Anda di halaman 1dari 11

BRONCHOPNEUMONIA PADA ANAK

I.

DEFINISI

Pneumonia adalah : proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Berdasarkan letak anatomis dibagi menjadi 3 yaitu pneumonia lobaris, pneumonia lobularis
(bronchopneumonia) dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis).
Bronchopneumonia adalah proses infeksi akut yang menyerang bronkus paru.
ETIOLOGI
1.

Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak-anak


serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan bersifat progresif,
Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.

2. Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori sinsisial.
3. Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
4. Protozoa : Pneumokistis karinii.
5. Bahan kimia :
a.

Aspirasi makanan/susu/isi lambung

b. Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan sebagainya).


PATOFISIOLOGI
Terjadinya pneumonia tergantung kepada virulensi MO, tingkat kemudahan dan luasnya
daerah paru yang terkena serta penurunan daya tahan tubuh. Pneumonia dapat terjadi pada
orang normal tanpa kelainan imunitas yang jelas. Factor predisposisi antara lain berupa
kebiasaan merokok, pasca infeksi virus, penyakit jantung kronik, diabetes mellitus, keadaan
imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Juga
adanya tindakan invasife: infuse, intubasi, trakeostomi, pemasangan ventilator. Lingkungan
tempat tinggal, misalnya dip anti jompo, penggunaan antibiotic, dan obat suntik IV serta
keadaan alkoholik meningkatkan kemungkinan terinfeksi kuman gram negative.
Pneumonia diharapkan akan sembuh setelah terapi 2-3 minggu. Bila lebih lama perlu
dicurigai adanya infeksi kronik oleh bakteri anaerob atau non bakteri seperti oleh jamur,
mikrobakterium atau parasit.

TANDA DAN GEJALA


Gejala

Bakterial/ Tipikal
Lebih tua

Non bacterial/Atipikal
Muda

Pola campuran
Lebih tua

Cepat

Lebih lambat

Cepat

Konstitusional dan

Konstitusional

Konstitusional

Produktif

Tidak

Tidak menonjol

Purulen/berdarah

Negatif/mukoid

Dapat purulen

Sering

Jarang

Sering

Sering

Jarang

Jarang

Segmen/lobar

Tidak ada Interstitial,

Ringan, Var: Patchy

difus

infiltrate.

Mikoplasma/virus/ jamur

Bakteri-presentasi

respirasi

Foto dada
Bakteri

atipikal,
tuberculosis,
legionella, klamida
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Anamnesis,
Setiap anak dengan batuk, sesak nafas yang timbulnya tidak mendadak, demam, harus
dicurigai pneumonia.
2. Pemeriksaan fisik,
Dapat ditemukan sesak nafas (dispnue), nafas cepat (takipnue), nafas cuping hidung,
sianosis. Pada paru terdapat retraksi dinding dada, perkusi sonor sampai redup relatif, suara
nafas vesikuler atau subbronkhial sampai bronchial, ronki basah halus nyaring atau krepitasi.
3. Laboratorium,
Darah pada pneumonia bakteri menunjukkan jumlah lekosit meningkat, dengan hitung
jenis bergeser ke kiri. Analisis gas darah, pO2 turun (ada hipoksia), dapat asidosis
(respiratorik).
TERAPI MEDIS

Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita yang
rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis antibiotic
didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.

Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh Streptokokus pneumonia,
Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman
penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Kloramfenikol 50-100
mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV,
4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis sda).

Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia, Stafilokokus atau
Entero bacteriaceae.
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Gentamisin 5-7
mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau kombinasi :
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali
sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau
penderita immunocompromized.

Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :


Streptokokus pneumonia :

Penisilin prokain IM atau

Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali sehari atau

Eritromisin (dosis sda) atau

Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.


Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).

Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat (misalnya alergi) atau
hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic

lain.
Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
-

kemajuan klinis penderita

jenis kuman penyebab


Indikasi rawat inap :
1. Ada kesukaran napas, toksis.
2. Sianosis
3. Umur kurang dari 6 bulan
4. Adanya penyulit seperti empiema
5. Diduga infeksi Stafilokokus
6. Perawatan di rumah kurang baik.
Pengobatan simptomatis :

1. Zat asam dan uap.


2. Ekspetoran bila perlu
Fisioterapi :
1. Postural drainase.
2. Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.
PENGKAJIAN
a.

Identitas.

Umumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak
dapat mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun
akibat KEP, penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan
antibiotik yang tidak sempurna.
b.

Riwayat Keperawatan.
i. Keluhan utama.

Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping
hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau
diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.

ii. Riwayat penyakit sekarang.


Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama
beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai
kejang karena demam yang tinggi.
iii. Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
iv. Riwayat kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan
kepada anggota keluarga yang lainnya.
c.

Riwayat kesehatan lingkungan.


Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal
musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga
bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu
ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.

d. Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi
saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat
untuk melawan infeksi sekunder.
e.

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

f.

Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).

6. Pemeriksaan persistem.
a.

Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.

b.

Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping hdidung,
ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris,
pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah
terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang
bertambah sesak dan pilek.

c.

Sistem pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang
dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara
pemberian makanan/cairan personde.

d.

Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan
anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan sampai berat).

e.

Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau
malas minum, ubun-ubun cekung.

f.

Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,

g.

Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.

h.

Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering, .

i.

Sistem penginderaan.
Tidak ada kelainan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi bronkus
2.

Ketidakseimbangan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

ketidakmampuan pemasukan b.d faktor biologis.


3. Kekurangan volume cairan b. D kegaga;an mekanisme pengaturan
4. Defisit perawatan diri : mandi, makan, toileting berhubungan dengan kelemahan.
RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosis

Perencanaan
NOC

Bersihan jalan nafas


tidak efektif
berhubungan dengan
sekresi bronkus

NIC

Setelah dilakukan

NIC: airway

perawatan 3x24 jam

manajement

klien dapat:

Aktifitas:

mempertahankan
kepatenan jalan nafas.

1.Buka jalan nafas

dengan

Mempertahankan ventilasi
berkurang

2.Atur posisi yang


memungkinkan ventilasi
maximum

Dg Indikator:

3.dengarkan suara nafa

Tidak ada spasme

4.Monitor dan oksigenasi

Tidak ada cemas


Tidak ada suara tambahan
RR normal

5.pantau kelembaban
oksigenasi pasien
6.Kaji status pernafasan

Mampu bernafas dalam


Ekspansi dan simetris
Tidakada retraksi dada
Mudah bernafas

7.minta pasien tidur/duduk


dengan kepala fleksi, otot
bahu rileks dan lutut
menekuk
8.Anjurkan paien nafas
dalam dan batuk efektif

Tidak dyspnea

Berikan terapi sesuai


program

Diagnosis

Perencanaan
NOC

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

NOC: Status nutrisi,


setelah diberikan

NIC

NIC: Eating disorder


manajemen

berhubungan dengan
ketidakmampuan
pemasukan b.d faktor
biologis.(Sesak nafas)

Aktifitas:

penjelasan dan
perawatan selama

1.

2.

ps terpenuhi dg:

menghabiskan diet yang


dihidangkan

gr%, Globulin 1.8-3.6 gr%, HB

tentang

Laboratorium
4. Monitor intake dan output
5.

Pertahankan kepatenan
pemberian

nutrisi

parenteral
6.

Nilai laboratorim, protein


total 8-8 gr%, Albumin 3.5-5.4

dan

3. Monitoring TTV dan nilai

Tidak ada tanda-tanda


malnutrisi

klien

pentingnya nutrient

adekuat
Pasien mampu

Ajarkan
keluarga

Indikator:
Pemasukan nutrisi yang

kebutuhan

kalori harian

4x 24 jam
kebutuhan nutrisi

Tentukan

Pertimbangkan

nutrisi

enteral
7. Pantau adanya Komplikasi
GI

tidak kurang dari 10 gr %

NIC: terapi gizi

Membran mukosa dan

Aktifitas:

konjungtiva tidak pucat


1.

Monitor

masukan

makanan/ minuman dan


hitung kalori harian secara
tepat
2. Kaloborasi ahli gizi
3. Pastikan dapat diet TKTP
4. Berikan perawatan mulut
5. Pantau hasil labioratoriun
protein, albumin, globulin,
HB
6.

Jauhkan

benda-benda

yang

tidak

enak

untuk

dipandang seperti urinal,


kotak drainase, bebat dan
pispot
7. Sajikan makanan hangat
dengan

variasi

yang

menarik

Diagnosis

Perencanaan
NOC

Kekurangan volume
cairan b.d kegagalan
mekanisme

NOC: Hidrasi,
keseimbangan cairan

pengaturan atau

adekuat, selama

regulasi

dilakukan tindakan
keperawatan 5x24 jam
keseimbangan cairan
pasien adekuat
Indikator:
Urine output 30ml/jam
TTV dalam batas normal
Turgor kulit baik, membran
mukosa lembab, urine jernih

NIC
Manajemen cairan
o Hitung kebutuhan cairan
harian klien
o Pertahankan intake output
tercatat secara adekuat
o Monitor status hidrasi
o Monitor nilai laboratorium
yang sesuai
o Monitor TTV
o Berikan cairan secara
tetap
o Tingkatkan masukan
peroral
o Libatkan keluargadalam
membantu peningkatan
masukan cairan

Monitoring cairan
1. Pantau keadaan urine
2. Monitor nilai lab urine
3.

Monitor

membran

mukosa, turgor, dan tanda


haus
4. Monitor cairan per IV line.
Pertahankan pemberian
terapi cairan peri infus.

Diagnosis

Perencanaan
NOC

NIC

Defisit perawatan diri


NOC: Perawatan diri : (mandi,
: mandi, makan,

berpakaian), setelah diberi

toileting

motivasi perawatan selama

berhubungan dengan

2x24 jam, ps mampu

kelemahan.

melakukan mandi dan


berpakaian sendiri dg:
Indikator:
Tubuh bebas dari bau dan
menjaga keutuhan kulit
Menjelaskan cara mandi dan

NIC: Membantu
perawatan diri pasien
Aktifitas:
1.

Tempatkan

alat-alat

mandi disamping TT ps
2. Libatkan keluarga dan ps
3. Berikan bantuan selama
ps

masih

mampu

mengerjakan sendiri

berpakaian secara aman


NIC: ADL berpakaian
Aktifitas:
1. Informasikan pd ps dlm
memilih pakaian selama

perawatan
2.

Sediakan
tempat

pakaian
yg

di

mudah

dijangkau
3.

Bantu

berpakaian

yg

sesuai
4. Jaga privcy ps
Berikan pakaian pribadi yg
digemari dan sesuai

X.

DAFTAR PUSTAKA

Gordon,et.al,2001,

Nursing

Diagnoses

definition

&

Classification

2001-

2002,Philadelpia,USA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3,
EGC, Jakarta
Haryani dan Siswandi, 2004, Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care, available on:
www.Us.Elsevierhealth.com

Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta


McCloskey, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby, USA
Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia USA

Anda mungkin juga menyukai