Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL SIMULASI WAWANCARA SEDERHANA

“ BROKEN HOME “

ANGGOTA KELOMPOK

NUR OKTAVIANI 121207020


SHINDI KHOIRUNNISA 121207056

OBSERVASI DAN WAWANCARA


UNIVERSITAS PARAMADINA
2023
LAPORAN HASIL WAWANCARA

I. LATAR BELAKANG

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami selaku mahasiswi kelompok telah melaksanakan kegiatan wawancara sederhana
dengan lancar dan sebagaimana mestinya.

Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas kelompok di bidang mata
pembelajaran observasi dan wawancara yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari
narasumber terpilih dengan topik yang sudah kami tentukan yaitu “ Broken Home “ .

Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, kami berharap telah memenuhi tugas
Observasi dan Wawancara sehingga memperoleh penilaian yang baik dan bermanfaat
untuk kami dan orang lain.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Memenuhi tugas Observasi dan Wawancara


2. Menumbuhkan rasa kerja sama antar anggota kelompok
3. Memperoleh informasi dari narasumber dilihat dari pengalaman dan sudut
pandang narasumber

III. TOPIK WAWANCARA

“ Broken Home “

IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Wawancara ini di laksanakan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Mei 2023


Pukul : 21:30 WIB s/d selesai
Tempat : Senayan city mall, Jakarta

V. LAPORAN HASIL WAWANCARA

Narasumber : Shindi Khoirunnisa


Pewawancara : Nur oktaviani

1. Pewawancara : Silahkan untuk perkenalkan diri

Narasumber : namaku shindi, aku dari Bogor dan sekarang aku lagi
menempuh Pendidikan di universitas paramadina mengambil
jurusan psikologi

2. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang broken home?

Narasumber : Kalau menurut shindi broken home itu keluarga yang tak utuh
ya, jadi dimana salah satu dari orang tua ini tidak ada bahkan
tidak berperan sebagaimana mestinya, jadi entah itu dia
kekurangan kasih saying itu bisa jadi dan entah salah satu dari
orang tua ini sudah tidak ada bahkan tidak berberan, serpti itu
kurang lebih

3. Pewawancara : Secara pribadi apakah anda pernah mengalami kondisi broken


home?

Narasumber : kebetulan pernah

4. Pewawancara : Bentuk broken seperti apa yang pernah anda alami?


Narasumber : jadi tu shindi gak dapat kasih saying yang full ya dari sosok
orang tua, kebetulan dari salah satu orang tua si lebih tepatnya
dari ayah shindig gak dapat

5. Pewawancara : Apa yang anda rasakan Ketika mengalami kondidi broken


home?

Narasumber : jadi tu kalau misalkan keluar tu lagi makan, liat kiri kanan liat
orang tua yang bawa anaknya kok shindig gak gitu si kok kita
gak pernah si keluar bareng makan bareng, bahkan sampai ada
yang ngeliat temen-temen yang kamu harus peringkat segini ya
sekolahnya yang di atur gini-gini ya gitu, ternyata shindig gak
dapetin itu, biasanya Cuma yaudah shindi lebih memilih buat
jalan sendiri semuanya gitu si

6. Pewawancara : Tindakan seperti apa yang anda lakukan Ketika mengalami


broken home?

Narasumber : kebetulan sekarang shindi tinggal sendiri di Jakarta selatan


untuk menghindari rasa sakit, iri dan cemburu karena bener-
bener di rumah tu shindig gak nyaman kali ya gitu si kurang
lebih, lebih buat jalanin semua sendiri, lebih buat
mendewasakan diri secara sendiri si

7. Pewawancara : Menurut anda, kenapa orang tua memilih jalan untuk broken
home?

Narasumber : dari shindi pribadi ngeliat sosok ayah yang mungkin dari
dianya juga kekurangan kasih saying dari ayahnya yak arna
kebetulan sampai detik ini shindig gak ngeliat wajah kakek itu
sepertia apa dan gak pernah denger lagi kabarnya gimana gitu
jadi yaudah mungkin karena itu dia akhirnya balas dendam ke
anaknya tapi kenapa harus anaknya ya

8. Pewawancara : Dampak seperti apa yang anda alami setelah mengalami


kondisi broken home?

