KELOMPOK
JUNIARTO
CINDY NOPRITASARI
BELLA EDIT
NAOMI NATALIA
REVE AGUSTIA
I. PENDAHULUAN
dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air
yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta
privatisasi dan bahkan menyulut konflik (Helmi, 1997).
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam produksi
pangan. Jika air tidak tersedia maka produksi pangan akan terhenti. Ini berarti
bahwa sumberdaya air menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan pertanian
khususnya pertanian beririgasi. Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
secara sederhana diartikan disini sebagai upaya memelihara, memperpanjang,
meningkatkan dan meneruskan kemampuan produktif dari sumberdaya
pertanian untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan. Guna mewujudkan
pertanian berkelanjutan, sumberdaya pertanian seperti air dan tanah yang
tersedia perlu dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna. Kebutuhan
akan sumberdaya air dan tanah cenderung meningkat akibat pertambahan
jumlah penduduk dan perubahan gaya hidup, sehingga kompetisi dalam
pemanfaatannya juga semakin tajam baik antara sektor pertanian dengan sektor
non-pertanian maupun antar pengguna dalam sektor pertanian itu sendiri
( Mahar, 1999).
Pengelolaan sumberdaya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan,
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumberdaya air,
pendayagunaan sumberdaya air, dan pengendalian daya rusak air. Adapun visi
dan misi pengelolaan sumberdaya air adalah mewujudkan kemanfaatan
sumberdaya air bagi kesejahteraan seluruh rakyat dan konservasi sumberdaya
air yang adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Salah satu tujuan
pengelolaan sumberdaya air adalah mendukung pembangunan regional dan
nasional yang berkelanjutan dengan mewujudkan keberlanjutan sumberdaya air
(Sunaryo, 2004).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian
1. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah (sungai,
danau, mata air, terjunan air).
2. Air Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
3. Air tanah dangkal/sedang/dalam adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah
atau batuan di bawah permukaan tanah pada kedalaman : dangkal 1-30 meter,
sedang 31-60 meter dan dalam > 60 meter.
4. Air Tanah Bebas (unconfined) adalah air dari aquifer dimana lapisan kedap air
hanya berada pada dasar akuifer dan permukaan akuifer bebas dari lapisan
kedap air.
5. Air Tanah Tertekan (confined) merupakan air dari akuifer yang sepenuhnya jenuh
dengan bagian atas dan bawah dibatasi oleh lapisan kedap air.
6. Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan yang diperlukan untuk mengatur
dan menyalurkan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan,
penyaluran dan pembagian.
7. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang usaha pertanian.
8. Bendung kecil/dam parit adalah bangunan penahan air di sungai/kali yang
tingginya di bawah 15 m, untuk menaikkan tinggi muka air dan juga dapat
dilengkapi saluran untuk mengalihkan air kelebihan yang dapat ditampung dalam
bak penampung atau bangunan tampung air (reservoir).
9. Sumber air adalah tempat/wadah air alami dan atau buatan yang terdapat di atas
ataupun di bawah permukaan tanah.
10. Pembuangan air irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran
kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi pada suatu daerah pertanian.
3.2
3.3
Jenis-jenis air
a. Sungai
Kegiatan pemanfaatan sungai yang berlangsung selama ini sebagian besar
masih dilakukan dengan cara yang kurang memperhatikan kelestarian dan
kepentingan umum. Hal ini ditandai dengan kondisi-kondisi yang salah satunya
ialah hilangnya sebagian besar tumbuhan penutup di daerah aliran sungai
bagian hulu, sehingga memengaruhi daya resap lahan dan meningkatkan erosi
(Puslit Sumber daya Air, 2002: 3). Menurut Puslit Sumber daya Air (2002: 3)
sungai sebagai sumber air yang mempunyai sejumlah potensi yang dapat
dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia. Manfaat sungai sebagai sumber air
di antaranya adalah :
1) Sebagai sumber penghidupan dan kehidupan, air dibutuhkan manusia.
d. Air Hujan
Hujan adalah turunnya air dari langit yang membasahi bahkan membanjiri
bumi (permukaan paling rendah tanah). Hujan merupakan satu bentuk presipitasi
yang berwujud cairan.Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju
dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila
titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke
permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering.
Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6
dianggap hujan asam.Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada
saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah
petrichor, minyak atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh
batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan. Curah hujan
memegang peranan pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Hal ini
disebabkan air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan
dilanjutkan ke bagian-bagian lainnya. Fotosintesis akan menurun jika 30%
kandungan air dalam daun hilang, kemudian proses fotosintesis akan berhenti
jika kehilangan air mencapai 60% (Griffiths, 1976)
e. Air Laut
Air laut mengandung banyak ion mengakibatkan tingginya salinitas. Distribusi
hara di dalam air laut dipengaruhi oleh sirkulasi air laut, proses biologi dan
mineralisasi serta regenerasi nutrisi dengan adanya migrasi hewan dan suplai
dari daratan. Rata-rata konsentrasi garam-garam terlarut di air laut berkisar
3.5%, namun konsentrasi tersebut tergantung pada lokasi dan laju evaporasi.
Konsentrasi ion utama terlarut bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lain, namun
secara proporsi relatifnya konstan. Air laut sudah banyak digunakan untuk
mengairi tanaman yang toleran terhadap salinitas (halophytes) pada daerahdaerah dekat pantai. Mengingat tingginya kandungan kation, air laut dapat
digunakan sebagai salah satu sumber hara bagi tanaman termasuk tanaman
yang sensitif terhadap kadar garam yang tinggi.
3.4
3.5
3.6
seringkali terlupakan. Kekurangan air pada tahapan ini dapat sangat mengurangi
keberhasilan pertanaman dan juga hasil pertanaman. Walaupun demikian
kekurangan air tidak perlu mengakibatkan pengurangan hasil ekonomik.
Beberapa jenis pohon (misalnya kopi) memperlihatkan suatu periode kekurangan
air untuk mendorong pembuangan, dan hasil gula dari tanaman tebu meningkat
oleh kekurangan air yang terjadi dekat sebelum pemasakan (Goldsworthy dan
Fisher, 1992). Sintesis klorofil dibatasi pada kekurangan air yang lebih besar.
Defisit air pada saat proses fotosintesa berlangsung, berakibat pada kecepatan
fotosintesa. Defisit air akan menurunkan kecepatan fotosintesa. Dari suatu
penelitian disimpulkan bahwa perluasan daun dibatasi oleh ketersediaan air
sehingga menurunkan efisiensi fotosintesa.
Menurut Yahya ( 1988 ) dalam Jumin ( 1992 ), jumlah siklus defisit (stres)
yang dialami tanaman pada kondisi yang berbeda akan menunjukkan pengaruh
yang berbeda pula. Tanaman kapas yang tumbuh pada " Growth Chamber "
(terkontrol) pada potensial air daun 16 bar mengakibatkan menutupnya stomata,
dibandingkan bila ditanam pada lapangan terbuka, hingga potensail daun
mencapai 27 bar belum menunjukkan menutupnya stomata walaupun tanaman
juga mengalami siklus kekeringan.
Pengaruh kekurangan kelembaban terhadap hasil panen bermacam-macam.
Selama perkembangan vegetatif, kekurangan yang bagaimanapun kecilnya
dapat mengurangi laju pelebaran daun dan LAI pada tingkat perkembangan
berikutnya. Kekurangan air yang parah dapat menyebabkan penutupan stomata
yang mengurangi pengambilan CO2 dan produksi berat kering. Kekurangan
yang terus menerus dapat menyebabkan penurunan laju fotosintesis sehingga
diperlukan beberapa hari setelah irigasi agar dapat kembali ke laju fotosintesis
aslinya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA