Darah
Merah,
sehingga
menyebabkan anemia
Penyakit Kuning, yang disebabkan oleh adanya
perubahan warna pada kulit, bagian bola mata
(putih mata), kelenjar ludah, serta adanya
peningkatan bilirubin pada tubuh manusia.
Biasanya menyerang pada bayi yang baru lahir.

VITAMIN LARUT AIR

VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)


Farmakodinamik
berperan sebagai suatu kofaktor dalam sejumlah
reaksi hidrolisis dan amidasi dengan memindahkan
elektron ke enzim yang ion logamnya harus berada
dalam keadaan tereduksi, dan dalam kondisi
tertentu bersifat sebagai antioksidan

Farmakodinamik
mudah diabsorpsi di saluran cerna
distribusinya luas ke seluruh tubuh
eksresi melalui urin dalam bentuk utuh dan
bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam
darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg
%.

Fungsi di dalam tubuh :


Mempercepat perubahan residu prolin dan lisin pada

prokolagen menjadi hidroksiprolon dan hidroksilisin pada


sintesis kolagen.
Untuk perubahan asam folat menjadi asam folinat,
metabolisme obat oleh mikrosom dan hidroksilasi
dopamin menjadi norepineprin.
Meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan
dalam pembentukan hormon oksitosin dan hormon
antidiuretik.
Meningkatkan absorpsi besi.
Pembentukan steroid adrenal.

Indikasi
Pencegahan dan pengobatan skorbut
Mengatasi methemoglobinemia idopatik dengan

dosis yang dianjurkan minimal 150 mg.

Efek samping
Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan
diare,
uretritis nonspesifik terutama pada uretra distal,
meningkatkan kadar etil estradiol plasma

Hipervitaminosis Asam Askorbat


menyebabkan

ketergantungan
yang
apabila
mengalami
penurunan
mendadak
dapat
mengakibatkan rebound scurvy,
meningkatkan absorpsi besi sehingga berbahaya
bagi pasien hemokmatosis, talasemia dan anemia,
dapat menyebabkan hemolisis serta krisis Sickle cell.

Vitamin B1 (Tiamin)
Sumber:
Terutama terdapat dalam kulit luar
gandum juga dalam daging babi dan
organ seperti otak, ginjal, dan hati.

Farmakodinamik dan Farmakokinetik


Untuk farmakodinamik, pada dosis kecil atau dosis
terapi tiamin tidak memperlihatkan efek yang nyata.
Sedangkan
untuk
farmakokinetiknya
setelah
pemberian parenteral, absorpsi berlangsung cepat
dan sempurna. Absorpsi peroral berlangsung di usus
halus dan duodenum.

Indikasi
Pencegahan defisiensi tiamin.
Untuk pengobatan berbagai neuritis yang disebabkan

oleh defisiensi tiamin


Untuk pengobatan jantung dan gangguan saluran
cerna yang dasarnya defisiensi tiamin.

Avitaminosis Tiamin
Menimbulkan

penyakit beri-beri yang gejala utamanya


tampak pada sistem saraf dan kardiovaskular.
Gangguan saraf dapat berupa neuritis perifer dengan gejala
rasa berat dan lemah pada tungkai, gangguan sensorik
seperti hiperestesia, anestesia, rasa nyeri, dan rasa terbakar.
Kelainan pada SSP dapat berupa depresi, kelelahan, lekas
tersinggung, serta menurunnya konsentrasi dan daya ingat.
Pada saluran cerna gangguan dapat berupa konstipasi, nafsu
makan berkurang, perasaan tertekan dan nyeri di daerah
epigastrium.

Hipervitaminosis Tiamin
Tiamin tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan peroral
dan bila kelebihan tiamin, akan segera dieksresi melalui urin.

Vitamin B2 (Riboflavin)
Sumber
Dapat ditemukan dalam daging, hati, ragi,
telur, dan berbagai sayuran.

Farmakodinamik dan Farmakokinetik


Untuk farmakodinamik belum memberikan
efek
yang
jelas.
Sedangkan
untuk
farmakokinetik, pemberian secara oral atau
parenteral diabsorpsi dengan baik dan
didistribusi merata ke seluruh jaringan.

Indikasi
Pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B 2

ataupun vitamin B kompleks lainnya


Untuk pemeliharaan kesehatan kulit (bibir),
mata, otot, dan juga tulang.

Avitaminosis Riboflavin
Ditandai dengan gejala sakit tenggorokan dan
radang disudut mulut, keilosis, glositis, lidah
berwarna merah dan licin. Timbul dermatitis
seboroik di muka, anggota gerak, dan seluruh
badan. Gejala pada mata adalah fotofobia,
lakrimasi, gatal, dan panas. Pada pemeriksaan
tampak vaskularisasi kornea dan katarak.
Disertai anemia yang biasanya bersifat
normokrom normositer.

