Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA REMAJA DENGAN KONSUMSI ROKOK


Guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunitas 1
Dosen Pengampu :Dwi Novitasari, S.Kep.,Ns.,M.Sc

Disusun oleh
Kelompok 3:
1. Aprilia Wahyu Fitri S.

(010112a012)

2. Dwi Puji Susilawati

(010112a023)

3. Muhammad Siswandi

(010112a064)

4. Noor Anisya

(010112a067)

5. Nurul Chotimah

(010112a073)

6. Mila Dewi Kusuma A

(010111a071)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah,
ikatan perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga
biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan
masing-masing individu memiliki perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan
perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan
krisis yang didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan
remaja yang menyita banyak perhatian, yakni emasipasi (otonomi yang
meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya),
kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara
orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari
identitas diri, sehingga mereka sering membantah orang tuanya, karena mulai
mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda
dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada usia ini adalah
teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya temantemannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya, sehingga pada
usia ini banyak remaja yang kecanduan rokok karena mengikuti teman
sebayanya.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak
usia remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat
melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang
timbul bisa teratasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum

a. Mahasiswa dapat memahami konsep asuhan keperawatan pada


keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja dengan
penyalahgunaan rokok.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian penyalahgunaan rokok
pada remaja.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan penyebab penyalahgunaan rokok
pada remaja.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan penyalahgunaan
rokok pada remaja.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan proses keperawatan penyalahgunaan
rokok pada remaja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. REMAJA

1. Pengertian
Masa remaja merupakan salah satu
manusia. Masa ini merupakan masa

periode dari perkembangan

perubahan atau peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan


psikologik, dan perubahan sosial. Disebagian besar masyarakat dan budaya
masa remaja pada umumnya dimulai pada usia10-13 tahun dan berakhir pada
usia18-22tahun (Notoatdmojo, 2007).
Menurut Soetjiningsih (2004) Masa remaja merupakan masa peralih
anntara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual
yaitu antara usia11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa
menjelang dewasa muda.
2. Tahap tahap Perkembangan Remaja
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap
perkembangan remaja:
a. Remaja awal (earlyadolescent). Seorang remaja padatahapini masih
terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya
sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang
bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang
berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap
ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti
b.

orang dewasa.
Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini remaja sangat
membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. Selainitu, ia
berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang
mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau
pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus
membebaskan diri dari oedipuscomplex (perasaan cinta pada ibu sendiri
pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan

c.

kawan.
Remaja akhir (late adolescent).
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai

dengan pencapaian limahalyaitu:


1) Minatyang makin mantap terhadapfungsi-fungsiintelek.
2) Egonyamencari kesempatan untukbersatudenganorang-orang lain
dan dalam pengalaman-pengalaman baru.
3) Terbentuk identitas seksualyang tidak akanberubah lagi.
4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada dirisendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
5) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (privateself)
dan masyarakat umum (Sarwono, 2010).
3.

Ciri Ciri Remaja


Menurut Widyastuti

dkk

(2009), Berkaitan dengan kesehatan

reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja


serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa(rentang
waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:
a. Remaja awal (10-12tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan
tubuhnyadan mulai berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cintayang mendalam.
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memilikicitra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atauabstrak.
B. ROKOK
1. Pengertian
Rokok dibuat dari bahan dasar tembakau.Daun tembakau (nicotiana
tabacum) mengandung nikotin dan berbagai senyawa kimia lainnya yang
berefek racun.Nikotin yang terdapat pada daun tembakau merupakan zat
beracun yang dalam dosis 60 mg saja dapat berakibat fatal.
Menurut kamus Bahasa Indonesia (2008), merokok didefinisikan sebagai
menghisap rokok, sedangkan rokok itu sendiri diartikan gulungan tembakau
(kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas, dsb).

Armstrong berpendapat bahwa merokok adalah menghisap asap tembakau


yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar.
Pendapat lain dari Levy menyatakan bahwa perilaku merokok adalah
sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta
dapat menimbulkan asap yang dapat 3terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian
menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap
yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
2.

