Anda di halaman 1dari 6

ASAL MULA GRUP BUILDING THE DREAM

PENDAHULUAN.
Leadership Seminar November 2017 baru saja selesai, dan di LS yang
bersamaan dengan hari ulang tahun saya ini, hampir menangis saya
melihat pak Chozinatul Asrori di panggung. Di LS ke duanya, bapak
petani ini menjadi pusat perhatian seluruh peserta LS, satu satunya peserta
yang diajak makan malam oleh Ali Ghanadan, pembicara tamu dari
Philipina. Satu satunya peserta yang diwawancarai dan berbicara di
panggung. Menceriterakan bagaimana perjuangannya untuk bisa ikut LS,
harus pinjam uang ke teman di LS pertama bulan Juli lalu, dan untuk LS
November menanam terong dan ternyata harga terong jatuh sehingga
sebelum ke LS harus ke Trenggalek dulu untuk pinjam uang ke mertua.
Di dunia pendidikan Kepemimpinan, Visi dan Inspirasi seperti N21,
perjuangan untuk meraih sesuatu sangatlah dihargai. Bicara selama 5
menit di panggung, pak Chozin telah menginspirasi ribuan orang yang
hadir di LS, tepuk tangan yang terus menerus menyambut kisah
perjuangannya. Hari itu pak Chozin menjadi sasaran selfie para Diamond
dan Emerald di ruangan VIP karena prestasinya sebagai 45+ VIP. Beliau
membawa 80 lebih orang ke LS, belum pernah terjadi dalam sejarah, di
LS kedua seseorang bisa mengajak sebanyak itu, apalagi dengan peringkat
yang masih sangat rendah. Saya masih ingat, di LS Juli, pak Chozin
sempat menanyakan ke pembicara tamu, apakah ada petani yang berhasil
menjadi Diamond ? Dan pak Chris saat itu mengatakan :”Andalah yang
harus menjadi Diamond pertama dari kalangan petani”. Sekarang pak
Chozin sudah on track kesana. Meskipun saat ini belum besar
penghasilannya, baru beberapa ratus ribu, saya percaya dalam beberapa
bulan lagi, penghasilan ekstra 15 juta sebulan akan beliau raih, dan
berikutnya penghasilan pasif 100 juta pasti diraih, begitu pula penghasilan
penghasilan yang lebih besar lagi, tergantung besarnya impian beliau,
karena saya hanya bisa menghantarkan sampai ke penghasilan pasif 100
juta sebulan. Kemungkinan besar beliau akan menyalip saya dalam hal
peringkat dan penghasilan. Itu merupakan kepuasan yang luar biasa bagi
saya. Memikirkannya saja bisa membuat saya menangis bangga.
Itu semua berkat strategi yang diterapkan yaitu menjalankan networking
secara online, tanpa presentasi dan tanpa jual jual, yang diawali dengan
membantu orang lain meningkatkan plafon rejekinya. Ini menjadi blessing

Asal Mula Grup Building The Dream – dr. Sigit Setyawadi, SpOG Page 1
in disguise atau berkah tersembunyi dari berdirinya grup WA Building
The Dream. Grup yang dulu didirikan tidak untuk mengajak ke bisnis
tertentu. Grup ini didirikan hanya untuk meningkatkan plafon rejeki dan
kecerdasan finansial anggotanya. Tidak kurang dan tidak lebih. Sampai
sekarang pantang bicara bisnis apapun di sana karena memang bukan
untuk itu BTD didirikan. Tetapi apapun tujuan awal BTD, ternyata ada
efek samping yang sangat menggembirakan bagi yang terbuka hatinya.