Vitamin B3 (Niasin)
Disebut

juga dengan niasin atau asam

nikotinat
Merupakan salah satu dari 5 vitamin, tidak
berwarna dan larut dalam air , yang mana
jika tubuh kekurangannya akan mengalami
dampak penyakit seperti pellagra
Pertama kali di temukan pada tahun 1937
oleh Elvehjem

Sumber

Fungsi bagi tubuh


meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah

dan mencegah terjadinya kardiovaskular


untuk mencegah diabetes dan juga menahan
kebutuhan insulin
mampu untuk meningkatkan kekuatan sendi,
tulang dan otot
vitamin B3 juga memiliki efek anti-inflamasi
sehingga dapat mengobati rheumatoid arthritis
membantu melepaskan energi yang berasal dari
makanan yang kita santap
membantu fungsi sistem pencernaan manusia
yang normal

Farmakokinetik
Niasin dan niasinamid mudah diabsorpsi

melalui semua bagian saluran cerna dan


disistribusikan ke seluruh tubuh.
Ekskresinya melalui urin, sebagian kecil
dalam bentuk utuh dan sebagian lainnya
dalam bentuk berbagai metabolitnya
antara lain asam nikotinurat dan bentuk
glisin peptide dari asam nikotinat.
Dibutuhkan minimal 4,4 mg/1000 kcal
untuk mencegah pelagra

Avitaminosis Niasin
turunnya metabolisme
saat

seseorang mengalami kekurangan


vitamin B3 cukup banyak dan parah akan
berakibat penyakit pelagra.
gangguan mental, seperti gelisah, depresi,
apatis, kehilangan konsentrasi dan mudah
lupa

Vitamin B5 (Asam
Pantoneat)
merupakan salah satu jenis vitamin golongan

vitamin B kompleks yang bersifat larut dalam


air
berperan sebagai koenzim A (CoA) yang
berperan vital dalam banyak metabolisme
pelepasan energi
Asam pantotenat dikenal sejak tahun 1933
sebagai suatu zat yang esensial untuk
pertumbuhan ragi

Sumber

Fungsi bagi tubuh


untuk mengkonversi apa yang kita makan

menjadi energi bagi tubuh


menjaga kesehatan saraf otak
membantu sintesa acetylcholine, kimia otak
yang berperan dalam transmisi sinyal listrik
antara sel-sel otak
membantu berbagai gangguan yang berkaitan
dengan saraf otak, seperti neuritis, epilepsy
serta penyempitan pembuluh darah otak
berperan penting dalam aktivitas kelenjar
adrenal terutama dalam proses pembentukan
hormon

Farmakokinetik
Pada pemberian oral, pantotenat akan
diabsorpsi dengan baik dan didistribusikan ke
seluruh tubuh dengan kadar 2 45 g/g.
Dalam tubuh tidak dimetabolisme, dan
diekskresi dalam bentuk utuh 70% melalui
urin dan 30% melalui tinja
Kebutuhan manusia akan asam pantotenat
sehari adalah 5 10 mg

Avitaminosis Asam Pantoneat


tubuh akan mengalami kelelahan
timbul jerawat
kejang perut
pertumbuhan terhambat
rambut cepat beruban

Hipervitaminosis Asam Pantoneat


mengkonsumsi dengan dosis tinggi, 10 20

gram sehari dapat menyebabkan diare pada


beberapa orang.

Vitamin B6 (Piridoksin)
Piridoksin : dari tumbuh-tumbuhan
Piridoksal dan piridoksamine : dari hewan

Sumber

Fungsi dalam tubuh


Berperan penting dalam metabolisme protein
Vitamin

B6 diperlukan dalam sintesis


hemoglobin pada sel darah merah yang
berfungsi untuk mengangkut oksigen ke
jaringan tubuh,
Berperan dalam metabolisme asam amino
dan asam lemak.
Dapat
meningkatkan sistem kekebalan
tubuh, serta
Menjaga keseimbangan hormon.

Farmakokinetik
Mudah diabsorpsi melalui saluran cerna.
Metabolit
terpenting
adalah
4-asam
piridoksat. Ekskresi melalui urin terutama
dalam
bentuk
4-asam
piridoksat
dan
piridoksat.
Indikasi

Mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6,


Mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat

isoniazid, sikloserin, hidralazin, yang bekerja sebagai


antagonis piridoksin,
Anemia yang responsive terhadap piridoksin yang
biasanya sideroblastik ataupun karena kelainan
genetik,
Memperbaiki gejala keilosis, dermatitis seborik, dan
stomatitis.

Avitaminosis Piridoksin
Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan penyerapan sari

makanan terganggu pada saluran pencernaan atau karena


memakai obat-obatan yang dapat menguras cadangan
piridoksin dalam tubuh
Defisiensi vitamin B6 pada bayi dapat menyebabkan kejang
dan anemia,
Sedangkan pada orang dewasa akan timbul dermatitis,
kerusakan saraf (neuropati), dan kebingungan.

