Dasar Tehnik Listrik
Dasar Tehnik Listrik
Pengantar
Tugas Pokok Polri sebagaimana dimaksud pasal 30 ayat (4) UUD 45
mengatkan bahwa Kepolisian Negara RI sebagai alat Negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakan hokum, seiring
pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi telekomunikasi, Polri dituntut untuk
selalu dapat melayani masyarakat, komunikasi sangat mendukung semua
kegiatan operasional Polri, harus memiliki SDM yang mempubyai keterampilan
dibidang teknologi, telekomunikasi yang secara umum ada pada pengetahuan
tehnik elektronik yaitu keterampilan tetnatng kelistrikan.
2.
Standar Kompetensi
Memahami dan mampu menyelenggarakan dasar dasar tehnik Listrik.
BAB I
PENGERTIAN - PENGERTIAN
Kompetensi Dasar
Memahami Pengertian pengertian yang berkaitan dengan Dasar Tehnik
Listrik
Indikator Hasil Belajar
1.
2.
3.
4.
2.
Kuat Arus Listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya
electron bebas yang pindah melewati suatu penampang lewat dalam satuan
detik.
3.
Rapat Arus adalah besarnya arus listrik tiap tiap mm2 luas penampang
kawat.
4.
BAB II
TEORI DASAR LISTRIK
Kompetensi Dasar
Memahami Teori Teori Dasar Listrik
Indikator Hasil Belajar
1. Menjelaskan Arus Listrik
2. Menjelaskan Kuat Arus Listrik
3. Menjelaskan Rapat Arus
4. Menjelaskan Tahanan dan Daya Hantar.
5. Menjelaskan Potensial atau tegangan
6. Menjelaskan Rangkaian Listrik.
I.
Arus Listrik
Energi listrik secara umum dapat dibangkitkan dari generator, sinar
matahari atau larutan kimia tertentu. Energi listrik dari generator dapat
digerakkan dari angin, air, .. Sedang energi listrik dari sinar matahari
menggunakan perantara solar sell yang merubah intensitas cahaya matahari
menjadi arus listrik. Demikian juga sel sel skunder yang ada dalam
accumulator (ACCU) basah dengan larutan kimia di dalamnya yang dapat
menyimpan energi listrik.
Arus listrik bergerak dari terminal positif ( + ) ke terminal negatif ( - ),
sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang
bergerak dari terminal negatif ( - ) ke terminal positif ( + ), arah arus listrik
dianggap berlawanan dengan arah gerakan electron.
3.
Rapat Arus
Adalah besarnya arus listrik tiap tiap mm2 luas penampang kawat.
Arus listrik mengalir dalam kawat penhantar sacara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 Ampere mengalir dalam kawat penampang 4
mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 3 A/mm2 , ketika penampang penghantar
mengecil 1,5 mm2 , maka kerapatan arusnya adalah 8 A/mm2.
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperature, suhu penghantar
dipertahankan sekitar 300oC, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah
ditetapkan dalam table Kemampuan Hantar Arus ( KHA ).
terbalik
dengan
penampang
penghantar,
semakin
besar
A=I/J
Dimana :
J = Rapat arus (A/mm2)
I = Kuat arus (Amp)
A = Luas penampang kawat (mm2)
4.
Tahanan
penghantar
besarnya
berbanding
terbalik
terhadap
luas
5.
Panjang penghatar
Jenis konduktor
Temperatur
Dimana :
V = beda potensial atau tegangan (volt)
W = usaha, (Newton Meter atau Joule)
Q = muatan listrik (coulumb)
6.
Rangkaian Listrik
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus apabila dipenuhi syarat syarat
sebagai berikut :
-
adanya beban
10
a.
b.
Hukum OHM
Pada suatu rangkaian tertutup, besarnya arus I berubah sebanding
dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R,
atau dapat dinyatakan dengan rumus :
V = I.R
Dimana :
V = tegangan, (volt)
I = arus listrik, (ampere)
R = tahanan atau reristansi, (ohm)
Dari persamaan di atas yang mana bila tegangan konstan (tetap), maka
besarnya arus yang ada akan berbanding terbalik dengan hambatan yang
ada. Semakin besar hambatannya semakin kecil arus yang mengalir.
Sebagai contoh beban listrik yang digunakan oleh pelangan PLN yang
paling kecil daya yang disalurkan ke pelangan adalah 450 Watt dengan
pembatas arus 2 ampere, dimana tegangan yang didistribusikan adalah
220 V ac. Bagaimana daya / beban 450 watt dapat diasumsikan dengan
pembatas arus 2 Ampere (MCB atau fuse ). Hubungan hukum ohm
dengan daya dapat dilihat dari persamaan di bawah ini :
11
P = V.I
Dimana V = I . R
Sehingga :
P = (I . R) . I atau P = I2 . R
P = daya (watt)
V = Tegangan (volt)
I = arus (ampere)
R = hambatan (ohm)
Jadi bila sebuah rumah memiliki daya 450 Watt, maka arus yang mengalir
adalah maksimum sebesar 2 Ampere. Bagaimana tengangan 220 Vac
dengan arus 2 ampere menghasilkan daya 450 watt ? padahal sesuai
persamaan di atas bahwa P = V . I , sehingga 220 V . 2 A adalah 440
watt. Dijelaskan pada bahasan selanjutnya.
c.
Hukum KIRCHOFF
Pada hukum Kirchoff pertama ini adalah pada setiap rangkaian jumlah
aljabar dari arus-arus yang bertemu pada satu titik pertemuan adalah nol (
jumlah I = 0 ). Dapat dijelaskan bahwa besar arus yang masuk pada suatu
titik pertemuan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik
pertemuantersebut.
BAB III
SUMBER DAYA LISTRIK
Kompetensi Dasar
Memahami Sumber Daya Listrik
Indikator Hasil Belajar
1. Menjelaskan Asal energi
2. Menjelaskan Daya Listrik
3. Menjelaskan Satuan Pada Listrik Bolak Balik (AC)
13
1.
Asal Energi
Energi dapat dihasilkan dari alam dan buatan. Energi yang berasal dari alam
diantara PLTU, PLTA, PLTG, PLTAt, sedang yang berasal dari buatan diantara
PLTD, Genset dan batery.
2.
Daya Listrik
Dari pembahasan di atas telah diuraikan sedikit tentang daya listrik yang
mana dinotasikan dengan lambang P dengan satuan Watt. Daya listrik yang
ada pada setiap beban secara umum dipengaruhi oleh sumber tengangan,
beban / hambatan dan arus yang mengalir. Daya listrik pada buku ini yaitu daya
pada arus listrik bolak balik (ac). Sedangkan daya pada rangkaian DC
(searah) adalah ideal seperti bahasan di atas yaitu Daya = tegangan dikalikan
arus pada beban.
Satuan daya yang terpasang pada konsumen / pelangan adalah VA
(volt ampere), itu merupakan daya yang terpasang atau daya pengenal. Jadi
jika konsumen berlangganan daya sebesar 450 watt dengan tegangan 220 volt
maka arus sebesar 2 ampere. (biasa dipasang sebuah MCB 2 ampere).
Dalam rangkaian listrik bolak balik (alternating current) ada tiga jenis daya
yaitu :
a.
Untuk rangkaian listrik bolak balik (AC), bentuk tegangan dan arusnya adalah
sinusoida (gelombang sinus) dimana setiap saat baik tegangan ataupun arus
akan berubah ubah. Dari amplitudo maksimum, nol, minimum dan kembali
lagi ke amplitudo maksimum. Sehingga besarnya daya setiap saat tidak sama.
Daya ini merupakan daya rata-rata di ukur dengan satuan watt, daya tersebut
membentuk energi aktif persatuan waktu dan dapat di ukur dengan kwh meter
serta merupakan daya nyata / daya aktif (daya sebenarnya) yang digunakan
oleh beban untuk melakukan tugas/usaha tertentu.
14
15
b.
c.
d.
Beban atau tahanan pada arus bolak balik pada dasarnya ada 3 macam
beban yaitu beban / tahanan (pada arus searah), beban yang bersifat induktif
dan beban yang bersifat kapasitif. Beban murni / tahanan yang mengakibatkan
arus dan tegangan sefasa dan tidak dipengaruhi oleh frekuensi, sedangkan
beban induktif dan kapasitif besar harganya sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya frekuensi (sinusoida). Tahanan yang bersifat kapasitif diakibatkan
adanya komponen kapasitor / kondensator memiliki satuan farad (F). Tahanan
yang bersifat induktif diakibatkan adanya komponen induktor (lilitan) dengan
satuan Henry (H).
Memiliki satuan farad (F) Tahanan yang bersifat induktif diakibatkan adanya
komponen induktor (lilitan) dengan satuan Henry (H).
16
BAB IV
JARINGAN LISTRIK
Kompetensi Dasar
Memahami Jaringan Listrik
Indikator Hasil Belajar
1.
2.
3.
4.
17
1.
2.
Distribusi Jaringan
Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai tegangan 150 kV yang
disebut sebagai saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV
yang disebut sebagai saluran udara tegangan ektra tinggi (SUTET). Saluran
transmisi ada yang berupa udara dan ada pula berupa kabel tanah. Karena
saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah,
maka saluran transmisi kebanyakan berupa saluran udara.
Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya
gangguan petir, pohon-pohon yang mengenai kabel transmisi atau lainnya.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah
tenaga listrik di Gardu Induk ( GI ) untuk diturunkan tegangannya melalui
transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga
disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan
pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut
jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Tenaga Listrik dengan GI
disebut jaringan transmisi.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka
tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu gardu distribusi menjadi
tegangan rendah yaitu tegangan kerja 380 Volt atau 220 Volt. Tegangan rendah
melalui jaringan tegangan rendah ini kemudian disalurkan
kepelanggan /
18
konsumen
(rumah-rumah,
kantor)
melalui
sambungan
rumah.
Dalam
Pelanggan.
3.
Menara Transmisi
Menara transmisi atau dapat disebut juga tiang transmisi hdala suatu
bangunan penompang saluran transmisi yang bisa berupa manar baja,
tiang baja, tiang beton bertulang atau tiang kayu. Menurut kegunaannya
diklasifikasikan menjadi :
1)
Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu umumnya digunakan
untuk saluran-saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah
(dibawah 70 kV)
2)
b.
Isolator
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisiadalah jenis porselin
atau
gelas.
Menurut
penggunaan
dan
konstruksinya,
isolator
diklasifikasikan menjadi :
1)
2)
3)
isolator gantung
Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada
saluran transmisi dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-23
kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng menjadi rentetan/
rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
c.
Kawat Penghantar
Jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi
adalah :
1)
2)
20
3)
2)
3)
ACSR
(Aluminium
Conductor,
Steel-Reinforced),
yaitu
kawat
Alloy-Reinforced),
yaitu
kawat
ACAR
(Aluminium
Conductor,
Kawat Tanah
Kawat tanah atau ground wires juga disebut kawat pelindung
(shield wires), gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau
kawat-kawat fasa terhadap sambara pedir. Jadi kawat tanah dipasang di
atas kawat-kawat phasa, sebagai pelindung dari sambaran petir. Sebagai
kawat tanah umumnya digunakan kawat baja (steel wires) yan g lebih
21
22
BAB V
APLIKASI ENERGI LISTRIK
Kompetensi Dasar
Memahami Aplikasi Energi Listrik
Indikator Hasil Belajar
1.
2.
3.
4.
Instalasi Listrik
5.
Menjelaskan Tambahan
23
1.
2.
tenaga,
untuk
tegangan
tinggi
dan
lain-lain.
Menurut
cara
penggunaannya , maka skalar dapat dibagi atas beberapa jenis yaitu sistem
putar, balik, tombol atau tarik. Sedangkan menurut hubungannya skalar kita
kenal dengan nama skalar tunggal, seri, tukar / silang dan skalar kelompok.
a.
Saklar tunggal
Gambar :
( lampiran )
b.
Saklar seri
Gambar :
( lampiran )
c.
d.
Saklar tekan
Gambar :
( lampiran )
e.
Saklar dimmer
Gambar :
( lampiran )
f.
Skalar kelompok
Gambar :
24
(lampiran )
3.
g.
h.
Fuse
i.
4.
Instalasi Listrik
Pada instalasi listrik ini, titik berat materi yang disampaikan hanya pada
instalasi listrik rumah sederhana. Dimana sebagai contoh penggunaan sumber
25
tenaga listrik 1 phasa. Namum instalasi listrik juga dapat dilakasanakan pada
pabrik, industri atau perkantoran, dimana sumber tenaga listrik biasa
menggunakan 3 phasa.
Untuk pemasangan suatu instalasi listrik terlebih dahulu harus dibuat
gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan
dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari
pihak bangunan / pemesan sudah ada. Harus diperhatikan spesifikasi dan
syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong,
antar lain mengenai material yang digunakan, waktu penyerahan dan
sebagainya.
Gambar-gambar yang diperlukan pada suatu bagunan sebelum dilakukan
instalasi listrik adalah gambar situasi dari bangunan (letak bangunan) itu sendiri
dimana instalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan
jaringan PLN.
Gambar gambar yang harus dipersiapkan sebelum inslasi dilaksanakan
adalah :
a.
b.
c.
d.
5.
Tambahan
a.
Ilmu Bahan
Di dalam ilmu dasar kelistrikan kita perla mengetahui jenis bahanbahan yang dapat digunakan dalam jaringan listrik yaitu ilmu bahan listrik.
Suatu bahan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Wujud bahan tertentu
juga bisa berubah karena pengaruh suhu. Selain penggelompokan
berdasarkan wujud tersebut dalam teknik listrik bahan-bahan juga dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Bahan magnetis
5)
6)
b.
c.
type NGA
2)
type NYA
3)
type NYY
4)
type NYM
5)
dll
2)
3)
pisau / cutter
4)
Palu
5)
AVO meter
6)
Ampere meter
7)
Xxx
d.
Komponen
e.
Simbol-simbol
27
BAB VI
PENUTUP
Demikian materi Naskah Sekolah Sementara
semoga dapat dijadikan bahan referensi bagi para Siswa Pendidikan Kejuruan
Komlek sehingga para siswa dapat mengetahui dan memahami dan kelak apabila
ditempatkan pada bidang Telematika (Komlek) dapat melaksanakannya.
28
DISAHKAN DENGAN
SKEP KAPUSDIKMIN LEMDIKLAT POLRI
29
P A R A F
1.
2.
3.
4.
Konseptor
: ?...??...
Koorgadik
: ??....?..
Taud
: ???......
Ses
: ????.. :
TANGGAL
NO. POL.
JANUARI
: SKEP /
/ I / 2009
2009
30
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR ..................................................................................................
STANDAR KOMPETENSI...............................................................................
1
1
BAB I
PENGERTIAN - PENGERTIAN.
Kompetensi Dasar .
Indikator Hasil Belajar . .
Pengertian-Pengertian. ....
2
2
3
BAB II
TEORI DASAR LISTRIK.
Kompetensi Dasar ..
4
Indikator Hasil Belajar ...... .
4
1.
Arus
Listrik
.
5
2.
Kuat
Arus
Listrik...
6
3.
Rapat
Arus....
6
4.
Tahanan
dan
daya
hantar.
.
8
5.
Potensial
atau
Tegangan
...
9
6.
Rangakain
Listrik
..
..
10
BAB III
SUMBER DAYA LISTRIK
Kompetensi Dasar ....
13
Indikator Hasil Belajar ..
13
1.
Asal
Energi...
14
2.
Daya
Listrik ...............................................................
.........................
14
BAB IV
JARINGAN LISTRIK
Kompetensi Dasar ....
18
Indikator Hasil Belajar ..
18
1.
Sistem
Tenaga
Listrik..
...
19
2.
Distribusi
jaringan
31
3.
4.
..
19
Komponen
Saluran
Transmisi
Udara..................................................
21
Phasa
pada
Saluran
Tranmisi............................................................
.
23
BAB V
APLIKASI ENERGI LISTRIK.
Kompetensi Dasar .
24
Indikator Hasil Belajar ..
24
1.
Fungsi
Proteksi
dalam
Rangakain
Listrik.
25
2.
Macam
dan
Fungsi
Kerja
Pemutus
Arus..
25
3.
Persyaratan
Umum
Instalasi
listrik
26
4.
Instalasi
Listrik
..
26
5.
Tambahan
.......
27
BAB VI
PENUTUP.
32