Narasumber : dampaknya shindi jadi lebih memaksakan diri buat shindig


harus dewasa aku harus bisa semuanya sendiri, dampaknya
kurang lebih buat ya milih buat jalan sendiri gitu gak ada aturan
dari orang tua juga jadi yaudah maunya sendiri gitu

9. Pewawancara : Menurut anda dampak terbesar dari broken home itu akan
terlihat jelas oleh anak-anaknya atau dari kedua orang tua?

Narasumber : lebih ke anak-anak si yak arna mungkin orang tua itu sebagai
pelaku dan anak itu sebagai korban jadi dimana pelaku itu gak
ngerasa bahwa dirinya broken home jadi dia gak akan berfikir I
tu akan memberi dampak padahal anaknya itu yang ngerasain
dampaknya sepertia apa gitu si

10. Pewawancara : Adakah pesan untuk orang tua atau orang lain yang sudah
mengambil tindakan broken home?
Narasumber : untuk ayah semoga ayah bisa berubah semoga ayah bisa
membimbing anaknya menjadi lebih baik dan tolong jangan
balas dendam kepada anak dan semoga orang tua orang tua
diluar sana bisa membimbing anaknya jauh lebih baik lagi
Pewawancra : Shindi khoirunnisa
Narasumber : Nur Oktaviani

1. Pewawancara : Silahkan untuk perkenalkan diri

Narasumber : oke terima kasih banyak, perkenalkan nama saya via, saya dari
Jakarta , usia saya sekarang 24 tahun, dan saya sedang
menempuh Pendidikan di universitas paramadina jurusan
psikologi
2. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang broken home?

Narasumber : kalau menurut pribadi saya broken home itu salah satu
keputusan yang di ambil oleh orang tua dimana tidak ada ikatan
lagi ya dalam suatu hubungan

3. Pewawancara : Secara pribadi apakah anda pernah mengalami kondisi broken


home?
Narasumber : kalau secara pribadi saya pernah mengalami di usia saya yang
masih kecil itu juga belum sempat sekolah ya jadi saya lupa
umur berapa tahun mungkin sekitar 4 5 tahun

4. Pewawancara : Bentuk broken seperti apa yang pernah anda alami?

Narasumber : jadi dulu seinget saya dimasa kecil saya itu memang benar
orang tua say aitu broken home, Cuma alhamdulillahnya itu
balikan lagi jadi keluarga yang utuh tetapi dimasa yang udah
dewasa ini itu saya merasanya itu bukan seperti keluarga, jadi
meskipun udah bersama lagi tapi dari segi keharmonisan terus
peran dari masing-masing orang tua itu sama halnya seperi
orang-orang lain. Jadi bisa di katakana meskipun tetap bersama
tapi unsuk kekeluargannya itu menurut saya gak ada jadi sama
halnya seperti broken home

5. Pewawancara : Apa yang anda rasakan Ketika mengalami kondidi broken


home?
Narasumber : kalo yang dirasa waktu masih kecil itu karna belum mengerti ya
jadi aku merasa ya gak tau apa-apa Cuma dimasa yang udah
dewasa yang saya rasain adalah merasa tidak ada peran kedua
orang tua b aik dari ayah atau ibu jadi saya gak ada tu cerita
ataupun curhat dengan orang tua , jadi apa yang saya alami apa
yang saya lakukan itubener-bener sendiri, bisa dikatakan
dimasa dewasa saya itu semuanya ngrus sendiri meskipun
memang benar kita masih satu rumah tapi peran dari kedua
orang tua saya tidak merasakan

6. Pewawancara : Tindakan seperti apa yang anda lakukan Ketika mengalami


broken home?