Hipervitaminosis Piridoksin
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebih selama
berbulan-bulan dapat menyebabkan kerusakan saraf
yang tidak bisa diperbaiki. Kerusakan saraf ini dimulai
dengan kesemutan pada kaki, lalu mati rasa pada
tangan, dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja.

Vitamin B7 (Biotin)
Sumber :
Sumber utama biotin antara lain berasal
dari daging, kuning telur, dan pisang.
Selain itu, biotin juga dapat diperoleh dari
tanaman kacang-kacangan, ragi, dan
gandum.

Fungsi dalam tubuh :


Membantu

tubuh
melakukan
proses
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak
yang
akan
membentuk
molekul
gula
sederhana (glukosa), asam lemak, dan asam
amino.
Merupakan koenzim bagi piruvat karboksilase,
salah satu jenis enzim yang berperan dalam
metabolisme energi
Membantu tubuh memproses glukosa untuk
menghasilkan energi,
Dapat menurunkan kadar gula darah sehingga
baik untuk penderita diabetes,
Biotin bermanfaat untuk kesehatan rambut,

Avitaminosis Biotin:
Defisiensi biotin dapat timbul bila diet hanya
terdiri dari putih telur mentah sebagai sumber
protein. Defisiensi ini dapat menimbulkan
masalah
seperti
kurang
nafsu
makan,
dermatitis, depresi, anemia, dan kerontokan
rambut. Sistem antibodi tubuh pun dapat
terganggu.

Hipervitamniosis Biotin:
Karena sifatnya yang larut air, maka kelebihan
vitamin ini bisa ikut keluar bersama urin dan
feses. Sehingga sampai saat ini belum
ditemukan efek samping dari mengonsumsi
biotin secara berlebihan.

Vitamin B9 (Asam Folat)


Sumber
Sumber
makanan
alami
yang
mengandung asam folat yaitu selada,
bayam, asparagus, semangka, belewa,
biji bunga matahari, jagung, hati dan
kuning telur.

Indikasi
Mencegah kecacatan janin ketika dilahirkan.
Membantu

tubuh

ketika

proses

metabolisme

protein

berlangsung.
Membantu membangun sel-sel darah merah yang sehat.
Dapat memperbaiki DNA dalam tubuh.
Membantu menurunkan kadar homocysteine

Mekanisme Kerja Obat


Senyawa biokimia asam folat yang bersifat inaktif dikonversi
oleh enzim dihydrofolate reductase menjadi tetrahydro asam
folat dan methyltetrahydrofolate. Senyawa ini ditransport ke
dalam sel melalui reseptor dengan cara endositosis. Hasil
reduksi asam folat dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi normal eritropoesis, yaitu berperan dalam reaksireaksi biokimia esensial yang menyediakan prekursorprekursor untuk sintesis asam amino, purine dan DNA.

Avitaminosis Asam Folat


Dapat menyebabkan anencephaly yaitu kelainan dimana

otak pada bayi tidak terbentuk.


Kurangnya produksi sel darah merah, sehingga terjadi
anemia.
Penyerapan air didalam usus besar tidak terjadi,
sehingga terjadi diare.
Menyebabkan sariawan dan lidah bengkak.

Hipervitaminosis Asam Folat


Asam folat bisa menyebabkan keracunan pada keadaan
tertentu. Pada dosis lebih dari 100 kali dosis harian yang
dianjurkan, asam folat dapat meningkatkan frekuensi
kejang pada penderita epilepsi dan memperburuk
kerusakan saraf pada orang-orang yang menderita
kekurangan vitamin B12.

Vitamin B12 (Kobalamin)


Sumber

Sumber utama kobalamin antara lain berasal dari ikan, telur, hati sapi,
daging sapi dan susu sapi.

Indikasi
Kobalamin

dapat berfungsi untuk mencegah


terjadinya gangguan sistem saraf.
Dapat membantu pembentukan sel darah merah
Membantu metabolisme setiap sel dalam tubuh.

Mekanisme Kerja Obat


Kobalamin akan diubah terlebih dahulu kedalam
bentuk metabolitnya didalam tubuh yaitu
metilkobalamin, dan berperan sebagai koenzim
dalam proses pembentukan methionin dari
homosystein.
Reaksi
ini
berguna
dalam
pembentukan DNA, serta pemeliharaan fungsi
saraf.

Avitaminosis Kobalamin
Defisiensi
kobalamin
disebabkan
karena
ketidakmampuan usus halus untuk menyerap
vitamin B12, umumnya pada vegetarian karena
vitamin B12 berasal dari sumber hewani, juga karena
kurangnya konsumsi makanan yang mengandung
vitamin B12. Jika terjadi defisiensi atau kekurangan
vitamin B12, maka dapat menyebabkan anemia,
mudah lelah, peradangan pada syaraf (neuritis), dan
dementia (kondisi mental yang memburuk).

Hipervitaminosis Kobalamin
Karena sifatnya yang larut air, maka kelebihan
vitamin ini bisa ikut keluar bersama urin.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai