A. PEREMPUAN BERDAYA
1. Mampu memahami diri dan potensi
Perempuan yang memahami bahwa dirinya memiliki jati diri dan rasa percaya diri
yang tinggi.
Contoh : Bu Peni walaupun dirumah saja. Beliau memiliki program seven to seven.
Dimana Bu Peni akan memakai kostum selayaknya orang yang bekerja di ranah
publik. Jadi malu kalau dirumah hanya malas-malasan saja. Akhirnya karena
alasan tersebut, beliau menyimpulkan bahwa “saya harus berubah”. Ketika ingin
berubah, jangan menuntun orang lain yang berubah. Tapi berubah dari dalam diri
sendiri. Akhirnya beliau mencatat apa saja pekerjaan seorang istri selama 24 jam,
persiapan menjadi ibu. Dan disini Bu Peni membagi kegiatan sesuai dengan
potensi dan jati diri Bu Peni. Dari mengerti jati diri ini, Bu Peni jadi mengerti mana
hal yang disukai da mana yang tidak disukai.
Pertanyaan :
1. InsyaAllah saya tahun ini akan menikah dengan seorang laki2 yang sudah memiliki
anak-anak dan sudah memiliki kurikulum pendidikan tersendiri. Tapi kurikulum
tersebut, ada yang tidak cocok dengan yg saya pelajari
Jawaban :
Dua manusia yang berbeda di didik dengan cara yang berbeda. Tantangan
terberatnya adalah menyamakan komunikasi dan referensi. Nah maka ditahun
pertama banyak2in main bareng. Jangan terlalu banyak ngomongin hal-hal yg serius.
Kalau di maroko, kalau sudah menikah langsung haji atau umroh bareng
dengan durasi yang paling panjang. Karena di sana akan terlihat aslinya psangan kita.
Dan ternyata ini adalah program negara di maroko lho. Dilakukan hal itu agar keluarga
memiliki kuliatas yang baik.
Dan buatlah kesepakatan diantara suami dan istri agar ketika ada perbedaan
pendapat akan menjalani sesuai kesepakatan yang sudah disepakati.
3. Ketika saya dirumah, saya bisa menghasilkan karya. Tapi setelah bekerja dan
berumah tangga jadi tidak produktif seperti sebelumnya. Bagaimana tipsnya untuk
seorang ibu agar bisa terus berkarya
Jawaban :
Sebelum saya jawab, saya awali dengan pertanyaan dari anak saya. “Ibu
sudah berapa tahun menjalani aktifitas makan?”
Refeleksi dulu ke diri kita, kantor itu tempat belajar, tumbuh dan berkarya.
Terus kita pilih dirumah, apakah rumah menjadi tempat belajar, tumbuh, dan berkarya
kita?
Kalau Ketika memilih keduanya, maka matanya akan selalu berbinar baik di
kantor ataupun dirumah. Ketika kita berangkat ke kantor cantik, maka ketika pulang
harus lebih cantik lagi. Ketika kita sangat produktif di kantor, harusnya dirumah bisa
lebih produktif. Jadi jangan dibalik. Maka letakkan kesungguhan, dan itu yang akan
menjadikan profesional
4. Kak Nurmika
a. Waktu masa kecil ibu seperti apa?
b. Cara memantaskan diri, supaya bisa mendapatkan suami seperti yang kita
harapkan
Jawaban :
Saya punya kakak perempuan down syndrom, kakak laki2 dan adek laki.
Sehingga saya banyak bermain dengan laki-laki. Main, berpetualang, dll.
Sedangkan ibu saya sangat feminim sekali. Dari sini ibu menunjukkan sesuatu
hal yang lain, dari bagaimana cara nya beliau berkarya. Dari situ saya menilai ibu
sangat keren. Tapi ada satu sisi yang kosong, yaitu ibu berangkat pagi, pulangnya
malam. Jadi ketika saya pengen cerita, ibu saya tidak ada di rumah. Jadi saya ingin
ketika sudah punya anak, anak di usia 0-12 tahun saya akan selalu ada.
Tapi saya juga pengen berkarya keren seperti ibu. Alhamdulillah Allah kasih
pasangan yang tepat. Dimana saya bisa bersama anak, dan keren dari rumah seperti
ibu.
5. Bagaimana jika suami tidak mau dicampurkan dalam urusan rumah tangga. Dan
bagaimana agar keluarga bisa berjalan beriringan antara suami dan istri. Sedangkan
dalam keluarga tersebut berkali-kali ada orang ketiga.
