Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan
yang paling utama untuk makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya.
Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup memerlukan oksigen dari udara.
Oleh karena itu, kualitas udara perlu dipelihara dan ditingkatkan agar makhluk
hidup dapat hidup secara optimal. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat
merupakan bagian pokok di bidang kesehatan.
Udara dapat digolongkan menjadi udara luar ruangan (outdoor) dan
udara dalam ruangan (indoor). Kualitas udara, baik di luar ruangan maupun di
dalam ruangan sangat mempengaruhi status kesehatan manusia. Kualitas
udara yang buruk dapat dipengaruhi oleh pencemaran udara.
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia. Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya atau
tercampurnya polutan kedalam lapisan udara yang dapat mengakibatkan
menurunnya kualitas udara. Pencemaran udara juga dapat disebabkan oleh
polusi suara (kebisingan), panas, radiasi atau polusi cahaya dan banyaknya
debu di udara. Modernisasi dan kemajuan teknologi, seperti dalam bidang
industry dan transportasi dapat mengakibatkan pencemaran udara yang terus
meningkat.
Parameter fisik kualitas udara terdiri dari suhu, kelembaban,
kebisingan, pencahayaan, dan debu partikulat. Parameter ini harus
diperhatikan dan dipantau secara berkala agar tidak berdampak negative
terhadap kesehatan manusia. Parameter yang tidak memenuhi standar harus
segera dikendalikan sehingga dapat meminimalkan dampak bahaya kesehatan
yang ditimbulkan.

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

Angkot

adalah

sistem

transportasi

berbasis

menghubungkan daerah kawasan-kawasan di kota. Angkot

mobil yang
melayani

masyarakat dari berbagai kalangan masyarakat. Oleh karena itu angkot


menjadi salah satu ruangan (indoor) yang menjadi tempat kegiatan
bersosialisasi oleh sesama penumpang sehingga ruangan dalam angkot
sedapat mungkin dibuat seaman dan senyaman mungkin bagi penumpang.
Kualitas udara menjadi salah satu indikator kesehatan lingkungan dan
mempengaruhi kenyamanan. Kualitas udara yang buruk bisa menyebabkan
berbagai gejala penyakit dan memiiki dampak nyata pada kesehatan, terutama
bagi orang yang terus-menerus terpapar udara tersebut. Sebagai contoh, udara
yang mengandung banyak partikel debu dapat menyebabkan asma dan alergi.
Kebisingan sebagai polutan fisik udara juga dapat mengganggu kenyamanan
beraktivitas, terutama aktivitas dalam ruangan.
1.2.Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.

bagaimana kualitas udara dalam ruang ?


bagaimana kualitas fisik udara dalam ruang ?
bagaimna kualitas mikrobiologi udara dalam ruang ?
bagaimana cara pengukuran kualitas udara dalam ruang ?
bagaimana cara pengambilan sampel udara dalam ruang?

1.3.Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.

mengetahui kualitas udara dalam ruang.


mengetahui kualitas fisik udara dalam ruang.
mengetahui kualitas mikrobiologi udara dalam ruang.
mengetahui cara pengukuran kualitas udara dalam ruang.
mengetahui cara pengambilan sampel udara dalam ruang.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kualitas Udara Dalam Ruang

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara luar ruangan (outdoor air)


dan udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat
mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia berada
dalam ruangan 2. Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara
yang sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara
dalam ruangan. Di Amerika, isu polusi udara dalam ruang ini mencuat ketika
EPA pada tahun 1989 mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih
berat daripada di luar ruangan. Polusi jenis ini bahkan bisa menurunkan
produktivitas kerja hingga senilai US $10 milyar.
Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan
yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam
tubuh makhluk hidup tidak mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang
berasal dari udara. Selain oksigen terdapat zat-zat lain yang terkandung di
udara, yaitu karbon monoksida, karbon dioksida, formaldehid, jamur, virus,
dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika masih berada dalam batas-batas tertentu
masih dapat dinetralisir, tetapi jika sudah melampaui ambang batas maka
proses netralisir akan terganggu. Peningkatan konsentrasi zat-zat di dalam
udara tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas manusia.
Mengingat bahayanya pencemaran udara dalam ruangan terhadap
kesehatan sebagaimana kasus-kasus tersebut diatas, maka dipandang perlu
untuk

