“ BROKEN HOME “
ANGGOTA KELOMPOK
I. LATAR BELAKANG
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami selaku mahasiswi kelompok telah melaksanakan kegiatan wawancara sederhana
dengan lancar dan sebagaimana mestinya.
Kegiatan wawancara ini merupakan salah satu tugas kelompok di bidang mata
pembelajaran observasi dan wawancara yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari
narasumber terpilih dengan topik yang sudah kami tentukan yaitu “ Broken Home “ .
Dengan terlaksananya kegiatan wawancara ini, kami berharap telah memenuhi tugas
Observasi dan Wawancara sehingga memperoleh penilaian yang baik dan bermanfaat
untuk kami dan orang lain.
“ Broken Home “
Narasumber : namaku shindi, aku dari Bogor dan sekarang aku lagi
menempuh Pendidikan di universitas paramadina mengambil
jurusan psikologi
Narasumber : Kalau menurut shindi broken home itu keluarga yang tak utuh
ya, jadi dimana salah satu dari orang tua ini tidak ada bahkan
tidak berperan sebagaimana mestinya, jadi entah itu dia
kekurangan kasih saying itu bisa jadi dan entah salah satu dari
orang tua ini sudah tidak ada bahkan tidak berberan, serpti itu
kurang lebih
Narasumber : jadi tu kalau misalkan keluar tu lagi makan, liat kiri kanan liat
orang tua yang bawa anaknya kok shindig gak gitu si kok kita
gak pernah si keluar bareng makan bareng, bahkan sampai ada
yang ngeliat temen-temen yang kamu harus peringkat segini ya
sekolahnya yang di atur gini-gini ya gitu, ternyata shindig gak
dapetin itu, biasanya Cuma yaudah shindi lebih memilih buat
jalan sendiri semuanya gitu si
7. Pewawancara : Menurut anda, kenapa orang tua memilih jalan untuk broken
home?
Narasumber : dari shindi pribadi ngeliat sosok ayah yang mungkin dari
dianya juga kekurangan kasih saying dari ayahnya yak arna
kebetulan sampai detik ini shindig gak ngeliat wajah kakek itu
sepertia apa dan gak pernah denger lagi kabarnya gimana gitu
jadi yaudah mungkin karena itu dia akhirnya balas dendam ke
anaknya tapi kenapa harus anaknya ya
9. Pewawancara : Menurut anda dampak terbesar dari broken home itu akan
terlihat jelas oleh anak-anaknya atau dari kedua orang tua?
Narasumber : lebih ke anak-anak si yak arna mungkin orang tua itu sebagai
pelaku dan anak itu sebagai korban jadi dimana pelaku itu gak
ngerasa bahwa dirinya broken home jadi dia gak akan berfikir I
tu akan memberi dampak padahal anaknya itu yang ngerasain
dampaknya sepertia apa gitu si
10. Pewawancara : Adakah pesan untuk orang tua atau orang lain yang sudah
mengambil tindakan broken home?
