Anda di halaman 1dari 8

ANDRIE WONGSO

Andrie Wongso seorang motivator Indonesia memiliki motivasi dan tekad kuat untuk
mencapai. Meskipun bergelar SDTT [Sekolah Dasar Tidak Tamat] namun berkat tekadnya yang
kuat berhasil mengantarkan Andrie Wongso menjadi Motivator Nomor Satu di Indonesia. Andrie
Wongso yang dilahirkan 6 Desember 1954 di kota Malang, Jawa Timur ini hidup dalam
keterbatasan finansial, ia merupakan Anak ke-2 dari 3 bersaudara. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD),
terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat Andrie kecil bersekolah
ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa
kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat kue dan
berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar. Di usia 22 tahun, Andrie memutuskan
berangkat ke Jakarta demi mengubah nasib dengan satu tekad yakni siap menghadapi apapun di
depan dengan berani dan jujur. Maka dimulailah kerja sebagai salesman produk sabun sampai
pelayan toko.
Pekerjaan sales ini cukup memberinya waktu lowong, yang diisinya dengan berlatih
kungfu. Kungfu bukan sekedar bela diri, namun juga mengandung nilai-nilai kedisiplinan,
tanggungjawab, komitmen, perjuangan dan kemauan keras. Nilai-nilai luhur ini semakin
membentuk jati diri Andrie Wongso. Selain itu, ketegaran orang tua Andrie dalam menghadapi
kemiskinan juga berperan besar dalam pembentukan karakter dirinya. Saat film-film laga dari
Taiwan merajai layar lebar perfilman Indonesia, hati Andrie muda tergelitik ingin menjadi
seorang bintang film. Untuk menggapai cita-cita ini, tahun 1978 Andrie berhenti bekerja dan
mulai mengirimkan lamaran ke perusahaan-perusahaan film di Hongkong. Namun selama tiga
bulan tak ada satu pun perusahaan film yang memanggilnya. Masa-masa itu merupakan masa
yang berat bagi Andrie muda. Ia mengalami tekanan mental yang luar biasa. Tekanan hidup yang
dialaminya ternyata tidak berhenti di situ saja. Pada saat bersamaan, salah satu orang tuanya
meninggal. Bukan hal yang mudah bagi kita untuk membayangkan, apalagi menghadapi derita
yang dialami Andrie Wongso. Andrie muda pulang ke Malang. Pada tahun 1979 kembali ke
Jakarta untuk mengadu nasib. Kali ini Andrie tampil sebagai seorang pelayan toko yang hanya
melayani pembeli tetapi tidak bisa masuk ke dalam toko, alias setengah kuli.
Untuk mengisi waktu luang, Andrie muda yang semakin beranjak dewasa mendirikan
sebuah perguruan kungfu bernama Hap Kun Do. Hingga akhirnya penghasilan dari melatih
kungfu yang diperolehnya lebih besar daripada gaji sebagai pelayan toko. Di sinilah kembali
muncul impian untuk menjadi bintang film. Andrie lalu keluar dari pekerjaannya dan berlatih
kungfu secara intensif selama dua minggu, kemudian mengirimkan foto dan surat lamaran ke
Hongkong. Meminjam istilah orang awam, dewi fortuna ternyata masih tidak berpihak
kepadanya. Tiga bulan hidup dengan tanpa penghasilan bukan hal yang mudah untuk dilalui,
sebab itu ia berusaha untuk memotivasi diri sendiri. Tiga bulan kemudian, buah karma baik
menghampirinya. Andrie melamar sebagai bintang film dan diterima oleh perusahaan Eterna
Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama 3 tahun. Tahun 1980, untuk pertama kalinya
Andrie ke luar negeri. Setelah melewati 3 tahun merasakan suka dukanya bermain film di
Taiwan, Andrie tahu, dunia film bukanlah dunianya lalu dia memutuskan untuk kembali ke
Indonesia.
Sepulangnya ke Indonesia, dia pun memutuskan tidak akan memperpanjang kontraknya.
Banyak orang menyatakan Andrie gagal karena tidak ada satu film pun yang diwakilinya sebagai
bintang utama. Tetapi Andrie merasa dirinya sukses secara mental dalam memperjuangkan
impian menjadi kenyataan. Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar
menuangkannya dalam bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman
kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu ucapan kata-
kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri, juga untuk membantu
memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh sang kekasih Haryanti Lenny
(sekarang istri) maka di Tahun 1985 lahirlah Harvest. Pada awalnya bisnis ini tidak berjalan
dengan mudah, berbagai macam penolakan dan hambatan selalu menghampirinya. Dimulai dari
penjualan kartu secara keliling dari sebuah kamar kost, usaha tersebut berjalan sukses. Hingga
saat ini Harvest telah memiliki beberapa perusahaan pendamping. Boleh dibilang Andrie Wongso
sejak tahun 80-an telah menjadi seorang motivator karena produk Harvest pada awalnya berupa
kartu berisikan ucapan motivasi yang kemudian berkembang menjadi produk-produk inovatif
lainnya. Tahun 1992 adalah momentum bagi Andrie Wongso untuk terjun secara total dalam
bidang motivasi dari hasil 'pencerahan yang didapatkannya setelah mempelajari Buddhisme
secara lebih mendalam.
Dalam bidang motivation training, Andrie menggagas sebuah pemikiran filosofis Action
and Wisdom Motivation Training yang bersumber dari ajaran Buddha, yakni hukum tentang
pikiran, hukum tentang perubahan dan hukum tentang sebab akibat. Filosofi terkenal dari Andrie
Wongso adalah Success is My Right yang lahir enam tahun yang lalu. Pelatihan yang diberikan
Andrie Wongso tidak terbatas hanya pada kalangan Buddhis, namun sudah merambah ke seluruh
lapisan, baik perguruan tinggi, BUMN, perusahaan swasta, atlet dan lain-lain. Kemudian
diversifikasi perusahaan pun dilakukan, merambah ke bidang holografi, perusahaan mainan,
pengelola beberapa foodcourt dan untuk menaungi bidang pendidikan dan kepelatihan, Andrie
mendirikan AW motivation training dan AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa
outlet AW Success Shop yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk
motivasi.
Sejak tahun tahun 1989, dia menjadi pembicara/motivator intern PT. Harvindo Perkasa
(Harvest Fans Club di berbagai kota), dan dari sinilah, kemudian ia sering melakukan training
motivasi, tidak hanya untuk Harvindo tapi juga untuk berbagai perusahaan dan instansi. Kini, ia
dijuluki sebagai Motivator No. 1 di Indonesia. Lalu, gelarnya ditambah TBS, yang artinya Tapi
Bisa Sukses. Itulah Andrie Wongso, SDTT, TBS.
KISAH SEORANG TUKANG SAPU YANG SUKSES MENJADI PENGUSAHA

Anda boleh tidak percaya saat mendengar ada seorang pengusaha sukses yang dulunya
bekerja sebagai tukang sapu, namun Tri Sumono adalah bukti nyata akan kisah sukses ini dan
sekarang ia mempunyai pendapatan per bulan hingga ratusan juta. Salut dan kagum dengan
perjuangannya demi menggapai mimpi, CV 3 Jaya yang dirintisnya, serta usaha lain seperti
peternakan burung, jahe dan pertanian padi, dan masih banyak lagi membuat omzet yang
diterima Pak Tri saat ini mencapai lebih dari Rp 500 juta per bulan. "Roda itu berputar kadang di
atas kadang juga di bawah."

Pengusaha Sukses yang satu ini dulunya adalah seorang tukang sapu. Tri Sumono nama
aslinya. Seorang pria kelahiran Gunung Kidul, 7 Mei 1973 dan ia hanyalah seorang lulusan SMA
tanpa keahlian. Pada tahun 1993 ia nekad merantau ke Kota Jakarta meskipun hanya berbekal
tas berisi kaos dan ijazah SMA yang baru diperolehnya. Sesampai di Jakarta Tri Sumono mulai
mencari pekerjaan apa saja tanpa memilih-milih. Hal ini ia lakukan untuk bertahan hidup.