mengetahui

berbagai

dampak

dan

penatalaksanaan

berbagai

pencemaran kualitas dalam udara ruangan. Dari makalah ini diharapkan dapat
meminimalkan dampak terhadap kesehatan.
Pertumbuhan pembangunan seperti industri, transportasi, dan lain-lain
disamping memberikan dampak positif namun disisi lain akan memberikan
dampak negatif dimana salah satunya berupa pencemaran udara dan
Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

kebisingan baik yang terjadi didalam ruangan (indoor) maupun di luar


ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan
terjadinya penularan penyakit.
Selain kualitas udara ambien, kualitas udara dalam ruangan (indoor
air quality) juga merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian karena
akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Timbulnya kualitas udara
dalam ruangan umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya
ventilasi udara (52%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan (16%)
kontaminasi dari luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan
(4%) ,lain-lain (13%). Sumber pencemaran udara dapat pula berasal dari
aktifitas rumah tangga dari dapur yang berupa asap, Menurut beberapa
penelitian pencemaran udara yang bersumber dari dapur telah memberikan
kontribusi yang besar terhadap penyakit ISPA.
Sumber penyebab polusi udara dalam ruangan antara lain yang
berhubungan dengan bangunan itu sendiri, perlengkapan dalam bangunan
(karpet, AC, dan sebagainya), kondisi bangunan, suhu, kelembaban,
pertukaran udara, dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku orang-orang
yang berada di dalam ruangan, misalnya merokok. Sumber polusi udara
dalam ruang dapat berasal dari bahan-bahan sintetis dan beberapa bahan
alamiah yang digunakan untuk karpet, busa, pelapis dinding, dan perabotan
rumah tangga (asbestos, formaldehid, VOC), juga dapat berasal dari produk
konsumsi (pengkilap perabot, perekat, kosmetik, pestisida/insektisida).
Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruangan misalnya serangga,
bakteri, kutu binatang peliharaan, jamur. Mikroorganisme yang tersebar di
dalam ruangan dikenal dengan istilah bioaerosol. Bioaerosol di dalam ruangan
dapat berasal dari lingkungan luar dan kontaminasi dari dalam ruangan. Dari
Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

lingkungan luar dapat berupa jamur yang berasal dari organisme yang
membusuk, tumbuh-tumbuhan yang mati dan bangkai binatang, bakteri
Legionella yang berasal dari soil-borne yang menembus ke dalam ruang, alga
yang tumbuh dekat kolam/danau masuk ke dalam ruangan melalui hembusan
angin dan jentik-jentik serangga di luar ruang dapat menembus bangunan
tertutup. Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang yaitu kelembaban antara
25-75%. Spora jamur akan meningkat dan terjadi kemungkinan peningkatan
pertumbuhan jamur, dan sumber kelembaban adalah tandon air, bak air di
kamar mandi. Penyakit yang berhubungan dengan bioaerosol dapat berupa
penyakit infeksi seperti flu, hipersensitivitas: asma, alergi, dan juga toxicoses
yaitu toksin dalam udara di ruangan yang terkontaminasi sebagai penyebab
gejala SBS (Sick Building Syndrome).

Sick building syndrome adalah

sindrom penyakit yang diakibatkan oleh kondisi gedung. SBS merupakan


kumpulan gejala-gejala dari suatu penyakit. Definisi SBS , adalah gejala yang
terjadi berdasarkan pengalaman para pemakai gedung selama mereka berada
di dalam gedung tersebut. Gejala SBS antara lain: sakit kepala, kehilangan
konsentrasi, tenggorokan kering, iritasi mata dan kulit. Beberapa bentuk
penyakit yang berhubungan dengan SBS: iritasi mata dan hidung, kulit dan
lapisan lendir yang kering, kelelahan mental, sakit kepala, ISPA, batuk,
bersin-bersin, dan reaksi hipersensitivitas.
Sementara itu, The National Institute of Occupational Safety and
Health (NIOSH) dalam penelitiannya menyebutkan ada lima sumber
pencemaran di dalam ruangan yaitu:
1. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok,
pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.
2. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan
bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

gedung, dimana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi


lubang udara yang tidak tepat.
3. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid,
lem, asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan
komponen pembentuk gedung tersebut.
4. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan
produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan
alat pendingin beserta seluruh sistemnya.
5. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk,
serta buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem
ventilasi udara.
Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan
lingkungan ruang kerja. Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak
negatif terhadap pekerja/karyawan berupa keluhan gangguan kesehatan.
Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada
daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi
organ sebagai berikut:
a.Iritasi selaput lendir: iritasi mata, mata pedih, mata merah,
mata berair
b.
Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering
c.Gangguan neurotoksik: sakit kepala, lemah/capai, mudah
tersinggung, sulit berkonsentrasi
Gangguan paru dan pernafasan:

d.

batuk,

berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat di dada


e.Gangguan kulit: kulit kering, kulit gatal
f. Gangguan saluran cerna: diare
g.
Lain-lain: gangguan perilaku, gangguan
kencing, sulit belajar.

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

nafas

saluran

Keluhan tersebut biasanya tidak terlalu parah dan tidak menimbulkan


kecacatan tetap, tetapi jelas terasa amat mengganggu, tidak menyenangkan
dan bahkan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja para pekerja.

2.2 Kualitas Fisik Udara Dalam Ruang


Suhu udara sangat berperan dalam kenyamanan bekerja karena
tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk metabolisme
basal dan muskuler. Namun dari semua energi yang dihasilkan tubuh
hanya 20 % saja yang dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke
lingkungan. Jika dibandingkan dengan Standar Baku Mutu
Kepmenkes No. 261

bahwa

suhu

sesuai

yang dianggap nyaman untuk

suasana bekerja 18 - 26 C maka suhu ruangan pada lantai I dan lantai II


masih berada pada standar. Suhu udara ruang kerja yang terlalu dingin
dapat menimbulkan gangguan kerja

bagi karyawan,

salah satunya

gangguan konsentrasi dimana pegawai tidak dapat bekerja dengan tenang


karena berusaha untuk menghilangkan rasa dingin tersebut.
Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20 % dapat


menyebabkan kekeringan selaput lendir membran, sedangkan kelembaban
tinggi akan meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme. Hasil pengukuran
kelembaban relatif pada lantai I adalah 64 68,5 %.
Sedangkan pada lantai II adalah 73 80 %. Jika dibandingkan dengan
Standar Baku Mutu sesuai Kep. Men. Kesehatan No 261 dimana
kelembaban yang ideal berkisar 40 -60 %, maka hasil pengukuran
kelembaban pada 2 (dua) lantai tersebut berada di atas standar yang berarti
potensial sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme.
Hasil pengukuran kecepatan aliran udara pada lantai I berkisar
antara

0,04 0,07 m/det sedangkan pada lantai II berkisar antara 0,15 -

0,35 m/det. Menurut Standard Baku Mutu Kep. Men. Kesehatan No 261
kecepatan aliran udara berkisar antara 0,15 0,25 m/det. Arismunandar dan
Saito (1991) menyatakan bahwa kecepatan aliran udara < 0,1 m/det atau lebih
rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak ada pergerakan udara
sebaliknya bila kecepatan udara terlalu tinggi akan menyebabkan cold draft
atau kebisingan di dalam ruangan.

1.Suhu/Temperatur Udara
Suhu udara sangat berperan terhadap kenyamanan kerja. Sebagaimana
kita ketahui, tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk
metabolisme basal dan muskular, namun dari semua energi yang dihasilkan

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

tubuh hanya 20 % saja dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke lingkungan.


Variasi suhu udara tubuh dengan ruangan memungkinkan terjadinya pelepasan
suhu tubuh, sehingga tubuh merasa nyaman. Sebaliknya suhu ruangan yang
tinggi merupakan beban tambahan bagi seseorang yang sedang bekerja
Untuk melakukan penilaian suhu suhu udara ruangan, pada umumnya
dibedakan menjadi dua yaitu suhu basah dimana pengukuran dilakukan jika
udara mengandung uap air, dan suhu kering bilamana udara sama sekali tidak
mengandung uap air. Pembacaannya dilakukan dengan termometer sensor
kering dan sensor basah. Kisaran suhu kering 22- 25C. Bagi pekerja dengan
beban kerja ringan kisaran suhu dapat lebih luas yaitu 20-25C.
Perubahan suhu lebih dari 7C secara tiba-tiba dapat menyebabkan
pengerutan saluran darah, sehingga perbedaan suhu dalam dan luar ruangan
sebaiknya kurang dari 7C. Itulah sebabnya penetapan suhu udara perlu
memperhitungkan iklim setempat agar perbedaan suhu dapat disesuaikan,
contohnya kota Jakarta berdasarkan data meteorologi memiliki suhu terendah
sebesar 21,7C 26,2C (musim penghuja ) dan suhu tertinggi 27,3C 32C
( musim kemarau ).