Penyebab
Menurut Lewin dalam Komasari dan Helmi (2000), perilaku merokok
disebabkan diri sendiri dan faktor lingkungan.
Suryaningrat (2007), perilaku merokok merupakan perilaku berbahaya
bagi kesehatan.Namun, masih banyak orang yang melakukannya. Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan seorang merokok yaitu :
a. Pengaruh keluarga
Seorang yang berasal dari keluarga yang konservatif (keluarga yang
menjaga dan memperhatikan anak-anaknya) lebih sulit untuk terlibat
dengan rokok. Sedangkan orang yang berasal dari keluarga yang permisif
( keluarga yang tidak terlalu menjaga anaknya dan menerima perilaku
anak) cenderung akan mudah untuk terlibat dengan rokok.
Dalam Journal of Consumer Affairs (Aliyah, 2011) menyebutkan
bahwa orang tua perokok akan berpengaruh dalam mendorong anak
mereka menjadi perokok pemula di usia dini. Secara psikologis, toleransi
orang tua terhadap asap rokok di rumah akan membentuk nilai bagi anak
bahwa merokok adalah hal yang boleh dilakukan dan mereka merasa
bebas untuk merokok karena tidak ada sangsi moral yang diberikan oleh
orang tua (Mutadin, 2002).
Contoh lain adalah adanya permasalahan internal keluarga.
Misalnya, seorang anak berasal dari keluarga yang broken home,
diantaranya dipicu dengan perceraian orang tua.Anak tersebut melakukan
aktivitas merokok sebagai bentuk protes dan perlawanan terhadap kedua
b.

orang tuanya karena tidak memperhatikannya (Suryaningrat, 2007).


Pengaruh Teman

Seseorang yang mempunyai teman perokok akan lebih mungkin


merokok dibanding orang yang tidak punya teman perokok. Banyak
orang terdorong menjadi perokok pemula untuk menyusaikan diri pada
komunitas pergaulan.Rokok membuat mereka merasa lebih diterima oleh
banyak orang (Mutadin, 2002). Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan
yang terjadi :
1) Orang tersebut terpengaruh oleh teman-temannya.
2) Teman-temannya dipengaruhi olehnya
3) Faktor Kepribadian
Orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu, atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan.Secara kepribadian,
kondisi mental yang sedang menurun seperti stres, gelisah, takut, kecewa
dan putus asa sering mendorong orang menghisap rokok.Mereka merasa
lebih tenang dan lebih mudah melewati masa-masa sulit setelah merokok.
c.

(Suryaningrat, 2007).
Pengaruh Iklan
Dalam media visual seperti televisi, baliho dan majalah tampak
tampilan-tampilan

reklame

yang

sangat

profokatif

dengan

memperlihatkan bahwa dengan merokok seseorang akan lebih macho


(Suryanigrat, 2007).
Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat menarik para konsumen atau khalayak secara sukarela
terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai yang diinginkan
pengiklan.
Banyak iklan rokok di media cetak, dan elektronik telah mendorong
rasa ingin tahu publik tentang produk rokok. Penggambaran tokoh serta
adegan-adegan

menantang

dalam

iklan

membuat

masyarakat

menirtt5runya.Ikalan-iklan yang ada merangsang mereka untuk merokok


dengan bujukan yang berbeda. Meskipun dalam iklan tidak digambarkan
orang merokok akan tetapi adegan-adegan yang identik dengan
keperkasaaan dan penuh imajinasi mempengaruhi mereka mengonsumsi
rokok (Mutadin, 2002).
Tema iklan rokok selalu menampilkan pesan positif seperti macho,
bergaya, peduli, setia kawan, dan inspiratif. Berdasarkan penelitian
Universitas Prof. Dr. Hamka (Uhamka) dan komisi nasional perlindungan

anak (2007), iklan rokok merupakan salah satu penyebab meningkatnya


jumlah perokok di Indonesia ( Candra, 2008).
3.

Dampak
Perilaku merokok mempunyai dampak bermacam-macam bagi perokok.
Menurut Ogden (2000), perilaku mempunyai dua dampak, yaitu positif dan
dampak negatif.
a. Dampak Positif
Merokok memiliki dampak positif yang sangat sedikit bagi
kesehatan. Graham dalam ogden (2000) menyatakan bahwa perokok
dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat
membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit. Smet
(1994) menyebutkan keuntungan merokok (terutama bagi perokok)
yaitu mengurangi ketegangan, membantu konsentrasi, dukungan sosial
dan menyenangkan.
b. Dampak Negatif
Merokok dapat menyebabkan dampak negatif yang sangat
berpengaruh terhadap kesehatan (Sumartono, 2009).Perokok bukan
penyebab penyakit tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit.Rokok
juga tidak menyebabkan kematian secara langsung tetapi dapat
mendorong

munculnya

penyakit

yang

dapat

menyebabkan

kematian.Berbagai penyakit yang picu karena merokok dimulai dari


penyakit kepala sampai dengan penyakit di telapak kaki. Penyakit
tersebut antara lain : penyakit jantung, kanker, penyakit saluran
pernapasan, penigkatan tekanan darah, gangguan pembuluh darah,
pengelihatan kabur, dll seperti pesan peringatan yang tertera pada
bungkusan rokok. (Suryaningrat, 2007)
4.

Penatalaksanaan
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu
dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan
oleh faktor pergaulan.Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam
melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering
dijadikan tempat merokok.Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih
tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan
hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Peringatan dari

keluarga juga menjadi salah satu cara mengatasi kecanduan rokok. Berbicara
atau berkomunikasi dengan orang lain, menyibukkan diri, rajin berolahraga,
dan memberikan pengertian-pengertian tentang rokok pada remaja juga dapat
mengatasi kebiasaan merokok tersebut.

BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. DATA UMUM
a. Nama Kk : Tn. M
b. Alamat : Candirejo
c. Pekerjaan KK : Wiraswasta
d. Pendidikan KK : SMA
e. Komposisi Keluarga :
Nama
No

Anggota

1
2
3
4

Klg
Tn. M
Ny. S
An. F
An. B

Sex

Hub.Dgn

L
P
L
L

Kk
suami
istri
anak
anak

Umur

Pnddkn

52
44
21
17

SMA
SMA
SMA
SMA

Bcg

Dpt

Imunisasi
Polio
Cmpk

Genogram

Keterangan:
Laki-laki

Keturunan

Perempuan

Tinggal bersama

Laki-laki meninggal

Klien

Hep. B

Ket
sehat
sehat
sehat
sehat

f. Tipe Keluarga :
Tipe keluarga Tn. M adalalah Extended Family atau keluarga inti yang
terdiri dari Ayah yang bekerja sebagai wiraswasta, ibu yang hanya
menjadi ibu rumah tangga, dan 2 orang anak yang masih sekolah.
g. Suku Bangsa
Keluarga Tn. M adalah suku Jawa
h. Agama
Keyakinan yang dianut oleh keluarga Tn. M adalah islam. Tidak ada
perbedaan diantara anggota keluarga.Tn. M setiap hari selalu
menjalani ibadah sholat 5 waktu.Disekitar tempat tinggalnya terdapat
masjid.
i. Status social ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Tn. M kuarang lebih Rp. 3.000.000 per
bulan.Dalam satu keluarga hanya Tn. M yang bekerja dengan
membuka

warung

sembako

dan

terkadang

dibantu

oleh

istrinya.Pengeluaran sebulan kurang lebih Rp.2.500.000 untuk belanja


kebutuhan bulanan dan membiayai anak keduanya yang masih SMA.
j. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Setiap hari klien dan keluarga berkumpul bersama-sama dengan
hiburan menonton TV dan berkumpul bersama tetangga atau teman
sebayanya.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Anak Remaja
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga telah memenuhi tahapan perkembangan.Klien diberikan
kesempatan untuk bersosialisasi dengan baik disekolah, maupun
diluar sekolah.Memperhatikan tentang pendidikan, kegiatan sosial
seperti karang taruna, dan menyediakan aktivitas untuk anak.
3. Riwayat Keluarga Inti
Ny. S mengatakan sekitar 2 bulan yang lalu mengetahui An. B memiliki
kebiasaan merokok.Ny. S mengatakan kurang mengetahui sejak kapan
anakanya merokok.
Tn. M mengatakan tidak mengetahui bahwa anaknya merokok karena
kesibukannya menjaga warung dan selama dirumah anaknya tidak pernah
merokok ataupun kedapatan membawa rokok

An. F mengatakan bahwa ia sebagai saudara kandung atau kakak dari An.
B mengetahui bahwa An. B merokok sejak kelas 2 SMA dan sudah
melarang An. B untuk berhenti merokok
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn. M mengatakan Istrinya mengalami penyakit menurun yaitu hipertensi
yang didapat dari orang tuanya dan baru mengetahui 7 tahun yang lalu.
5. Data Lingkungan
a. Luas bangunan rumah yang ditempati 45m2 , terdiri dari 4 kamar tidur.
Terdapat 1 dapur dan 1 kamar mandi dan jamban. Tipe bangunan
permanen. Lantai terbuat dari semen, jumlah jendela depan ada 2
dengan ukuran 1 X 1 meter, pintu depan 2 buah. Sumber air minum
yang digunakan berasal dari sumur milik sendiri. Air tersebut
diperuntukan mandi, mencuci dan masak. Keluarga biasanya
menggunakan kompor gas untuk memasak. Tembok rumah terbuat
dari bata, atap rumah terbuat dari genteng. Udara didalam rumah
terasa lembab walaupun pintu sudah dibuka. Cahaya matahari yang
masuk kerumah kurang. Rumah tampak rapi, kamar mandi, dapur dan
tempat cuci piring bersih. Pekarangan rumah cukup luas dan bersih.
Menurut Ny. S rumahnya sudah cukup baik untuk digunakan sebagai
tempat tinggal.