Jawaban :
Sebagai seorang perempuan, anda berhak bahagia. Dan berhal memilih
bahagia. Jadi jangan pernah menuntut orang lain bahkan pasangan kita. Untuk
mengikuti kita. Yang penting kamu bahagia dulu. Jadi prosesnya berbagi kebahagiaan
bukan beban. Jadi tidak ada yang saling menuntut.
Untuk orang ketiga atau pengganggu keluarga, tetapkan dulu keluarga inti itu
ada siapa aja. Kuatkan dulu itu. Jadi ketika diluar ada beban apapun, keluarga itu akan
selalu solid.
Untuk bisa menjalin tim dalam keluarga, kita perlu bermain dengan keluarga
yang banyak. Agar bisa mengenal keluarga kita satu sama lain.
1. Sarah Fauziah
Assalamualaikum izin bertanya bu, apakah tantangan ibu ketika akan membuat karya?
Jawaban : Tantangannya adalah menjaga komitmen dan konsiatensi, Karena memunculkan ide
itu mudah, komitmen itu memperkuat niat dan konsistensi itu yang membuatnya sampai garis
finish.
2. Cindy Novianti
Izin bertanya bu.. Selama ibu menjadi ibu rumah tangga & berkarya di rumah, bagaimana
caranya ibu bisa tetap belajar & media pembelajarannya apa saja & dari mana saja?
Mohon tips nya bu, karena dengar2 akan lebih sulit belajar nantinya setalah berumah tangga..
Jawaban : saat awal menikah dan anak- anak masih kecil, saya belajar dengan metode auditori,
mendengarkan suami bercerita tentang ilmu dan pengalamannya, mendengarkan audio book
dll. Setelah anak-anak usia 10 th ke atas baru saya mendedikasikan waktu saya minimal 15 - 30
menit sehari untuk ikut kuliah online, dan menuliskan hasil belajar dalam journal.
3. Dita Parastuti
Assalamu'alaikum ibu peni.. bgmn kl sudah segala cara dilakukan tp suami sulit sekali utk
bekerja sama jika diminta kerjasama ttg pekerjaan domestik apalagi urusan visi misi
Jawaban : Wa'alaikumsalam wr.wb jangan pernah memaksa dan menuntut pasangan kita.
Cukup kita lakukan apa yang membuat kita bahagia dengan atau tanpa pasangan. Kalau
keseharian kita sudah bahagia maka pasangan akan mudah diajak bicara sedikit demi sedikit.
Karena rumah energinya bukan energi negatif melainkan energi positif yang kita hadirkan.
4. Talitha
Assalamualaikum Ibu, semoga Ibu dan keluarga serta teman2 disini selalu diberkahi
kebahagiaan dlm hidup aamiin. Izin bertanya, bagaimana cara utk mapping potensi yg kiranya
dapat dikembangkan? Better giving real example yg bisa diimplement ya Bu. Jazakillahu
khairan Ibu
Jawaban : Mapping Potensi kalau yang saya kerjakan dulu saya menuliskan semua aktivitas
apa saja yang saya kerjakan di rumah, kemudian membaginya mana aktivitas yang saya ENJOY
menjalankannya, EASY mudah melakukannya, EXCELLENT saya selalu memiliki mata
berbinar untuk belajar menaikkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga menjadi bagus,
EARN aktivitas tersebut bisa menghasilkan manfaat yg banyak.
5. Sarah
Izin bertanya Bu, Saya Maisarah, MasyaAllah sangat terinspirasi. Luar biasa, bu saya mau
tanya bagaimana sih Bu caranya memunculkan keberanian utk berkreatifitas. Berani keluar dr
zona nyaman seperti halnya lebih memilih ibu² biasa saja selayaknya perspektif masyarakat.
Sangat kagum dengan kreatifitas ibu yang selalu memiliki ide utk mengambil keputusan terbaik
utk keluarga, seperti membuat masalah menjadi sebuah karya, tidak semua org se istimewa ibu,
berani berkreatifitas dan membagikan melalui HAKI. Terima kasih, jazakumullah khairan
katsiir.
Jawaban : Silakan belajar tentang growth mindset. Karena untuk bisa melihat masalah bisa
menjadi sebuah peluang memerlukan sudut pandang yang baik. Sedangkan untuk berani keluar
zona nyaman memang perlu melatihnya sedikit demi sedikit sampai yakin akan membuat
perubahan besar. Kami berlatih mulai dari pakai kaos kaki beda warna, pakai baju yang nggak
matching. Nanti lama-lama akan berani melakukan hal besar.
6. Amila F
Bu peni, bagamaimana tips/langkah2 menemukan kembali potensi diri stlh jd ibu? Saat ini sy
menjadi ibu 1 anak tp sepertinya sdh terlalu fokus dengan anak sehingga “lupa siapa diri
saya”… seperti di reset ulang
Jawaban : Kalau pintar membagi waktu, maka tambahkanlah waktu belajar setelah anak-anak
tidur. Kalau badan sudah lelah, maka ubah pola makan dan OR yg teratur. Dari hal tersebut kita
bisa punya waktu dan energi lebih untuk belajar atau menuliskan kembali pengalaman selama
bermain dengan anak-anak. Dari sana kita akan melihat kembali hadirnya potensi yg selama ini
terpendam.
8. Metty
Assalamualaikum .. Saya dengan metty. ibu 2 anak. Umur 2 dan 4 tahun. Tumbuh kembang
masa kecil saya dididik dengan keras, galak. Dulu bercita2 tidak mau seperti itu. Tetapi
semenjak hamil anak ke2 keluarlah galak dan kerasnya saya. Bagaimana caranya agar saya bisa
merubah mengupgrade diri agar tidak lagi menjadi sosok yang galak dan keras ?? Karena saya
sejujurnya tidak ingin anak saya tumbuh seperti saya yang menjadi pribadi insecure, tidak
percaya diri dan lebih suka menyendiri. Wassalamualaikum..
Jawaban : Yang pertama maafkanlah orangtua kita, jangan ada dendam. Karena beliau beliau
itu sudah melakukan proses mendidik versi terbaik mereka. Tugas kita memperbaikinya dengan
cara reparenting. Silakan pelajari posfingan saya disini
https://www.instagram.com/p/CnYndiSp4tV/?igshid=MmJiY2I4NDBkZg==
9. Zea💚
Masya allah um.. Izin bertanya um,
● Gmn cara kita mengetahui dan dpt pasangan yg emg bnr2 bs support bhkn
mengembangkan sesuatu, yg bnr2 pun ngelakuin y kerja sama bkn nuntut gitu um.?
Sedangkan kan kebanyakan itu pd nipu atau pura2 yg pd akhirnya bs nimbul. Soalny
kan ckp byk jg yg ngmgny "iya dukung, iya semangat, iya nanti kerja sama tauny
berjuang sendiri. "
● Saya pny keinginan membuat suatu organisasi/komunitas cuma terkadang ngerasa
takut gk mampu handle, bingung ntr tim gmn (soalny blm nemu org2ny yg emg bnr
sevisi dan semisi + bs luangin wkt, aplg yg pengen dibuat ini mencakup byk hal gitu
um) tp sangat ingin merealisasikan niat gitu um. Gimana carany menyakinkan diri
sendiri lg utk nyoba dulu gitu um?
Jawaban : Zea, silakan tingkatkan kualitas dirimu dulu sampai menjadi pribadi yang
punya jati diri, mandiri dan berdaulat penuh atas keputusan untuk dirimu. Nanti secara
peelahan akan bertemu dengan jodoh yang tepat untuk mewujudkan mimpi. Baik itu
mimpi pribadi untuk berkeluarga maupun mimpi sosial untuk membuat komunitas.
10. Hosnol hotimah
Assalamualaikum kak, ijin bertanya tentang keluarga inti yg mna jika pasangan nikah muda
masih tinggal di rumah mertua atau ortu kita. yg mna kata beliau yg keluarga inti harus di
libatkan dalam kehidupan kita. naah pertanyaannya, sejauh mna orgtua/mertua kita di libatkan
dalam kehidupan rmh tangga kita. atau adakah batasan" nya. jazaakumullah khair 🙏 semoga
pertanyaan nya bisa terjawab oleh beliau 🙏
Jawaban : Kalau kita yang bergabung di rumah mertua maka secara adab harus mengikuti
segala aturan yang sudah ditetapkan oleh mertua kita. Bukan dibalik mertua yang harus
mengikuti kita. Maka yang disebut keluarga inti adalah kita, suami dan seluruh keluarga besar
yang ada di rumah tersebut. Karena statusnya kita yang bergabung.
Beda cerita kalau mertua yang ikut ke rumah kita, maka kita akan menjadikan mertua menjadi
bagian keluarga kita dan melibatkan mertua dalam.kegiatan atau membuat berbagai
kesepakatan rumah.