Anda di halaman 1dari 103

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

RENCANA
STRATEGIS
BADAN KETAHANAN PANGAN
DAN PENYULUHAN

TAHUN 2012 2017

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN


BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
I-1

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

KATA PENGANTAR

Rasa syukur dengan segenap kepasrahan dan keikhlasan selayaknya


senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan kasih
dan hidayah-Nya, sehingga Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017 selesai disusun
sesuai dengan rencana.
Renstra ini merupakan dokumen sebagai bahan acuan dalam
perencanaan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan di Provinsi
Banten selama kurun waktu lima tahun (2012 2017), akan dijabarkan
kedalam rencanarencana tahunan, yang dituangkan dalam dokumen
Rencana

Kerja

(Renja)

tahunan.

Seluruh

aparatur

berkewajiban

melaksanakan dan mengimplementasikan programprogram sebagaimana


ditetapkan dalam Renstra ini. Hal ini diperlukan untuk mendorong
pencapaian targettarget pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan
dalam 5 tahun mendatang.
Bahwa penyusunan Renstra ini telah mengacu pada kaidahkaidah
penyusunan Renstra sebagaimana diamanatkan dalam Undang undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(SPPN) dan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan,

Pengendalian,

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan Daerah. Harapan kami semoga dokumen Renstra ini dapat


memenuhi harapan kita semua untuk menjadi dokumen perencanaan yang
handal, rasional dan dapat dipercaya, sesuai dengan visi yang telah
ditetapkan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, yakni
: Menjadi Institusi Yang Handal Menuju Mantapnya Ketahanan Pangan

I-2

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dan Sistem Penyuluhan Yang Efektif


Untuk Bersatu Mewujudkan Banten Sejahtera

Akhirnya, dengan tersusunnya dokumen ini, kiranya dapat menjadi


pedoman dan acuan dalam perumusan kebijakan dan dapat menjadi bahan
dalam pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan program dan
kegiatan tahunan, serta sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten selama
kurun waktu lima tahun. Demikian, semoga bermanfaat bagi kita semua dan
selamat bekerja serta semoga sukses.

Serang,

Desember 2014

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN


PROVINSI BANTEN

Ir. H. AGUS M. TAUCHID S, M.Si


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19660219 199203 1 007

I-3

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

i
iii
v
vi

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum . ..
1.3 Hubungan Antar Dokkumen
1.4 Maksud dan Tujuan .
1.5 Sistematika Penulisan

I-1
I-1
I-3
I-8
I-9
I-10

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD


2.1 Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi
2.2 Sumber Daya SKPD
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD Berdasar Renstra 2008-2012 ..
2.3.1. Kondisi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
2.3.2. Kondisi Distribusi dan Cadangan Pangan ..
2.3.3. Kondisi Konsumsi dan Keamanan Pangan .
2.3.4. Kondisi Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

II-1
II-1
II-16
II-22
II-23
II-26
II-29
II-31
II-34

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan SKPD ..
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih ....
3.3 Telaahan Renstra K/L.
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .

III-1

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN


4.1 Visi dan Misi
4.2 Tujuan dan Sasaran ..
4.3 Strategi dan Kebijakan

IV-1
IV-1
IV-3
IV-4

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,


KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program dan Kegiatan
5.2 Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan
Indikatif .

V-1

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

VI-1

BAB VI

III-1
III-3
III-4
III-5
III-8

V-1
V-3

I-4

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

DAN SASARAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017


BAB VII

PENUTUP

VII-1

I-5

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Bagan Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan


dan Penyuluhan Provinsi Banten

II-2

Gambar 2.2.

Peta Akses Pangan Provinsi Banten Tahun 2011

II-24

Gambar 2.3.

Grafik Harga Rata-rata Beras Tahun 2008-2011 di


Provinsi Banten ..

II-27

Gambar 2.4.

Grafik Harga Rata-rata Tepung Terigu, Gula dan Minyak


Goreng Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten .

II-27

Gambar 2.5.

Grafik Harga Rata-rata Kedelai, Kacang Tanah dan Umbi


Kayu Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten ..

II-28

Gambar 2.6.

Grafik Harga Rata-rata Daging Sapi, Telur Ayam, dan


Telur Ayam Ras Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten

II-28

I-6

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.

Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan


dan Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Status dan
GolonganTahun 2012 (Kondisi SOTK Lama)

II-17

Tabel 2.2.

Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan


dan Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Tingkat
PendidikanTahun 2012 (Kondisi SOTK Lama)

II-17

Tabel 2.3.

Kondisi Komposisi Pegawai Berdasarkan Jumlah, Status


dan Tingkat Pendidikan Pegawai Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012
(Kondisi Sesuai SOTK Lama) ..

II-18

Tabel 2.4.

Daftar Inventaris Barang Pemerintah Daerah pada Badan


Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun
2012 .. ..

II-20

Tabel 2.5.

Ketersediaan Bahan Makanan Per Kapita Per Hari Provinsi


Banten Tahun 2010 ..

II-23

Tabel 2.6.

Situasi Kabupaten/Kota Rawan Pangan di Provinsi Banten


Berdasar FSVA Tahun 2011 .

II-25

Tabel 2.7.

Perkembangan Harga Pangan dan Capaian Stabilitas


Harga Pangan Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten ..

II-26

Tabel 2.8.

Kondisi Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat di


Provinsi Banten Tahun 2012 ..

II-29

Tabel 2.9.

Perkembangan Konsumsi Pangan Tahun 2005-2010 di


Provinsi Banten ..

II-30

Tabel 2.10.

Angka Keracunan Pangan Periode Jan Des 2011 di


Provinsi Banten ..

II-30

Tabel 2.11.

Kelembagaan Penyuluh Tingkat Kabupaten/Kota di


Provinsi Banten ..

II-32

Tabel 2.12.

Kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan di


Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten ...............................

II-32

Tabel 2.13.

Sumberdaya Penyuluh Tingkat Provinsi dan

II-33
I-7

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Kabupaten/Kota Tahun 2012 ........................................


Tabel 4.1.

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan


Kebijakan ..

IV-11

Tabel 5.1.

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok


Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 20122017 ..

V-4

Tabel 6.1.

Indiktor Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan


Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 yang
Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi
Banten Tahun 2012-2017 .

VI-4

I-8

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

BAB 1
Pendahuluan
1.1.

LATAR BELAKANG
Perangkat daerah mempunyai kewajiban dalam penyiapan rencana kerja

untuk jangka waktu lima tahunan, sebagaimana amanat dalam UU No. 32 Tahun
2004 pada Pasal 151 Ayat 1 bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun
rencana strategis yang selanjutnya disebut Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan bersifat indikatif. Sedangkan dalam UU No. 25 Tahun 2004 pada
Pasal 1 Ayat 7 ditetapkan ketentuan umum mengenai Renstra SKPD sebagai
dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun. Ditegaskan kembali dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Nomor 54 Tahun 2010 (Bab 1, Pasal 1, Ayat 13) bahwa Rencana Strategis SKPD
yang selanjutnya disingkat dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan
SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Pemerintah Daerah Provinsi Banten mendukung Pemerintah Pusat dan telah
menyatakan komitmen dan berperan aktif dalam berbagai hal dalam melaksanakan
aksi kemanusian, terutama mengatasi masalah kelaparan, kekurangan gizi serta
kemiskinan dunia. Kesepakatan tersebut antara lain tertuang dalam Deklarasi World
Food Summit 1996 dan ditegaskan kembali dalam World Food Summir: five years
later (WFS:fyl) 2001, serta Millenium Development Goals (MDGs) 2000 yang isinya
antara lain mengurangi angka kemiskinan ekstrim dan kerawanan pangan di dunia
sampai setengahnya pada tahun 2015.
Berdasar kerangka tersebut, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
sebagai salah satu SKPD di Provinsi Banten, sesuai tugas dan fungsinya untuk
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan pangan
I-9

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

dan penyuluhan, bersama-sama instansi terkait lainnya mempunyai peran strategis


dalam mendorong perwujudan ketahanan pangan daerah termasuk dalam
mengurangi angka kemiskinan dan kerawanan pangan serta berjalannya tugas dan
fungsi koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. Dalam rangka
memelihara kesinambungan proses pembangunan dan melanjutkan berbagai
pencapaian pembangunan yang telah dilaksanakan serta sebagai upaya untuk
mewujudkan kondisi yang diharapkan oleh Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten pada masa mendatang maka diperlukan Renstra Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017. Penyusunan
Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 20122017

juga

diharapkan

mampu

mendukung

dan

mewujudkan

pencapaian

pembangunan Provinsi Banten tahun 2007-2012 (sebagaimana yang tertuang


dalam RPJMD Provinsi Banten Tahun 2007-2012).
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten merupakan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012. Tugas pokok Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Provinsi Banten melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan (Pasal 101 Perda Nomor 3
Tahun 2012). Bidang ketahanan pangan mempunyai peran strategis dalam
pembangunan daerah karena : (1) akses terhadap pangan dengan gizi yang cukup
merupakan hak paling mendasar bagi manusia; (2) kualitas pangan dan gizi yang
dikonsumsi merupakan unsur penting dalam pembentukan sumber daya manusia
yang berkualitas; dan (3) ketahanan pangan merupakan salah satu pilar utama
yang menopang ketahanan nasional yang berkelanjutan. Sedangkan peran strategis
dari koordinasi penyuluhan adalah bahwa : (1) penyuluhan sebagai bagian dari
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum
merupakan hak asasi warga negara; (2) pembangunan pertanian, perikanan, dan
kehutanan yang berkelanjutan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi
kebutuhan pangan, papan, dan bahan baku industri; memperluas lapangan kerja
dan lapangan berusaha; meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani,
pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, dan masyarakat di
dalam dan di sekitar kawasan hutan; mengentaskan masyarakat dari kemiskinan
khususnya di perdesaan; meningkatkan pendapatan nasional; serta menjaga
I - 10

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

kelestarian lingkungan; dan (3) untuk lebih meningkatkan peran sektor pertanian,
perikanan, dan kehutanan, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas,
andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis
sehingga pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan mampu
membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan
mampu berperan serta dalam melestarikan hutan dan lingkungan hidup sejalan
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Badan Ketahananan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten menyiapkan dan
menyusun Rencana Strategis sebagai acuan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang menjadi tugas dan fungsinya dalam jangka waktu lima
tahunan, juga sebagai bentuk implementasi untuk melaksanakan amanat peraturan
perundangan dan pelaksanaan visi dan misi Kepala Daerah Provinsi Banten untuk
periode 2007-2012. Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Provinsi Banten Tahun 2012-2017 adalah dokumen perencanaan untuk periode 5
(lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program,
dan indikasi kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan
fungsinya serta berpedoman kepada RPJMD Provinsi Banten Tahun 2007-2012 dan
bersifat indikatif.

1.2.

LANDASAN HUKUM
Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun

2012-2017 disusun dengan berlandaskan pada peraturan perundang-undangan


sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3478);

2. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3888);

I - 11

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,


Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 92);

9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);

10. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

11. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140);

I - 12

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

12. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan


Lingkungan Hidup Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

13. Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5073);

14. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan
Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan


Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintahan

antara

Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi

dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia


Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi


Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4815);

I - 13

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

22. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

24. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan,


dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5018);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya


Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 24);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4817);

27. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;
28. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal;

29. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;

30. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan


Kemiskinan;

31. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi Tahun 2010-2025;

32. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025;

33. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan


Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

I - 14

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

34. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan Yang
Berkeadilan;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2008 tentang Cadangan
Pangan Pemerintah Desa;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan (TKPK);

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;

38. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang


Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber
Daya Lokal;

39. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 15/Permentan/RC.110/I/2010 tentang


Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014;

40. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 20/Permentan/OT.140/2/2010 tentang


Sistem Jaminan Mutu Pangan Hasil Pertanian;

41. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/Permentan/OT.140/3/2010 tentang


Pedoman Sistim Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian;

42. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang


Standar

Pelayanan

Minimal

Bidang

Ketahanan

Pangan

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 670);

43. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2007 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Banten Tahun
2007 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Banten Nomor 4);

44. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025;

45. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Banten 2010-2030;

46. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Nomor 3);

I - 15

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

47. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten (Lembaran
Daerah Nomor 4);

48. Peraturan Gubernur Nomor 1 Tahun 2010 tentang Gerakan Aksi Membangun
Pertanian Rakyat Terpadu di Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi Banten
Tahun 2010 Nomor 1);

49. Peraturan

Gubernur

Nomor

Tahun

2010

tentang

Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal (Berita


Daerah Provinsi Banten Tahun 2010 Nomor 9);

50. Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah
Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Provinsi Banten 20112015;

51. Peraturan Gubernur Banten Nomor 14 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten;

52. Keputusan Gubernur Nomor 521.05/Kep.294-Huk/2008 tentang Pembentukan


Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Banten, yang direvisi dengan Keputusan
Gubernur Nomor 521.05/Kep.542-Huk/2014 tentang Pembentukan Dewan
Ketahanan Pangan Provinsi Banten;

53. Keputusan Gubernur Nomor 501/Kep.415-Huk/2009 tentang Penunjukan


Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten sebagai Otoritas Kompeten
Keamanan Pangan Daerah (OKKPD);

54. Keputusan Gubernur Nomor 504.05/Kep.106-Huk/2010 tentang Tim Koordinasi


Beras untuk Rumah Tangga Miskin Provinsi Banten.

1.3.

HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa perencanaan pembangunan nasional
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan. Guna melaksanakan hal tersebut maka pemerintah
daerah dalam membuat perencanaan pembangunan mengeluarkan 6 (enam) jenis
dokumen perencanaan dan penganggaran yaitu Rencana Pembangunan Jangka

I - 16

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah


(RPJMD), Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah (RTRWD), Rencana Strategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD).
Dari segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu
dokumen perencanaan jangka panjang (20 tahun) terdiri dari RPJPD dan RTRW,
perencanaan jangka menengah (5 tahun) terdiri dari RPJMD dan Renstra-SKPD,
serta jangka pendek (1 tahun) terdiri dari RKPD dan Renja-SKPD.
Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun
2012-2017, dalam penyusunannya berpedoman pada RPJMD Provinsi Banten Tahun
2012-2017 dan Rencana Strategis Kementerian Pertanian dan Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian tahun 2010-2014, serta berpedoman juga pada
RPJPD tahun 2005-2025 dengan memperhatikan RPJMN tahun 2010-2014. Renstra
selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) tahunan dan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) tahunan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi
Banten. Rencana Kerja dan Anggaran tahunan tersebut merupakan bahan bagi
penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) setiap
tahunnya. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) menjadi pedoman bagi Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam pengendalian program
dan kegiatan pembangunan untuk periode 5 (lima) tahun mendatang.

1.4.

MAKSUD DAN TUJUAN


Dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Tahun 2012-2017 disusun dan ditetapkan dengan maksud untuk menjadi arahan
dan acuan serta pedoman bagi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi
Banten

bersama

masyarakat

dan

stakeholders

lainnya

dalam

rangka

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di bidang ketahanan pangan


dan koordinasi penyuluhan selama periode tahun 2012-2017 sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya serta guna mendukung pelaksanaan amanat pembangunan
daerah Provinsi Banten tahun 2012-2017.

I - 17

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Adapaun tujuan penyusunan dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan dan


Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut:
1.

Termuatnya informasi tentang peran (tugas dan fungsi) Badan Ketahanan


Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam penyelenggaraan urusan
pemerintah daerah;

2.

Teridentifikasinya kondisi dan prospek perencanaan pembangunan daerah


Provinsi Banten tahun 2012-2017 yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten;

3.

Terumuskannya visi, misi, tujuan dan sasaran Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017;

4.

Terumuskannya

strategi dan kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017;


5.

Terumuskannya rencana program dan kegiatan Badan Ketahanan Pangan dan


Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017.

1.5.

SISTEMATIKA PENULISAN
Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun

2012-2017 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahiun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan tentang : latar belakang; landasan hukum; maksud
dan tujuan; serta sistematika penulisan Renstra Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Provinsi Banten 2012-2017.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD


Bab ini menyajikan tentang : 1) Tugas, fungsi dan struktur organisasi; 2)
Sumber daya aparatur, asset/sarana/prasarana dan unit pelayanan
lembaga; 3) Kinerja pelayanan berdasar Renstra periode 2008-2012; 4)
Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD.

I - 18

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD


Bab ini menyajikan tentang : 1) Identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan Badan Katahanan Pangan dan Penyuluhan
Provinsi Banten; 2) Telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih; 3) Telaahan Renstra K/L; 4) Telaahan
rencana tata ruang wilayah; dan 5) Penentuan isu-isu strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Bab ini menyajikan tentang : visi, misi beserta tujuan dan sasaran serta
strategi dan kebijakan yang diharapkan dicapai oleh Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017.
BAB V

RENCANA

PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF


Bab ini menyajikan tentang : rencana program dan kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017.
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017
Bab ini mengungkapkan tentang indikator kinerja Badan Ketahanan
Pangan

dan

Penyuluhan

Provinsi

Banten

yang

secara

langsung

menunjukkan kinerja yang akan dicapai Badan Ketahanan Pangan dan


Penyuluhan Provinsi Banten tahun 2012-2017 sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

I - 19

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

BAB

Gambaran
Pelayanan SKPD

1.6.

TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten merupakan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan


Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah (Bagian ke-26, Pasal 100 sampai dengan Pasal 102). Kedudukan
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan merupakan unsur pendukung tugas
Gubernur di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, yang dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah (Pasal 100, ayat 1 dan 2). Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (Pasal 101).
Susunan organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten, (Bagian ke-26,
Paragraf 3, Pasal 102) adalah sebagai berikut:
a. Kepala Badan;
b. Sekretaris, membawahkan :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahkan :
1. Sub Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan;
2. Sub Bidang Kerawanan Pangan.
d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan :
1. Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan;
I - 20

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

2. Sub Bidang Keamanan Pangan.


e. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahkan :
1. Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan;
2. Sub Bidang Cadangan Pangan.
f.

Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, membawahkan :


1. Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan;
2. Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh.

g. Unit Pelaksana Teknis;


h. Jabatan Fungsional.
Gambar 2.1. Bagan Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan (Lampiran XXVI PERDA No. 3 Tahun 2012)
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Sub Bag
Umum dan
Kepegawaian

BIDANG KETERSEDIAAN
DAN KERAWANAN
PANGAN

SUB BIDANG
KETERSEDIAAN DAN
AKSES PANGAN

SUB BIDANG
KERAWANAN
PANGAN

BIDANG KONSUMSI
DAN KEAMANAN
PANGAN

Sub Bag.
Keuangan

BIDANG DISTRIBUSI
DAN CADANGAN
PANGAN

Sub Bag.
Program,
Evaluasi dan
Pelaporan

BIDANG PENYULUH
PERTANIAN,
PERIKANAN DAN
KEHUTANAN

SUB BIDANG
KONSUMSI DAN
PENGANEKARAGA
MAN PANGAN

SUB BIDANG
DISTRIBUSI DAN
HARGA PANGAN

SUB BIDANG
KELEMBAGAAN
PENYULUH

SUB BIDANG
KEAMANAN
PANGAN

SUB BIDANG
CADANGAN PANGAN

SUB BIDANG
PENGEMBANGAN
SDM PENYULUH

UPT

Pembentukan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten


ditindaklanjuti dengan dikluarkannya Peraturan Gubernur Banten Nomor 14
Tahun 2013, tanggal 2 Agustus 2013 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten (Bab XXXII Pasal 633 650).
I - 21

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Sejalan dengan kedudukannya, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan


Provinsi Banten merupakan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten yang
mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan (Pasal 101 Perda Nomor 3 Tahun
2012), meliputi meliputi bidang kertersediaan dan kerawanan pangan, bidang
konsumsi dan keamanan pangan, bidang distribusi dan cadangan pangan dan
bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan (Ayat 1 Pasal 634 Pergub
Nomor 14 Tahun 2013). Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Badan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja;
b. penyusunan rencana program dan kegiatan Badan;
c. perumusan dan pengendalian kebijakan teknis dalam bidang ketahanan
pangan dan penyuluhan;
d. pengarahan pelaksanaan koordinasi dan pembinaan dalam penyelenggaraan
dan pelaksanaan urusan pemerintahan dibidang ketahanan pangan dan
penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan;
e. perumusan fasilitasi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian,
perikanan, dan kehutanan;
f.

perumusan pencapaian Standar Pelayanan Minimal urusan wajib;

g. perumusan ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan


pangan serta pemantauan pengelolaan cadangan pangan;
h. pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan;
i.

perumusan monitoring dan evaluasi bidang ketahanan pangan dan


penyuluhan;

j.

pengelolaan dan penyelenggaraan data dan informasi.


Sedangkan dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Badan mempunyai

rincian tugas sebagai berikut:


a.

merumuskan rencana strategis dan rencana kerja;

b.

merumuskan rencana program dan kegiatan Badan;

c.

merumuskan dan mengendalikan kebijakan teknis dalam bidang ketahanan


pangan dan penyuluhan;

d.

mengarahkan
penyelenggaraan

pelaksanaan
dan

koordinasi

pelaksanaan

dan

urusan

pembinaan

pemerintahan

dalam
dibidang

ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan;


e.

merumuskan fasilitasi bidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian,


perikanan, dan kehutanan;
I - 22

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

f.

merumuskan pencapaian standar pelayanan minimal urusan wajib;

g.

merumuskan ketersediaan dan kerawanan pangan, konsumsi dan keamanan


pangan serta pemantauan pengelolaan cadangan pangan;

h.

mengembangkanpenganekaragaman konsumsi pangan;

i.

merumuskan monitoring dan evaluasi bidang ketahanan pangan dan


penyuluhan;

j.

merumuskan pengelolaan dan penyelenggaraan data dan informasi;

k.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana Pergub Nomor 14

Tahun 2013 tersebut, Kepala Badan membawahkan:


a. Sekretaris;
b. Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan;
c. Kepala Bidang Konsumsi dan Kemanan Pangan;
d. Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan;
e. Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
f.

Unit Pelaksana Teknis Badan;

g. Jabatan Fungsional.
Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan dalam
melaksanakan perumusan rencana program dan kegiatan, mengkoordinasikan,
monitoring, urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta
perencanaan evaluasi dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,
Sekretaris mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyusunan rencana program dan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya;
b. perumusan kebijakan, pedoman, standarisasi, koordinasi, pembinaan dan
pengembangan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta
evaluasi dan pelaporan;
c. perumusan

pengaturan,

pembinaan,

pengembangan

pelaksanaan

administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan


pelaporan;
d. pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan standarisasi
program administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan
pelaporan;
e. penyiapan data dan bahan urusan administrasi umum dan kepegawaian,
keuangan serta evaluasi dan pelaporan;
f.

pengelolaan urusan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan,


penyusunan program evaluasi dan pelaporan;
I - 23

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

g. pengelolaan dan penyelenggaraan data dan informasi.


Dalam melaksanakan fungsinya, Sekretaris mempunyai rincian tugas
sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja kesekretariatan Badan;
b. menyiapkan

bahan

kebijakan,

pedoman,

standardisasi,

pelayanan

administrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan


pelaporan;
c. menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan administrasi umum dan
kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan;
d. menyiapkan bahan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan,
evaluasi dan pelaporan;
e. menyiapkan bahan program dan kegiatan administrasi umum dan
kepegawaian, keuangan serta evaluasi dan pelaporan;
f.

menyiapkan

bahan

kegiatan

kesekretariatan,

perlengkapan,

kerumahtanggaan, perpustakaan, kehumasan dan penyusunan program;


g. menyiapkan bahan kegiatan pengelolaan keuangan;
h. menyiapkan bahan administrasi kepegawaian Badan;
i.

melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam


pelaksanaan tugas;

j.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya, Sekretaris membawahkan ;

a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;


b. Kepala Sub Bagian Keuangan;
c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
membantu Sekretaris dalam melaksanakan penyiapan administrasi surat menyurat,
kearsipan, perlengkapan, rumah tangga, kepustakaan, kehumasan, administrasi
kepegawaian dan pengelolaan

inventaris barang dan aset Badan. Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a.

menyusun rencana kerja sub bagian;

b.

melaksanakan administrasi ketatausahaan Badan;

c.

melaksanakan urusan rumah tangga Badan;

d.

melaksanakan kegiatan kearsipan dan pengelolaan kepustakaan;

e.

melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan barang Badan;

f.

melaksanakan pengelolaan inventaris barang dan aset Badan;

I - 24

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

g.

melaksanakan pengelolaan kebersihan, ketertiban dan keamanan kantor


serta lingkungannya;

h.

melaksanakan fungsi kehumasan;

i.

melaksanakan penyiapan bahan pembinaan dan administrasi kepegawaian


lingkup Badan;

j.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok membantu Sekretaris

dalam melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, pembukuan,


verifikasi dan perbendaharaan Badan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bagian;
b. melaksanakan penyiapan rencana anggaran kas kegiatan di lingkungan
Badan;
c. melaksanakan penyiapan bahan pembayaran dan pengeluaran anggaran
belanja Badan dari sumber APBD maupun APBN;
d. melaksanakan kegiatan perbendaharaan dalam rangka pembiayaan kegiatan
Badan sesuai anggaran yang telah ditetapkan;
e. melaksanakan pembayaran gaji pegawai sesuai ketentuan yang berlaku;
f.

melaksanakan pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan;

g. melaksanakan administrasi pemungutan, pelaporan, dan penyetoran pajakpajak;


h. melaksanakan penyiapan data, perhitungan anggaran dan belanja Badan;
i.

menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan;

j.

melaksanakan pengawasan administrasi kebendaharawanan lingkup Badan;

k. menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
pokok

membantu

Sekretaris

dalam

melaksanakan

penyiapan

perumusan

programdan kegiatan, evaluasi dan pelaporan. Untuk melaksanakan tugas pokok


tersebut, Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas
sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bagian;
b. melaksanakan penyiapan bahan penyusunan Rencana Strategis Badan;
c. melaksanakan penyiapan bahan rencana anggaran belanja Badan dari
sumber Anggaran Pendapatan Belanja Daerah maupun sumber Anggaran
Pendapatan Belanja Negara;
d. melaksanakan penyiapan bahan program dan kegiatan Badan;

I - 25

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

e. melaksanakan penyiapan bahan pengumpulan

indikator keberhasilan

kegiatan Badan;
f.

melaksanakan penyusunan rencana kerja tahunan kedalam program


kegiatan;

g. melaksanakan fasilitasi program dan kegiatan Badan dari Pemerintah Pusat


untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota;
h. melaksanakan penyiapan bahan petunjuk pelaksanaan kegiatan Badan;
i.

melaksanakan penyiapan bahan dalam rangka mendukung dan membantu


penyelenggaraan kegiatan Badan;

j.

melaksanakan pengelolaan dan pelaporan pelaksanaan pembangunan


yang bersumber dari dana APBD maupun APBN;

k. melaksanakan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan pembangunan yang


bersumber dari dana APBD dan APBN ke Kabupaten/Kota;
l.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan (Pergub Nomor 14

Tahun 2013 Pasal 634 ayat (4) huruf b), mempunyai tugas pokok membantu
Kepala

Badan

dalam

melaksanakan

pembinaan,

koordinasi, dan

evaluasi,

pelaksanaan kebijakan dibidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi


ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan pangan. Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut, Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. penyiapan

bahan

perumusan

kebijakan

teknis

operasional

bidang

ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses


pangan dan kerawanan pangan;
b. penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan bidang
ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses
pangan dan kerawanan pangan;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang ketersediaan
dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan
kerawanan pangan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketersediaan
dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan
kerawanan pangan;
e. penyiapan

bahan

penyusunan

dan

analisis

data

dasar

mengenai

ketersediaan dan akses pangan;

I - 26

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

f. penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan


bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan
akses pangan dan kerawanan pangan.
Dalam

melaksanakan

fungsinya,

Kepala

Bidang

Ketersediaan

dan

Kerawanan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:


a. menyusun rencana kerja bidang;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang ketersediaan dan
kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan kerawanan
pangan;
c. menyiapkan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendalian teknis
bidang ketersediaan dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan
akses pangan dan kerawanan pangan;
d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang ketersediaan
dan kerawanan pangan meliputi ketersediaan dan akses pangan dan
kerawanan pangan;
e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam
pelaksanaan tugas;
f. menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahkan:

a. Kepala Sub Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan;


b. Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan.
Kepala Sub Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan mempunyai tugas pokok
membantu

Kepala

melaksanakan

Bidang

penyiapan

Ketersediaan

perumusan

ketersediaan dan akses pangan.

dan

kebijakan

Kerawanan
dibidang

Pangan
teknis

dalam

oprasional

Untuk melaksanakan tugas pokok, Kepala Sub

Bidang Ketersediaan dan Akses Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.

menyusun rencana kerja sub bidang;


menyusun kebijakan ketersediaan dan akses pangan;
melaksanakan survei dan mengidentifikasi standar ketersediaan pangan;
melaksanakan

pemantauan dan pengamanan ketersediaan serta akses

pangan;

e. melaksanakan analisis, pengembangan dan pemerataan ketersediaan dan


akses pangan;

f. melaksanakan program dan kegiatan ketersediaan dan akses pangan;


g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan ketersediaan dan akses pangan;
I - 27

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi ketersediaan dan akses pangan;


i. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya.
Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan, mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan dalam melaksanakan
perumusan kebijakan teknis operasional kerawanan pangan. Untuk melaksanakan
tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Kerawanan Pangan mempunyai rincian
tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bidang;
b. menyusun kebijakan penanganan kerawanan pangan;
c. melaksanakan survei, identifikasi dan pemetaan kerawanan pangan;
d. melaksanakan pemantauan dan penanganan kerawanan pangan;
e. melaksanakan analisis, pengembangan dan sistem kewaspadaan pangan
dan gizi;
f. melaksanakan program dan kegiatan penanganan kerawanan Pangan;
g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan penanganan kerawanan pangan;
h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi penanganan kerawanan pangan;
i. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Badan dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan
evaluasi, pelaksanaan kebijakan dibidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi
konsumsi dan penganekaragaman

pangan dan

keamanan pangan.

Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan


Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional bidang konsumsi
dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan
dan keamanan pangan;
b. penyiapan

bahan

pembinaan,

pengembangan

dan

dansi

dan

penganekaragaman pangan dan keamanan pangan;


c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang konsumsi dan
keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan
keamanan pangan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang konsumsi dan
keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan
keamanan pangan;

I - 28

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

e. penyiapan bahan penyusunan dan analisis data konsumsi dan keamanan


panganmeliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan keamanan
pangan;
f.

penyiapan

bahan

pelaksanaan

evaluasi,

supervisi

dan

pelaporan

kebijakanbidang konsumsi dan keamanan pangan meliputi konsumsi dan


penganekaragaman pangan dan keamanan pangan.
Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan
Panganmempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja bidang;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang konsumsi dan
keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan
keamanan pangan;
c. menyiapkan bahan pembinaan, pengembangan dan pengendalian teknis
bidang

konsumsi

dan

keamanan

pangan

meliputi

konsumsi

dan

penganekaragaman pangan dan keamanan pangan;


d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang konsumsi dan
keamanan pangan meliputi konsumsi dan penganekaragaman pangan dan
keamanan pangan;
e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam
pelaksanaan tugas;
f.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan: a) Kepala

Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan; dan b)

Kepala Sub Bidang

Keamanan Pangan.
Kepala Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan dalam
melaksanakan

perumusan

kebijakan

teknis

operasional

konsumsi

dan

penganekaragaman pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala


Sub Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan mempunyai rincian tugas
sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bidang;
b. menyusun kebijakan konsumsi dan penganekaragaman pangan;
c. melaksanakan survei dan mengidentifikasi konsumsi dan penganekaragaman pangan;

I - 29

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

d. melaksanakan

pemantauan, analisis dan pengembangan serta pemetaan

konsumsi dan potensi penganekaragaman pangan;


e. melaksanakan program dan kegiatan konsumsi dan penganekaragaman
pangan;
f. melaksanakan koordinasi dan pembinaan konsumsi dan penganekaragaman
pangan;
g. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi konsumsi dan penganekaragaman pangan;
h. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya.
Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan dalam melaksanakan perumusan
kebijakan teknis operasional Keamanan Pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut, Kepala Sub Bidang Keamanan Pangan mempunyai rincian tugas sebagai
berikut:

a. menyusun rencana kerja sub bidang;


b. menyusun kebijakan penanganan dan jejaring keamanan pangan;
c. melaksanakan identifikasi, uji laboratorium, fasilitasi sertifikasi dan registrasi
keamanan pangan;

d. melaksanakan pemantauan dan pengawasan penanganan keamanan


pangan;

e. melaksanakan sosialisasi, pembinaan, pelatihan dan fasilitasi penanganan


keamanan, mutu dan gizi pangan;

f.
g.
h.
i.

melaksanakan program dan kegiatan penanganan keamanan pangan;


melaksanakan koordinasi dan pembinaan penanganan keamanan pangan;
melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi penanganan keamanan pangan;
menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya.
Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan (Pergub Nomor 14 Tahun

2013 Pasal 634 ayat 4 huruf d), mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan
dalam melaksanakan pembinaan, koordinasi dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
dibidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan
cadangan pangan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Bidang
Distribusi dan Cadangan Pangan mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional bidang distribusi
dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan
pangan;

I - 30

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

b. penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan bidang


distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan
cadangan pangan;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang distribusi dan
cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan
pangan;
d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang distribusi dan
cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan
pangan;
e. penyiapan bahan penyusunan dan analisis data bidang distribusi dan
cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan
pangan;
f.

penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan


bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan
dan cadangan pangan;
Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan

Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:


a. menyusun rencana kerja bidang;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang distribusi dan
cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan
pangan;
c. menyiapkan bahan pembinaan,pengembangan dan pengendalian teknis
bidang distribusi dan cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan
dan cadangan pangan;
d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang distribusi dan
cadangan pangan meliputi distribusi dan harga pangan dan cadangan
pangan;
e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam
pelaksanaan tugas;
f.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahkan: 1) Kepala

Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan; dan 2) Kepala Sub Bidang Cadangan
Pangan.
Kepala Sub Bidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan dalam melaksanakan

I - 31

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

penyiapan bahan perumusan dan penetapan kebijakan distribusi dan harga pangan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Distribusi dan Harga
Pangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bidang;
b. menyusun kebijakan distribusi dan harga pangan;
c. melaksanakan identifikasi distribusi dan harga pangan;
d. melaksanakan

pemantauan, analisis dan pengembangan serta pemetaan

distribusi dan harga pangan;


e. melaksanakan pengembangan sistem jaringan dan pola distribusi pangan
f.

melaksanakan program dan kegiatan distribusi dan harga pangan;

g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan distribusi dan harga pangan;


h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi distribusi dan harga pangan;
i. menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya.
Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan dalam melaksanakan penyiapan
bahan

perumusan

dan

penetapan

kebijakan

cadangan

pangan.

Untuk

melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub Bidang Cadangan Pangan


mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bidang;
b. menyusun kebijakan cadangan pangan;
c. melaksanakan pendataan dan fasilitasi penguatan cadangan pangan;
d. melaksanakan pemetaan, pemantauan dan analisis cadangan pangan;
e. melaksanakan pengembangan jaringan dan pola cadangan pangan;
f.

melaksanakan program dan kegiatan cadangan pangan;

g. melaksanakan koordinasi dan pembinaan cadangan pangan;


h. melaksanakan pengendaliaan dan evaluasi cadangan pangan;
i.

menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya.


Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Pergub

Nomor 14 Tahun 2013 Pasal 634 ayat 4 huruf e), mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Badan melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
dibidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan. Untuk melaksanakan tugas
pokok tersebut, Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis operasional bidang penyuluh
pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan
pengembangan sumber daya manusia penyuluh;

I - 32

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

b. penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pelaksanaan bidang


penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan
penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian dan sinkronisasi bidang penyuluh
pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan
pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
d. penyiapan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penyuluh
pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan
pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
e. penyiapan bahan penyusunan dan analisis data bidang penyuluh pertanian,
perikanan

dan

kehutanan

meliputi

kelembagaan

penyuluhan

dan

pengembangan sumber daya manusia penyuluh;


f.

penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi, supervisi dan pelaporan kebijakan


bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan
penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh.
Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Bidang Penyuluh Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:


a. menyusun rencana kerja bidang;
b. menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis bidang penyuluh pertanian,
perikanan

dan

kehutanan

meliputi

kelembagaan

penyuluhan

dan

pengembangan sumber daya manusia penyuluh;


c. menyiapkan bahan pembinaan,pengembangan dan pengendalian teknis
bidang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan
penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
d. menyiapkan bahan pelaksanaan program dan kegiatan bidang penyuluh
pertanian, perikanan dan kehutanan meliputi kelembagaan penyuluhan dan
pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
e. melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam
pelaksanaan tugas;
f.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Bidang Penyuluh

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, membawahkan: 1) Kepala Sub Bidang


Kelembagaan Penyuluhan; dan 2) Kepala Sub Bidang Pengembangan SDM
Penyuluh.
Kepala Sub Bidang Kelembagaan Penyuluhan mempunyai tugas pokok
membantu Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam
melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penetapan kebijakan dibidang

I - 33

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

kelembagaan penyuluhan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Sub


Bidang Kelembagaan Penyuluhan mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bidang;
b. menyusun kebijakan kelembagaan penyuluhan;
c. melaksanakan pendataan dan fasilitasi kelembagaan penyuluhan;
d. melaksanakan

pemetaan,

pemantauan

dan

analisis

kelembagaan

penyuluhan;
e. melaksanakan pengembangan jaringan dan pola kelembagaan penyuluhan;
f.

melaksanakan program dan kegiatan kelembagaan penyuluhan;

g. melaksanakan pengembangan kapasitas kelembagaan penyuluhan


h. melaksanakan koordinasi dan pembinaan kelembagaan penyuluhan;
i.

melaksanakan pengendalian dan evaluasi kelembagaan penyuluhan;

j.

menyusun laporansesuai tugas dan fungsinya.


Kepala Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Bidang Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam


melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan penetapan kebijakan dibidang
pengembangan sumber daya manusia penyuluh. Untuk melaksanakan tugas pokok
tersebut, Kepala Sub Bidang Pengembangan SDM Penyuluh mempunyai rincian
tugas sebagai berikut:
a. menyusun rencana kerja sub bidang;
b. menyusun kebijakan pengembangan sumber daya manusia penyuluh;
c. melaksanakan pendataan dan fasilitasi pengembangan sumber daya
manusia penyuluh;
d. melaksanakan pemetaan, pemantauan dan analisis pengembangan sumber
daya manusia penyuluh;
e. melaksanakan pengembangan jaringan dan pola pengembangan sumber
daya manusia penyuluh;
f.

melaksanakan pembinaan penerapan persyaratan sertifikasi dan akreditasi


jabatan fungsional penyuluh;

g. melaksanakan pengelolaan penerapan sertifikasi tenaga penyuluh swadaya


dan swasta;
h. melaksanakan program dan kegiatan pengembangan sumber daya manusia
penyuluh;
i.

melaksanakan pengembangan kapasitas pengembangan sumber daya


manusia penyuluh;

j.

melaksanakan koordinasi dan pembinaan pengembangan sumber daya


manusia penyuluh;

I - 34

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

k. melaksanakan pengendalian dan evaluasi pengembangan sumber daya


manusia penyuluh;
l.

menyusun laporan sesuai tugas dan fungsinya.


Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tugas membantu pimpinan dan

melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja
Badan, yang secara struktur bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan,
dan diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Unit
Pelaksana Teknis dipimpin oleh seorang Kepala (Esselon III). Kebutuhan jabatan
struktural pada UPTB, ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja.

1.7.

SUMBER DAYA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN


PROVINSI BANTEN

Sampai dengan tahun 2012, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan


Provinsi Banten masih melaksanakan SOTK menurut Perda Nomor 4 Tahun 2008.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh sumber daya
manusia/aparatur dan sumber daya aset/modal. Sumber daya aparatur yang
terdistribusi menurut bidang dan kesekretariatan.

Jumlah pegawai

Badan

Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten adalah sebanyak 64 orang.


Berdasarkan jumlah pegawai tersebut, 75.00% atau 48 orang diantaranya
berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan 15.00% atau 16 orang berstatus
Tenaga Kerja Sementara (TKS). Jumlah dan distribusi pegawai Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten menurut status dan golongan dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Berdasarkan tingkat golongan, jumlah pegawai yang berstatus PNS (48
orang) didominasi oleh pegawai dengan tingkat golongan III, yaitu sebanyak 30
orang (62.50%). Hal ini mencerminkan, bahwa penyelenggaraan tugas pokok dan
fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten didukung oleh
kapasitas pegawai yang cukup berpengalaman (memiliki masa kerja yang cukup
I - 35

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

lama). Golongan II dengan jumlah pegawai sebanyak 10 orang (20.83%).


Sedangkan golongan IV berjumlah 8 orang (16.67%). Sedangkan berdasarkan
tingkat pendidikannya, pada tahun 2012 aparat berstatus Pegawai Negeri Sipil yang
memiliki pendidikan terakhir sarjana (S1, S2, dan S3) cukup dominan yaitu 18
orang dari jumlah total PNS 48 orang atau sekitar 37.50%. Hal tersebut
menunjukkan sudah memadainya kualitas sumber daya manusia pada Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsinya. Secara keseluruhan (PNS dan TKS) berdasarkan tingkat pendidikan
terakhir pegawai, komposisi pegawai tamatan SLTA sebanyak 18 orang (28,13 %),
kualifikasi DIII/Akademi sebanyak 7 orang (10,94 %), dan lulusan S1 sebanyak 24
orang (37.50%), sedangkan pegawai lulusan S2 sebanyak 15 orang (23,44 %).
Untuk lebih jelasnya, jumlah dan kondisi distribusi pegawai Badan Ketahanan
Pangan

dan

Penyuluhan

Provinsi

Banten

menurut

tingkat

serta

tingkat

pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 2.2.


Data tersebut adalah kondisi sumberdaya aparatur sampai dengan bulan
Agustus 2012, yaitu kondisi sebelum adanya penambahan pejabat/pegawai
struktural untuk mengisi Susunan Organisasi Perangkat Daerah

berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012. Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut


nomenklature Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten berubah menjadi
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten. Perubahan nama SKPD
tersebut diikuti dengan adanya perubahan susunan organisasi dan penambahan
tugas, fungsi dan penambahan sumberdaya aparatur untuk melaksanakan tugas
dan fungsi koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Tabel 2.1. Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Status dan GolonganTahun 2012
(Kondisi SOTK Lama)
NO

STATUS

GOLONGAN
I

II

III

IV

JUMLAH

(%)

1.
2.

Pegawai Negeri Sipil


Tenaga Kerja Kontrak

0
0

10
0

30
0

8
0

48
0

75,00
0

3.

Tenaga Kerja Sementara

16

15,00

JUMLAH
0
10
30
8
64
Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, 2012

100

I - 36

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Tabel 2.2. Jumlah dan Distribusi Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten Menurut Tingkat PendidikanTahun 2012
(Kondisi SOTK Lama)
NO

STRUKTUR
JABATAN

TINGKAT PENDIDIKAN
SLTA

1.
2.
3.
4.
5.

Kepala Badan
Kepala Bagian/
Bidang
Kepala Seksi/
Sub Bidang
Pelaksana
TKS

1
9
8

JUMLAH

18

D1

D2

D3

JUMLAH
S1
1
1

S2/S3
3

1
4

5
2

13
6

7
-

34
16

24

15

64

PERSENTASE (%)
28.13
10.94
37.50
23.44
Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, 2012

Meskipun tingkat pendidikan pegawai di Badan Ketahanan Pangan dan


Penyuluhan sudah cukup tinggi, namun jika meninjau komposisi pegawai pada
instansi saat ini, khususnya dalam sudut pandang status dan penempatan
pejabat/pegawai belum memenuhi kondisi yang diharapkan. Adapun komposisi
pegawai berdasar kuantitas dan kualitas pegawai sesuai kondisi saat ini (bulan
Agustus 2012 masih berdasar SOTK Lama) dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Kondisi Komposisi Pegawai Berdasarkan Jumlah, Status dan Tingkat
Pendidikan Pegawai Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi
Banten Tahun 2012 (Kondisi Sesuai SOTK Lama)
NO
1.
2.

STRUKTUR JABATAN/
KEPEGAWAIAN
Kepala Badan
Sekretaris
Sub Bagian Program,
Evaluasi dan Pelaporan
Kepala Sub Bagian
Pelaksana

Sub Bagian Keuangan


Kepala Sub Bagian
Pelaksana

JUMLAH
1
1

KONDISI SAAT INI


STATUS
PENDIDIKAN
PNS
S1/ Perikanan
PNS
S2/ Manajemen

1
5

PNS
PNS

TKS

SLTA
S2 (Ekonomi Pertanian &
Adm.Pemda), S1 (Pertanian
& IT), SLTA
S1 Ekonomi

1
5
2

PNS
PNS
TKS

S2/Manajemen
S1/Manajemen, D3/Ekonomi
S1 Sosial, SLTA

1
4
7
1

PNS
PNS
TKS
PNS

S1 Ekonomi
SLTA, S1 Sosial
DIII, S1
S2/Manajemen

Sub Bagian Kepegawaian


dan Umum
Kepala Sub Bagian
Pelaksana
3.

Kepala Bidang Ketersediaan


dan Kerawanan Pangan
Sub Bidang Ketersediaan

I - 37

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

NO

STRUKTUR JABATAN/
KEPEGAWAIAN
dan Cadangan Pangan
Kepala Sub Bidang
Pelaksana

JUMLAH

KONDISI SAAT INI


STATUS
PENDIDIKAN

1
4
1

PNS
PNS
TKS

S2 Manajemen
S1 Ekonomi, SMA
-

1
3

PNS
PNS

1
1

TKS
PNS

S1 Pertanian
SMA, S1 Sosial, S1
Pertanian
SLTA
S2 Manajemen

1
4

PNS
PNS

S2 Manajemen
S1 Sosial, D3 Gizi

1
3
2
1

PNS
PNS
TKS
PNS

S2/ Magister Kesehatan


S1/Ekonomi, SLTA, DIII Gizi
D3 Administrasi, SLTA
S1 Pemerintahan

1
3
1

PNS
PNS
TKS

S2/Manajemen
S1/ SLTA
S1

1
3
1
64

PNS
PNS
TKS
PNS, TKS

Sub Bidang Kerawanan dan


Kewaspadaan Pangan
Kepala Sub Bidang
Pelaksana
4.

5.

Kepala Bidang Konsumsi


Pangan dan Keamanan
Pangan
Sub Bidang Konsumsi
Kepala Sub Bidang
Pelaksana
Sub Bidang Mutu, Gizi dan
Diversifikasi Pangan
Kepala Sub Bidang
Pelaksana
Kepala Bidang Distribusi dan
Harga Pangan
Sub Bidang Distribusi
Pangan
Kepala Sub Bidang
Pelaksana

Sub Bidang Kelembagaan


Kepala Sub Bidang
Pelaksana
REKAPITULASI

S1 Teknologi Pertanian
S1/Sosial, D3 /SLTA
SMU
S2, S1, D3, SMU

Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten, 2012

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan


Penyuluhan Provinsi Banten dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh
personil SDM yang terampil dan ketersediaan prasarana dan sarana yang
digunakan memadai.
Sampai dengan tahun 2012, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Provinsi Banten belum memiliki bangunan kantor sendiri, yaitu status pinjam pakai
pada Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten yang beralamat di
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Sech Nawawi Albantani,
Palima, Curug, Banten. Sedangkan kondisi umum daya dukung kondisi sarana dan
prasarana penunjang operasional pemerintahan dapat dikatakan telah cukup
memadai, sehingga cukup membantu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi,

I - 38

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

sehingga tercapainya kelancaran dan efesiensi penyelenggaraan tugas dan fungsi


yang mencakup administrasi, kearsipan, perencanaan, dan pengendalian.
Sejalan dengan adanya perubahan Organisasi Perangkat Daerah (Perda
Nomor 3 Tahun 2012), di mana Badan Ketahanan Pangan Daerah berubah menjadi
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

Perubahan tersebut diikuti dengan

adanya penambahan tugas, fungsi dan personalia organisasi. Untuk menjalankan


tugas dan fungsi koordinasi penyuluhan di Provinsi Banten, maka perlu ditunjang
dengan sarana dan prasarana, sumberdaya aparatur, serta dukungan anggaran
yang memadai.
Harapan untuk mengembangkan sistem komputerisasi dalam rangka
meningkatkan pelayanan telah berjalan dan terealisasi, dengan dikembangkannya
Web Site BKPD, yang beralamat di www.bkpd.banten.go.id.

Tetapi masih perlu

pengembangan lebih lanjut, terkait dengan pengelolaan sistem informasi berbasis


komputer yang ditunjang oleh Sumber Daya Aparatur di bidang informasi teknologi
(IT), daya dukung perangkat komputer yang mutakhir (software dan hardware),
serta maintanance yang kontinu dan berkelanjutan.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta disiplin pegawai pada
tahun anggaran 2011, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
telah melengkapi sarana untuk fasilitas absensi dengan menggunakan sistem finger
print. Fasilitas absensi ini telah efektif digunakan sejak Februari 2011.
Berikut ini adalah rekapitulasi barang dan inventaris Pemerintah Daerah
Provinsi Banten yang tercatat di kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Provinsi Banten (Tabel 2.4).
Tabel 2.4. Daftar Inventaris Barang Pemerintah Daerah pada Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012
Kondisi Barang
No

1
1
2
3
4

Nama/ Jenis Barang

2
Toyota Minibus (roda empat)
Suzuki Minibus Carry (roda empat)
Daihatsu Grand Max (roda empat)
Honda Win (roda dua)

Jumlah
Barang

Baik

4
6
2
1
4

Kurang
Baik
6

I - 39

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Kondisi Barang
No

Nama/ Jenis Barang

Jumlah
Barang

1
2
4
5
Honda Supra (roda dua)
2
6
Yamaha Yupiter MX (roda dua)
2
7
Honda Vario (roda dua)
1
8
Lemari Besi 2 Pintu
2
9
Lemari Besi 2 Pintu
1
10 Lemari Loker 8 Kotak
1
11 Lemari Arsip Kaca Std
2
12 Lemari Besi Brankas
1
13 Filling Kabinet 4 Kotak
16
14 Laptop
17
15 PC Komputer
9
16 Printer
15
17 Lcd Infocus
3
18 White Board Double Face
5
19 Meja Rapat
3
20 Meja 1 Biro
5
21 Kursi Putar 1 Biro
5
22 Kursi Putar 1/2 Biro
29
23 Kursi 1 Biro
62
24 Kursi Hidrolic
10
25 Meja 1/2 Biro
63
26 AC Split 1 PK
12
27 Telp. Intern
4
28 Telp. Utama
1
29 UHP & Layar
3
30 TV 21"
1
31 Refrigerator (Kulkas Kecil)
1
32 Jam Dinding
2
33 Kamera Digital
4
34 White Board Double Face
6
35 Mesin Ketik Manual Uk. 275-18
1
36 Handycam
2
37 Rak Kayu Buku
7
38 Mesin Ketik Elektrik
2
39 Mesin Absensi (Finger Print)
1
Sumber: Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Tahun 2012

Baik
5

Kurang
Baik
6

Berdasarkan data di atas, jumlah perangkat komputer desk top sebanyak 9


unit dan laptop yang tersedia saat ini sebanyak 17 unit dengan kondisi yang baik,
dimana bila dibandingkan dengan struktur jabatan yang berjumlah 14 orang
(Kepala Badan, Kepala Bagian/Bidang dan Kepala Sub Bagian) menunjukkan kondisi

I - 40

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

kuantitas yang cukup memadai. Sejalan dengan adanya perubahan organisasi


perangkat daerah, struktur jabatan pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
menjadi 1 (satu) orang kepala badan, 1 (orang) sekretaris, 4 (empat) orang kepala
bidang, dan 3 (tiga) orang kepala sub bagian, serta 11 (sebelas) orang kepala sub
bidang. Dengan komposisi ini maka jumlah struktur jabatan menjadi 17 orang.
Melihat komposisi tersebut, maka diperlukan penyediaan sarana dan prasarana
yang handal dan memadai.
Sampai dengan tahun 2012, kondisi prasarana dan sarana di Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten cukup beragam dan sebagian
besar berada dalam kondisi baik. Sedangkan sarana dan prasarana kantor Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten statusnya adalah pinjam pakai
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. Mengingat kondisi
tersebut,

maka

perlu

adanya

percepatan

dukungan

bagi

pembangunan

gedung/kantor yang layak dan representatif untuk menunjang pelaksanaan tugas


dan fungsi serta peningkatan kinerja aparatur Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten.

2.3. KINERJA PELAYANAN SKPD BERDASAR RENSTRA 2008-2012


Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan
Pangan Daerah Provinsi Banten tahun 2008-2012, yang disusun berpedoman pada
RPJMD Provinsi Banten tahun 2007-2012, bahwa Badan Ketahanan Pangan Daerah
Provinsi Banten melaksanakan agenda pembangunan di bidang perekonomian.
Arah Kebijakan yang harus diimplementasikan adalah mewujudkan Peningkatan
Daya Saing Perekonomian Daerah melalui Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya
Lokal Berbasisis Agribisnis, Aquabisnis dan Pariwisata.

Sedangkan Sasaran Arah

Kebijakan yaitu Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah, dengan Indikator Kinerja


Sasaran

meningkatnya Indeks Ketahanan Pangan Daerah, melalui Program

Peningkatan Ketahanan Pangan.

I - 41

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Sasaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan adalah Ketersediaan


pangan yang cukup, aman dan merata. Kemampuan memperoleh pangan dengan
cara yang legal dan diterima secara sosial budaya. Kemampuan memanfaatkan
ketersediaan pangan sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Indikator Kinerja
Program antara lain : (1) Indeks Tingkat Kerentanan Pangan; (2) Indeks Akses
Pangan dan Pendapatan Masyarakat; (3) Indeks Ketersediaan Pangan Daerah; dan
(4) Indeks Pemanfaatan dan Penyerapan Pangan.
Secara umum, situasi ketahanan pangan di Provinsi Banten kurun waktu
tahun 2008 hingga tahun 2011 cenderung semakin baik dan kondusif, ditunjukkan
oleh beberapa indikator ketahanan pangan berikut: (1) Beberapa produksi
komoditas pangan penting mengalami pertumbuhan positif dari tahun 2008, dan
khusus beras mulai tahun 2011 sudah mencapai swasembada bahkan surplus; (2)
Fluktuasi harga-harga pangan lebih stabil, baik secara umum maupun pada saat
menjelang hari-hari besar nasional pada saat Ramadhan, Idul Fitri, Natal, dan
Tahun Baru; (3) Pendapatan masyarakat meningkat, yang diukur dari nilai upah
buruh tani dan upah pekerja informal di sektor industri; (4) Peran serta masyarakat
dan pemerintah daerah meningkat, yang ditunjukkan oleh semakin beragamnya
kreativitas pemerintah daerah dalam menangani ketahanan pangan; dan (5)
Proporsi penduduk miskin dan rawan pangan semakin menurun.
Keberhasilan pencapaian pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan
tahun 2008-2012 tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
2.3.1. Kondisi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Berdasarkan

Neraca

Bahan

Makanan

(NBM)

tahun

2010

bahwa

ketersediaan bahan makanan di Provinsi Banten adalah 431,31 kg per kapita per
tahun atau 1.181,99 gram per kapita per hari. Komposisi berasal dari nabati
93,93% dan hewani 6,27 %. Jenis nabati yang paling banyak ketersediaannya
adalah padi-padian dan buah-buah masing-masing sebesar 31,66 % dan 40,85 %.
Ketersediaan bahan makanan dari hewani sebesar 6,27 % menunjukkan usaha sub
sektor peternakan kurang diminati sehingga perlu mendapat perhatian yang cukup
baik. Ketersediaan bahan makanan per kapita per hari berdasarkan kelompok
pangan tersaji secara lengkap pada Tabel 2.5.

I - 42

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Kondisi ketahanan pangan dilihat dari dimensi ketersediaan pangan (FSVA,


2011) yang dicerminkan dari rasio normatif per kapita per hari terhadap
ketersediaan pangan, Kabupaten Pandeglang (nilai rasio 0,322 ) dan Kabupaten
Lebak (nilai rasio 0,409) memiliki kondisi sangat tahan, Kabupaten Serang (nilai
rasio 0,538) dengan kondisi cukup tahan, kondisi agak rawan ditempati oleh
Kabupaten Tangerang (nilai rasio 34,9), Kota Serang (nilai rasio 1,22), Kota Cilegon
(nilai rasio 4,095) dan Kota Tangerang Selatan (nilai rasio 2,037).
Tabel 2.5. Ketersediaan Bahan Makanan Per Kapita Per Hari Provinsi Banten
Tahun 2010

Sumber : NBM Provinsi Banten tahun 2010

Gambar 2.2. Peta Akses Pangan Provinsi Banten Tahun 2011

I - 43

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten, 2011

Dimensi akses pangan dan mata pencaharian dengan beberapa indikator


(persentase penduduk miskin, persentase desa yang bisa dilalui kendaraan roda
empat dan akses listrik) menunjukan hasil yang lebih baik, tidak

terdapat

kabupaten dan kota yang berada pada kondisi sangat rawan, cukup rawan dan
agak rawan. Kondisi terbaik sangat tahan ditempati oleh Kota Tangerang (nilai
komposist 5,67), cukup tahan ditempati oleh 5 kabupaten dan kota lainnya (nilai
komposit 5), kondisi agak tahan ditempati oleh Kabupaten Lebak (nilai komposit
4,0) dan Kabupaten Pandeglang (nilai komposit 3,67).
Dimensi kerentanan pangan yang dicerminkan oleh indikator persentase
daerah berhutan, areal tanaman padi yang mengalami puso dan areal lahan yang
terdegradasi, memberikan gambaran yang relatif tidak terlalu bervariatif, kondisi
agak tahan terjadi di Kabupaten Lebak, Kota Serang dan Kabupaten Pandeglang
(nilai indeks komposit 4,33), Kabupaten Serang dan Kota Cilegon (nilai komposit
4,00), Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang selatan (nilai komposit 3,67),
sedangkan Kota Tangerang menyandang kondisi agak rawan dengan nilai indeks
komposit 3,33.

Tabel 2.6. Situasi Kabupaten/Kota Rawan Pangan di Provinsi Banten


Berdasar FSVA Tahun 2011
INDEK
NO
KABUPATEN/KOTA
KOMPOSIT
KETERANGAN
GABUNGAN
1.

Kabupaten Serang

4.3

Agak Tahan

2.

Kota Serang

4.0

Agak Tahan

3.

Kota Cilegon

3.5

Agak Tahan

4.

Kabupaten Pandeglang

4.2

Agak Tahan

5.

Kabupaten Lebak

4.4

Agak Tahan

I - 44

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

6.

Kabupaten Tangerang

3.9

Agak Tahan

7.

Kota Tangerang

3.5

Agak Tahan

8.

Kota Tangerang Selatan

3.6

Agak Tahan

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Bante, 2011

Berdasarkan

indikator

dalam

kerawanan

pangan

wilayah-wilayah

dikelompokkan dalam 6 prioritas, yaitu dari Prioritas 1 sampai Prioritas 6. Prioritas 1


merupakan prioritas utama yang menggambarkan tingkat kerentanan paling tinggi,
sedangkan prioritas 6 merupakan prioritas yang lebih tahan pangan.

Penyebab

terjadinya kerentanan terhadap kerawanan pangan yang termasuk katagori


Prioritas 1, 2 dan 3. Indikator kerawananan pangan untuk prioritas ke 3 adalah :
(1) Masih banyaknya perempuan buta huruf; (2) Banyaknya balita underweight; (3)
Rendahnya akses terhadap air bersih; (4) Banyaknya penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan; dan (5) Rendahnya akses terhadap listrik.
Berdasarkan indikator ketersediaan pangan, secara umum Provinsi Banten
masuk dalam kategori 2 yaitu cukup rawan untuk ketersediaan pangan. Empat
Wilayah kota di Provinsi Banten (Kota Tangerang, Kota Tangsel, Kota Serang dan
Kota Cilegon) merupakan daerah perkembangan perkotaan yang pesat sehingga
titik perkembangan bidang usaha bergeser pada sektor non pertanian, maka adalah
hal yang wajar jika keempat wilayah perkotaan tersebut berada pada status
sangat rawan (merah) ditinjau dari aspek produksi pangan. Empat Wilayah
kabupaten lainnya berada pada status yang bervariasi dari agak rawan sampai
dengan sangat tahan .

Kabupaten Tangerang perlu mendapatkan perhatian

serius dalam sektor produksi pertanian. Hal ini sangat penting guna peningkatan
ketersediaan pangan wilayah yang berada pada posisi agak rawan dan juga
berfungsi untuk mendukung perkembangan Kota Tangerang dan Kota Tangerang
Selatan di masa yang akan datang.
2.3.2. Kondisi Distribusi dan Cadangan Pangan
Kondisi umum distribusi dan pasokan pangan di wilayah Provinsi Banten,
yang berpengaruh terhadap stok, pasokan dan harga bahan pangan kebutuhan
masyarakat bersumber dari produksi setempat, pasokan bahan pangan dari luar
serta pemberian/hibah kepada masyarakat. Perkembangan Harga Pangan dan
I - 45

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

capaian stabilitas harga pangan tahun 2008-2011 di Provinsi Banten tersaji dalam
tabel 2.7.
Tabel 2.7. Perkembangan Harga Pangan dan capaian stabilitas harga
pangan tahun 2008-2011 di Provinsi Banten

Provinsi Banten
No

Tahun

Komoditas
Varitas / Jenis

Satuan

PERHITUNGAN NILAI CAPAIAN STABILISASI HARGA PANGAN

2008

2009

2010

2011

- Beras IR 1

kg

5,288

5,378

6,838

7,459

- Beras IR 2

kg

4,895

5,187

6,290

6,933

- Beras IR 3

kg

4,702

5,006

5,618

kg

4,337

4,896

kg

7,865

kg

Rata-rata Maks.

Real
Target
Capaian
Koevisien CV

Min.

Stdev

10

11

6,241

7,459

5,288

1,079.06

17.29

(145.8)

5,826

6,933

4,895

951.48

16.33

(126.6)

6,441

5,442

6,441

4,702

767.33

14.10

(82.0)

5,016

5,655

4,976

5,655

4,337

541.04

10.87

25

156.5

7,670

6,920

7,745

7,550

7,865

6,920

427.60

5.66

25

177.3

1,361

1,792

1,663

2,148

1,741

2,148

1,361

325.85

18.72

25

125.1

kg

12,207

12,889

12,412

16,158

13,416

16,158

12,207

1,850.14

13.79

25

144.8

- Cabe Merah Besar

kg

14,174

14,801

22,909

21,393

18,319

22,909

14,174

4,475.35

24.43

25

102.3

- Cabe Rawit

kg

11,953

11,244

16,442

20,362

15,000

20,362

11,244

4,251.27

28.34

25

86.6

kg

10,581

9,388

12,371

15,853

12,048

15,853

9,388

2,817.13

23.38

25

106.5

kg

11,953

7,608

6,435

7,398

8,349

11,953

6,435

2,456.87

29.43

10

(94.3)

- Gula Pasir Lokal (SHS-1)

kg

6,466

8,509

7,724

10,547

8,311

10,547

6,466

1,711.57

20.59

(211.9)

- Gula Pasir Eks Import

kg

6,390

6,458

5,376

10,629

7,213

10,629

5,376

2,330.42

32.31

(446.1)

10 MINYAK GORENG
- Minyak Goreng Bimoli Botol

620 ml

13,310

12,180

10,779

8,037

11,076

13,310

8,037

2,275.43

20.54

(210.9)

kg

10,184

7,715

8,913

10,019

9,208

10,184

7,715

1,143.96

12.42

(48.5)

- Daging Sapi Murni

kg

52,088

55,566

57,991

64,499

57,536

64,499

52,088

5,236.13

9.10

10

109.0

- Daging Ayam Ras

kg

20,521

21,840

22,525

24,689

22,394

24,689

20,521

1,741.62

7.78

10

122.2

kg

13,232

13,422

14,307

15,484

14,111

15,484

13,232

1,028.01

7.28

10

127.2

12

13

14

Keterangan

15

A. BAHAN PANGAN NABATI


1

BERAS

JAGUNG

KEDELAI

UBI KAYU

KACANG TANAH
Kacang Tanah Wose Kering

- Jagung Kuning Pipilan

- Kedelai Wose Kering Lokal

- Umbi Basah

B. HOLTIKULTURA
6

CABE MERAH

BAWANG MERAH
Bawang Merah Kering

C. BAHAN PANGAN PABRIKAN


8

TEPUNG TERIGU

GULA PASIR

- Segi Tiga Biru

Minyak Goreng Curah (tanpa merk)

D. BAHAN PANGAN HEWANI


11 DAGING

12 TELUR
- Telur Ayam Ras

Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012

Gambar
2.3.RATA-RATA
Grafik Harga Rata-rata
Beras Tahun
2008-2011
HARGA
BERAS
TAHUN
2008-2011
di Provinsi Banten

DI PROVINSI BANTEN

8,000

7,000
6,000

RP.

Sumber : Dari
5,000berbagai sumber (diolah), 2012
4,000

3,000
2,000

1,000

I - 46

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012

Gambar 2.4. Grafik Harga Rata-rata Tepung Terigu, Gula dan Minyak
Goreng Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten

Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012

Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012

Gambar 2.5. Grafik Harga Rata-rata Kedelai, Kacang Tanah dan Umbi
Kayu Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten

I - 47

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012

Gambar 2.6. Grafik Harga Rata-rata Daging Sapi, Telur Ayam,


dan Telur Ayam Ras Tahun 2008-2011 di Provinsi Banten

Sumber : Dari berbagai sumber (diolah), 2012

Tabel 2.8. Kondisi Cadangan Pangan Pemerintah dan Masyarakat di


Provinsi Banten Tahun 2012
URAIAN
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab./Kota :
1. Kab. Serang
2. Kab. Pandeglang
3. Kab. Tangerang
4. Kab. Lebak

CADANGAN
PANGAN
(TON)
200
100
100
100
100

PEMANFAATAN
(TON)
70
50
60
50

KETERANGAN
Beras disimpan di BULOG
Disimpan di BULOG, telah
disalurkan untuk bantuan
masyarakat akibat banjir,
nelayan yg tidak melaut

I - 48

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
5. Kota Serang
6. Kota Cilegon
7. Kota Tangerang
8. Kota Tangerang Selatan
Pemerintah Provinsi (Dana APBD
TA. 2011) :
1. Kerjasama dengan BULOG
2. Kerjasama dengan GAPOKTAN
(10)
Pemerintah Kab./Kota (APBD
Kab./Kota)
1. Kab.Tangerang
2. Kota Cilegon
Cadangan Pangan Masyarakat
(APBD dan APBN TA. 2011)
1. Lumbung Pangan (30)
2. LDPM (25)

100
100
100
100

22,5
-

124
79

2
-

36
43

100
89

(gangguan cuaca),
putting beliung

angin

Bantuan
nelayan:
Kota
Serang, Kab. Serang, Kab.
Pandeglang, Kab. Lebak,
dan Kab. Tangerang

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Banten, (Februari 2012)

2.3.3. Kondisi Konsumsi dan Keamanan Pangan


Indeks komposit penyerapan pangan secara keseluruhan Provinsi Banten
termasuk pada agak tahan . Tingkat konsumsi protein Provinsi Banten pada
tahun 2010

sudah mencapai 59,98 gr/kap/hr, berada diatas tingkat konsumsi

anjuran sebesar 52 gr/kap/ hr, (WNPG,2004). Tingkat konsumsi energi masyarakat


Banten, baik perkotaan maupun perdesaan relatif sama yaitu sebesar 1.957
Kkal/Kap/hari, keadaan ini sedikit dibawah Angka Kecukupan Energi (AKE) sebesar
2.000

Kkal/kap/hari,

(WNPG,

2004).

Dimensi

penyerapan

pangan

atau

pemanfaatan pangan, dibangun oleh lima indikator (berat badan balita dibawah
standar, angka kematian bayi, akses penduduk pada air bersih, persentase
penduduk yang dilayani puskesmas, dan rasio jumlah dokter terhadap kepadatan
penduduk), Kota Tangerang Selatan (indeks komposit 4,8) memiliki kondisi cukup
tahan, sementara agak tahan

terdapat di

Kabupaten Tangerang dan Kota

Tangerang (indeks komposit 4,4) , Kota Serang, Kota Cilegon (indeks komposit
3,4), kondisi agak rawan dengan nilai komposit 3, terdapat di Kabupaten Serang
dan Kabupaten Pandeglang. Adapun perkembangan konsumsi pangan untuk
kebutuhan energi dan protein dapat dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Perkembangan Konsumsi Pangan Tahun 2006 2011
di Provinsi Banten

I - 49

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

NO

1.

PERKEMBANGAN KONSUMSI PER KAPITA


PER HARI

URAIAN

Energi

2006

2007

2008

2009

2010

2011

1927

2015

2038

1958

1957

1988

53.66

57.65

57.43

59.17

59.98

56.25

74.9

82.8

81.9

78.8

80.6

77.3

(Kkal/kap/har)
2.

Protein
(Gram/kap/har)

Skor PPH

Sumber : Neraca Bahan Makanan Provinsi Banten, 2011


Keamanan pangan adalah Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkainan cemaran biologis, kimiawi dan benda lain
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia (Bab
1, Pasal 1, Butir 4 UU No VII/1996 tentang Pangan).
Tabel 2.10. Angka Keracunan Pangan Periode Jan Des 2011
di Provinsi Banten
NO

KABUPATEN/KOTA

JENIS KERACUNAN

JUMLAH
KASUS

MENINGGAL

1.

Kabupaten Serang

Keracunan makanan

26

2.

Kota Serang

Keracunan makanan

47

3.

Kota Cilegon

4.

Kabupaten Pandeglang

5.

Kabupaten Lebak

Keracunan makanan

65

6.

Kabupaten Tangerang

Keracunan makanan

525

7.

Kota Tangerang

Keracunan makanan

8.

Kota Tangerang Selatan

630

JUMLAH

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Banten, 2011


2.3.4. Kondisi Kelembagaan dan SDM Penyuluh Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan
Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan strategis yang berkembang
pada

abad

21

dengan

isu

globalisasi,

desentralisasi,

demokratisasi,

dan
I - 50

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

pembangunan berkelanjutan, maka sistem penyuluhan sebagai upaya revitalisasi


pertanian, perikanan, dan kehutanan, diperlukan sumber daya manusia dan
kelembagaan yang andal untuk mewujudkan pertanian, perikanan, dan kehutanan
yang

tangguh,

produktif,

efisien,

dan

berdaya

saing

sehingga

dapat

menyejahterakan seluruh masyarakat. Penyuluhan merupakan proses pembelajaran


agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan,
serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pada dasarnya, kelembagaan sebagaimana yang diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan, terdiri atas kelembagaan penyuluhan pemerintah,
kelembagaan penyuluhan swasta dan kelembagaan penyuluhan swadaya. Dalam
implementasinya telah ditempuh berbagai kebijakan salah satunya melalui
revitalisasi penyuluhan dengan menata kembali kelembagaan penyuluhan dan
pengembangan

SDM

penyuluh,

upaya

peningkatan

dan

pemanfaatan

sarana/prasarana penyuluhan serta penyusunan programa penyuluhan yang efektif


dan efisien.
Sampai dengan tahun 2011, kelembagaan yang menangani penyuluhan
tingkat provinsi secara struktural melekat pada masing-masing SKPD secara
sektoral.

Kelembagaan penyuluhan pertanian ada pada Dinas Pertanian dan

Peternakan, penyuluhan perikanan ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan, dan
penyuluhan kehutanan ada pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Dalam rangka
menjalankan amanat Undang-undang Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, maka pemerintah Provinsi
Banten melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pembentukan
Organisasi Perangkat Daerah merubah nomenklature Badan Ketahanan Pangan
Daerah menjadi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

Sehingga sejak

diundangkannya Perda tersebut tugas dan fungsi koordinasi penyuluhan tingkat


provinsi dalaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Sementara itu kondisi kelembagaan penyuluhan tingkat kabupaten/kota di
Provinsi Banten dan kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan di
I - 51

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, dapat dilihat sebagaimana pada Tabel 2.11.


dan Tabel 2.12.
Tabel 2.11. Kelembagaan Penyuluhan Tingkat Kabupaten/Kota
di Provinsi Banten
1.

KABUPATEN/
KOTA
Kabupaten Serang

2.
3.

Kota Serang
Kota Cilegon

4.

Kabupaten
Pandeglang
Kabupaten Lebak

NO.

5.
6.

NAMA KELEMBAGAAN
Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan
Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Ketahanan Pangan
Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat
-

Kabupaten
Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Selatan
Sumber : Pusdatin Kementan, 2010

7.
8.

SK
PEMBENTUKAN
Perda

KET.

Perda
Perda
Perda
Perda

Tabel 2.12. Kelembagaan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan di


Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

KABUPATEN/ KOTA
Kabupaten Serang
Kota Serang
Kota Cilegon
Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Lebak
Kabupaten Tangerang
Kota Tangerang
Kota Tangerang Selatan
JUMLAH
Sumber : Distanak Provinsi Banten, 2012

JUMLAH
KECAMATAN
28
6
8
35
28
32
13
6
156

JUMLAH BPP

KET.

27
6
9
23
10
1
76

Terkait dengan sumberdaya penyuluh, Undang-undang Nomor 16 Tahun


2006

tentang

menyatakan

Sistem

Penyuluhan,

Pertanian,

Perikanan,

dan

Kehutanan

bahwa Penyuluh pertanian, penyuluh perikanan, atau penyuluh

kehutanan, baik penyuluh PNS, swasta, maupun swadaya, yang selanjutnya disebut
penyuluh adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan
penyuluhan. Penyuluh pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut penyuluh PNS
adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup
pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
Penyuluh swasta adalah penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga
I - 52

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan. Penyuluh swadaya adalah


pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang
dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Sampai dengan
tahun 2012 kondisi sumberdaya penyuluh di Provinsi Banten dapat digambarkan
sebagaimana pada Tabel 2.13.

Tabel 2.13. Sumberdaya Penyuluh Tingkat Provinsi dan


Kabupaten/Kota Tahun 2012
NO.
I.
1.
2.
3.
II.

PROVINSI DAN
KABUPATEN/
KOTA
Tingkat Provinsi
Penyuluh Pertanian
Penyuluh Perikanan
Penyuluh Kehutanan
Tingkat Kab./Kota
Penyuluh Pertanian

JUMLAH
(Orang)
4
8
1

STATUS
PENYULUH

KETERANGAN

PNS
PNS
PNS

238
421
57
306

PNS
THL-TBPP*)
Honorer
Swadaya

Penyuluh Perikanan

23
45
50

PNS
PPTK**)
Swadaya

Penyuluh Kehutanan

48
12

PNS
Penyuluh
Revit

322
421
45
57
356
12

PNS
THL-TBPP
PPTK
Honorer
Swadaya
Peny. Revit

JUMLAH

Kab. Serang ((PNS : 55 org, THL : 94


org), Kota Serang (PNS : 12 org, THL :
3 org), Kota Cilegon (THL : 13 org),
Kab. Pandeglang (PNS : 92 org, THL :
137 org), Kab. Lebak (PNS : 31 org,
THL : 101 org, Honorer : 57 org), Kab.
Tangerang (PNS : 42 org, THL : 64
org), Kota Tangerang (THL : 5 org),
Kota Tangsel (PNS : 6 org, THL : 4 org)
Kab. Pandeglang (PNS :18 org, PPTK :
6 org), Kab. Lebak (PNS : 7 org, PPTK :
1 org), Kab. Serang (PPTK : 9 org),
Kota Serang (PPTK : 6 org), Kota
Cilegon (PPTK : 1 org), Kab. Tangerang
(PPTK : 8 org), Kota Tangerang (PPTK
: 4 org); Kota Tangsel (PPTk : 3 org).
Kab. Serang (7 org, 4 org Revit), Kab.
Lebak (21 org, 4 org Revit), Kab.
Pandeglang (20 org, 4 org Revit)
Swadaya :
Kab. Serang (Pertanian :118 org,
Perikanan : 20 org), Kota Serang (39
org), Kota Cilegon (2 org), Kab.
Pandeglang (Pertanian : 35 org,
Periakan : 20 org), Kab. Lebak
(Pertanian : 45 org, Perikanan : 10 org),
Kab. Tangerang (60 org), Kota
Tangerang (3 org), Kota Tangsel (4 org)

JUMLAH TOTAL
1.213
Sumber : Distanak, Dishutbun, dan DKP, 2012
*) THL-TBPP
: Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantuan Penyuluh Pertanian
**) PPTK
: Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak

2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD


Isu strategis Provinsi Banten sebagaimana tertuang dalam RPJMD 20122017 salah-satunya adalah isu ketahanan pangan yang menjelaskan bahwa
I - 53

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Jumlah penduduk Provinsi Banten yang besar merupakan tantangan yang besar
dalam pembangunan ketahanan pangan. Tingkat permintaan pangan akan terus
naik sehingga dibutuhkan ketersediaan pangan yang bertambah dari tahun ke
tahun. Dengan demikian pembangunan ketahanan pangan dari sisi aspek
ketersediaan dituntut untuk mampu meningkatkan kapasitas produksi dari waktu ke
waktu, sementara di lain pihak ketersediaan lahan baik secara kuantitas maupun
kualitas semakin terbatas.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten memandang isu
tersebut merupakan tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten sesuai tugas pokok dan
fungsinya selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan hasil analisis
bahwa tantangan dapat berasal dari internal dan ekternal. Tantangan yang berasal
dari internal antara lain: (1) belum optimal dalam pelaksanaan tugas dan fungsi,
serta belum didukung sepenuhnya dengan kualitas aparatur yang memadai dan
professional; (2) belum memadainya ketersedian (kecukupan) dan daya dukung
sarana dan prasarana kerja; (3) belum optimal dalam koordinasi internal untuk
melakukan perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan daerah
secara terarah; (4) masih terbatasnya ketersediaan dan kelengkapan data dan
informasi secara lengkap dan akurat; (5) belum tepat jadwal dan proses
perencanaan sesuai dengan ketentuan dan kondisi yang diinginkan, sehingga
terjadi keterlambatan penyusunan dokumen perencanaan; (6) masih lemahnya
evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah secara tepat dan terarah baik
jangka menengah maupun tahunan daerah.
Sementara tantangan yang berasal dari ekternal antara lain : (1) alih fungsi
lahan, pertambahan jumlah penduduk, anomali iklim adalah beberapa hal yang
dapat mengancam bagi produksi dan ketersediaan pangan; (2) dalam hal distribusi,
pasokan,

harga

dan

akses

pangan,

Provinsi

Banten

merupakan

baffer

area/penyangga Ibu Kota, sehingga menjadi ancaman bagi stabililisasi harga dan
ketersediaan, serta alur tata niaga; (3) dalam hal keamanan pangan masih terdapat
pangan yang beredar belum memenuhi standar keamanan pangan; (4) bahwa
secara sosial dan budaya pola pikir dan perilaku konsumsi masyarakat yang
bersandarkan pada paradima belum makan kalau belum makan nasi,
menjadi ancaman bagi pengembangan diverifikasi pangan.
I - 54

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Sedangkan peluang pengembangan pelayanan Badan Ketahanan Pangan


dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam 5 (lima) tahun ke depan juga dapat
diidentifikasi berdasarkan internal dan ekternal. Peluang pengembangan pelayanan
secara internal dapat di definisikan sebagai kekuatan bagi lembaga dalam
kesempatan untuk meningkatkan pelayanan. Peluang ini antara lain : (1) legalitas
lembaga/instansi di bidang pembangunan ketahanan pangan; (2) kerangka regulasi
dari tingkat pusat, provinsi dan kab/kota sangat mendukung dalam pembangunan
ketahanan pangan; (3) kejelasan kewenangan dalam tugas pokok dan fungsi; (4)
ketersediaan SDM (aparatur) secara struktural; (5) kewenangan koordinasi dalam
perencanaan, pengendalian dan evaluasi.
Sedangkan peluang pengembangan pelayanan Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Provinsi Banten yang berasal dari faktor ekternal antara lain : (1)
dalam upaya peningkatan produksi dan ketersediaan pangan, belum seluruh
potensi SDA di wilayah Provinsi Banten dikelola secara optimal; (2) dalam hal
distribusi, pasokan, harga dan akses pangan, Provinsi Banten merupakan baffer
area/penyangga Ibu Kota, sehingga berpeluang dalam pengembangan ekonomi
masyarakat; (3) semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat memberikan
peluang pada percepatan perubahan pola pikir dan perilaku konsumsi masyarakat.
Hal ini merupakan momentum bagi pengembangan diverifikasi pangan; (4)
pengembangan

jejaring

kerjasama

dengan

dunia

usaha/perbankan

dan

masyarakat, merupakan peluang bagi pemantapan ketahanan pangan; dan (5)


penguatan

kelembagaan

ketahanan

pangan

pemerintah

dan

masyarakat,

berpeluang semakin besar untuk mendorong pencapaian sasaran program


ketahanan pangan.

I - 55

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

BAB 3
Isu-Isu Strategis
Berdasarkan Tugas dan
Fungsi SKPD
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN
FUNGSI PELAYANAN SKPD
Kemandirian pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan
merupakan aspek paling strategis bagi daerah yang memiliki jumlah penduduk
besar. Kemandirian dan ketahanan pangan terkait erat dengan kemandirian dan
ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan. Tantangan
peningkatan kemandirian pangan berkaitan dengan permintaan kebutuhan pangan
yang terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan
kesejahteraan. Sementara dari sisi penyediaan, dihadapkan pada permasalahan
ketersediaan sumberdaya pertanian terutama sumberdaya lahan dan air. Di
samping itu, kemandirian dan ketahanan pangan juga berkaitan dengan upaya
pendistribusian pangan dan konsumsi pangan masyarakat.
Jumlah penduduk Provinsi Banten yang besar merupakan tantangan yang
besar dalam pembangunan ketahanan pangan. Tingkat permintaan pangan akan
terus

naik

sejalan

dengan

pertumbuhan

penduduk

sehingga

dibutuhkan

ketersediaan pangan yang bertambah dari tahun ke tahun. Pembangunan


ketahanan

pangan

dari

sisi

aspek

ketersediaan

dituntut

untuk

mampu

meningkatkan kapasitas produksi dari waktu ke waktu, sementara di lain pihak


ketersediaan lahan baik secara kuantitas maupun kualitas semakin terbatas.
Adapun fenomena yang terjadi dalam rangka pembangunan ketahanan
pangan adalah masih tingginya kekurangan pangan diperdesaan pada musim
paceklik, terjadinya fluktuasi harga pangan, rendahnya produksi padi, daging sapi,
jagung kedelai, dan gula dan impor bahan pangan yang masih tinggi. Sedangkan

I - 56

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

tantangan kedepannya adalah diperkirakan konsumsi pangan masyarakat meningkat


dan berkurangnya faktor produksi pertanian serta produktivitas lahan yang terus
menurun.
Ketahanan pangan merupakan sistem yang terdiri dari sub sistem
ketersediaan pangan, sub sistem distribusi pangan, dan sub sistem keamanan
pangan merupakan tantangan dan permasalahan yang kompleks. Permasalahan
dan tantangan yang akan terus dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan
secara umum menyangkut pertambahan penduduk, semakin terbatasnya daya
dukung sumberdaya alam, masih terbatasnya prasarana dan sarana usaha dibidang
pangan, semakin ketatnya persaingan pasar dengan produk impor, serta masih
bersarnya proporsi penduduk miskin. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010
jumlah penduduk Provinsi Banten mencapai 10.644.030 jiwa yang terdiri dari
5.440.783 orang laki-laki dan 5.203.247 orang perempuan. Laju pertumbuhan ratarata penduduk Banten sebesar 2,80% dengan kepadatan penduduk 1.102
orang/km.

Peningkatan

jumlah

penduduk

terutama

disebabkan

adanya

pertumbuhan secara alami dan faktor migrasi yang positif (perpindahan penduduk
dari luar daerah masuk ke wilayah Banten relatif lebih banyak dengan yang ke luar
daerah).
Sejalan dengan betambahnya jumlah penduduk di Provinsi Banten ini
membawa konsekuensi pada permintaan bahan pangan yang terus meningkat. Hal
ini juga didorong oleh adanya peningakatan pendapatan, kesadaran akan
kesehatan dan pergeseran pola makan, serta sebagai akibat meningkatnya aktifitas
masyarakat yang menuntut penyediaan pangan yang cukup dan bermutu. Pada sisi
lain kemampuan dan daya dukung sumberdaya alam untuk menyediakan pangan
semakin berkurang, sebagai akibat tekanan penduduk dan persaingan pemanfaatan
lahan antara sektor pangan dengan sektor non pangan.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah harus mengambil peran aktif
terutama dalam penyediaan prasarana fisik seperti transportasi, pengairan,
penyediaan air bersih, kesehatan dan pendidikan, serta melalui pelaksanaan sistem
penyuluhan yang efektif dan efisien sebagaiman amanat Undang-undang Nomor 16
Tahun 2006. Namun dalam pelaksanaannya pemerintah masih menghadapi kendala
antara lain adanya keterbatasan sumber pembiayaan dan adanya tuntutan untuk
I - 57

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

peningkatan pendapatan daerah melalui berbagai pungutan dan retribusi yang


mengakibatkan produksi biaya tinggi sehingga mengurangi daya saing produk
pangan di pasaran. Dengan adanya permasalahan ini perlu adanya program
terobosan skala prioritas untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Selain itu, sebagian besar organisai petani baik kelompok tani (Poktan)
maupun

gabungan

kelompok

tani

(Gapoktan)

berorientasi

hanya

untuk

mendapatkan fasilitas pemerintah. Belum sepenuhnya organisasi petani diarahkan


untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan aksesibilitas berbagai
informasi teknologi, permodalan dan pasar yang diperlukan bagi pengembangan
usahatani dan usaha pertanian. Kedepan, organisasi petani untuk merevitalisasi diri
dari kelembagaan yang saat ini lebih dominan hanya sebagai wadah pembinaan
teknis dan sosial menjadi kelembagaan yang juga berfungsi sebagai wadah
pengembangan usaha yang berbadan hukum atau dapat beintegrasi dalam
koperasi yang ada di pedesaan.
Permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi pelayanan Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dapat diidentifikasi antara lain :
(1) Permasalahan Ketersediaan dan Kerawananan Pangan; (2) Permasalahan
Distribusi dan Cadangan Pangan; (3) Permasalahan Konsumsi dan Keamanan
Pangan; dan (4) Permasalahan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

3.2

TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN


WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih masa bhakti 2012-2017

adalah Bersatu Mewujudkan Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan

Taqwa. Sementara misinya adalah : (1) Peningkatan Pembangunan Infrastruktur


Wilayah Mendukung Pengembangan Wilayah dan Kawasan yang Berwawasan
Lingkungan; (2) Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk Mendorong
Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat; (3)
Peningkatan

Kualitas Sumberdaya Manusia yang Religius, Cerdas dan Berdaya

Saing dalam Kerangka Penguatan NKRI; (4) Penguatan Semangat Kebersamaan


Antar-Pelaku Pembangunan dan Sinergitas Pemerintah Pusat, Provinsi dan

I - 58

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Kabupaten/Kota yang Selaras; (5) Peningkatan Mutu dan Kinerja Pemerintah


Daerah yang Berwibawa, Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih.
Misi yang terkait dengan pembangunan bidang ketahanan pangan adalah
misi nomor 2 (dua) yaitu Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat, yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan
pemerataan perekonomian daerah dalam rangka mempercepat peningkatan
kesejahteraan

masyarakat.

Dengan

sasaran

yang

ingin

dicapai

adalah

terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat.


Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut adalah : (1)
Meningkatkan kesadaran/pemahaman masyarakat terhadap pola konsumsi dan
kandungan bahan pangan yang cukup memadai; (2) Menumbuhkan gerakan
diversifikasi pangan guna mengurangi ketergantungan terhadap beras; (3)
Memperkuat kelembagaan pengelola stock pangan Banten; dan (4) Meningkatkan
pengawasan terhadap ketersediaan input (faktor industri) dan mengurangi tingkat
kehilangan pasca panen. Dengan arah kebijakan antara lain : (1) Meningkatnya
produksi dan produktivitas pangan pokok (beras, jagung dan kedelei); (2)
Meningkatnya

keanekaragaman

pangan

alternatif,

untuk

mengurangi

ketergantungan terhadap bahan pangan pokok; (3) Menurunnya tingkat kehilangan


hasil pasca panen; (4) Menurunnya kerawanan pangan masyarakat terhadap
pangan; (5) Tertatanya distribusi dan perdagangan beras; dan (6) Meningkatnya
kualitas dan pengendalian keamanan pangan.
Visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan tersebut, diharapkan
dapat menjawab permasalahan terkait tugas pokok dan fungsi pelayanan bidang
ketahanan pangan dan penyuluhan sebagaimana yang telah diidentifikasi di atas.

3.3

TELAAHAN RENSTRA K/L


Visi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian sebagaimana tertuang

dalam Rencana Strategis tahun 2010 2014 adalah Menjadi institusi yang handal,

aspiratif, dan inovatif dalam pemantapan ketahanan pangan Sementara misinya


adalah

(1)

Peningkatan

kualitas

pengkajian

dan

perumusan

kebijakan
I - 59

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

pembangunan ketahanan pangan; (2) Pengembangan dan pemantapan ketahanan


pangan masyarakat, daerah, dan nasional; (3) Pengembangan kemampuan
kelembagaan ketahanan pangan daerah; dan (4) Peningkatan koordinasi dalam
perumusan kebijakan, dan pengembangan ketahanan pangan, serta pemantauan
dan evaluasi pelaksanaannya.
Tujuan yang ditetapkan antara lain : (1) Meningkatkan ketersediaan pangan
dengan

mengoptimalkan

sumber

daya yang dimilikinya/dikuasainya secara

berkelanjutan; (2) Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi


kerawanan pangan; (3) Mengembangkan sistim distribusi, harga dan cadangan
pangan untuk memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau
bagi masyarakat; (4) Memepercepat penganekaragaman konsumsi pangan yang
beragam, bergizi seimbang dan aman guna meningkatkan kualitas SDM dan
penurunan konsumsi beras perkapita; (5) Mengembangkan sistem pengawasan
keamanan pangan segar.
Dengan sasaran strategis yaitu : (1) Ketersediaan energi perkapita
dipertahankan minimal 2.200 kilokalori/hari dan penyediaan protein perkapita
minimal 57 gr/hari; (2) Jumlah penduduk rawan pangan berkurang minimal 1%
setiap tahun; (3) Jumlah konsumsi pangan perkapita untuk memenuhi kecukupan
energi minimal 2.000 kilokalori/hari dan protein minimal sebesar 52 gram/hari; (4)
Konsumsi beras pertahun menurun sebesar 1,5% yang diimbangi dengan kenaikan
konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani, buah-buahan dan sayuran,
sehingga terjadi

peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat

yang

diindikasikan dengan skor pola pangan harapan tahun 2014 sebesar 93,3; (5)
Terpantaunya distribusi pangan yang lancar sehingga dapat menjaga stabilitas
harga dan pasokan harga yang terjangkau oleh masyarakat; (6) Tersedianya
cadangan pangan pemerintah provinsi di 17 provinsi dan cadangan pemerintah
kabupaten/kota di 100 kab/kota, serta berkembangnya 2.600 lumbung pangan
masyarakat di 2.000 desa; (7) Meningkatnya pengawasan keamanan pangan segar
melalui peran dan partisipasi masyarakat; dan (8) Meningkatnya efektivitas
koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.

3.4

TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH


I - 60

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Arah penataan ruang dari Rencana Tata Ruang Kawasan Jabodetabekjur


yang berkaitan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten adalah
sebagai berikut : (1) Pengembangan sistem pusat permukiman di Kawasan
Jabodetabekjur untuk

mendorong pengembangan

Pusat

Kegiatan Nasional

Kawasan Perkotaan Jakarta, dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit adalah
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota lainnya; (2) Pengembangan jalan
lingkar luar kedua (JORR 2) dan jalan radialnya sebagai pembentuk struktur ruang
Jabodetabekjur dan untuk memberikan

pelayanan pengembangan sub pusat

perkotaan seperti Serpong/Kota Mandiri Bumi Serpong Damai, Cinere, Cimanggis,


Cileungsi, Setu, dan Tambun/Cikarang; (3) Peningkatan pemanfaatan jaringan jalur
kereta api pada ruas-ruas tertentu sebagai prasarana pergerakan komuter dari
wilayah Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok ke Daerah Khusus Ibukota Jakarta
dan sebaliknya; (4) Pengembangan jalan yang menghubungkan antar wilayah dan
antar pusat-pusat permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan simpulsimpul transportasi serta pengembangan jalan penghubung antara jalan non-tol
dan jalan bebas hambatan; (5) Pengembangan sistem jaringan transportasi masal
yang menghubungkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan pusat-pusat di
sekitarnya; (6) Arahan pengembangan prasarana drainase dan pengendalian banjir
di Kawasan Jabodetabekjur dilakukan melalui upaya : a) Rehabilitasi hutan dan
lahan serta penghijauan kawasan tangkapan air; b) Penataan kawasan sungai dan
anak-anak sungainya; c) Normalisasi sungai-sungai dan anak-anak sungainya; d)
Pengembangan waduk-waduk pengendali banjir dan pelestarian situ-situ serta
daerah retensi air; e) Pembangunan prasarana dan pengendali banjir; dan f)
Pembangunan prasarana drainase; (6) Sistem pengelolaan persampahan di
Kawasan

Jabodetabekjur

diarahkan

dikembangkan

secara

terpadu

melalui

kerjasama antar daerah dengan mengikutsertakan masyarakat dan dunia usaha.


Penentuan lokasi tempat pembuangan akhir di Kawasan Jabodetabekjur harus
memperhatikan daya tampung dan volume sampah domestik dan non domestik
dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Cianjur, serta berada pada
jarak aman yang tidak mencemari lingkungan di sekitarnya (7) Zona Penyangga
dalam

kawasan

budi

daya

mempunyai

potensi

untuk

reklamasi

yang

penyelenggaraannya dilakukan secara bertahap dengan koefisien zona terbangun


I - 61

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

antara 40% - 45% dengan jarak dari titik surut terendah sekurang-kurangnya 200
(dua ratus) meter sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang
menunjukkan kedalaman laut 8 (delapan) meter dan harus mempertimbangkan
karakteristik lingkungan.
Cakupan pelayanan umum penataan ruang secara detail disusun dan
dilaksanakan oleh kabupaten/kota, sedangkan provinsi memberikan arahannya.
Proporsi ruang terbuka hijau (RTH) di daerah perkotaan adalah sebesar 30% yang
terdiri dari: (1) 20% RTH Publik, dimana pemerintah yang harus mengadakan baik
pembebasan

lahannya

maupun

komponen

penunjangnya,

dan

(2)

10%

dilaksanakan oleh private yaitu lahan RTH yang ada di kawasan pemukiman atau
lahan pekarangan rumah.
Pemerintah daerah juga diarahkan untuk mempunyai inisiasi membuat RTH
di pemukiman padat dengan perhitungan tertentu, karena selain berfungsi sebagai
paruparu kota dan bersisoalisasi, juga untuk evakuasi bencana.
Ekosistem wilayah Banten pada dasarnya terdiri dari : (a) Lingkungan Pantai
Utara yang merupakan ekosistem sawah irigasi teknis dan setengah teknis,
kawasan pemukiman dan industri; (b) Kawasan Banten Bagian Tengah yang
merupakan kawasan pertanin dan perkebunan, sebagian berupa pemukiman
perdesaan; (c) Kawasan Banten Selatan merupakan kawasan lindung Gunung
Halimun Salak, Kendeng hingga Malingping, Bayah berupa pegunungan yang
menyimpan potensi sumber daya alam. DAS Cibaliung-Malingping merupakan
cekungan sumber air; (d) Banten Bagian Barat (DAS Cidano dan lereng Gunung
Karang-Aseupan dan Pulosari sampai DAS Ciliman wilayah Pandeglang dan Serang
Bagian Barat) yang kaya akan potensi air, merupakan kawasan pertanian; dan (e)
Ujung Kulon sebagai Taman Nasional Konservasi Badak Jawa (Rhinoceros
Sondaicus).
Provinsi Banten mempunyai posisi yang strategis, yaitu sebagai jalur
penghubung antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Sebagian wilayah timur
meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
menjadi hinterland bagi Provinsi DKI Jakarta.

I - 62

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Potensi sumber daya air wilayah Provinsi Banten banyak ditemui di


Kabupaten Lebak. Hal itu disebabkan sebagian besar wilayah merupakan kawasan
hutan lindung dan hutan produksi terbatas. Berdasarkan pembagian Daerah Aliran
Sungai (DAS), Provinsi Banten terbagi ke dalam

enam DAS, yaitu: (a) DAS

Cisadek-Cikuningan, yang meliputi wilayah bagian Selatan Kabupaten Pandeglang;


(b) DAS Cibaliung-Cibareno, yang meliputi bagian Selatan wilayah Kabupaten
Lebak; (c) DAS Ciujung-Cidurian, yang meliputi

wilayah Kabupaten Lebak dan

Kabupaten Serang; (d) DAS Cidano, yang meliputi sebagian besar wilayah
Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang; (e) DAS Ciliman-Cilemer, yang
meliputi wilayah Kabupaten Lebak dan wilayah barat Kabupaten Pandeglang; dan
(f) DAS Cisadane-Ciliwung, yang meliputi bagian Timur wilayah Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
Iklim wilayah Banten dipengaruhi oleh Angin Moonson dan gelombang La
Nina. Cuaca didominasi oleh Angin Barat dari Samudra Hindia dan Angin Asia di
musim penghujan serta Angin Timur pada musim kemarau. Selama tahun 2009,
suhu udara di Banten umumnya antara 22,10C - 33,70C, dengan kelembaban udara
bervariasi antara 74%-86%. Secara astronomis, Provinsi Banten terletak pada
posisi 50750-70111 lintang selatan dan 1050111-1060712 bujur timur.
Provinsi Banten memiliki 55 pulau yang tersebar diwilayah provinsi maupun
diperbatasannya.

