Anda di halaman 1dari 9

Bagaimana caranya bisa berdaya dari rumah dengan peran sebagai ibu dan istri?

“Background seorang Bu Peni”


Dibesarkan oleh seorang Ibu, single parent. Karena ayah bu peni meninggal saat bu
Peni berusia 8 tahun. Dan saat itu Bunda nya bu Peni sedang mengandung adiknya Bu Peni
yang usia masih 8 bulan. Dan Bu Peni memiliki 2 kakak. Jadi Bundanya ibu Peni harus
menghidupi 4 orang anaknya.
Kondisi ini membuat Bu Peni memahami betapa kuatnya seorang perempuan. Karena
ketika peran tanggung jawab seoran ayah tidak ada. Maka digantikan perannya oleh ibu.
Sehingga Bundanya Bu Peni berjuang hingga akhir hayat untuk bisa menghidupi ke 4 orang
anaknya.
Bu Peni melihat satu sisi dimana Bundanya bisa membesarkan anak-anaknya, bisa
berkarir di ranah publik dan bermanfaat untuk organisasi masyarakat. Sehingga yang ada di
kepala Bu Peni, beliau ingin menjadi seperti Bundanya.

A. PEREMPUAN BERDAYA
1. Mampu memahami diri dan potensi
Perempuan yang memahami bahwa dirinya memiliki jati diri dan rasa percaya diri
yang tinggi.
Contoh : Bu Peni walaupun dirumah saja. Beliau memiliki program seven to seven.
Dimana Bu Peni akan memakai kostum selayaknya orang yang bekerja di ranah
publik. Jadi malu kalau dirumah hanya malas-malasan saja. Akhirnya karena
alasan tersebut, beliau menyimpulkan bahwa “saya harus berubah”. Ketika ingin
berubah, jangan menuntun orang lain yang berubah. Tapi berubah dari dalam diri
sendiri. Akhirnya beliau mencatat apa saja pekerjaan seorang istri selama 24 jam,
persiapan menjadi ibu. Dan disini Bu Peni membagi kegiatan sesuai dengan
potensi dan jati diri Bu Peni. Dari mengerti jati diri ini, Bu Peni jadi mengerti mana
hal yang disukai da mana yang tidak disukai.

2. Mampu membawa dan menghadapi perubahan


Seorang perempuan harus mampu menghadapi perubahan. ketika tahun 98
sedang krisis ekonomi, Pak Doddy (suami Bu Peni) di PHK. Maka Bu Peni mau
tidak mau harus berdaya dari rumah, yaitu bisa dengan menulis buku, membuat
usaha, dan ide-ide yang lain.

3. Mampu berdaulat penuh atas dirinya


Sebagai seorang perempuan harus menjadi seseorang yang merdeka. Ketika
seorang istri harus taat kepada suami, tapi taat nya harus yang merdeka.
Bagaimana taat yang merdeka itu? Taat yang bukan takut karena suami, tapi
takutnya dengan Allah.
DARI RUMAH
A. Sudut Pandang Perempuan Tentang Rumah
1. Rumah adalah tempat belajar
2. Rumah adalah tempat tumbuh
Ciri ibu yang berhasil tumbuh dari rumah adalah ketika anak-anak semakin
besar, ibunya semakin pintar. Jika anak-anak semakin pintar, ibunya akan
semakin bijak. Jadi setelah menikah jangan lupa baca buku dan tetap terus
belajar.
3. Rumah adalah tempat berkarya

Belajar, Tumbuh, dan Berkarya dari Rumah


Belajar, tumbuh, dan berkarya dari rumah itu bagaimana caranya?
1. Pemetaan potensi
Keahlian apa yang dimiliki, sudah punya bekal apa saja yang dibawa ke dalam
keluarga. Maka ini yang perlu di optimalkan.
2. Beri ruang ekspresi
Perempuan itu kreator sejati, maka dari itu perlu diberikan ruang ekspresi. Seperti
membuat blog bagi yang suka online, atau yang suka offline bisa membuat ruang
ekspresi dirumah atau tempat diskusi dengan orang lain.
3. Selebrasi dan apresiasi
selebrasi ruang lingkup nya adalah keluarga. Jadi kemenangan kecil diapresiasi dalam
forum keluarga itu sudah senang sekali buat kami.

Dari Rumah Untuk Dunia


Bagaiman prosesnya agar apa yang dikerjakan dirumah ini bisa berdampak untuk dunia?
Harta karun dari rumah untuk dunia
1. Manajemen waktu
Kita sama-sama memiliki waktu 24 jam selama 1 hari. Kalau orang lain bisa melakukan
24 jam sehari dengan baik, kenapa kamu tidak? Nah kuncinya di disiplin waktu.
Contoh :
Ketika jam 9 harus selesai diskusi. Jam 9 tepat harus benar-benar sudah selesai,
walaupun teman-teman diskusi yang lain masih ngobrol.
2. Tantangan di rumah
Tantangan di rumah itu harus bisa diubah jadi peluang.
Contoh :
Ketika anak-anak rewel, saya itu bahagia sekali. Dari situ saya bisa mendapatkan ilmu
dan tantangan. Karena Bu Peni bisa mengubah tantangan menjadi sebuah peluang,
bukan menjadi sebuah masalah besar.
3. Aksi menjadi solusi
Jadi dari sebuah masalah, kita ubah jadi aksi, dan akhirnya menjadi sebuah solusi.
“Mendidik anak menjemput rezeki dan berkarya itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisah-pisahkan. Apalagi dikorbankan, karena pernikahan itu bukan pengorbanan,
pernikahan itu adalan mencari kebahagiaan”

Pertanyaan :
1. InsyaAllah saya tahun ini akan menikah dengan seorang laki2 yang sudah memiliki
anak-anak dan sudah memiliki kurikulum pendidikan tersendiri. Tapi kurikulum
tersebut, ada yang tidak cocok dengan yg saya pelajari
Jawaban :
Dua manusia yang berbeda di didik dengan cara yang berbeda. Tantangan
terberatnya adalah menyamakan komunikasi dan referensi. Nah maka ditahun
pertama banyak2in main bareng. Jangan terlalu banyak ngomongin hal-hal yg serius.
Kalau di maroko, kalau sudah menikah langsung haji atau umroh bareng
dengan durasi yang paling panjang. Karena di sana akan terlihat aslinya psangan kita.
Dan ternyata ini adalah program negara di maroko lho. Dilakukan hal itu agar keluarga
memiliki kuliatas yang baik.
Dan buatlah kesepakatan diantara suami dan istri agar ketika ada perbedaan
pendapat akan menjalani sesuai kesepakatan yang sudah disepakati.

2. Bagaimana bu peni memanajement waktu 24 jam dalam sehari


Jawaban :
Ketika anak-anak masih kecil, saya menyelesaikan pekerjaan rumah tangga
dari subuh sampai jam 7. Karena itu adalah pekerjaan yang saya tidak suka. Tapi
semua itu harus dikerjakan.
Setelah jam 7, saya berhenti dari pekerjaan rumah tangga. Jadi saya perlu
menyediakan tempat2 untuk menyimpan pekerjaan yang belum selesai di jam 7.
Jam 7 saya mandi dan mengganti kostum yang lebih layak. Dari jam 7 sampai
jam 2 meningkatkan kualitas diri atau bermain dengan anak-anak.
Dari jam 2 sampai ashar : istirahat
Setelah ashar : memikirkan apa saja yang perlu ditingkatkan dalam diri. Dan
apa yang akan didiskusikan oleh suami nanti malam setelah anak2 tidur.
Bu Peni membuat sreaming online ini sejak tahun 2012z tapi karena beliau
tidak mengerti tentang teknologi. Maka beliau belajar tentang teknologi sebanyak 15
menit setiap harinya. Dan itu konsisten setiap hari.
Sehingga 24 jam sehari dapat menyelesaikan banyak kerjaan. Karena kita
konsisten dengan waktu.

3. Ketika saya dirumah, saya bisa menghasilkan karya. Tapi setelah bekerja dan
berumah tangga jadi tidak produktif seperti sebelumnya. Bagaimana tipsnya untuk
seorang ibu agar bisa terus berkarya
Jawaban :
Sebelum saya jawab, saya awali dengan pertanyaan dari anak saya. “Ibu
sudah berapa tahun menjalani aktifitas makan?”

Bu peni : “Banyak sekali”


Anak bu peni : “Berarti harusnya ibu bisa punya karya dari makan atau menjadi ahli
makan doang. Tapi kenapa itu tidak ada karya dari proses makan itu?”
Bu peni : “oh iya ya”
Anak bu peni : “Apa yang menyebabkan ibu bisa berkarya si satu bidang, tapi tidak
bisa berkarya dibidang yang lainnya? Karena bidang makan itu hanya sekedar
menjalankan saja. Hanya sekedar menggugurkan kewajiban. Sedangkan bidang main
bersama anak-anak bu peni sungguh-sungguh dalam melakukannya. Sehingga hasil
karya bu peni banyak dibidang anak-anak

Refeleksi dulu ke diri kita, kantor itu tempat belajar, tumbuh dan berkarya.
Terus kita pilih dirumah, apakah rumah menjadi tempat belajar, tumbuh, dan berkarya
kita?
Kalau Ketika memilih keduanya, maka matanya akan selalu berbinar baik di
kantor ataupun dirumah. Ketika kita berangkat ke kantor cantik, maka ketika pulang
harus lebih cantik lagi. Ketika kita sangat produktif di kantor, harusnya dirumah bisa
lebih produktif. Jadi jangan dibalik. Maka letakkan kesungguhan, dan itu yang akan
menjadikan profesional

“Bersungguh-sungguhlah kamu didalam, makan kamu akan keluar dengan


kesungguhan itu. Tidak ada hukum terbalik”

4. Kak Nurmika
a. Waktu masa kecil ibu seperti apa?
b. Cara memantaskan diri, supaya bisa mendapatkan suami seperti yang kita
harapkan
Jawaban :
Saya punya kakak perempuan down syndrom, kakak laki2 dan adek laki.
Sehingga saya banyak bermain dengan laki-laki. Main, berpetualang, dll.
Sedangkan ibu saya sangat feminim sekali. Dari sini ibu menunjukkan sesuatu
hal yang lain, dari bagaimana cara nya beliau berkarya. Dari situ saya menilai ibu
sangat keren. Tapi ada satu sisi yang kosong, yaitu ibu berangkat pagi, pulangnya
malam. Jadi ketika saya pengen cerita, ibu saya tidak ada di rumah. Jadi saya ingin
ketika sudah punya anak, anak di usia 0-12 tahun saya akan selalu ada.
Tapi saya juga pengen berkarya keren seperti ibu. Alhamdulillah Allah kasih
pasangan yang tepat. Dimana saya bisa bersama anak, dan keren dari rumah seperti
ibu.
5. Bagaimana jika suami tidak mau dicampurkan dalam urusan rumah tangga. Dan
bagaimana agar keluarga bisa berjalan beriringan antara suami dan istri. Sedangkan
dalam keluarga tersebut berkali-kali ada orang ketiga.
Jawaban :
Sebagai seorang perempuan, anda berhak bahagia. Dan berhal memilih
bahagia. Jadi jangan pernah menuntut orang lain bahkan pasangan kita. Untuk
mengikuti kita. Yang penting kamu bahagia dulu. Jadi prosesnya berbagi kebahagiaan
bukan beban. Jadi tidak ada yang saling menuntut.
Untuk orang ketiga atau pengganggu keluarga, tetapkan dulu keluarga inti itu
ada siapa aja. Kuatkan dulu itu. Jadi ketika diluar ada beban apapun, keluarga itu akan
selalu solid.
Untuk bisa menjalin tim dalam keluarga, kita perlu bermain dengan keluarga
yang banyak. Agar bisa mengenal keluarga kita satu sama lain.

“Semangat belajar teman-teman. Tidak ada kata terlambat untuk belajar”


Q&A KELAS JADI ISTRI
Bersama Ibu Septi Peni Wulandani

1. Sarah Fauziah
Assalamualaikum izin bertanya bu, apakah tantangan ibu ketika akan membuat karya?

Jawaban : Tantangannya adalah menjaga komitmen dan konsiatensi, Karena memunculkan ide
itu mudah, komitmen itu memperkuat niat dan konsistensi itu yang membuatnya sampai garis
finish.