Narasumber : untuk tindakan sewaktu masih kecil itu karna belum ngerti ya
seusia masih kecil itu saya ngikut aja ikut ke ibu saya ikutnya ke
pihak ibu, Cuma pas udah dewasa ini yang saya lakukan itu lebih
ke menghindar jadi tindakan yang saya lakukan adalah keluar
dari rumah ya merantau itu adalah salah satu pilihan dari saya
untuk biar gak berada di dalam satu rumah de gan kondisi
kedua orang tua itu bisa di katakana perang dingin

7. Pewawancara : Menurut anda, kenapa orang tua memilih jalan untuk broken
home?

Narasumber : kalau saya pribadi mungkin karna memang udah gak ada
ketidakcocokan gak ada kecocokan lagi terus kalo dari orang
tua sendiri dulu pernah cerita itu karena sifat jadi masing-
masing sifat itu dari kedua orang tua memang sudah punya
pendirian masing-masing jadi kalaupun untuk berdiskusi
ataupun untuk acara acra apapun intinya dari diskusi itu gak
ada jalan keluarnya jadi memang udah bener-bener udah
dengan pendiriannya masing-masing gak ada yang mau
mengalah jadi salah satu penyebab dimana kedua orang tua
saya dulu itu broken home dan sampai sekarang meskipun
udah Kembali lagi sudah utuh di katakan dalam satu rumah tapi
sifat keduanya itu tetap sama

8. Pewawancara : Dampak seperti apa yang anda alami setelah mengalami kondisi
broken home?

Narasumber : kalau saya sendiri dampak terbesar it uke kepribadian saya ya


karena broken home itu dari kecil sehingga dari dewasa itu saya
kalau untuk sosialisasi itu saya masih takut banyak takutnya
untuk keluar rumah, bersosialisasi dengan teman bahkan di
sekolah, bahkan rasa percaya dengan seorang laki-laki bisa
dikatakan dalam menjalin hubungan itu masih besar ya rasa
takut gak Cuma dalam keluarga juga tapi dalam berteman
dan memilih pasangan itu dampak terbesar

9. Pewawancara : Menurut anda dampak terbesar dari broken home itu akan
terlihat jelas oleh anak-anaknya atau dari kedua orang tua?

Narasumber : kalau menuurut saya pribadi itu bisa dua-duanya tapi yang
sangat terlihat jelas itu dari anaknya kenapa, karna anak ini
menyaksikan langsung berada di lingkungan yang sama dengan
orang tua yang mungkin bertengkar atau ada masalah nanti
imbasnya ini balik lagi ke anak, anak yang gak tau apa-apa tiba-
tiba menyaksikan orang tuanya itu bertengkar jadi apalagi di
mas pertumbuhan anak ya anak belum siap menerima keadaan
seperti itu tapi di paksa untuk melihat dan menyaksikan
langsung wah ternyata masalah orang dewasa seberat ini ya
gitu

10.Pewawancara : Adakah pesan untuk orang tua atau orang lain yang sudah
mengambil tindakan broken home?

Narasumber : pesan saya untuk orang tua yang sudah ni ya yang sudah
melakukan broken home saya Cuma bisa bilang selamat karna
sudah mengambil keputusan yang besar untuk coba bangkit
dari masalah karna untuk apa masih bersama kalau
misalkan tidak Bahagia, mungkin dengan cara broken home
mengambil tindakan berpisah itu bisa sebagai salah satu cara
untuk orang tua ini bisa memiliki kebahagiannya sendiri gitu
dan untuk orang tua yang tidak broken home tapi dalam satu
kondisi yang seperti broken home seperti keluarga saya
mungkin saya akan bilang gini kalau memang sudah tidak ada
kecocokan, sudah tidak ada rasa kasih saying satu sama lain
lebih baik berpisah karna untuk apa masih bersama kalau
rasanya itu seperti broken home.

VI. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil wawancara yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa penagalaman
pribadi dari kedua narasumber yang berbeda dapat mempengaruhi sudut pandang
narasumber mengenai broken home. Hal ini sangat terlihat jelas dari sudut pandang saran
kedua narasumber. Adapaun sudut pandang yang sama dari kedua narasumber mengenai
dampak terbesar dari broken home terlihat jelas dari pihak anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai