B A H A N
G A L I A N
( T T A
2 4 6 )
Materi 07
LINGKUNGAN HYDROTHERMAL
Dono Guntoro, S.T., M.T.
Pendahuluan
Proses Hydrothermal
Proses Hydrothermal
Pada umumnya magma mengandung fluida-fluida terlarut yang bergerak naik dari bagian
tengah ke bagian atas kerak bumi.
Kelarutan silika relatif tinggi, sehingga konsentrasi H2O relatif sangat kecil sekali di kedalaman.
Sepanjang proses naiknya magma menuju bagian yang lebih atas yang diikuti dengan penurunan
temperatur, maka semakin banyak H2O yang diserap oleh fluida.
Pada kedalaman yang dangkal, komposisi kandungan logam relatif akan lebih kompleks karena
magma dapat mengandung lebih dari satu fase non-silikat. Sebagai contoh, pada tekanan 1 kbar
dan 800 C, pada sistem NaCl-H2O muncul 2 fase, yaitu suatu larutan dengan kandungan vapor
yang rendah dan suatu larutan yang hipersaline.
Adanya perbedaan densiti (berat jenis) yang besar antara larutan yang kaya dengan vapor
terhadap larutan yang hipersalin, akan menghasilkan 2 (dua) fase yang terpisah pada dapur
magma atau merambat naik sebagai sistem hidrothermal.
Pada aqueous vapor yang mengandung CO2, SO2, H2S, HCl dan lain-lain, dapat merambat
menuju permukaan dan dapat muncul sebagai fumarol, atau dapat juga diserap (terserap) oleh
batuan pada kedalaman berupa larutan asam sehingga bisa melarutkan batuan.
Sedangkan larutan yang hipersaline masih tertinggal di kedalaman dan akan kaya dengan Cu
atau unsur-unsur chlorophile jika dibandingkan dengan larutan-larutan yang memiliki salinitas
rendah.