Anda di halaman 1dari 5

MENGENAL DR.

SIGIT SETYAWADI

Tanya : Maaf pak dokter, boleh enggak bapak menceriterakan tentang diri pak dokter. Siapa bapak, dan
mengapa akhirnya mengerjakan bisnis Amway.

Jawab : Riwayat saya sama seperti kebanyakan orang. Saya anak nomor 2 dari 8 bersaudara, ayah saya guru
SGA atau SPG, ibu mantan guru SD. Sejak SD sampai SMA sy tinggal di Probolinggo. Kemudian kuliah
kedokteran di Unair, lulus tahun 1980, dinas di Puskesmas Kerek Tuban dan kemudian Montong. Setelah itu
saya spesialisasi Obgin di Unair, lulus tahun 1992, dinas di Pacitan, tahun 95 pindah ke Malang. Dinas di RS
Syaiful Anwar, tetapi tinggal dan membangun Rumah Sakit Bersalin di Batu. Sampai akhirnya saya berhenti
praktek, dan pensiun dini tahun 2005.

Tanya : Saya dengar pak dokter sudah berbisnis sejak kecil ??

Jawab : Iya, benar sekali. Kelas 3 SD saya jualan permen hopyes di sekolah, kemudian membantu ibu yang
jualan gorengan di sekolah tempat bapak mengajar, yaitu SGA Probolinggo. Saya dan saudara saudara saya
menjualkan gorengan di sekolah, sampai kelas 6 SD. Saat saya SMP ibu sdh nggak jualan lagi. Saya beternak
ikan hias, koki, cupang, melati dsb. Sampai SMA saya bisnis ikan kecil kecilan. Selama di kedokteran, bisnis
saya memberi les, dan bertukang, membuatkan meja belajar, rak buku untuk teman teman yang kaya.
Buatan saya nggak kalah sama tukang tukang profesional. Jadi sejak SD sampai lulus kedokteran, saya terus
berbisnis.

Tanya : Maaf dok, saya dengar selentingan, selama di Puskesmas, dokter tidak ambil gaji. Karena gajinya
disumbangkan ke Puskesmas. Apa benar itu dok ?

Jawab : Saya pikir saat itu hal yang wajar, puskesmas itu yang membangun desa. Perabotan nyaris nggak
ada. Saya dokter pertama disana, gaji saya 28 ribu sebulan, sedang dari praktek 1,5 jutaan, lebih 50x gaji.
Jadi selama 2 tahun , gaji langsung saya berikan pak mantri puskesmas untuk membeli mebelair dan
peralatan macam macam serta membayar tenaga honorer. Sampai 2 tahun kemudian ada biaya
operasional untuk puskesmas.

Tanya : Dengan kondisi yang sudah sangat nyaman seperti itu, mengapa dokter bergabung Amway ?

Jawab : Saat itu saya merasa sudah kaya, kehidupan aman tenteram. Tahun 1997 setelah klinik saya jadi,
dalam waktu kurang dari 2 minggu, saya dipertemukan dengan 3 janda dokter yang jualan door to door.
Ada yang jual buku, asuransi, dan terakhir mengkreditkan baju. Disitulah sy merasa syok. Kalau ketemu
hanya dengan 1 orang gitu, mungkin saya biasa saja ya. Itulah kehidupan, ada pasang surut. Tetapi ini
dalam waktu 2 minggu, bertemu 3 janda dokter. Pasti ada pesan dari langit untuk saya. Dalam waktu
singkat, saya paham pesannya :”Kamu sama dengan mereka, Cuma belum terjadi saja !!”. Saya
berpenghasilan besar, kalau terjadi sesuatu dengan saya, isteri pasti tidak mungkin bisa menghasilkan
sebesar saya. Jadi pasti akan seperti ibu ibu janda dokter tadi. Harus turun ke jalan berjualan untuk
bertahan hidup. Saya tidak mungkin mati tenang kalau mengetahui hal semacam itu terjadi pada orang
yang sangat saya cintai seperti bu Wati.
Tanya : Terus apa yang dokter lakukan ?