ASAL MULA.
Sebelum saya sampaikan asal mula grup BTD ini, saya sampaikan dulu
siapa saya karena banyak yang bertanya. Saya dr. Sigit Setyawadi SpOG.
Memiliki 1 isteri dan 3 anak, lahir di Lamongan 11 November 1954, anak
ke 2 dari 8 bersaudara. Usia 4 tahun ikut ibu ke Yosowilangun Lumajang
karena bapak sekolah lagi ke Jakarta. Kami tinggal dengan embah saya
seorang kepala sekolah SR. Disanalah saya sekolah sampai kelas 2 SR
(Sekolah Rakyat). Kemudian naik kelas 3 pindah ke Probolinggo karena
orang tua sudah pindah kesana menjadi guru SGA (Sekolah Guru A).
Disana saya menyelesaikan SMA kemudian kuliah di FK Unair tahun
1973, lulus 1980 dengan predikat lulus tercepat. Kemudian dinas di
Puskesmas Kerek Tuban dan 1986 pindah ke Montong Tuban. Tahun
1988 spesialisasi kebidanan di Unair sampai 1992. Memilih dinas di
Pacitan sebagai dokter kandungan pertama. Saat itu saya sudah diterima di
RS Harapan Kita divisi bayi tabung, tetapi harus menyelesaikan dulu
wajib kerja sarjana 2 ke daerah. Saya memilih Pacitan karena disana bisa
singkat. Di perjalanannya, saya batalkan niat ke Jakarta, dan pindah ke
Malang tahun 1995. Saya praktek di Batu dan kemudian membuat rumah
dan Rumah Sakit Bersalin Pribadi di Batu.
Dalam berbisnis, sejak SD kelas 3 di Probolinggo saya sudah berbisnis,
yaitu jualan permen di sekolah. Sejak itu sampai lulus SD saya jualan
aneka macam di sekolah, utamanya gorengan. Di SMP dan SMA saya
beternak ikan hias, di FK saya bertukang, memberi les dsb. Selama dokter
umum di Kerek, pasien saya antara 50-100 per hari, meskipun begitu saya
lebih senang nukang kayu, membuat almari, meja, rak buku dari kayu jati
untuk kebutuhan sendiri. Kalau memelitur malam hari menggunakan
lampu petromax dan kipas angin untuk mengalirkan udara panas.
Selama itu saya menganggap diri saya secara ekonomi aman dan saya
orang yang kaya. Sama seperti anggapan orang orang lain. Sampai

Asal Mula Grup Building The Dream – dr. Sigit Setyawadi, SpOG Page 2
kemudian tahun 1997, secara berturut turut saya dipertemukan dengan 3
ibu ibu janda dokter yang lebih tua dari saya dan jualan door to door
untuk menyambung hidup. Dari kehadiran ibu ibu itu, saya seperti
mendapat peringatan dari Allah bahwa posisi keuangan saya sangat tidak
aman. Jika terjadi sesuatu dengan saya, ekonomi keluarga akan terjun
bebas karena sayalah satu satunya pencari nafkah. Penghasilan saya
sangat besar dan kehidupan kami sangat mewah. Rumah seluas 2000
meter dengan kolam renang dan 5 buah mobil. Gambaran rumah saya
itulah yang ada di salah satu audio hipnoterapi itu.
Tahun 2000 saya membaca buku Rich Dad Poor Dad dan Cashflow
Quadrant. Disana saya tahu bahwa saya bukan orang kaya karena
penghasilan saya adalah penghasilan hasil kerja atau penghasilan aktif. Itu
adalah uang yang salah. Karena penasaran dan tersinggung dikatakan saya
mencari uang yang salah, saya memborong buku buku tentang finansial di
gramedia, dan semuanya mengatakan hal yang sama dalam segala versi.
Intinya Anda kaya kalau penghasilan pasif Anda lebih besar dari
biaya hidup. Anda bisa disebut kaya kalau mulai besok Anda bisa
berhenti bekerja dan tetap bisa mempertahankan gaya hidup Anda. Titik.
Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa jalan satu satunya bagi orang yang
kondisinya seperti saya yaitu sudah berumur, tanpa modal besar dan tanpa
keahlian adalah masuk ke bisnis networking. Sudah pasti sebagai orang
waras saya menolak, karena Networking = MLM = tipu tipu. Tahun 1993
salah satu staf saya di RS Pacitan datang ke rumah menawarkan sabun
ajaib dari Amway, kemudian mengajak saya bisnis Amway. Dokter
kandungan masuk ke rumah orang jualan sabun ? . . . No way !!
Begitulah saya terus melakukan apa yang bisa saya lakukan untuk
mendapatkan penghasilan pasif. Ikut saham, forex, reksadana, kerjasama
investasi ternak dsb. Tidak ada satupun yang berhasil. Diatas kertas
awalnya semuanya menarik dan sangat menjanjikan, setelah dijalani justru
menarik saya kebawah. Semua investasi saya habis.
Awal 2003, saya mendapat ilmu materialisasi, saya lakukan materialisasi
untuk meminta penghasilan pasif. Selama beberapa minggu melakukan
materialisasi, tidak ada tanda tanda apa apa. Pertengahan tahun, anak saya
yang kuliah di Jakarta diajak temannya masuk sebuah bisnis networking.
Saya ijinkan karena itu baik bagi dia, dalam hati saya heran kok dia mau
ya ?, karena tidak sesuai dengan wataknya yang sangat pendiam. Singkat
cerita saya juga dijoinkan untuk bisa beli produk mendukung bisnis anak.