S
1

5
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
RW

Ket :
1 : RuangTamu
2 : Kamar Tidur
3 : kamar tidur
4 : kamar tidur
5 : kamar tidur
6 : kamar
mandi
7 : jamban/WC
8 : Dapur

Keluarga Tn. M tinggal dilingkungan tempat tinggal yang merupakan


pedesaan.Sebagian besar dari tetangga dilingkungan temapt tinggal
Tn. M adalah penduduk asli dan berasal dari jawa.Bahasa sehari-hari
yang digunakan adalah bahasa jawa.Interaksi antar warga banyak
dilakukan pada waktu sore hari.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. M mengatakan bahwa keluarganya tidak pernah
berpindah sejak menikah.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. S mengatakan bahwa keluarganya juga ikut dalam perkumoulan
masyarakat.Ny. S berperan sebagai kader posyandu di desanya dan
aktif dalam kegiatan PKK, Tn. M sering mengikuti perkumpulan
bapak-bapak yang diadakan 1 minggu sekali.An. B dan An. F
mengikuti kegiatan karang taruna serta berhubungan baik dengan
teman sebayanya.
e. System pendukung keluarga
Fasilitas fisik : Puskesmas, Posyandu
Fasilitas Psikologis : kenyamanan, keamanan, dukungan dari anggota
keluarga baik
Fasilitas social : dikungan dari masyarakat sekitar rumah (tetangga)
baik.
6. Sruktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah dengan
mengguanakan bahasa jawa.
b. Struktur kesehatan keluarga
Sumber pengambilan keputusan adalah Tn. M dan apabila ada
masalah keluarga selalu mendiskusikan bersama dan Tn. M sebagai
kepala keluarga selalu member nasehat kepada istrinya agar selalu
menjaga hubngan baik dengan orang lain serta cara bersosialisasi yang
baik
c. Struktur peran
Peran formal : Tn. M = sebagai suami, ayah dan kepala keluarga
Ny. S = sebagai istri dan ibu
An. F = sebagai anak
An. B = sebagi anak
Peran Informal : Tn. M = sebagai pencari nafkah, pendorong,
pengharmonis, koordinator keluarga

Ny. S =

sebagai pendorong, pengharmonis,

perawat keluarga, pendamai


An. F = sebagai pengharmonis, pendamai,
penghibur
An. B = sebagai pengharmonis, pendamai,
penghibur
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga menganut nilai dan norma sesuai budaya dan agama yang
dainut di lingkungannya. Keluarga menganggap tidak ada norma yang
bertentangan dengan kesehatan.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. M menunjukan sikap dan perasaan saling memiliki,
saling memberikan perhatian dan kasih saying dan Ny. S sering
berbincang dengan kedua anaknya.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi atau hubungan antar keluarga baik, norma dna budaya yang
berlaku dalam keluarga juga sesuai dengan norma serta nilai
masyarakat setempat.
c. Fungsi perawatan keluarga
1) Mengenal masalah keluarga
Ny. S mengatakan kedua anak laki-lakinya memiliki kebiasaan
merokok.
Ny. S mengatakan membatasi konsumsi rokok pada An. F dan An.
B
Ny. S mengetahui dampak buruk dari merokok
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
untuk mengetahui masalah kesehatan
Ny. S mengatakan jika anggota keluarganya sakit ia akan
membelikan obat di warung
3) Merawat Anggota Keluarga Yang Sakit
Ny. S mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit, Ny. S
melakukan perawatn sebisanya dan semampunya, seperti membeli
obat di warung
4) Memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan
Ny. S mengatakan tidak memiliki tanaman obat keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah
kesehatan
Ny. S mengatakan keluarganya jarang memeriksakan diri
kepuskesmas hanya jika sakitnya dianggap parah