Pekerjaan pertama yang ia dapat adalah menjadi buruh bangunan di Ciledug Jakarta
Selatan. Selang beberapa bulan ia akhirnya dapat tawaran untuk jadi tukang sapu di sebuah
kantor di Palmerah Jakarta Barat. Tawaran untuk jadi tukang sapu langsung diambilnya tanpa
pikir panjang. Dengan anggapan bahwa menjadi tukang sapu akan lebih mudah dibanding jadi
kuli bangunan. Dari tukang sapu kemudian diangkat menjadi office boy. Hal ini ia dapat lantaran
kinerjanya yang sangat baik.

Dari office boy, ia kembali mendapat tawaran menjadi tenaga pemasar hingga karirnya
menajak sampai menjadi penanggung jawab gudang. Selama bekerja di kantor, Tri Sumono juga
coba-coba mencari penghasilan tambahan. Pada saat libur kantor atau setiap hari Sabtu dan
Minggu ia berjualan pernak pernik aksesori seperti jepit rambut, kalung dan lain-lain di Stadion
Gelora Bung Karno. Usahanya ini ia lakoni selama 4 tahun dengan modal 100 ribu rupiah.

Dari pengalaman jualan ini kemudian ia berpikir, bahwa usaha sendiri ternyata lebih
menjanjikan daripada jadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Pada tahun 1997 ia nekad mundur
dari pekerjaan kantor dan menekuni jualan aksesorinya hingga memiliki kios di Mall Graha
Cijantung.

Tahun 1999, ia membeli rumah di Perumahan Pondok Ungu Bekasi Utara hasil dari penjualan
kios di Mall Graha Cijantung karena ditawar orang dengan harga mahal. Di tempat baru inilah,
perjalanan bisnis Tri dimulai. Saat itu, ia langsung membuka toko sembako. Menurutnya bisnis
ini lumayan menjanjikan karena ke depan, Perumahan Pondok Ungu tempatnya bermukim itu
bakal berkembang dan menjadi ramai.

Pada saat itu Pondok Ungu masih terbilang sepi. Demi meramaikan kawasan tempatnya
tinggal, ia kemudian membangun sebanyak 10 rumah kontrakan yang di pasarkan dengan harga
miring. Rumah kontrakan ini kebanyakan disewa oleh pedagang keliling, seperti penjual
bakso,dan gorengan.

Cerdas sekali, Tri Sumono, selain mendapat hasil dari rumah kontrakan, para pedagang
itu juga meramaikan toko sembako miliknya. Melihat toko sembako Tri mulai ramai, banyak
warga di luar tempat tinggalnya mulai mengenal tokonya.

Seiring waktu berjalan, naluri usahanya semakin menjadi. Pada tahun 2006, Tri mulai
tertarik dengan bisnis pembuatan nata de coco. Dari beberapa kabar yang diperolehnya diketahui
bahwa untuk membuat nata de coco adalah proses dari fermentasi air kelapa murni dengan
bantuan bakteri Acetobacter xylium. Ia kemudian membeli bakteri ini di LIPI Bogor. Kemudian
hasil produksinya itu dipasarkan ke beberapa perusahaan minuman kemasan di
JaBoDeTaBek. Awalnya banyak yang membeli nata de coco darinya namun lama kelamaan
orderan menjadi sepi karena ternyata kualitas sari kelapanya menurun, bahkan ia akhirnya
menghentikan proses produksinya.
Tapi Tri tidak patah semangat, ia terus belajar bagaimana untuk menghasilkan nata de
coco yang baik dan berkualitas standar yang ditetapkan perusahaan. Ia memutar otak untuk
mencari tahu cara membuat sari kelapa atau nata de coco yang baik. Seorang dosen di IPB
ditemuinya dengan maksud untuk belajar fermentasi, bahkan Tri juga menyatakan bersedia
membayar berapapun demi memperoleh ilmu itu. . Sang dosen awalnya enggan mengajari
mengingat Tri yang hanya lulusan SMA pasti akan kesulitan menerima penjelasannya.
Keseriusan Tri untuk belajar dan kecerdikannya merayu, Pak dosen pun akhirnya mau
mengajarinya selama dua bulan. Setelah banyak mengantongi ilmu, Tri pun memulai kembali
produksi nata de coconya.