Asal Mula Grup Building The Dream – dr. Sigit Setyawadi, SpOG Page 3
Dari Agustus sampai Oktober 2003, anak saya terus memaksa saya untuk
hadir di Leadership Seminar di Jakarta. Awalnya saya tolak karena itu
merugikan saya, time is money. Tetapi lama lama penasaran juga dan
akhirnya hadir. Disanalah saya seperti katak dalam tempurung yang
dibuka tempurungnya. Ternyata ada kehidupan lain yang tidak pernah
saya bayangkan selama ini. Yang diajarkan ke saya adalah, kalau ingin
sukses ya harus bekerja keras. Kita harus terus bekerja keras untuk
mempertahankan kesuksesan itu. Seperti saya rata rata bekerja 12-14 jam
sehari. Di seminar itu saya melihat orang orang yang bekerja sementara
dan kemudian bisa hidup nyaman selamanya. Akhir kata saya
mengerjakan bisnis networking itu dengan susah payah. Setelah mencapai
penghasilan yang saya anggap cukup untuk hidup, 17 Agustus 2005 saya
berhenti praktek, pensiun dini dan setelah itu saya “berhenti” dari
networking itu. Berhenti dalam arti tidak mengembangkan lagi, tetapi
penghasilannya jalan terus, cukup untuk hidup dan masih ada sisa sedikit
untuk investasi sana sini seperti hotel, apartemen, kebun sawit dsb. Sejak
itu saya benar benar menikmati kebebasan dalam hidup. Setiap tahun
diajak perusahaan travelling ke luar negeri gratis, diberi sangu dan
mendapat pelayanan kelas 1.
Saya menjadi provokator supaya seseorang tidak bekerja terus seumur
hidup. Sebaiknya bekerja cukup 10-15 tahun, asal mau menunda
kenyamanan dan menginvestasikan penghasilannya sejak awal, pasti
uangnya cukup untuk hidup selanjutnya. Itulah yang saya lakukan setiap
kali bertemu orang. Tetapi saya tidak mau mengajak mereka ke bisnis
networking itu karena saya sendiri sudah tidak mengerjakan. Pendidikan
di Network 21 tetap saya jalani, ikut seminar, berlangganan CD dan buku.
Saya terkadang mengajak orang, dan setiap orang yang saya ajak ke LS,
komentarnya adalah :”Mengapa tidak sejak dulu saya melihat yang
seperti ini?”. Itu yang membuat saya semangat mengajak orang.
Kira kira bulan Juni / Juli 2016, saya dimasukkan ke grup WA Komunitas
Petani Jember (KPJ), yang didirikan oleh pak Chozin. Padahal villa saya
letaknya di Lumajang, bukan di Jember. Rupanya ada tokoh petani Jember
yang pernah berurusan dengan saya soal domba Garut, beliau yang
memasukkan saya. Di grup itu saya membahas impian, finansial dan
sebagainya. Kemudian ada anggota KPJ yang mendirikan grup Metode
Hayati Indonesia (MHI) dan saya di invite. Beberapa bulan kemudian,
Desember 2016, admin grup MHI mas Zaka membuatkan saya grup BTD
yang khusus membahas masalah finansial dan impian. Anggota MHI dan

Asal Mula Grup Building The Dream – dr. Sigit Setyawadi, SpOG Page 4
KPJ sebagian masuk ke grup BTD, kemudian melebar keluar tidak hanya
komunitas petani.
Berdasarkan ilmu yang saya miliki, perubahan diawali dream building
(membangun impian)  berkumpul dengan orang sukses (Leadership
Seminar dan CD)  menemukan jalan sendiri mencapai impiannya.
Dalam rangka dream building, saya membuat audio hipnoterapi
penghasilan pasif 15 juta sebulan dan penghasilan pasif 50 juta sebulan.
Yang 15 juta untuk petani kecil, yang 50 juta untuk yang petani besar dan
diluar petani. Penghasilan pasif 15 juta itu di Indonesia sudah sangat luar
biasa. Kemudian mas Zaka meminta untuk dibuatkan penghasilan pasif
100 juta sebulan untuk dirinya. Akhirnya itulah yang saya pakai untuk
semuanya. Biar tinggi sekalian, dapat separohnya kan sudah lumayan?.
Beberapa bulan kemudian mas Zaka kirim WA menanyakan BTD ini mau
dibawa kemana?, karena MHI beliau jadikan bisnis pertanian. Saya jawab
ya mengalir saja karena memang tidak ada niat untuk menjalankan lagi
bisnis apapun. Tugas saya cuma menaikkan plafon rejeki dan kecerdasan
finansialnya. Seminar N21 dan CD saya gunakan untuk merubah
lingkungan mentalnya, sampai benar benar memiliki kehidupan dengan
penghasilan pasif 100 juta, barulah dia kebal dari pengaruh lingkungan
yang rendah. Waktu itu mas Zaka mengingatkan mengapa saya tidak
mengajak mereka menjalankan networking yang saya ikuti ? Saya
menolak karena sudah enggan membimbing, harus membantu downline
presentasi kesana kemari dan ditolak orang.
Kemudian anggota BTD yang ikut LS, menanyakan sebaiknya bisnis apa,
dan akhirnya mereka join ke networking yang saya ikuti. Dan mendapati
kenyataan bahwa bukan mereka yang mengejar prospek, tetapi justru
dikejar prospek meminta untuk dipresentasi. Dalam 2 bulan pertama,
pertumbuhan grup sudah seperti saya dulu menjalankan selama 8 bulan.
Begitulah semua berproses dan sekarang sudah banyak yang on track di
bisnis networking utnuk mencapai penghasilan 15 juta dalam 6-12 bulan
dan 100 juta dalam 2-5 tahun, bahkan bisa lebih cepat.
Bagaimana yang tidak ikut bisnis networkingnya ? Ya tidak apa apa, yang
penting mereka tetap mempertahankan tingkat plafon rejekinya melalui
LS dan CD sampai benar benar kaya. Pikiran bawah sadarnya akan
membawa mereka dengan cara yang paling harmonis, paling cepat dan
paling aman ke penghasilan pasif 100 juta sebulan. Yang penting tidak
ngotot mempertahankan bisnis lama yang mereka pilih pada saat program
Asal Mula Grup Building The Dream – dr. Sigit Setyawadi, SpOG Page 5
pikiran bawah sadarnya masih program lama, yaitu program BEKERJA
KERAS MENCARI NAFKAH.
Ibaratnya, selama ini kita berputar putar kisaran Surabaya naik angkot
yang sering mogok atau mobil pribadi. Bekerja keras menjalankan bisnis
ini itu, naik sebentar, jatuh, mendirikan yang lain, naik sebentar sukses
beberapa tahun kemudian bangkrut lagi. Kemudian mengubah tujuannya
dari putar putar sekitar Surabaya menuju pulau Hawaii untuk menikmati
kehidupan yang luar biasa. Tetapi kita tetap ngotot memilih naik angkot
atau mobil untuk bisa ke Hawaii. Kira kira apa yang akan terjadi ?

Jalan Yang Tidak Kutempuh (Robert Frost 1916)

Dua jalan bercabang dalam remang hutan kehidupan


Dan sayang aku tidak bisa menempuh keduanya
Dan sebagai pengembara, aku berdiri lama
Dan memandang ke satu jalan sejauh aku bisa
Kemana kelokannya mengarah di balik semak belukar

Kemudian aku memandang yang satunya, sama bagusnya,


Dan mungkin malah lebih bagus,
Karena jalan itu segar dan mengundang
Meskipun tapak yang telah melewatinya
Juga telah merundukkan rerumputan,

Dan pagi itu keduanya sama-sama membentang


Di bawah hamparan dedaunan rontok yang belum terusik
Oh, kusimpan jalan pertama untuk lain kali !
Meski tahu semua jalan berkaitan
Aku ragu akan pernah kembali

Aku akan menuturkannya sambil mendesah


Suatu saat berabad-abad mendatang
Dua jalan bercabang di hutan, dan aku…
Aku menempuh jalan yang jarang dilalui
Dan itu mengubah segalanya.

Surabaya, 14 November 2017


Sigit & Wati

Asal Mula Grup Building The Dream – dr. Sigit Setyawadi, SpOG Page 6

Anda mungkin juga menyukai