Anda di halaman 1dari 3

Nama : Idelia Idzni Sartika

Kelas : XI Mia 2

Kisah Seorang Tukang Sapu


Menjadi Pengusaha Sukses

Pengusaha Sukses yang satu ini dulunya adalah seorang tukang sapu. Tri Sumono
nama aslinya. Seorang pria kelahiran Gunung Kidul 7 Mei 1973 dan ia hanyalah

seorang lulusan SMA tanpa keahlian. Pada tahun 1993 ia nekad merantau ke Kota
Jakarta meskipun hanya berbekal tas berisi kaos dan ijazah SMA yang baru
diperolehnya. Sesampai di Jakarta Tri Sumono mulai mencari pekerjaan apa saja
tanpa memilih-milih. Hal ini ia lakukan untuk bertahan hidup.
Pekerjaan pertama yang ia dapat adalah menjadi buruh bangunan di Ciledug
Jakarta Selatan. Selang beberapa bulan ia akhirnya dapat tawaran untuk jadi tukang
sapu di sebuah kantor di Palmerah Jakarta Barat.
Tawaran untuk jadi tukang sapu langsung diambilnya tanpa pikir panjang. Dengan
anggapan bahwa menjadi tukang sapu akan lebih mudah dibanding jadi kuli
bangunan. Dari tukang sapu kemudian diangkat menjadi office boy. Hal ini ia
dapat lantaran kinerjanya yang sangat baik.
Dari office boy, ia kembali mendapat tawaran menjadi tenaga pemasar hingga
karirnya menajak sampai menjadi penanggung jawab gudang.
Selama bekerja di kantor, Tri Sumono juga coba-coba mencari penghasilan
tambahan. Pada saat libur kantor atau setiap hari Sabtu dan minggu ia berjualan
pernak pernik aksesori seperti jepit rambut, kalung dan lain-lain di Stadion Gelora
Bung Karno. Usahanya ini ia lakoni selama 4 tahun dengan modal 100 ribu rupiah.
Dari pengalaman jualan ini kemudian ia berpikir, bahwa usaha sendiri ternyata
lebih menjanjikan daripada jadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Pada tahun 1997
ia nekad mundur dari pekerjaan kantor dan menekuni jualan aksesorinya hingga
memiliki kios di Mall Graha Cijantung.
Tahun 1999, ia membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu Bekasi Utara hasil
dari penjualan kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga
mahal. Di tempat baru inilah, perjalanan bisnis Tri dimulai.
Saat itu, ia langsung membuka toko sembako. Menurutnya bisnis ini lumayan
menjanjikan karena ke depan, Perumahan Pondok Ungu tempatnya bermukim itu
bakal berkembang dan menjadi ramai.
Pada saat itu Pondok Ungu masih terbilang sepi. Demi meramaikan kawasan
tempatnya tinggal, ia kemudian membangun sebanyak 10 rumah kontrakan yang di

pasarkan dengan harga miring. Rumah kontrakan ini kebanyakan disewa oleh
pedagang keliling, seperti penjual bakso,dan gorengan.
Cerdas sekali Tri Sumono, selain mendapat hasil dari rumah kontrakan, para
pedagang itu juga meramaikan toko sembako miliknya. Melihat took sembako Tri
mulai ramai, banyak warga di luar tempat tinggalnya mulai mengenal tokonya.
Seiring waktu berjalan, naluri usahanya semakin menjadi. Pada tahun 2006, Tri
mulai tertarik dengan bisnis pembuatan sari kelapa. Dari beberapa kabar yang
diperolehnya diketahui bahwa untuk membuat sari kelapa adalah proses dari
fermentasi air kelapa murni dengan bantuan bakteri Acetobacter xylium.
Tapi Tri tidak patah semangat, ia terus belajar bagaimana untuk menghasilkan sari
kelapa yang baik dan berkualitas standar yang ditetapkan perusahaan. Seorang
dosen di IPB ditemuinya dengan maksud untuk belajar fermentasi. Sang dosen
awalnya enggan mengajari mengingat Tri yang hanya lulusan SMA pasti akan
kesulitan menerima penjelasannya.
Keseriusan Tri untuk belajar dan kecerdikannya merayu, Pak dosen pun akhirnya
mau mengajarinya selama dua bulan. Setelah banyak mengantongi ilmu, Tri pun
memulai kembali produksi sari kelapanya.
Setelah produk sari kelapanya lumayan memuaskan, ia langsung memproduksi
10.000 nampan dan bisa lolos ke perusahaan. Produksi pertamanya ini senilai Rp
70 juta. Sekarang terbalik, beberapa perusahaan antri mengambil olahan sari
kelapanya. Nah sejak saat itulah perjalanan bisnis Tri Sumono terus maju dan
berkembang.
Melalui Perusahaannya CV 3 Jaya, Tri Sumono mengelola banyak cabang usaha,
antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan
burung, serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan
alat tulis kantor (ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice
Cream Campina. Saya juga aktif jual beli properti, katanya.

Anda mungkin juga menyukai