Jawab : Mempelajari mengapa bisa begitu ? Saya mulai banyak membaca buku buku keuangan, bisnis,
seperti buku Robert T Kiyosaki, Burked Hedges, Napoleon Hill, dll. Disana saya baru tahu mengapa janda
janda dokter tadi harus turun ke jalan untuk jualan. Karena suaminya hanya mendapatkan penghasilan
aktif. Begitu suami meninggal, semuanya habis.

Jadi saya harus mendapatkan back up income berupa penghasilan pasif. Di buku buku itu juga dikatakan,
satu satunya jalan keluar bagi orang seperti saya untuk mendapatkan back up income adalah mengerjakan
bisnis network marketing seperti Amway. Saya benci sekali dengan yang namanya Amway. Karena saat di
Pacitan tahun 1993, ada orang Amway ke rumah menawarkan sabun deterjen SA8 dari Amway. Setelah
promosi sabunnya, dia mengajak saya bisnis Amway, bisnis sabun itu. Saya marah sekali, merasa terhina
saat itu, karena nggak bisa sy bayangkan, dokter kandungan bawa deterjen masuk rumah orang seperti
yang dia lakukan. Jadi, saya memakai produk Amway karena memang bagus sekali, tapi saya benci dengan
bisnisnya.

Tanya : Tetapi kok akhirnya dokter mengerjakan Amway ??

Jawab : Itulah yang disebut misteri kehidupan. Kita tidak tahu akhirnya akan kemana. Mungkin karena benci
itu ya, akhirnya Amway melekat di bawah sadar saya. Awal tahun 2003 saya diajak untuk belajar meditasi di
Jakarta. Disana saya diajari materialisasi, yaitu mewujudkan permintaan kita kepada Tuhan. Setelah itu saya
melakukan materialisasi minta penghasilan pasif karena itu yang saya inginkan. Selama beberapa bulan
melakukan materialisasi akhirnya bosan karena tidak nampak wujudnya. Saya lupakan dan bekerja seperti
biasa. Tetapi rupanya itu sudah terekam di bawah sadar saya.

Suatu saat, Adi anak saya yang kuliah di Jakarta minta ijin ikut Amway. Tentu saya dukung, ikut bisnis jualan
sabun door to door pasti baik untuk pengembangan dirinya. Saat liburan bulan Juli 2003, Adi pulang dan
mengajak saya untuk join Amway. Saya join untuk mendukung bisnis Adi, sekaligus memang butuh
produknya yang dulu di Pacitan selama 2 tahun saya pakai.

Tanya : Jadi awalnya dokter join hanya untuk memakai produknya ? Bagaimana ceritanya kok akhirnya
menjalankan Amway ?

Jawab : Setelah kembali ke Jakarta, Adi mengajak saya untuk hadir di sebuah seminar besar, mirip SIKd.
Saya sudah menolak berkali kali, tetapi Adi sangat konsisten mengajak kami. Akhirnya kami ikut, Oktober
2003 di Jakarta, dan disanalah saya seperti katak dalam tempurung yang dibuka tempurungnya. Apa yang
saya pikirkan tentang Amway itu salah semua. Amway perusahaan sangat besar, yang sudah beroperasi
puluhan tahun dan sudah mengubah kehidupan banyak orang. Saat itu pak Aldi, seorang Diamond bertanya
ke saya :”Berapa lama pak Sigit menggantikan penghasilan dari profesi dengan penghasilan dari bisnis ini ?”
Saya tentunya nggak percaya dan bertanya :”Apa bisa pak?”. Pak Aldi dengan tegas menjawab :”Bisa, kalau
bapak mengerjakan dengan serius dan sesuai system, berapapun penghasilan bapak, dalam 2-5 tahun akan
lebih besar penghasilan dari Amway”. Naah . . . mau apa lagi ? Saya sudah lama butuh back up income, dan
kemudian bisnis yang bisa mewujudkan itu . . . muncul. Saya menekan ego saya, nggak peduli lagi suka apa
enggak, saya putuskan menjalankan Amway. Dan meskipun jatuh bangun, saya jalan saja terus. Setiap ingin
berhenti, saya lihat wajah bu Wati, dan itu memberi saya tenaga ekstra untuk melanjutkan sedikit lagi.
Tahun 2005 saya bisa mencapai bonus yang lumayan besar dari Amway, seijin bu Wati, saya memutuskan
berhenti praktek dan pensiun dini. Sejak 2006 saya nyaris tidak mengerjakan Amway lagi. Sudah cukuplah
penghasilan dari jaringan bisnis yang saya bangun selama 2 tahunan itu. Tidak perlu dikembangkan lagi.
Tanya : Boleh tahu berapa penghasilan dokter dari Amway saat itu ? ?

Jawab : Maaf, di Amway ada kode etik yang melarang kita pamer pamer penghasilan. Saya sendiri orang
sederhana. Yang penting cukup untuk hidup sehari hari dengan standard kehidupan dokter kandungan, bisa
rekreasi ke luar negeri setiap tahun. Masih ada sisa untuk membuat hotel, beli apartemen, ternak, kebun
sawit dll.

Tanya : Itu sih nggak sedikit dok, banyak banget. Bagaimana rasanya setelah freedom itu ?

Jawab : Freedom itu sesuatu yang berada diluar kotak berpikir saya dan hampir semua orang. Saya
mengerjakan Amway bukan untuk freedom, tetapi untuk mendapat back up income, untuk mengamankan
orang orang yang saya cintai. Ternyata kebablasen, bahkan bisa menggantikan income utama. Kita kan
selama ini di doktrin sekolah yang tinggi, nanti bisa bekerja dengan penghasilan besar dan menjadi kaya.
Menganggur itu tercela, pensiun berarti kiamat. Robert T Kiyosaki mengatakan dengan cara itu tidak
mungkin bisa kaya. Ternyata doktrin itu dibuat oleh orang orang kaya para pemilik perusahaan dan
investor, supaya kita terus menerus bekerja untuk mereka. Karyawan bekerja langsung ke mereka, dokter
menjaga karyawan tetap sehat, insinyur membuatkan rumah untuk karyawan, pedagang pedagang
melayani kebutuhan karyawan, dokter, insinyur dll, muter muter melayani para orang kaya. Uang yang kita
peroleh dari orang kaya, lewat karyawan dan pajak, muter muter di masyarakat untuk bertahan hidup. Jika
ada lebihnya dikembalikan lagi ke orang orang kaya dengan cara beli mobil, motor, kulkas, rumah. Jadi
uangnya mbalik lagi ngumpul ke mereka, sedang kita mendapat kenyamanan yang sangat relatif. Mengapa
kita tidak menjadikan diri kita itu kaya seperti mereka ? Doktrin itu mirip doktrin orang tua kita dulu, anak
kecil nggak boleh makan brutu ayam, bisa pelupa. Ternyata karena brutu itu enak sekali.

Setelah benar benar freedom, wauwww . . . rasanya luar biasa, nggak bisa saya gambarkan karena itu
belum ada di pikiran bawah sadar sebagian besar orang. Anak anak saya nggak saya ijinkan bekerja, kami
ngumpul saja bersama. Toh keluarga terpencar pencar itu kan karena dalam rangka mencari nafkah ? kalau
kita bisa mendatangkan uang ke rumah, ngapain juga harus terpisah pisah, ketemunya hanya saat lebaran
saja?. Kan lebih baik focus belajar mendatangkan uang ke rumah. Cuma butuh 2 atau 5 tahun untuk itu,
asal fokus. Nanti kalau mereka sdh menikah, tinggal cari tanah yang luas, bangun beberapa rumah disana.
Masing masing punya privasi, tapi kalau mau ngumpul gampang. Mau barbeqiu setiap hari atau apa.

Tanya : Wauww, kehidupan yang luar biasa !! Oh iya, bagaimana cara mengerjakan Amway waktu itu?