2.Kelembaban udara
Kelembaban udara dihitung dari perbandingan suhu basah dan suhu
kering (persen) dengan demikian kedua ukuran ini saling berkaitan.
Kombinasi suhu dan kelembaban udara yang tepat akan menciptakan
kenyamanan

ruangan,

sebaliknya

kombinasi

keduanya

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

dapat

pula

memperburuk kondisi udara ruangan. Kelembaban relatif udara yang rendah,


yaitu kurang dari 20% dapat menyebabkan kekeringan selaput lendir
membran. Sedangkan kelembaban yang tinggi pada suhu tinggi dapat
meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan folmaldehid dari
material bangunan. Agar terpenuhi kenyamanan dengan kelembaban relatif
udara dengan besaran sekitar 65%, sangat layak dipertimbangkan adanya
penggunaan AC.
Berdasarkan surat edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi Nomor SE-01/Men/1978 tentang nilai ambang batas (NAB) yang
berlaku untuk lingkungan kerja panas di Industri adalah kelembaban 65%
95% dengan kisaran suhu 26C 30C. Untuk lingkungan kerja lainnya tidak
ada aturan NAB. Sedangkan menurut ASHRAE (1981) zona kenyamanan
55% 74% berada pada kisaran suhu 22C 26C dan kelembaban 20%
70%.
3.Kecepatan Aliran Udara
Kecepatan aliran udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian
udara dalam ruang. Besar kecepatan aliran udara yang nyaman, sekitar 0,15
1,5 m /detik. Sedangkan kecepatan udara kurang dari 0,1 m/dtk atau lebih
rendah menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak ada gerakan udara,
sebaliknya kecepatan udara terlalu tinggi akan menyebabkan tarikan dingin
dan atau kebisingan di dalam ruangan.
4.Kebersihan udara
Kebersihan udara berkaitan dengan keberadaan kontaminasi udara
baik

kimia

maupun

mikrobiologi.

Sistem

ventilasi

AC

umumnya

diperlengkapi dengan saringan udara untuk mengurangi atau menghilangkan

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

kemungkinan masuknya zat-zat berbahaya ke dalam ruangan. Untuk ruangan


pertemuan atau gedung-gedung dimana banyak orang berkumpul dan ada
kemungkinan merokok, dibuat suatu perangkat hisap udara pada langit-langit
ruangan sedangkan lubang hisap jamur dibuat dilantai dengan cenderung
menghisap debu.
5.Bau
Bau dapat menjadi petunjuk keberadaan suatau zat kimia berbahaya
seperti Hydrogen Sulfida, Amonia dll. Selain itu bau juga dihasilkan oleh
berbagai proses biologi oleh mikroorganisme. Kondisi ruangan yang lembab
dengan suhu tinggi dan aliran udara yang tenang biasanya menebarkan bau
kurang sedap karena proses pembusukan oleh mikroorganisme.
6.Kualitas ventilasi
Ventilasi

merupakan

salah

satu

factor

yang

penting

dalam

menyebankan terjadinya sick building syndrome.menurut standar WHO luas


ventilasi ruangan yang kurang dri 10% atau ventilation rate kurang dari 20
CFM OA memberikan risiki yang besar untuk terjadinya gejala Sick building
Syndrom (SBS) ventilation rate yang baik untuk suatu gedung atau ruangan
adalah 25-50 CFM OA perpenghuni.