Narasumber : untuk ayah semoga ayah bisa berubah semoga ayah bisa
membimbing anaknya menjadi lebih baik dan tolong jangan
balas dendam kepada anak dan semoga orang tua orang tua
diluar sana bisa membimbing anaknya jauh lebih baik lagi
Pewawancra : Shindi khoirunnisa
Narasumber : Nur Oktaviani
Narasumber : oke terima kasih banyak, perkenalkan nama saya via, saya dari
Jakarta , usia saya sekarang 24 tahun, dan saya sedang
menempuh Pendidikan di universitas paramadina jurusan
psikologi
2. Pewawancara : Apa yang anda ketahui tentang broken home?
Narasumber : kalau menurut pribadi saya broken home itu salah satu
keputusan yang di ambil oleh orang tua dimana tidak ada ikatan
lagi ya dalam suatu hubungan
Narasumber : jadi dulu seinget saya dimasa kecil saya itu memang benar
orang tua say aitu broken home, Cuma alhamdulillahnya itu
balikan lagi jadi keluarga yang utuh tetapi dimasa yang udah
dewasa ini itu saya merasanya itu bukan seperti keluarga, jadi
meskipun udah bersama lagi tapi dari segi keharmonisan terus
peran dari masing-masing orang tua itu sama halnya seperi
orang-orang lain. Jadi bisa di katakana meskipun tetap bersama
tapi unsuk kekeluargannya itu menurut saya gak ada jadi sama
halnya seperti broken home
Narasumber : untuk tindakan sewaktu masih kecil itu karna belum ngerti ya
seusia masih kecil itu saya ngikut aja ikut ke ibu saya ikutnya ke
pihak ibu, Cuma pas udah dewasa ini yang saya lakukan itu lebih
ke menghindar jadi tindakan yang saya lakukan adalah keluar
dari rumah ya merantau itu adalah salah satu pilihan dari saya
untuk biar gak berada di dalam satu rumah de gan kondisi
kedua orang tua itu bisa di katakana perang dingin
7. Pewawancara : Menurut anda, kenapa orang tua memilih jalan untuk broken
home?
Narasumber : kalau saya pribadi mungkin karna memang udah gak ada
ketidakcocokan gak ada kecocokan lagi terus kalo dari orang
tua sendiri dulu pernah cerita itu karena sifat jadi masing-
masing sifat itu dari kedua orang tua memang sudah punya
pendirian masing-masing jadi kalaupun untuk berdiskusi
ataupun untuk acara acra apapun intinya dari diskusi itu gak
ada jalan keluarnya jadi memang udah bener-bener udah
dengan pendiriannya masing-masing gak ada yang mau
mengalah jadi salah satu penyebab dimana kedua orang tua
saya dulu itu broken home dan sampai sekarang meskipun
udah Kembali lagi sudah utuh di katakan dalam satu rumah tapi
sifat keduanya itu tetap sama
8. Pewawancara : Dampak seperti apa yang anda alami setelah mengalami kondisi
broken home?
9. Pewawancara : Menurut anda dampak terbesar dari broken home itu akan
terlihat jelas oleh anak-anaknya atau dari kedua orang tua?
Narasumber : kalau menuurut saya pribadi itu bisa dua-duanya tapi yang
sangat terlihat jelas itu dari anaknya kenapa, karna anak ini
menyaksikan langsung berada di lingkungan yang sama dengan
orang tua yang mungkin bertengkar atau ada masalah nanti
imbasnya ini balik lagi ke anak, anak yang gak tau apa-apa tiba-
tiba menyaksikan orang tuanya itu bertengkar jadi apalagi di
mas pertumbuhan anak ya anak belum siap menerima keadaan
seperti itu tapi di paksa untuk melihat dan menyaksikan
langsung wah ternyata masalah orang dewasa seberat ini ya
gitu
10.Pewawancara : Adakah pesan untuk orang tua atau orang lain yang sudah
mengambil tindakan broken home?
Narasumber : pesan saya untuk orang tua yang sudah ni ya yang sudah
melakukan broken home saya Cuma bisa bilang selamat karna
sudah mengambil keputusan yang besar untuk coba bangkit
dari masalah karna untuk apa masih bersama kalau
misalkan tidak Bahagia, mungkin dengan cara broken home
mengambil tindakan berpisah itu bisa sebagai salah satu cara
untuk orang tua ini bisa memiliki kebahagiannya sendiri gitu
dan untuk orang tua yang tidak broken home tapi dalam satu
kondisi yang seperti broken home seperti keluarga saya
mungkin saya akan bilang gini kalau memang sudah tidak ada
kecocokan, sudah tidak ada rasa kasih saying satu sama lain
lebih baik berpisah karna untuk apa masih bersama kalau
rasanya itu seperti broken home.
VI. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil wawancara yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa penagalaman
pribadi dari kedua narasumber yang berbeda dapat mempengaruhi sudut pandang
narasumber mengenai broken home. Hal ini sangat terlihat jelas dari sudut pandang saran
kedua narasumber. Adapaun sudut pandang yang sama dari kedua narasumber mengenai
dampak terbesar dari broken home terlihat jelas dari pihak anak-anak.