2. Cindy Novianti
Izin bertanya bu.. Selama ibu menjadi ibu rumah tangga & berkarya di rumah, bagaimana
caranya ibu bisa tetap belajar & media pembelajarannya apa saja & dari mana saja?
Mohon tips nya bu, karena dengar2 akan lebih sulit belajar nantinya setalah berumah tangga..

Jawaban : saat awal menikah dan anak- anak masih kecil, saya belajar dengan metode auditori,
mendengarkan suami bercerita tentang ilmu dan pengalamannya, mendengarkan audio book
dll. Setelah anak-anak usia 10 th ke atas baru saya mendedikasikan waktu saya minimal 15 - 30
menit sehari untuk ikut kuliah online, dan menuliskan hasil belajar dalam journal.

3. Dita Parastuti
Assalamu'alaikum ibu peni.. bgmn kl sudah segala cara dilakukan tp suami sulit sekali utk
bekerja sama jika diminta kerjasama ttg pekerjaan domestik apalagi urusan visi misi

Jawaban : Wa'alaikumsalam wr.wb jangan pernah memaksa dan menuntut pasangan kita.
Cukup kita lakukan apa yang membuat kita bahagia dengan atau tanpa pasangan. Kalau
keseharian kita sudah bahagia maka pasangan akan mudah diajak bicara sedikit demi sedikit.
Karena rumah energinya bukan energi negatif melainkan energi positif yang kita hadirkan.

4. Talitha
Assalamualaikum Ibu, semoga Ibu dan keluarga serta teman2 disini selalu diberkahi
kebahagiaan dlm hidup aamiin. Izin bertanya, bagaimana cara utk mapping potensi yg kiranya
dapat dikembangkan? Better giving real example yg bisa diimplement ya Bu. Jazakillahu
khairan Ibu
Jawaban : Mapping Potensi kalau yang saya kerjakan dulu saya menuliskan semua aktivitas
apa saja yang saya kerjakan di rumah, kemudian membaginya mana aktivitas yang saya ENJOY
menjalankannya, EASY mudah melakukannya, EXCELLENT saya selalu memiliki mata
berbinar untuk belajar menaikkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga menjadi bagus,
EARN aktivitas tersebut bisa menghasilkan manfaat yg banyak.
5. Sarah
Izin bertanya Bu, Saya Maisarah, MasyaAllah sangat terinspirasi. Luar biasa, bu saya mau
tanya bagaimana sih Bu caranya memunculkan keberanian utk berkreatifitas. Berani keluar dr
zona nyaman seperti halnya lebih memilih ibu² biasa saja selayaknya perspektif masyarakat.
Sangat kagum dengan kreatifitas ibu yang selalu memiliki ide utk mengambil keputusan terbaik
utk keluarga, seperti membuat masalah menjadi sebuah karya, tidak semua org se istimewa ibu,
berani berkreatifitas dan membagikan melalui HAKI. Terima kasih, jazakumullah khairan
katsiir.

Jawaban : Silakan belajar tentang growth mindset. Karena untuk bisa melihat masalah bisa
menjadi sebuah peluang memerlukan sudut pandang yang baik. Sedangkan untuk berani keluar
zona nyaman memang perlu melatihnya sedikit demi sedikit sampai yakin akan membuat
perubahan besar. Kami berlatih mulai dari pakai kaos kaki beda warna, pakai baju yang nggak
matching. Nanti lama-lama akan berani melakukan hal besar.

6. Amila F
Bu peni, bagamaimana tips/langkah2 menemukan kembali potensi diri stlh jd ibu? Saat ini sy
menjadi ibu 1 anak tp sepertinya sdh terlalu fokus dengan anak sehingga “lupa siapa diri
saya”… seperti di reset ulang

Jawaban : Kalau pintar membagi waktu, maka tambahkanlah waktu belajar setelah anak-anak
tidur. Kalau badan sudah lelah, maka ubah pola makan dan OR yg teratur. Dari hal tersebut kita
bisa punya waktu dan energi lebih untuk belajar atau menuliskan kembali pengalaman selama
bermain dengan anak-anak. Dari sana kita akan melihat kembali hadirnya potensi yg selama ini
terpendam.

7. Tita Novita Sari


Assalamualaikum Bu ijin bertanya, bagaimana cara mengetahui potensi dalam diri kita? Setelah
mengetahui potensi bagaimana jika sumberdaya di sekitar kurang mendukung untuk
mengoptimalkan potensi tersebut. (Misal jurusan tidak sesuai, kondisi finansial, dsb)
Saya ingin menikah, namun ragu karena merasa belum punya skill dan belum mengenal apa
sebenarnya potensi saya, bagaimana ya Bu?
Jawaban : Mumpung belum menikah cobalah dulu beragam aktivitas. Kuatkan 3 kaya, kaya
wawasan, kaya kegiatan dan kaya gagasan. Dari 3 kaya trrsebut akan membuat kita menemukan
potensi kita.

8. Metty
Assalamualaikum .. Saya dengan metty. ibu 2 anak. Umur 2 dan 4 tahun. Tumbuh kembang
masa kecil saya dididik dengan keras, galak. Dulu bercita2 tidak mau seperti itu. Tetapi
semenjak hamil anak ke2 keluarlah galak dan kerasnya saya. Bagaimana caranya agar saya bisa
merubah mengupgrade diri agar tidak lagi menjadi sosok yang galak dan keras ?? Karena saya
sejujurnya tidak ingin anak saya tumbuh seperti saya yang menjadi pribadi insecure, tidak
percaya diri dan lebih suka menyendiri. Wassalamualaikum..
Jawaban : Yang pertama maafkanlah orangtua kita, jangan ada dendam. Karena beliau beliau
itu sudah melakukan proses mendidik versi terbaik mereka. Tugas kita memperbaikinya dengan
cara reparenting. Silakan pelajari posfingan saya disini
https://www.instagram.com/p/CnYndiSp4tV/?igshid=MmJiY2I4NDBkZg==

9. Zea💚
Masya allah um.. Izin bertanya um,
● Gmn cara kita mengetahui dan dpt pasangan yg emg bnr2 bs support bhkn
mengembangkan sesuatu, yg bnr2 pun ngelakuin y kerja sama bkn nuntut gitu um.?
Sedangkan kan kebanyakan itu pd nipu atau pura2 yg pd akhirnya bs nimbul. Soalny
kan ckp byk jg yg ngmgny "iya dukung, iya semangat, iya nanti kerja sama tauny
berjuang sendiri. "
● Saya pny keinginan membuat suatu organisasi/komunitas cuma terkadang ngerasa
takut gk mampu handle, bingung ntr tim gmn (soalny blm nemu org2ny yg emg bnr
sevisi dan semisi + bs luangin wkt, aplg yg pengen dibuat ini mencakup byk hal gitu
um) tp sangat ingin merealisasikan niat gitu um. Gimana carany menyakinkan diri
sendiri lg utk nyoba dulu gitu um?

Jawaban : Zea, silakan tingkatkan kualitas dirimu dulu sampai menjadi pribadi yang
punya jati diri, mandiri dan berdaulat penuh atas keputusan untuk dirimu. Nanti secara
peelahan akan bertemu dengan jodoh yang tepat untuk mewujudkan mimpi. Baik itu
mimpi pribadi untuk berkeluarga maupun mimpi sosial untuk membuat komunitas.
10. Hosnol hotimah
Assalamualaikum kak, ijin bertanya tentang keluarga inti yg mna jika pasangan nikah muda
masih tinggal di rumah mertua atau ortu kita. yg mna kata beliau yg keluarga inti harus di
libatkan dalam kehidupan kita. naah pertanyaannya, sejauh mna orgtua/mertua kita di libatkan
dalam kehidupan rmh tangga kita. atau adakah batasan" nya. jazaakumullah khair 🙏 semoga
pertanyaan nya bisa terjawab oleh beliau 🙏

Jawaban : Kalau kita yang bergabung di rumah mertua maka secara adab harus mengikuti
segala aturan yang sudah ditetapkan oleh mertua kita. Bukan dibalik mertua yang harus
mengikuti kita. Maka yang disebut keluarga inti adalah kita, suami dan seluruh keluarga besar
yang ada di rumah tersebut. Karena statusnya kita yang bergabung.

Beda cerita kalau mertua yang ikut ke rumah kita, maka kita akan menjadikan mertua menjadi
bagian keluarga kita dan melibatkan mertua dalam.kegiatan atau membuat berbagai
kesepakatan rumah.

Anda mungkin juga menyukai