d. Fungsi resproduksi
Keluarga Tn. M dan Ny. S memiliki 2 anak laki-laki.Ny. S
menggunakan KB suntik sudah 10 tahun
e. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhansehari-hari Tn. M bekerja sebagai
wiraswasta.
8. Stress dan Koping Keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang
1) Stressor jangka pendek
Ny. S mengatakan saat mengetahui anaknya merokok ia tidak
terlalu kaget karena Tn. M atau suaminya juga perokok
2) Stressor jangka panjang
Ny. S dan Tn. M mengatakan tidak memiliki stressor didalam
keluarganya yang berkepanjangan atau menahun
b. Kemampuan keluarga berespon terhadapa situasi / stressor
Tn. M dan Ny. S mengatakan akan berusaha merubah kebiasaan
anaknya yang merokok dengan membatasi konsumsi rokok secara
perlahan.
c. Strategi / koping yang digunakan
Keluarga mampu menghadapi

masalah

keluarganya

secara

konstruktif.Keluarga selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan


baik.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam keluarga Tn. M tidak ada kekerasan dalam menghadapi
masalah.
9. Pengkajian fisik
a. Tn. M
Vital sign
TD
: 130/80mmHg
Nadi
: 78 X/menit
Suhu
: 36,30C
Head to toe
:
1) Kepala
Inspeksi &palpasi : Mesocepal, bersih, warna hitam, kulit kepala
bersih, dan rambut merata, dan rambut mengalami kerontokan,
tidak terdapat benjolan/ massa dikepala.
2) Mata

Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera


tidak ikterik, kornea jernih, pupil isokor, tidak terdapat
peradangan, dan tidak mengguanakan alat bantu pengelihatan
Palapasi : tidak mengalami nyeri tekan
3) Telinga
Inspeksi : Simetris antar kanan dan kiri, bersih, tidak terdapat
serumen, fungsi pendengaran baik.
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan
4) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat
polip
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan
5) Mulut dan faring
Inspeksi : bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak
ada pembesaran tonsil. Tn. M mengatakan tidak nyeri saat
menelan.
6) Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada
Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada simetris,
tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta kelainan
tulang belakang
8) Pernafasan dan kardiovaskuler
a) Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada simetris,
tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta kelainan
tulang belakang
b) Palpasi : tidak ada krepitasi, atau fraktur dan nyeri tekan
c) Perkusi : batas imaginer paru jelas, suara sonor pada kedua
lapang paru, dan redup pada jantung
d) Auskultasi : vesikuler pada paru-paru dan tidak terdapat suara
tambahan pada jantung, S1 dan S2 terdengar reguler
9) Abdomen
a) Inspeksi : tidak terdapat jejes, lesi, atau luka
b) Auskultasi : Bunyi peristaltic usus 8 X/ menit
c) Perkusi : timpani pada lambung, redup pada hati dan ginjal
d) Pelpasi : tidak terdapat neyeri tekan ataupun nyeri angkat
10) Ekstremitas
Inspeksi : Anggota gerak lengkap tidak terdapat kelainan pada jari
tangan dan kaki
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur, kekuatan otot 5.
b. Ny. S

Vital Sign
TD
: 180/100 mmHg
Nadi
: 88 X/menit
Suhu
: 37, 30
Head to toe :
1) Kepala
Inspeksi &palpasi : Mesocepal, bersih, warna hitam, kulit kepala
bersih, distribusi rambut merata, dan rambut merata, dan rambut
tidak mengalami kerontokan, tidak terdapat benjolan/ massa
dikepala.
2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, kornea jernih, pupil isokor, tidak terdapat
peradangan, dan tidak mengguanakan alat bantu pengelihatan
Palapasi : tidak mengalami nyeri tekan
3) Telinga
Inspeksi : Simetris antar kanan dan kiri, bersih, tidak terdapat
serumen, fungsi pendengaran baik.
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan
4) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat
polip
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan
5) Mulut dan faring
Inspeksi : bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak
ada pembesaran tonsil. Tn. M mengatakan tidak nyeri saat
menelan.
6) Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada
Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada simetris,
tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta kelainan
tulang belakang
8) Pernafasan dan kardiovaskuler
a) Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada
simetris, tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta
kelainan tulang belakang
b) Palpasi : tidak ada krepitasi, atau fraktur dan nyeri tekan
c) Perkusi : batas imaginer paru jelas, suara sonor pada kedua
lapang paru, dan redup pada jantung

d) Auskultasi : vesikuler pada paru-paru dan tidak terdapat suara


tambahan pada jantung, S1 dan S2 terdengar regular
9) Abdomen
a) Inspeksi : tidak terdapat jejes, lesi, atau luka
b) Auskultasi : Bunyi peristaltic usus 6 X/ menit
c) Perkusi : timpani pada lambung, redup pada hati dan ginjal
d) Pelpasi : tidak terdapat neyeri tekan ataupun nyeri angkat
10) Ekstremitas
Inspeksi : Anggota gerak lengkap tidak terdapat kelainan pada jari
tangan dan kaki
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur, kekuatan otot 5.
c. An. F
Vital Sign
TD
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 X/menit
Suhu
: 36, 40
Head to toe :
1) Kepala
Inspeksi &palpasi : Mesocepal, bersih, warna hitam, kulit kepala
bersih, dan rambut merata, rambut tidak mengalami kerontokan,
tidak terdapat benjolan/ massa dikepala.
2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, kornea jernih, pupil isokor, tidak terdapat
peradangan, dan tidak mengguanakan alat bantu pengelihatan
Palapasi : tidak mengalami nyeri tekan
3) Telinga
Inspeksi : Simetris antar kanan dan kiri, bersih, tidak terdapat
serumen, fungsi pendengaran baik.
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan
4) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat
polip
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan
5) Mulut dan faring
Inspeksi : bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak
ada pembesaran tonsil. Tn. M mengatakan tidak nyeri saat
menelan.
6) Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada

Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada simetris,


tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta kelainan
tulang belakang
8) Pernafasan dan kardiovaskuler
a) Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada
simetris, tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta
kelainan tulang belakang
b) Palpasi : tidak ada krepitasi, atau fraktur dan nyeri tekan
c) Perkusi : batas imaginer paru jelas, suara sonor pada kedua
lapang paru, dan redup pada jantung
d) Auskultasi : vesikuler pada paru-paru dan tidak terdapat suara
tambahan pada jantung, S1 dan S2 terdengar regular
9) Abdomen
a) Inspeksi : tidak terdapat jejes, lesi, atau luka
b) Auskultasi : Bunyi peristaltic usus 10 X/ menit
c) Perkusi : timpani pada lambung, redup pada hati dan ginjal
d) Pelpasi : tidak terdapat neyeri tekan ataupun nyeri angkat
10) Ekstremitas
Inspeksi : Anggota gerak lengkap tidak terdapat kelainan pada jari
tangan dan kaki
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur, kekuatan otot 5.
d. An. B
Vital Sign
TD
: 100/70 mmHg
Nadi
: 80 X/menit
Suhu
: 36, 10
Head to toe :
1) Kepala
Inspeksi &palpasi : Mesocepal, bersih, warna hitam, kulit kepala
bersih, distribusi rambut merata, dan rambut tidak mengalami
kerontokan, tidak terdapat benjolan/ massa dikepala.
2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, kornea jernih, pupil isokor, tidak terdapat
peradangan, dan tidak mengguanakan alat bantu pengelihatan
Palapasi : tidak mengalami nyeri tekan
3) Telinga
Inspeksi : Simetris antar kanan dan kiri, bersih, tidak terdapat
serumen, fungsi pendengaran baik.
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan

4) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak terdapat secret, tidak terdapat
polip
Palpasi : tidak mengalami nyeri tekan
5) Mulut dan faring
Inspeksi : bibir lembab, tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak
ada pembesaran tonsil. Tn. M mengatakan tidak nyeri saat
menelan.
6) Leher
Inspeksi : simetris
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7) Dada
Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada simetris,
tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta kelainan
tulang belakang
8) Pernafasan dan kardiovaskuler
a) Inspeksi :pengembangan paru seimbang, bentuk dada
simetris, tidak ada jejas, tidak ada kelainan bentuk dada serta
kelainan tulang belakang
b) Palpasi : tidak ada krepitasi, atau fraktur dan nyeri tekan
c) Perkusi : batas imaginer paru jelas, suara sonor pada kedua
lapang paru, dan redup pada jantung
d) Auskultasi : vesikuler pada paru-paru dan tidak terdapat suara
tambahan pada jantung, S1 dan S2 terdengar regular
9) Abdomen
a) Inspeksi : tidak terdapat jejes, lesi, atau luka
b) Auskultasi : Bunyi peristaltic usus 6 X/ menit
c) Perkusi : timpani pada lambung, redup pada hati dan ginjal
d) Pelpasi : tidak terdapat neyeri tekan ataupun nyeri angkat
10) Ekstremitas
Inspeksi : Anggota gerak lengkap tidak terdapat kelainan pada jari
tangan dan kaki
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur, kekuatan otot 5.
e. Harapan Keluarga
Ny. S berharap agar keluarganya selalu dalam keadaan sehat dan
membiasakan hidup sehat tanpa rokok.
Tn. M berharap agar dia bisa berhenti merokok walaupun
kemungkinan susah dan akan berusaha sedikit demi sedikit untuk
mengurangi rokok.
An. B berharap agar bisa berhenti merokok walaupun sedikit demi
sedikit.

An. F berharap agar bisa berhenti merokok dan terhindar dari


gangguan kesehatan / komplikasi merokok.
B. ANALISA DATA
NO
DATA FOKUS
ETIOLOGI
PROBLEM
1 DS : Ny.S mengatakan Ketidakmampuan keluarga Risiko terjadinya
anaknya

sering memodifikasi lingkungan

membuang

cidera

puntung

rokok sembarangan
DO : tampak puntung
2

rokok di lantai
DS : Ny.S mengatakan ketidakmampuan keluarga

Resiko terjadinya

belum

gangguan

yang

tahu
bisa

gangguan dalam mengenal bahaya


disebabkan merokok

pernafasan pada

rokok
DO : Ny.S dan keluarga
tampak

bingung

keluarga

saat

ditanya mengenai bahaya


merokok
DS : Ny.S mengatakan Ketidak mampuan keluarga Koping keluarga

tidak tahu apa yang harus dalam

mengenal

dilakukan agar anaknya perkembangan

tugas tidak efektif


keluarga

tidak merokok
dengan usia remaja.
DO :Ny.S dan keluarga
tampak biasa saja dengan
perilaku merokok pada
anaknya
Skoring dan Prioritas Masalah
1. Risiko terjadinya cidera b.d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan
No. Kriteria
1
Sifat
2

Skor
masalah 2

kesehatan
Kemungkinan masalah 2
dapat diatasi

Bobot
1

Nilai
2/3

Potensial

masalah 3

dapat dicegah
Menonjolnya masalah

1
4 2/3
2. Rsiko terjadinya gangguan pernafasan pada keluarga b.d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal bahaya merokok
No. Kriteria
1
Sifat

Skor
masalah 2

Bobot
1

Nilai
2/3

kesehatan
Kemungkinan masalah 1

dapat diatasi
Potensial

dapat dicegah
Menonjolnya masalah

masalah 3
2

1
3 2/3
3. Koping keluarga tidak efektif b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
tugas perkembangan keluarga dengan usia remaja.
No. Kriteria
1
Sifat

Skor
masalah 2

Bobot
1

Nilai
2/3

kesehatan
Kemungkinan masalah 1

dapat diatasi
Potensial

dapat dicegah
Menonjolnya masalah

3 1/6

masalah 3
1

D. Implementasi dan Evaluasi Formatif


NO. HARI/TGL
DX
1

IMPLEMENTASI

EVALUASI FORMATIF

Selasa,

- kaji masalah

DS : klien mengatakan

17/3/2015

keperawatan keluarga

banyaknya punting rokok

Tn. M

di lingkungan rumahnya
DO : klien tampak cemas
akan keadaan tersebut
DS : Klien mengatakan

- jelaskan bahaya
membuang putung
rokok sembarangan
2

Selasa
17/3/2015

akan menyiapkan asbak


rokok.
DO :

Klien

mengerti
- Jelaskan bahaya asap DS : An.B dan keluarga
rokok bagi kesehatan mengatakan masih belum
terutama pernafasan.

memahami bahaya rokok


pada

Selasa
17/3/205

tampak

gangguan

pernafasan
DO : Klien

tampak

bingung

ditanya

saat

tentang bahaya merokok


- Kaji masalah koping DS : Ny.S mengatakan
keluarga

masih

belum

bagaimana

paham

cara

anaknya

agar

berhenti

merokok
DO : Klien tampak cemas
pada

keadan

anaknya

yang merokok
1

Rabu
18/3/2015

- Motivasi
keluarga
menjaga
agar

anggota DS : Ny.S dan keluarga


untuk mengatakan
lingkungan membersihkan

tidak

kecelakaan

terjadi

rokok

di

sudah
putung
sekitar

TTD

rumahnya,

tapi

An.B

masih sering membuang


sembarangan
DO :Lingkungan tampak
lebih bersih dari putung
2

Rabu
18/3/2015

rokok
anggota DS:An.B

- Ajarkan
keluarga

untuk akan

berhenti merokok

Rabu
18/3/2015

mengatakan

berusaha

untuk

berhenti merokok
DO: An.B tampak ingin

berhenti merokok
- Jelaskan dampak dan DS: Ny.S mengatakan
cara

mengatasi akan

kebiasaan merokok

melarang

dan

memotivasi An.B untuk


berhenti merokok
DO: Ny.S tampak sudah
tenang

Kamis
19/3/2015

- evaluasi lingkungan
rumah klien

DS: Ny.S mengatakan


sudah tidak ada yang
membuang putung rokok
sembarangan
DO :Lingkungan tampak
lebih bersih dari putung

Kamis
19/3/2015

rokok
kebiasaan DS: An.B

- evaluasi
merokok

megatakan

sudah sedikit mengurangi


rokok
DO:

An.B

tampak

bersungguh-sungguh
E. Catatan Perkembangn
NO
1

HARI/TGL
Selasa
17/3/2015

DIAGNOSA

EVALUASI SOMATIF

KEPERAWATAN
Risiko terjadinya cidera S : Ny.S dan keluarga
b.d

ketidakmampuan mengatakan

keluarga

memodifikasi putung

banyak
rokok

di

TTD

lingkungan

ligkungan rumahnya
O :Ny.S dan keluarga
tampak cemas
A : Masalah risiko cedera
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi:
- Motivasi

anggota

keluarga

untuk

menjaga

lingkungan

agar

tidak

terjadi

kecelakaan

Selasa
17/3/2015

Risiko

terjadinya S: An.B dan keluarga

gangguan
pada

pernafasan mengatakan masih belum

keluarga

b.d memahami bahaya rokok

ketidakmampuan
keluarga
mengenal
merokok

pada

gangguan

dalam pernafasan
O: An. B dan keluarga
bahaya
tampak masih bingung
dan senyum-senyum
A:
Masalah
risiko
gangguan

pernafasan

belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Ajarkan

An.B

untuk

berhenti merokok
3

Selasa
17/3/2015

Koping tidak efektif b.d

S:

ketidakmampuan

masih

keluarga dalam

bagaimana

mengenal tugas

anaknya

perkembangan keluarga

merokok
O: Ny.S tampak sedih

dengan usia remaja.

Ny.S

mengatakan

belum

paham

cara

agar

berhenti

dan bingung
A: Masalah koping tidak
efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Jelaskan dampak dan

cara mengatasi kebiasaan


1

Rabu
18/3/2015

merokok
Risiko terjadinya cidera S : Ny.S dan keluarga
b.d

ketidakmampuan mengatakan

keluarga

sudah

memodifikasi membersihkan

lingkungan

rokok

putung

di

rumahnya,

sekitar
tapi

An.B

masih sering membuang


sembarangan
O :Lingkungan tampak
lebih bersih dari putung
rokok
A : Masalah risiko cedera
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi:
Evaluasi lingkungan rumah
klien

Rabu
18/3/2015

Rsiko terjadinya

S:

gangguan pernafasan

akan

pada keluarga b.d

berhenti merokok
O: An.B tampak ingin

ketidakmampuan
keluarga dalam
mengenal bahaya
merokok

An.B

mengatakan

berusaha

berhenti merokok
A: Masalah Gangguan
pernafasan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Evaluasi

Rabu
18/3/2015

untuk

kebiasaan

Koping keluarga tidak

merokok
S: Ny.S mengatakan akan

efektif b.d

melarang

ketidakmampuan

memotivasi An.B untuk

keluarga dalam

berhenti merokok
O: Ny.S tampak sudah

mengenal tugas
perkembangan keluarga
dengan usia remaja.

dan

tenang
A:
Masalah

koping

keluarga

efektif

tidak

teratasi
P: Hentikan intervensi

Kamis
19/3/2015

Risiko terjadinya cidera S : Ny.S mengatakan


b.d

ketidakmampuan sudah tidak ada yang

keluarga

memodifikasi membuang putung rokok

lingkungan

sembarangan
O :Lingkungan tampak
lebih bersih dari putung
rokok
A : Masalah risiko cedera

Kamis
19/3/2015

Rsiko terjadinya

teratasi
P : Hentikan intervensi
S: An.B megatakan

gangguan pernafasan

sudah sedikit mengurangi

pada keluarga b.d

rokok
O:
An.B

ketidakmampuan
keluarga dalam
mengenal bahaya
merokok

tampak

bersungguh-sungguh
A: Masalah Gangguan
pernafasan belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Evaluasi

kebiasaan

merokok dan motivasi


untuk berhenti merokok

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : Gramedia


Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori.2006. Psikologi Remaja perkembangan
peserta didik.Jakarta :Bumi Aksara
Bart, Smet. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo
Levy ,M.R. 1984.Lyfe and health.New York :Random House
Mutadi, Z. 2002. Pengantar pendidikan dan ilmu perilaku
kesehatan.Yogyakarta : Andi Offset
Suryaningrat, W. 2007.Menghindari Rokok. Bandung : Surba
Suryo, S. 2007. Filosofi Rokok. Jogjakarta : Pinus Book Published

Anda mungkin juga menyukai