Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

ANALISA JURNAL KEPERAWATAN


MATERNITAS
PENATALAKSANAAN KEHAMILAN EKTOPIK
DENGAN KAJIAN HASIL LAPARASKOPI
OPERATIF
Disusun Oleh:
1. Adhitya Kurnia Sari
2. Anggita

(070115B002
Yuliani

Pamungtyas
3. Endah Yuni Astuti
4. Nanang Itsnaini Kafidhul

)
(070115B009
)
(070115B028

Aziz

5. Yulianti

(070115B047
)
(070115B094
)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN AJARAN
2017
ANALISA JURNAL
1. Jurnal Keperawatan Maternitas
a. Judul Jurnal Keperawatan Maternitas
Penatalaksanaan kehamilan ektopik dengan kajian
hasil laparoskopi operatif
b. Latar Belakang Masalah
Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan di mana
kantung gestasi berada di luar kavum uteri, merupakan
keadaaan gawat darurat yang paling sering mengancam
hidup pada kehamilan awal. Insidens-nya di Amerika
Serikat meningkat pesat dalam lima dekade terakhir,
dari 4,5 per 1000 kehamilan pada tahun 1970 menjadi
sekitar 19,7 per 1000 keha-milan pada tahun 1992.
Meskipun ruptur spon-tan dapat terjadi, pasien memiliki
risiko terhadap ruptur tuba dan perdarahan katastrofik.
Kehamilan ektopik masih merupakan suatu penyebab
utama dari kematian ibu, yang meliputi sekitar 4% dari
20 kematian yang berkaitan dengan kehamilan se-tiap
tahunnya di Kanada. Meskipun terdapat fre-kuensi yang
relatif tinggi dari kondisi serius ini, deteksi dini masih
menjadi tantangan. Hingga pada separuh dari semua
perempuan dengan kehamilan ektopik yang datang ke
instalasi gawat darurat, kondisinya tidak teridentifikasi
pada penilaian awal. Meskipun insidens dari kehamilan
ektopik pada populasi umum sekitar 2%, prevalensinya

di anta-ra pasien-pasien hamil yang datang ke instalasi


gawat darurat dengan perdarahan atau nyeri tri-mester
pertama, atau keduanya, adalah 6% hingga 16%.
Ketersediaan petanda hormonal yang lebih baru dan
pencitraan

ultrasound

(ultrasound

imaging)

telah

meningkatkan kompleksitas dari diagnostik lengkap pada


pasien yang dicurigai mengalami kehamilan ektopik (KE),
dan evolusi dari teknik bedah yang kurang invasif serta
penatalaksanaan medis non-invasif telah mengubah
situasi dan stra-tegi pengobatannya. Dalam tinjauan ini,
diringkas-kan

literatur

mutakhir

yang

membahas

dampak dari kemajuan mutakhir pada diagnosis dan pengobatan kehamilan ektopik. Serta pengalaman penulis
(WH

dan

NC)

menangani

kasus-kasus

KE

dengan

manajemen Laparoskopi Operatif.


c. Tujuan penelitian
Membahas

tatalaksana

Kehamilan

Ektopik

(KE)

secara dini dengan pendekatan medisinal dan operatif,


serta mengkaji karakteristik pasien dan keberhasilan
kehamilan pascatatalaksana laparoskopi ope-ratif.
d. Metode penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu study konservatif pada ibu hamil dengan KET
dan

penatalaksanaan

dalam

penelitian

mengalami

ini

laparoskopi
adalah

kehamilan

operatif.

seluruh

ektopik,

Populasi

wanita

penelitian

yang
ini

dilaksanakan pada bulan januari sampai desember 2006


di

Pusat

Pelatihan

Endoskopi

Klinik

Raden

Saleh,

Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM dan


Rumah Sakit Bersalin Yayasan Pemeliharaan Kesehatan
(YPK), Jakarta Pusat.
e. Hasil penelitian

Dari karakteristik paritas pasien, 13 orang (52%)


adalah belum pernah melahirkan, 12 orang

(48%)

adalah kelahiran ke 1 dan 2, dan kelahiran ke 3 tidak

ada (0%)
Karakteristik umur pasien <20 dan >40 tahun 0%, 21
30 tahun 14 orang (56%), dan 31 40 tahun 11

orang (44%).
Lokasi Kehailan ektopik yang pertama tuba falopii 23
orang (92%), ovarium 1 orang (4%), dan ditempat

lainnya 1 orang (4%).


Jenis laparoskopi yang dilakukan salpingostomi linear
19 orang (76%), salpingektomi 5 orang (20%), dan

jenis lain 1 orang (4%).


Luaran hamil 12 orang (48%) hamil dan 13 orang

(52%) belum/tidak hamil.


Waktu yang dibutuhkan untuk hamil 0-6 bulan 6
orang (50%), 7-12 bulan 4 orang (33.3%), dan >12
bulan 2 orang (16.7%).

2. Pembahasan Jurnal
a. Judul penelitian
Judul sudah sesuai dengan latar belakang masalah
penelitian.
b. Latar belakang
Pada

latar

belakang

sudah

dijelaskan

tantang

prevalensi mengenai kejadian kehamilan ektopik dan


teori tentang kehamilan ektopik, laparoskopi.
c. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah study design dengan
melakukan

pengamatan/observasi

terhadap

pasien

dengan kehamilan ektopik yang dilakukan tindakan

laparoskopik operatif di di Pusat Pelatihan Endoskopi


Klinik Raden Saleh, Departemen Obstetri dan Ginekologi
FKUI/RSCM

dan

Rumah

Sakit

Bersalin

Yayasan

Pemeliharaan Kesehatan (YPK), Jakarta Pusat dengan


mendata
paritas,

hasil

akhirnya

umur,

lokasi

laparoskopik,
dibutuhkan

luaran
untuk

berdasarkan
kehamilan

kehamilan,

hamil.

dan

peneliti

karakteristik

ektopik,

jenis

waktu

yang

tidak

melakukan

eksperimen namun menganalisis hasil secara langsung


terhadap data yang sudah di dapat dalam jumlah
sampel yang diambil.
d. Hasil penelitian
Kelemahan :

Dalam jurnal ini peneliti belum mencantumkan dan


menjelasakan tentang penelitian sebelumnya yang
mengenai kehamilan ektopik maupun laparoskopik
operatif.

Populasi dalam penelitian ini tidak dijelaskan berapa,


hanya dicantumkan selama periode januari sampai
desember 2006 terjadi kasus kehamilan ektopik dan
dilakukan tindakan laparoskopik.

Kelebihan :

Dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan bahwa


penatalaksanaan
merupakan

pilihan

laparoskopik
yang

bisa

perioperatif

digunakan

untuk

kehamilan ektopik.

Peneliti juga mampu menjelaskan pentingnya dan


manfaat dilakukannya laparoskopik operatif pada
kehamilan ektopik sehingga mampu mengetahui
penyebab kehamilan dan faktor faktor resiko
kejadia kehamilan ektopik.

3. Analisis Ruang Rawat Inap Ruang Mawar 1


Pada kasus kehamilan ektopik di ruang Mawar 1
RSUD Dr Moewardi sudah sesuai dengan jurnal yaitu
implementasi tindakan laparoskopik pada pasien dengan
kehamilan ektopik, hal ini dilakukan bukan semata perlu
dilakukan tetapi pada dasarnya tindakan laparoskopik pada
kehamilan ektopik memang perlu untuk dilakukan sehngga
intervensi lanjutan bisa diberikan kepada pasien yang
mengalami kehamilan ektopik.
4. Hasil dan Kesimpulan
a. Beberapa teori patofisiologi terjadinya KE disebutkan
seperti; kerusakan tuba akibat infeksi, ri-wayat operasi
di sekitar tuba, intraluminar sinekhia, adhesi serosa
tuba,

sehingga

mempengaruhi

trans-portasi

hasil

konsepsi dari pars ampularis tuba.


b. Sebagian besar KE terjadi pada tuba falopii yaitu 23
kasus (92%) hal ini mendekati angka kejadian di negara
maju yang dilaporkan sekitar 97%.
c. Sesuai dengan protokol penelitian, maka seba-gian
besar jenis operasi dapat dilakukan salpingos-tomi linear
(76%) ini sesuai dengan protap secara internasional
bahwa tindakan konservatif pada KE yang belum
terganggu mutlak dilakukan konservasi tuba dengan
salpingostomi.
d. Waktu yang dibutuhkan untuk

menjadi hamil cukup

singkat 0 - 6 bulan (50%) ini dapat diterangkan bahwa


pasien akan lebih ekspos pada kemungkinan menderita
penyakit yang dapat berdampak pada fisiologi tuba
seperti infeksi dan atau endometriosis.
e. Laparoskopi operatif merupakan surgical treat-ment of

choice

untuk

kehamilan

ektopik

yang

diputuskan

ditatalaksana secara operatif.


f.

Hasil luaran kehamilan dengan tatalaksana la-paroskopi


operatif ialah 48%.

Anda mungkin juga menyukai