Jawab : Berbeda dengan yang sekarang kita lakukan. Dulu saya mendatangi orang, janjian dulu, atau
mengundang orang. Ada cara caranya untuk membuat janji. Kemudian kita presentasi ke orang tadi, dan
diikuti melakukan follow up, beberapa kali mengunjungi rumahnya, sampai dia join atau menolak. Secara
statistik, 10% pasti menolak, 10% menerima, yang 80% tergantung bagaimana follow upnya. Pada akhirnya
memang jauh lebih banyak yang menolak. Bahkan bu Wati pernah diusir ketika mendampingi salah satu
ABO untuk presentasi. Hampir setiap minggu rasanya saya ingin berhenti. Tetapi dorongan untuk
mendapatkan penghasilan pasif demi melindungi bu Wati kuat sekali. Setiap kali mau berhenti, cukup
melihat beliau, semangat saya sudah muncul lagi. Benar juga kata Skip Ross, ada 2 cara mengatasi
ketakutan kita. Yang pertama adalah lakukan saja, nanti ketakutan itu akan pergi sendiri. Yang ke dua
adalah CINTA. Melakukan sesuatu demi orang yang kita cintai, itu akan menghilangkan ketakutan kita.

Di buku buku juga dikatakan, bahwa normallah kalau ada pikiran pikiran untuk berhenti dari sebuah proses
perubahan. Yang kemudian membedakan orang yang yang berhasil dengan yang gagal. Orang gagal benar
benar berhenti. Sedang yang sukses, berhasil menemukan cara agar tidak berhenti. Dan terus berproses
sampai berhasil. Itu saja yang membedakan mereka yang gagal dan berhasil dalam bidang apapun.
Tanya : Bagaimana akhirnya dokter bisa membuat strategi dBACA, menjalankan Amway tanpa ketemu
prospek, tanpa presentasi, tanpa keluar rumah, dan tanpa nelpon nelpon. Sehingga sekarang ini
mengerjakan Amway menjadi sangat mudah.

Jawab : Setelah saya tidak pensiun dan tidak praktek, juga tidak mengembangkan Amway lagi karena sdh
capek presentasi dll. Akhirnya saya lebih sering tinggal di Lumajang. Disana ada villa keluarga seluas hampir
1 hektar dan sawah 5 hektar. Saya menghabiskan waktu untuk berkebun, beternak, meneliti macam
macam pupuk dll. Masuk ke dunia pertanian, akhirnya diangkat jadi penasehat di Komunitas Petani Jember,
yang diketuai pak Chozin, karena villa itu berbatasan dengan jember. Di kelompok itu saya memberi
bimbingan kecerdasan finansial, dan menaikkan plafon rejeki mereka. Kemudian grup yang disebut BTD
meluas diluar petani juga. Lama lama ada yang minta join Amway. Tadinya saya larang join, karena saya
tidak mau membimbing. Tetapi beberapa nekad join, kemudian mereka datang ke saya dan
mengatakan :”Ajaib ini dok, saya tidak presentasi, banyak yang menyatakan ikut Amway”. Setelah saya
lihat, dalam waktu 2 bulan, ada 80 orang anggota baru di grup saya tanpa saya ikut campur. Padahal dulu,
untuk mendapatkan 80 orang, saya butuh waktu jungkir balik presentasi selama 10 bulan. Sekarang nggak
ngapa ngapain, dalam 2 bulan bisa nambah 80 orang anggota.

Sejak itulah, saya memutuskan untuk aktif lagi di Amway yang saya namai tadinya strategi MSO, kemudian
ganti nama strategi dBACA, singkatan Adi Bagus Chaca. Satu satunya strategi yang lahir di dalam negeri. Di
Amway ada 9 strategi atau kelompok, yang 8 dari luar negeri, hanya dBACA yang made in Indonesia.

Tanya : Kelebihan dBACA selain tanpa presentasi, dan tanpa keluar rumah, apalagi dok ?

