Anda di halaman 1dari 22

G E N E S A

B A H A N

G A L I A N

( T T A

2 4 6 )

Materi 07

LINGKUNGAN HYDROTHERMAL
Dono Guntoro, S.T., M.T.

Kontribusi Magma Dalam Pembentukan


Endapan Pada Lingkungan Hidrothermal

PENGANTAR UNTUK ENDAPAN PORFIRI


DAN EPITHERMAL

Pendahuluan

Sistim hidrothermal yang dipicu oleh adanya intrusi


jauh di bawah permukaan menjadi proses utama yang
menyebabkan adanya pergerakan fluida ke dekat
permukaan.
Aliran fluida tersebut membawa logam-logam dan
kemudian mengendap dan membentuk endapanendapan yang dikelompokkan sebagai endapan
hidrothermal.
Hampir 50% supplai logam Cu (Mo, Au) dunia berasal
dari endapan porfiri.
Beberapa tipe endapan hidrothermal yang lain juga
memiliki kontribusi yang signifikan untuk supplai
logam emas, perak, timbal, seng, timah dan tungsten.

Beberapa endapan hidrothermal yang berasosiasi dengan


magmatisme yang berhubungan dengan subduksi (zona tumbukan)

Peranan Air Meteorik

Air meteorik sangat dominan pada beberapa variasi


endapan hidrothermal.
Komponen fluida magmatik seringkali teramati
muncul, tetapi bukti-bukti keberadaannya sering
tertutupi overprinting oleh air meteorik pada volume
yang besar (lebih besar 95%) yang terjadi di sepanjang
proses pendinginan di dekat permukaan.
Dari bukti-bukti yang telah berhasil dikumpulkan
untuk mengetahui kontribusi magma, maka dapat
diketahui suatu penyederhanaan, bahwa semakin jauh
jarak dari pusat intrusi, maka kontribusi air meteorik
akan semakin dominan yang dicirikan dengan
penurunan salinitas dan tingkat keasaman fluida.

Proses Hydrothermal

Proses Hydrothermal

Sketsa yang memperlihatkan


struktur dari hydrothermal
system (Henley and
Ellis,
1983).
Sirkulasi
air
panas
kemungkinan bereaksi dan
mengandung
kandungan
terlarut dari batuan samping
atau intrusi magma.

Assosiasi antara Magma dan Endapan Bijih


Berdasarkan data-data eksperimen dan pemodelan memperlihatkan bahwa logamlogam pada umumnya termobilisasi (berasosiasi) dengan magma.

Berdasarkan pengukuran-pengukuran pada material hasil letusan gunung api


memperlihatkan bahwa gas-gas yang terlepas dari magma (degassing magma) dapat
membawa logam-logam.
Berdasarkan studi terhadap beberapa tipe endapan, memperlihatkan adanya
hubungan antara jenis (komposisi) magma yang berasosiasi dengan kandungan
unsur-unsur logam tertentu, antara lain :
Magma (batuan beku) dengan kandungan K2O dan Na2O yang tinggi dapat
menjadi host untuk unsur-unsur lithophile seperti Zr, Nb dan Lanthanides.
Magma dengan komposisi aluminous yang kaya dengan F secara spesifik
berasosiasi dengan Sn, Mo, dan B.
Timah (Sn) dan tungsten (W) memperlihatkan kecenderungan berasosiasi dengan
reduced magma (dicirikan dengan absen-nya magnetite).

Tembaga (Cu) dan Molibdenum (Mo) memperlihatkan kecenderungan berasosiasi


dengan oxided magma (dicirikan dengan kehadiran magnetite).
Berdasarkan pemetaan terhadap keberadaan (sebaran) endapan-endapan pada
lingkungan hydrothermal memperlihatkan korelasi antara lingkungan tektonik
(busur magmatik) dengan distrik (komplek) bijih.

Fluida magmatik yang keluar melalui


aktivitas vulkanik

Sumber (Asal) Logam Pada Magma

Secara umum, logam-logam dapat berada (terdapat) di


dalam magma melalui beberapa proses, antara lain :
peleburan selubung bumi mantle melting,
perpindahan masa dari bidang/bagian tumbukan
pada kerak bumi subducting slab, serta
peleburan pada kerak bumi partial melting

Pembentukan magma, aliran fluida dan


metallogenik

Efek-efek dari fraksinasi kristal

Kristalisasi adalah salah satu kontrol utama dalam


pembentukan konsentrasi komponen-komponen bijih
logam di dalam magma.
Pada umumnya, mineral-mineral yang dijumpai pada
kebanyakan batuan beku berupa silikat dan oksida.
Namun, biarpun proses kristalisasi ini berlangsung
dengan sangat intensif, konsentrasi logam di dalam
magma masih selalu lebih kecil dari kadar minimum
yang dijumpai pada endapan-endapan porfiri.
Kenyataan ini memperlihatkan bahwa masih
diperlukan
proses-proses
lain
yang
dapat
menyebabkan terkonsentrasinya endapan logam pada
kadar yang ekonomis.

Fluida-fluida di dalam magma

Pada umumnya magma mengandung fluida-fluida terlarut yang bergerak naik dari bagian
tengah ke bagian atas kerak bumi.

Kelarutan silika relatif tinggi, sehingga konsentrasi H2O relatif sangat kecil sekali di kedalaman.

Sepanjang proses naiknya magma menuju bagian yang lebih atas yang diikuti dengan penurunan
temperatur, maka semakin banyak H2O yang diserap oleh fluida.

Pada kedalaman yang dangkal, komposisi kandungan logam relatif akan lebih kompleks karena
magma dapat mengandung lebih dari satu fase non-silikat. Sebagai contoh, pada tekanan 1 kbar
dan 800 C, pada sistem NaCl-H2O muncul 2 fase, yaitu suatu larutan dengan kandungan vapor
yang rendah dan suatu larutan yang hipersaline.

Adanya perbedaan densiti (berat jenis) yang besar antara larutan yang kaya dengan vapor
terhadap larutan yang hipersalin, akan menghasilkan 2 (dua) fase yang terpisah pada dapur
magma atau merambat naik sebagai sistem hidrothermal.

Pada aqueous vapor yang mengandung CO2, SO2, H2S, HCl dan lain-lain, dapat merambat
menuju permukaan dan dapat muncul sebagai fumarol, atau dapat juga diserap (terserap) oleh
batuan pada kedalaman berupa larutan asam sehingga bisa melarutkan batuan.

Sedangkan larutan yang hipersaline masih tertinggal di kedalaman dan akan kaya dengan Cu
atau unsur-unsur chlorophile jika dibandingkan dengan larutan-larutan yang memiliki salinitas
rendah.

Mineralisasi pada Lingkungan


Hydrothermal
Mineralisasi yang berasosiasi dengan intrusi
Pada tahapan awal, mineralisasi Porfiri Cu didominasi oleh fluida
magmatik.
Peranan air meteorik pada tahapan lanjut dapat memperkaya
konsentrasi logam menuju kadar yang lebih tinggi menjadi bijih.
Endapan yang terbentuk umumnya berupa disseminated dan
secara lokal berupa veinlets atau stockwork.
Mineralisasi yang relatif jauh dari intrusi
Terminologi Epithermal berhubungan dengan suatu tipe endapan
yang terbentuk pada temperatur yang relatif rendah dan
kedalaman yang relatif dangkal.
Endapan epithermal ini berdasarkan keterdapatan mineralisasi
dan alterasi-nya dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
High Sulfidasi
Low Sulfidasi

Anda mungkin juga menyukai