Setelah produk nata de coconya lumayan memuaskan, ia langsung memproduksi 10.000


nampan dan bisa lolos ke perusahaan. Produksi pertamanya ini senilai Rp 70 juta. Sekarang
terbalik, beberapa perusahaan antri mengambil olahan sari kelapanya. Nah, sejak saat itulah
perjalanan bisnis Tri Sumono terus maju dan berkembang.

Melalui Perusahaannya CV 3 Jaya, Tri Sumono mengelola banyak cabang usaha, antara
lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan burung, serta pertanian
padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat tulis kantor (ATK) ke berbagai
perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice Cream Campina. Saya juga aktif jual beli
properti, katanya.

Tri Sumono saat ini dikenal dan membranding dirinya sebagai Manusia 4 Kuadran.
Alasannya karena ia memang berada di 4 kuadran nya oleh Robert T Kiyosaki yang dikenal
dengan buku Rich Dad Poor Dad, yaitu status profesi sebagai karyawan (employee), pekerja
mandiri (self employee), pengusaha (business) dan investor.

Ya, walaupun saat ini pak Tri sudah memiliki beberapa jenis usaha, namun ia masih
bekerja di sebuah perusahaan penerbitan terkemuka di Indonesia. Sisi pekerja mandiri dilakoni
sebagai pembicara dan konsultan bidang kewirausahaan dan spiritual. Untuk status investor,
beliau memiliki saham di beberapa bidang usaha.

Adapun usaha-usaha yang dijalani sampai saat ini tercatat mulai dari produksi kopi,
reseller es krim, peternakan burung, pertanian, toko sembako, kontrakan, produksi minuman
sachet, beras merah, suplier Alat Tulis Kantor (ATK), jasa maintenance AC dan sebagainya.
Omset dari seluruh usahanya itu saat ini sudah mencapai milyaran rupiah.
Motivasi Bisnis Tri Sumono

Motivasi yang diberikan oleh Tri Sumono adalah bahwa memulai usaha itu dimulai
dari apapun modal yang ada pada kita saat ini. Bukan uang yang banyak, kantor yang megah
atau bahkan pendidikan yang tinggi, karena beliau mencontohkan dirinya sendiri yang mulai
usaha dari modal nyaris nol, mau menggelar lapak di pusat keramaian dan berasal dari latar
belakang pendidikan yang rendah, baik jenjang maupun nilai-nilai sekolahnya. Sehingga ia kerap
menyatakan bahwa usaha UKM itu bukan Usaha Kecil Menengah tapi sangat mungkin
menjadi Usaha Kelas Milyaran

Mendapat inspirasi wirausaha dari kisah sukses pengusaha pak Tri Sumono ? Semoga
Anda dapat mengambil nilai-nilai dari kehidupan beliau sehingga dapat menerapkan jejak
suksesnya di perjalanan bisnis Anda.

PS 1 : Tri Sumono adalah sosok penulis buku Best Seller : Manusia 4 Kuadran yang
menceritakan kisah sukses pengusaha ini jatuh bangun dalam membangun usahanya

PS2 : Jika instansi Anda ingin mengundang pak Tri Sumono untuk menjadi pembicara dalam
seminar kewirausahaan, salah satu caranya, Anda bisa menghubungi MBV-training melalui Bp.
Ato Sunarto.

Anda mungkin juga menyukai