2.3 Kualitas Mikrobiologi Udara Dalam Ruang


Bioaerosol adalah partikel debu yang terdiri atas makhluk hidup atau
sisa yang berasal dari makhluk hidup. Makhluk hidup terutama adalah jamur
dan bakteri. Penyebaran bakteri, jamur, dan virus pada umumnya
terjadi melalui sistem ventilasi. Sumber bioaerosol ada 2 yakni yang

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

berasal dari luar ruangan dan dari perkembangbiakan dalam ruangan


atau

dari

manusia,

terutama

bila

kondisi

terlalu berdesakan

(crowded). Pengaruh kesehatan yang ditimbulkan oleh bioaerosol ini


terutama 3 macam, yaitu infeksi, alergi, dan iritasi. Kontaminasi
bioaerosol pada sumber air sistem ventilasi ( humidifier) yang terdistribusi
keseluruh ruangan dapat menyebabkan reaksi yang berbagai ragam seperti
demam, pilek, sesak nafas dan nyeri otot dan tulang (Tan Malaka, 1998).
Total koloni kuman pada lantai I adalah 1675 CFU/m 3 udara sedangkan
lantai II adalah 1387,5 CFU/m

udara. Jika dibandingkan dengan Standar

Baku Mutu Kep.MenKesehatan RI No : 261 /MENKES/SK/II/1998


dimana angka kuman adalah kurang dari 700 koloni/m 3 udara, maka
kedua ruangan

berada di atas standar. Hasil pengukuran total koloni

bakteri pada lantai I (6,87 CFU/menit) lebih tinggi dibandingkan lantai


II (3,21 CFU/menit) dan sebagian besar berjenis gram negatif batang. Hasil
pengukuran total koloni jamur pada lantai II adalah 1,94 CFU/menit dan pada
lantai II adalah 0,87 CFU/menit. Jika dibandingkan dengan standar
NH&MRC dimana total koloni jamur adalah 150 CFU/m 3 udara, maka
kedua ruangan tersebut masih berada di bawah standar. Pada usap AC
ditemukan gram positif batang dan gram negatif batang. Pencemar yang
bersifat biologis terdiri atas berbagai jenis mikroba patogen, antara lain
jamur, metazoa, bakteri, maupun virus. Penyakit yang disebabkannya
seringkali diklasifikasikan sebagai penyakit yang menyebar lewat udara
(air-borne diseases) (Soemirat, 2002).
2.4 cara pengukuran kualitas udara dalam ruang
Parameter yang harus dipantau untuk mengukur standard baku mutu
kualitas udara dalam ruangan Rumah Sakit antara lain meliputi kualitas fisik,
kimia, dan mikrobiologi.

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

1. Pengukuran Kualitas Lingkungan Fisik


a.Pengukuran kelembaban udara menggunakan Hygrometer.
b.Pengukuran suhu udara menggunakan Thermometer.
2. Pengambilan sampel kimia gas
Pengambilan sampel gas: HC, CO, Ether menggunakan Plastic Bag.a.
Pengukuran debu total Total Suspended Partikulate (TSP) menggunakan Low
Volume Air

Sampler (LVS).

Pengambilan sampel gas: H2S, NH3 , SO2 , Ozone, NO2 menggunakan


Impinger Gas Sampler.

3. Pengambilan sampel mikrobiologi


Sampling mikrobiologis udara dapat diperoleh dengan menggunakan
metode settling plates (peletakan lempeng agar) dan metode mekanik Volumetric
Air Sampling (Mertaniasih dkk (2004)
Metode settling plates. Prinsip metod eini pada peletakan lempeng agar dalam
petri diameter 100 mm yang terbuka akan menampung pengendapan partikel
mikroba udara sekitar 1 m3 selama terpapar 15 menit, menggunakan media
sampling standar brain heart infussion agar atau trypticase soy agar. Metode
ini mudah dan tidak mahal tapi hasilnya tidak betul- betul kuantitatif.
Metode Volumetric Air Sampling merupakan metode kuantitatif yang lebih
tepat, karena partikel udara yang lebih kecil (3 mm) dengan kondisi
kelembaban udara akan tetap tersuspensi di udara, tidak turun mengendap di
permukaan suatu lempeng agar tetapi dengan metode high- velocityAnalisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

volumetric air sampling, partikel kecil di udara dapat ditarik dengan


kecepatan tinggi ke dalam saluran alat oleh karena suatu pompa (vacuum
pump). Selain itu keuntungan pada partikel ukuran besar yang umumnya di
udara rumah sakit, rerata 10- 15 mm, dapat ditarik masuk ke dalam media cair
(collection fluid) dan terjadi gelembung- gelembung udara yang dapat
memecahkan partikel besar sehingga semua kandungan sel- sel mikroba yang
hidup akan terpencar dan merata menimpa, menempel pada permukaan
lempeng agar yang mengandung nutrisi (brain heart infussion agar atau
trypticase soy agar atau Mueller Hinton Agar dan Saboroud Glucosa Agar),
sehingga merefleksi jumlah total mikroba di dalam udara per satuan m 3.
Sedangkan untuk random sampling udara yang akurat dan sering dilakukan
menggunakan metode slit sampling atau centrifugal sampling atau staged
sampling. Kecepatan aliran udara harus dikalibrasi dengan tepat untuk
menjamin hasil yang akurat.
2.5 cara pengambilan sampel dalam ruang
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 1335/ Menkes/ SK/ X/ 2002 tentang
standar operasional pengambilan dan pengukuran sampel kualitas udara ruangan
di rumah sakit, cara pengambilan sampel udara ruangan adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan sampel mikrobiologi udara
Waktu pengambilan sampel udara adalah setelah proses sterilisasi dan
pembersihan ruangan.
Lakukan uji fungsi alat microbiology air sampler yang digunakan untuk
mengambil sampel udara.

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam
autoclave dengan suhu 12 1C selama 15 menit atau dengan sterilisasi kering
dengan suhu 70C selama 1 jam.
Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alcohol 70 % atau desinfektan
lainnya.
Pasang battey pada alat atau adaptor
Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan yaitu
4 menit.
Pasang alat pada piring penyangga / tripod
Siapkan agar strip (media agar)
Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel.
Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada
tempatnya (pelindung kipas) dengan posisi permukaan agar strip mengarah
kipas.
Hidupkan alat.
Tekan tombol start pada remote starter (jarak pengukur dengan alat minimal 3
meter) tinggalkan ruangan apabila alat sedang beroperasi.
Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

Pengukur segera masuk dan mematikan alat.


Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada
kemasannya, tutup rapat dan disegel.
Beri keterangan atau label seperlunya antara lain: waktu pengambilan, lokasi/
tempat, lama pengambilan sampel, dan nama pengukur.
Amankan agar strip dengan cara: lapisi agar strip dengan aluminium foil,
simpan pada cool box (kotak pendingin ) dengan suhu 4- 10 C
Masukkan agar strip pada incubator dengan suhu 30- 35 C dan selama 24 jam
(bila 24 jam tidak ada pertumbuhan kuman, pembiakan 24 jam lagi).
Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh
dihitung dengan menggunakan colony counter.
2. Pengukuran kualitas fisik udara
Pengukuran suhu
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer yang dipaparkan
pada ruangan sampai menunjukkan angka yang stabil.
Pengukuran kelembaban relatif, Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
hygrometer atau humidity meter yang dipaparkan pada ruangan sampai
menunjukkan angka yang stabil.
Kecepatan aliran udara

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Kata termometer yang


dipaparkan selama 15 menit pada ruang kerja.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1.Selain kualitas udara ambien, kualitas udara dalam ruangan (indoor air
quality) juga merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian karena akan
berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Timbulnya kualitas udara dalam
ruangan umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi
udara (52%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan (16%) kontaminasi
dari luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%) ,lainlain (13%). Sumber pencemaran udara dapat pula berasal dari aktifitas rumah
tangga dari dapur yang berupa asap, Menurut beberapa penelitian pencemaran

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

udara yang bersumber dari dapur telah memberikan kontribusi yang besar
terhadap penyakit ISPA.
2.kulitas udara secara fisik terdiri dari : suhu,kelembaban,kecepatan aliran
udara,kebersihan udara,bau,kalitas ventilasi.
3. Bioaerosol adalah partikel debu yang terdiri atas makhluk hidup atau sisa
yang berasal dari makhluk hidup. Makhluk hidup terutama adalah jamur
dan bakteri. Penyebaran bakteri, jamur, dan virus pada umumnya
terjadi melalui sistem ventilasi. Sumber bioaerosol ada 2 yakni yang
berasal dari luar ruangan dan dari perkembangbiakan dalam ruangan
atau

dari

manusia,

terutama

bila

kondisi

terlalu berdesakan

(crowded). Pengaruh kesehatan yang ditimbulkan oleh bioaerosol ini


terutama 3 macam, yaitu infeksi, alergi, dan iritasi.
4.pengukuran kulitas udara dapat dilakukan dengan cara: pengukuran kualitas
fisik udara,gas kimia dalam udara dan pengukuran mikrobiologi.

Analisis Kualitas Lingkungan | Makalah Kualita Udara Dalam Ruang

Anda mungkin juga menyukai