Jawab : Tentunya audio terapi bawah sadar / ATBS penghasilan pasif 100 juta sebulan, yang perlu
didengarkan 21x. Itu kuncinya. Penyempurnaan dari materialisasi yang saya pelajari awal 2003 dulu.
Maxwell Maltz mengatakan, sebagian besar kegagalan orang menjalankan bisnis network marketing,
karena nggak sesuai antara bisnis yang memberi hasil besar, dengan plafon rejeki kebanyakan orang. Plafon
rejekinya hanya 3 juta 5 juta sebulan, sedang Amway bisa memberi penghasilan nyaris tanpa batas. Jadinya
nggak klop, awalnya pikiran sadar tertarik, tetapi bawah sadar berontak . . . nggak cocok . . . nggak
cocok . . . nggak cocok !!. Meskipun pikiran sadarnya yakin Amway bagus, tetapi bawah sadar kita
menginginkan kita tetap miskin, tetap nggak punya uang, supaya rajin bekerja. Bawah sadar itu 9x lebih
kuat dari pikiran sadar. Jadi ya pasti kalah pikiran sadarnya. Baru ajak 10 – 20 orang ditolak, sudah
muntaber. Saya dulu presentasi berhadapan muka 43x ditolak, baru menyerah, tapi nggak jadi menyerah
juga. Jadi 100% penyebab kegagalan kita, adalah ketidak serasian antara apa yang nantinya bisa diperoleh
dari Amway, dengan batas batas pola pikir kita sendiri. Dengan ATBS, plafon rejekinya saya naikkan menjadi
100 juta sebulan, dan kehidupan nyaman juga saya masukkan, sehingga bawah sadar kita merasa bahwa
Amway lah jalan yang paling tepat. Asal, orang itu bisa mempertahankan plafon rejekinya dengan cara,
secara mental dekat dengan para leader yg sudah berhasil. Rutin ikut TED, rutin ikut SIKd, pakai kaos
bergambar leader dll. Pokoknya ngglibet saja dengan leader, dan yang nggak kalah penting, ada
pengorbanan dari kita. Yaitu mau mengeluarkan sedikit uang dan sedikit waktu untuk bukti ke bawah sadar
kita, bahwa kita serius. Supaya bawah sadar kita mendukung dan membuatnya jadi Mekanisme Sukses
Otomatis yang akan menuntun kita.

Tanya : Maaf dok, maksudnya mengeluarkan sedikit uang dan sedikit waktu seperti apa ?

Jawab : Amway kan bisnis bersistem, dan pak Aldi sejak awal mengatakan bahwa untuk berhasil di Amway,
perlu serius dan mengerjakan sesuai sistemnya. Sistem di Amway sederhana, kita belanja, dan ajak orang
lain belanja. Itu nggak boleh dibalik. Kalau mau mendapatkan uang dari Amway ya belanjalah sejak awal
kita join. Artinya keluar uang kan ? kemudian sediakan waktu untuk mengerjakan bisnisnya. Jangan
mengerjakan hanya kalau sempat.
Tanya : Ok, saya mengerti, harus mengikuti sistemnya. Terakhir dok, apa pesan dokter kepada mereka yang
diluar sana.

Jawab : Saya berpendapat semua itu pilihan. Menjadi hak masing masing kita memilih bagaimana cara kita
hidup. Tetapi tidak demikian dengan keluarga yang menjadi tanggung jawab kita. Mereka nggak punya
banyak pilihan. Menjadi kewajiban kita untuk melindungi mereka dengan mendapatkan back up income.
Sehingga jika terjadi sesuatu dengan kita, mereka sudah aman.

Pilihannya, apakah Anda mau menjadi penonton perkembangan luar biasa dari Amway strategi dBACA ini,
atau ikut sukses bersama kami. Itu semua pilihan. Jangan bergabung ke Amway, kecuali memang ingin
mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Saya adalah masa depan Anda, saya sudah mengalaminya
selama 16 tahun lebih, dan hanya mengerjakan Amway, saya nggak mengerjakan bisnis networking yang
lain. Ada ribuan orang yang seperti saya. Itu bisa menjadi bukti bahwa Amway sangat bisa menjadi
sandaran hidup keluarga kita. Uang datang terus, belum habis, sudah datang lagi. Hidup nyaris tanpa
beban, keluarga aman karena penghasilan bisa di wariskan. Ok saya kira itu saja ya, sudah panjang banget
nih.

Tanya : Terima kasih atas kesempatan mewawancarai dokter ini.

Anda mungkin juga menyukai