3.5

PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS


Sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2010-2014, ada 9 (sembilan) isu

strategis pembangunan nasional. Dari sembilan isu strategis tersebut ada 2 (dua)
terkait dengan keberlanjutan pembangunan bidang ketahanan pangan, yaitu isu
nomor Keempat, yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh
merusak lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup akan menyebabkan
pertumbuhan ekonomi menjadi tidak berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan dan
sumber daya alam yang tidak tepat akan menyebabkan sumber daya menyusut
lebih cepat dan dengan mudah mengembalikan krisis pangan dan energi seperti
yang terjadi tahun 2007/2008 yang lalu. Kerusakan lingkungan hidup menyebabkan

I - 63

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

biaya hidup meningkat yang pada gilirannya menurunkan kualitas hidup. Kerusakan
lingkungan hidup diduga menjadi salah satu penyebab utama munculnya epidemik
dan penyakit saluran pernapasan. Dimensi lingkungan hidup pun

makin luas

berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai asosiasi kuat dengan


kerusakan lingkungan hidup. Ancaman perubahan iklim ini bukan hanya
meningkatkan kemungkinan terjadinya goncangan yang tidak terduga seperti
bencana alam, tetapi juga dapat mengancam produktivitas dari sumber daya alam.
Jika hal ini terjadi, maka krisis pangan pun dapat kembali terjadi setiap saat. Dan
isu Keenam, yang menyatakan bahwa sumber pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dan berkelanjutan harus berasal dari peningkatan produktivitas.
Peningkatan produktivitas sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia, utamanya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sumber daya manusia, bukan hanya sebagai faktor produksi melainkan ikut
berfungsi mengkoordinasi faktor produksi lain dalam kegiatan ekonomi. Karenanya,
peningkatan kualitas manusia Indonesia khususnya dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menjadi faktor penentu penting dalam mencapai
pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Peningkatan sumber daya manusia
di Indonesia dalam lima tahun ke depan harus terfokus pada peningkatan kualitas
manusia Indonesia secara keseluruhan dan memperbaiki kesenjangan kualitas
manusia, baik dilihat dari status golongan pendapatan, jender atau antar daerah.
Hanya dengan intervensi pemerintah, kesenjangan kualitas sumber daya manusia
dapat teratasi.
Isu-isu strategis secara nasional khususnya dalam bidang ketahanan pangan
berkembang sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan. Berdasarkan hasil
analisis dapat dikemukakan beberapa isu-isu terkini secara nasional, antara lain :
(1) Sinergisme penanganan pangan, energi dan kelestarian SDA khususnya air
untuk memantapkan ketahanan pangan, energi dan air secara berkelanjutan; (2)
Kemandirian pangan dengan menekankan pada 5 komoditas strategis (padi,
jagung, kedelai, gula, dan daging sapi); (3) Sistim cadangan pangan dan distribusi
pangan; (4) Sistim logistik nasional yang efisien, mendasarkan pada keunggulan
komparatif daerah dan rantai suplai yang efisien; (5) Penanganan kerawanan
pangan dan kerentanan pangan; (6) Stabilitas dan keterjangkauan harga, baik pd
tingkat produsen maupun konsumen; (7) Percepatan penganekaragaman pangan
I - 64

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

berbasis sumber daya pangan lokal; (8) Monitoring sistem ketahanan pangan
sebagai basis early warning sistem; dan (9) Kajian-kajian akademik kebijakan
ketahanan pangan khususnya tentang stabilitas dan keseimbangan kebutuhan dan
pasokan berbasis sumber daya lokal.
Sementara isu strategis pembangunan daerah terkait dengan bidang
ketahanan pangan sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 adalah bahwa
Jumlah penduduk Provinsi Banten yang besar merupakan tantangan yang besar
dalam pembangunan ketahanan pangan. Tingkat permintaan pangan akan terus
naik sejalan dengan pertumbuhan penduduk sehingga dibutuhkan ketersediaan
pangan yang bertambah dari tahun ke tahun. Pembangunan ketahanan pangan
dari sisi aspek ketersediaan dituntut untuk mampu meningkatkan kapasitas
produksi dari waktu ke waktu, sementara di lain pihak ketersediaan lahan baik
secara kuantitas maupun kualitas semakin terbatas.
Hasil analisis terhadap isu strategis dan permasalahan pembangunan
daerah di bidang ketahanan pangan dan penyuluhan dapat diidentifikasi antara
lain :
1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian, dengan isu yang
berkembang adalah :
(1)

Kapasitas produksi lokal/domestik, menghadapi permasalahan antara lain


: a) laju peningkatan produksi pangan cenderung melandai sedangkan
laju pertambahan penduduk

lebib besar dari 2% setiap tahunnya; b)

belum berkembangnya kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi


spesifik lokasi karena hambatan infrastruktur pertanian; c) petani
umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar), aksesibilitasnya terbatas
terhadap sumber permodalan, teknologi, sarana produksi dan pasar relatif
sangat kurang; d) banyak dijumpai kasus terhambatnya distribusi sarana
produksi seperti pupuk bersubsidi; dan e) lambatnya penerapan teknologi
akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petani.
(2)

Kelestarian sumberdaya lahan dan air saat ini tingkat alih fungs lahan
pertanian ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll). Kondisi sumber
air di Provinsi Banten perlu diwaspadai, daerah tangkapan air yakni

I - 65

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya harus sudah mendapatkan


perhatian yang serius. Ancaman defisit air dan ancaman banjir, erosi, dan
tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat
pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka akan
mempercepat terjadinya defisit air.
(3)

Cadangan pangan. Adanya kondisi iklim yang tidak menentu sehingga


sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidak
merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidak
terduga

(banjir,

longsor,

kekeringan,

gempa)

memerlukan

sistem

pencadangan pangan yang baik. Saat ini belum optimalnya :(a) sistem
cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana
alam minimal 3 (tiga) bulan, (b) cadangan pangan hidup (pekarangan,
lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (c)
kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan
pangan komunitas lainnya, (d) sistem cadangan pangan melalui Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) melalui optimalisasi Gapoktan dan
Poktan ataupun lembaga usaha lainnya.
2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan, dengan isu yang
berkembang antara lain :
(1)

Pengentasan

kemiskinan

dan

pemberdayaan

ekonomi

masyarakat.

Masyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golongan


masyarakat miskin, yang kebanyakan tinggal di pedesaan di mana
umumnya adalah petani dan nelayan.
(2)

Kelancaran distribusi dan akses pangan. Permasalahan yang dijumpai


adalah: (a) infrastruktur distribusi, (b) sarana dan prasarana pasca panen,
(c) pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah dan isolasi daerah,
(d) sistem informasi pasar, (e) keterbatasan Lembaga pemasaran daerah,
(f) hambatan distribusi karena pungutan resmi dan tidak resmi, (g) kasus
penimbunan komoditas pangan oleh spekulan, (h) adanya penurunan
akses pangan pangan karena terkena bencana.

I - 66

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

(3)

Penjaminan Stabilitas Harga Pangan. Isu stabilitas harga pangan penting


karena : (1) masa panen yang tidak merata sepanjang bulan, sehigga
harga tinggi pada masa paceklik dan rendah pada waktu musim panen,
(b) harga pangan dunia semakin tidak menentu, dan Indonesia sangat
rentan terhadap pengaruh pasar dunia. Di samping itu, dengan adanya
stabilitas harga pangan akan menguatkan posisi tawar petani dan
menjamin akses pangan masyarakat.

3. Peningkatan Kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang


berbasis pada pangan lokal, dengan permasalahan dan isu yang berkembang
adalah :
(1)

Konsumsi beras masih cukup tinggi, walaupun kualitas konsumsi terus


meningkat namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemak dan
vitamin/mineral masih jauh dari harapan. Konsumsi pangan dengan bahan
baku dari terigu terus mengalami peningkatan.

(2)

Faktor penyebab belum berkembangannya pangan lokal adalah : (a)


belum berkembangnya teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai
pengolahan

pangan

berbasis

tepung

umbi-umbian

lokal

dan

pengembangan aneka pangan lokal lainnya, (b) belum berkembangnya


bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi melalui penguatan
kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swasta, (c) belum optimalnya
usaha perubahan perlaku diversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia
dini melalui jalur pendidikan formal dan non formal, (d) rendahnya citra
pangan lokal, (e) belum optimalnya Pengembangan program perbaikan
gizi yang cost effective, diantaranya melalui peningkatan dan penguatan
program fortifikasi pangan dan program suplementasi zat gizi mikro
khususnya zat besi dan vitamin A
4. Peningkatan status gizi masyarakat, permasalahan dan isu yang berkembang
diantaranya :
(1)

Jumlah anak balita dengan status gizi buruk dan gizi kurang di Provinsi
Banten tahun 2011 sebesar 0.68 persen (sekitar 9.131 ribu jiwa) dan
beberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguan

I - 67

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

akibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA), masalah


kurang energi kronis (KEK) dan ada saat yang bersamaan pada kelompok
usia produktif juga terdapat masalah kegemukan dan obesitas.
(2)

Peningkatan staus gizi harus dilakukan dengan dalam rangka mengurangi


jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritas
pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibu
hamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahun
tanpa mengabaikan kelompok usia lainnya. Hal ini dapat ditempuh melalui
: (a) komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan, (b)
penguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasa
Wisma; (c) peningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi.

5. Peningkatan mutu dan keamanan pangan, isu dan permasalahan yang terjadi
antara lain :
(1)

Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan pangan


(penyedap, pewarna, pemanis, pengawet, pengental, pemucat dan anti
gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan.

(2)

Masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat konsumen


maupun produsen (khususnya industri kecil dan menengah) terhadap
keamanan pangan, yang ditandai merebaknya kasus keracunan pangan
baik produk pangan segar maupun olahan.

(3)

Belum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan keamanan


pangan.

Oleh

karena

itu

usaha-usaha

untuk

pencegahan

dan

pengendalian keamanan pangan harus dilakukan.


6. Menciptakan sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang
efektif. Permasalahan dan isu yang berkembang adalah :
(1)

Tingkat penguasaan teknologi petani masih terbatas di tengah persaingan


pasar yang semakin ketat.

(2)

Jumlah penyuluh semakin terbatas, sehingga perlu penambahan jumlah


(dengan memperhatikan rasio petani dan penyuluh).

I - 68

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

(3)

Rendahnya kapasitas aparat penyuluh atau pembina teknis yang mampu


melayani teknologi secara spesifik sesuai kebutuhan petani dan mampu
sebagai mediator terhadap sumber pembiayaan dan pasar.

(4)

Sarana pendukung penyuluhan, seperti sarana transportasi, komunikasi,


alat peraga dan lainnya.

I - 69

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

BAB 4
Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran, Strategi dan
Kebijakan
4.1.

Visi dan Misi


Mengacu kepada Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2012

2017

yaitu:

BERSATU

MEWUJUDKAN

BANTEN

SEJAHTERA

BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA, dengan ke lima visi yaitu (1).


Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Mendukung Pengembangan
Wilayah/Kawasan Berwawasan Lingkungan, (2). Pemantapan Iklim Investasi yang
Kondusif (3). Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia yang religius, cerdas dan
berdaya saing dalam kerangka penguatan NKRI (4). Penguatan Semangat
Kebersamaan Antar-Pelaku Pembangunan dan sinergitas pemerintah Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota yang selaras, serasi dan seimbang (5). Peningkatan Mutu dan
Kinerja Pemerintahan Daerah yang Berwibawa Menuju Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik dan Bersih, maka visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi
Banten diharapkan menjadi pilar terdepan dalam aspek ketahanan pangan daerah
guna mendukung pencapaian Visi Kepala Daerah Provinsi Banten Tahun 20122017.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten mempunyai visi
tahun 2012-2017, yaitu

Menjadi Institusi Yang Handal Menuju Mantapnya Ketahanan Pangan


Masyarakat Berbasis Kearifan Lokal dan Sistem Penyuluhan Yang
Efektif Untuk Bersatu Mewujudkan Banten Sejahtera
Makna dari visi tersebut adalah :
1. Institusi yang handal : berarti mampu menjadi lembaga/institusi yang teguh
dan kuat dalam mengemban tugas pokok dan fungsi, memberikan arah dan

I - 70

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

menggalang potensi dari berbagai komponen masyarakat sesuai dinamika yang


berkembang.
2. Mantapnya ketahanan pangan masyarakat : adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi masyarakat Banten yang tercermin dari cukup tersedia, baik
jumlah, mutu, aman, merata dan terjangkau.
3. Berbasis kearifan lokal : berarti secara berkelanjutan berpijak pada norma baik
sosial maupun budaya yang sudah berkembang di masyarakat.
4. Sistem penyuluhan yang efektif : adalah seluruh rangkaian pengembangan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku
usaha melalui penyuluhan yang berpedoman pada programa yang telah
ditetapkan.
5. Bersatu : merupakan tekad, sikap, dan komitmen seluruh masyarakat Banten
untuk bersatu menyamakan persepsi, gerak langkah yang seiring sejalan
sinergis membangun kebersamaan dalam membangun Banten serta pro aktif
memajukan bangsa dan negara dalam kerangka persatuan dan kesatuan NKRI.
6. Banten Sejahtera : merupakan cerminan dari suatu keadaan di mana telah
berkurangnya jumlah masyarakat miskin, meningkatnya pendapatan dan daya
beli masyarakat, terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan dan
perekonomian serta ditemukannya jati diri masyarakat Banten yang maju dan
mandiri (RPJMD 2012-1017).
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten menetapkan Misi
2012-2017 sebagai berikut :
1. Pengembangan

dan

pemantapan

ketersediaan

dan

cadangan

pangan

masyarakat berbasis kemandirian;


2. Pengembangan distribusi pangan

dan penguatan kemandirian ekonomi

masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengakses pangan serta


mengantisipasi kerawanan pangan;
3. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan dan
kearifan lokal serta peningkatan mutu dan keamanan pangan;
4. Pemantapan dan pengembangan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya
aparatur, serta Peningkatan Koordinasi dengan Stakeholders dalam perumusan
kebijakan dan pengelolaaan ketahanan pangan dan penyuluhan.
I - 71

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

4.2.

Tujuan dan Sasaran


Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi

suatu organisasi, yaitu sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu suatu perencanaan. Sedangkan Sasaran merupakan penjabaran dari
tujuan organisasi, yaitu hasil yang akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang
lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai, serta dalam kurun waktu
yang lebih pendek dari tujuan.
Tujuan yang ingin diwujudkan adalah :
1. Meningkatkan ketersediaan pangan dan pengelolaan cadangan pangan dengan
mengoptimalkan

potensi

sumberdaya

secara

berkelanjutan

dan

berkesinambungan;
2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan
pangan;
3. Mengembangkan sistim distribusi pangan untuk memelihara stabilitas pasokan
dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat;
4. Mengembangkan penganekaragaman konsumsi pangan yang beragam, bergizi
seimbang dan aman;
5. Meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat sehinggga
mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun ketahanan pangan dan
penyuluhan.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan organisasi, yaitu hasil yang akan
dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci, dapat diukur dan
dapat dicapai, serta dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Sasaran yang ingin dicapai adalah :


1. Mempertahankan ketersediaan energi per kapita minimal 2.200 kilokalori/ hari
dan penyediaan protein per kapita minimal 57 Gram/hari;

I - 72

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

2. Terwujudnya cadangan pangan pemerintah Provinsi Banten sebesar 200 ton


(setara beras), cadangan pangan pemerintah di 8 kabupaten/kota sebesar 100
ton (setara beras) per kab/kota, dan cadangan pangan masyarakat sebesar 807
ton (setara GKG);
3. Berkurangnya daerah rawan pangan di 8 Kabupaten/Kota (52 kecamatan);
4. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai dengan rendahnya
perbedaan harga antara musim panen dan non panen dengan perbedaan
maksimum 10 persen;
5. Berkembangnya kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat (48 Gapoktan dan
38 Lumbung Pangan tahun 2017);
6. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi
seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan protein sebesar
52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman
konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) mendekati 96 pada
tahun 2017;
7. Meningkatkan

keamanan,

mutu

dan

higiene

pangan

yang

dikonsumsi

masyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan


pangan sampai 90 persen tahun 2017;
8. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur ketahanan
pangan dan penyuluhan di 8 Kabupaten/Kota;
9. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan
Ketahanan Pangan.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan dapat
tergambar secara jelas sebagaimana pada Tabel 4.1.
4.3.

Strategi dan Kebijakan


Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi. Sedangkan kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil
oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. Strategi dan kebijakan dalam
upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan dan
penyuluhan tahun 2012-2017 yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan sebagai penjabaran dari strategi dan arah kebijakan RPJMD

I - 73

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Provinsi Banten tahun 2012 2017 sebagaimana tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
Misi 1 : Pengembangan dan pemantapan ketersediaan dan
cadangan pangan masyarakat berbasis kemandirian, ditujukan untuk
meningkatkan ketersediaan pangan dan pengelolaan cadangan pangan dengan
mengoptimalkan

potensi

sumber

daya

secara

berkelanjutan

dan

berkesinambungan, dengan sasaran : (1) Mempertahankan ketersediaan energi per


kapita minimal 2.200 kilokalori/ hari dan penyediaan protein per kapita minimal 57
Gram/hari; dan (2) Terwujudnya cadangan pangan pemerintah Provinsi Banten
sebesar 200 ton (setara beras), cadangan pangan pemerintah di 8 kabupaten/kota
sebesar 100 ton (setara beras) per kab/kota, dan cadangan pangan masyarakat
sebesar 807 ton (setara GKG).
Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara
lain :
1. Mendorong dan mendukung peningkatan ketersediaan

pangan adalah : (1)

mengkoordinasikan dan mensinergikan upaya peningkatan kapasitas produksi


pangan;

(2)

meningkatkan

koordinasi

pengelolaan

cadangan

pangan

masyarakat dan pemerintah daerah; dan (3) meningkatkan koordinasi


pencegahan dan penanggulangan rawan pangan.
2. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat/komunitas, melalui:
(1) pengembangan sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi
kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan
cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah
tegakan

perkebunan),

masyarakat

dan

(3)

lembaga

menguatkan
cadangan

kelembagaan
pangan

lumbung

komunitas

pangan

lainnya,

(4)

pengembangan sistem cadangan pangan melalui Lembaga Distribusi Pangan


Masyarakat (LDPM) melalui optimalisasi Gapoktan dan Poktan ataupun lembaga
usaha lainnya.
Strategi peningkatan ketersediaan

pangan dan penguatan cadangan

pangan di Provinsi Banten tersebut akan didukung melalui pengembangan


kebijakan antara lain :

I - 74

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

1. Pemantapan ketersediaan pangan baik hewani maupun nabati dalam jumlah


dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai kaidah kesehatan
dan gizi seimbang.
2. Mengembangkan dan memperkuat kemampuan pengelolaan cadangan pangan
pemerintah dan masyarakat hingga di tingkat desa dan atau komunitas.
Misi 2 : Pengembangan distribusi pangan

dan penguatan

kemandirian ekonomi masyarakat untuk meningkatkan kemampuan


mengakses pangan serta mengantisipasi kerawanan pangan, ditujukan
untuk (1) Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi
kerawanan pangan; dan (2) Mengembangkan sistim distribusi pangan untuk
memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat,
dengan sasaran : a) Berkurangnya daerah rawan pangan di 8 Kabupaten/Kota (52
kecamatan); b) Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai dengan
rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panen dengan
perbedaan maksimum 10 persen; dan c) Berkembangnya kelembagaan ekonomi
dan sosial masyarakat (48 Gapoktan dan 38 Lumbung Pangan tahun 2017).
Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara
lain :
1. Mendorong terwujudnya distribusi pangan yang merata dan terjangkau untuk
menjamin stabilitas dan keamanan pasokan dan harga pangan ditingkat rumah
tangga;
2. Mendorong peran serta kelembagaan masyarakat

dalam meningkatkan

kelancaran distribusi, stabilisasi harga dan akses pangan;


3. Peningkatan koordinasi dan sinergitas dengan instansi terkait untuk mendukung
efektifitas dan efisiensi distribusi, stabiliasi harga dan akses pangan, melalui:
(1) mendorong dan mendukung peningkatan kualitas dan pengembangan
infrastruktur distribusi, (2) mendorong dan mendukung peningkatan dan
pengembangan sarana dan prasarana pasca panen, (3) mendorong dan
mendukung pengembangan jaringan pemasaran dan distribusi antar dan keluar
daerah dan membuka daerah yang terisolir, (4) pengembangan sistem
informasi

pasar,

(5)

mendorong

dan

mendukung

penguatan

lembaga

pemasaran daerah, (6) mendorong dan mendukung pengurangan hambatan


I - 75

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

distribusi karena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) mendorong dan
mendukung pencegahan kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan,
(8) pemberian bantuan pangan pada kelompok masyarakat miskin dan yang
terkena bencana secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat produk;
4. Penjaminan Stabilitas Harga Pangan, melalui : (1) pemberlakuan Harga
Pembelian Pemerintah pada komoditas pangan strategis , (2) pengembangan
Buffer stock Management (pembelian oleh pemerintah pada waktu panen dan
operasi pasar pada waktu paceklik) pada komoditas pangan strategis, (3)
mendorong dan mendukung adanya dana talangan pemerintah (propinsi dan
kabupaten/kota) dalam menstabilkan harga komoditas pangan strategis, (4)
peningkatan peranan Lembaga pembeli gabah dan Lembaga usaha ekonomi
pedesaan, (5) mendorong dan mendukung pengembangan sistem tunda jual
dan resi gudang, (6) pengembangan sistem informasi dan monitoring produksi,
konsumsi, harga, stok dan pasokan pangan secara berkala;
5. Peningkatan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan
bersubsidi kepada masyarakat golongan miskin (misalnya Raskin) dan
mengelola pangan bersubsidi bagi kelompok khusus (rentan gizi buruk dan
rawan pangan).
Strategi di atas dimplementasikan dengan dukungan kebijakan yang akan
dikembangkan antara lain :
1. Pengembangan distribusi pangan yang merata, harga stabil dan terjangkau
(aksesibilitas) dengan mendorong dan mendukung upaya peningkatan daya beli
dan mengurangi jumlah penduduk yang miskin;
2. Meningkatkan akses pangan melalui pengembangan sistem distribusi yang
efektif dan efisien;
3. Penanganan daerah rawan pangan yang terprogram melalui penumbuhan dan
pengembangan desa mandiri pangan;
4. Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan ekonomi perdesaan dalam rangka
mengembangkan sistem distribusi pangan dan aksesibilitas pangan serta upaya
kewaspadaan pangan dan penanganan rawan pangan.

I - 76

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Misi 3 : Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan


berbasis pangan lokal serta peningkatan mutu dan keamanan pangan,
ditujukan untuk mengembangkanpenganeka-ragaman konsumsi pangan yang
beragam, bergizi seimbang dan aman, dengan sasaran : (1) Meningkatkan
keanekaragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai gizi seimbang
dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan protein sebesar 52
gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta meningkatkan keragaman konsumsi
pangan dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 96 pada tahun 2017;
dan (2) Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsi
masyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuan keamanan pangan
sampai 90 persen tahun 2017.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara
lain :
1. Pengembangan dan percepatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis pangan
lokal melalui upaya pengolahan pangan berbahan-baku tepung umbi-umbian
lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya;
2. Pengembangan bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi, gizi
dan mutu ketersediaan pangan yang beragam dan bergizi seimbang melalui
penguatan kerjasama pemerintah-masyarakat dan swasta;
3. Pengembangan metode sosialisasi dan promosi diversifikasi konsumsi pangan
dan gizi kepada kelompok masyarakat sejak usia dini melalui jalur pendidikan
formal dan non formal;
4. Mendorong masyarakat untuk percepatan pola konsumsi pangan berbasisi
sumberdaya lokal;
5. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan pangan pada
masyarakat;
6. Penguatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dengan melengkapi
perangkat peraturan perundang-undangan di bidang mutu dan keamanan
pangan.

I - 77

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Strategi di atas dimplementasikan dengan dukungan kebijakan yang akan


dikembangkan antara lain :
1. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis bahan baku
pangan lokal;
2. Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi peran serta
masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagai implementasi pemenuhan hak
atas pangan;
3. Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhan hak
atas pangan dan gizi;
4. Meningkatkan pengawasan mutu dan keamanan pangan;
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan.

Misi 4 : Pemantapan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan


dan

Sumberdaya

Aparatur,

serta

Peningkatan

Koordinasi

dengan

Stakeholders dalam Perumusan Kebijakan dan Pengelolaan Ketahanan


Pangan dan Penyuluhan, ditujukan untuk meningkatkan koordinasi dan peran
aparatur serta masyarakat sehinggga mampu mewujudkan koordinasi dalam
membangun Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, dengan sasaran yang ingin
dicapai : (1) Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya aparatur
ketahanan pangan dan penyuluhan di 8 Kabupaten/Kota; dan (2) Meningkatnya
efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan
Pangan.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut akan ditempuh melalui strategi antara lain :
1. Pelaksanaan dan Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan;
2. Meningkatkan SDM Aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;
3. Meningkatkan

Sarana dan Prasarana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan;
4. Mengoptimalkan fungsi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi;

I - 78

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

5. Meningkatkan Sistem Pengendalian Internal

dalam rangka monitoring dan

evaluasi, serta pemantapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam rangka


peningkatan pelayanan pada antar Stakeholders/masyarakat.

Strategi di atas dimplementasikan dengan dukungan kebijakan yang akan


dikembangkan antara lain :
1. Meningkatkan perencanaan, penganggaran dan kerjasama program secara
efektif dan efisien;
2. Meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasi ketahanan pangan dan
penyuluhan;
3. Meningkatkan pengelolaan keuangan (akuntansi) dan rumah tangga kantor;
4. Meningkatkan pengelolaan organisasi tatalaksana;
5. Meningkatkan peran dan tugas Dewan Ketahanan Pangan dalam koordinasi
ketahanan pangan;
6. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ketahanan pangan;
7. Meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan melalui pendampingan;
8. Meningkatkan

kesejahteraan

pegawai

dengan

penerapan

reward

dan

punishment.
Tabel 4.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi,
dan Kebijakan
Visi : Menjadi Institusi Yang Handal Menuju Mantapnya Ketahanan Pangan Masyarakat
Berbasis Kearifan Lokal dan Sistem Penyuluhan Yang Efektif Untuk Bersatu Mewujudkan
Banten Sejahtera
Misi 1 : Pengembangan dan pemantapan ketersediaan dan cadangan pangan masyarakat
berbasis kemandirian
Tujuan
Meningkatkan
ketersediaan
pangan dan
pengelolaan
cadangan
pangan dengan
mengoptimalkan
potensi sumber
daya secara
berkelanjutan
dan
berkesinambung
an

Sasaran
1.

2.

Mempertahankan
1.
ketersediaan
energi per kapita
minimal 2.200
kilokalori/ hari dan
penyediaan protein
per kapita minimal
57 Gram/hari;
Terwujudnya
cadangan pangan
pemerintah
Provinsi Banten
sebesar 200 ton
(setara beras),

Strategi
Mendorong dan
1.
mendukung peningkatan ketersediaan
pangan melalui : (1)
mengkoordinasikan
dan mensinergikan
upaya peningkatan
kapasitas produksi
pangan; (2)
meningkatkan
koordinasi pengelolaan
cadangan pangan
masyarakat dan
2.
pemerintah daerah;

Kebijakan
Pemantapan
ketersediaan
pangan baik
hewani maupun
nabati dalam
jumlah dan
keragaman untuk
mendukung
konsumsi pangan
sesuai kaidah
kesehatan dan gizi
seimbang.
Mengembangkan
dan memperkuat

I - 79

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
cadangan pangan
pemerintah di 8
kabupaten/kota
sebesar 100 ton
(setara beras) per
kab/kota, dan
cadangan pangan
masyarakat
sebesar 807 ton
(setara GKG)

dan (3) meningkatkan


koordinasi pencegahan
dan penanggulangan
rawan pangan.
2. Penguatan cadangan
pangan pemerintah
dan
masyarakat/komunitas,
melalui: (1)
pengembangan sistem
cadangan pangan
daerah untuk
mengantisipasi kondisi
darurat bencana alam
minimal 3 (tiga) bulan ,
(2) pengembangan
cadangan pangan
hidup (pekarangan,
lahan desa, lahan tidur,
tanaman bawah
tegakan perkebunan),
(3) menguatkan
kelembagaan lumbung
pangan masyarakat
dan lembaga
cadangan pangan
komunitas lainnya, (4)
pengembangan sistem
cadangan pangan
melalui Lembaga
Distribusi Pangan
Masyarakat (LDPM)
dengan optimalisasi
Gapoktan dan Poktan
ataupun lembaga
usaha lainnya.

kemampuan
pengelolaan
cadangan pangan
pemerintah dan
masyarakat
hingga di tingkat
desa dan atau
komunitas.

Misi 2 : Pengembangan distribusi pangan dan penguatan kemandirian ekonomi


masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mengakses pangan serta mengantisipasi
kerawanan pangan

Tujuan
1. Membangun
kesiapan
dalam
mengantisipa
si dan
menanggulan
gi kerawanan
pangan;
2. Mengembang
kan sistim
distribusi
pangan untuk
memelihara
stabilitas
pasokan dan
harga pangan
yang
terjangkau

Sasaran
1. Berkurangnya
1.
daerah rawan
pangan di 8
Kabupaten/Kota (52
kecamatan);
2. Stabilnya harga
komoditas pangan
strategis yang
ditandai dengan
2.
rendahnya
perbedaan harga
antara musim panen
dan non panen
dengan perbedaan
maksimum 10
persen;
3. Berkembangnya
3.
kelembagaan

Strategi
Mendorong
1.
terwujudnya distribusi
pangan yang merata
dan terjangkau untuk
menjamin stabilitas
dan keamanan
pasokan dan harga
pangan ditingkat
rumah tangga;
Mendorong peran serta
kelembagaan
masyarakat dalam
meningkatkan
kelancaran distribusi,
2.
stabilisasi harga dan
akses pangan;
Peningkatan koordinasi
dan sinergitas dengan

Kebijakan
Pengembangan
distribusi pangan
yang merata,
harga stabil dan
terjangkau
(aksesibilitas)
dengan
mendorong dan
mendukung upaya
peningkatan daya
beli dan
mengurangi
jumlah penduduk
yang miskin;
Meningkatkan
akses pangan
melalui
pengembangan

I - 80

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
bagi
masyarakat

ekonomi dan sosial


masyarakat (48
Gapoktan dan 38
Lumbung Pangan
tahun 2017).

4.

instansi terkait untuk


mendukung efektifitas
dan efisiensi distribusi,
stabiliasi harga dan
3.
akses pangan, melalui:
(1) mendorong dan
mendukung
peningkatan kualitas
dan pengembangan
infrastruktur distribusi,
(2) mendorong dan
mendukung
4.
peningkatan dan
pengembangan sarana
dan prasarana pasca
panen, (3) mendorong
dan mendukung
pengembangan
jaringan pemasaran
dan distribusi antar dan
keluar daerah dan
membuka daerah yang
terisolir, (4)
pengembangan sistem
informasi pasar, (5)
mendorong dan
mendukung penguatan
lembaga pemasaran
daerah, (6) mendorong
dan mendukung
pengurangan
hambatan distribusi
karena pungutan resmi
dan tidak resmi, (7)
mendorong dan
mendukung
pencegahan kasus
penimbunan komoditas
pangan oleh spekulan,
(8) pemberian bantuan
pangan pada kelompok
masyarakat miskin dan
yang terkena bencana
secara tepat sasaran,
tepat waktu dan tepat
produk;
Penjaminan Stabilitas
Harga Pangan, melalui
: (1) pemberlakuan
Harga Pembelian
Pemerintah pada
komoditas pangan
strategis , (2)
pengembangan Buffer
stock Management
(pembelian oleh
pemerintah pada waktu
panen dan operasi
pasar pada waktu
paceklik) pada
komoditas pangan
strategis, (3)
mendorong dan

sistem distribusi
yang efektif dan
efisien;
Penanganan
daerah rawan
pangan yang
terprogram melalui
penumbuhan dan
pengembangan
desa mandiri
pangan;
Meningkatkan
pemberdayaan
kelembagaan
ekonomi
perdesaan dalam
rangka
mengembangkan
sistem distribusi
pangan dan
aksesibilitas
pangan serta
upaya
kewaspadaan
pangan dan
penanganan
rawan pangan.

I - 81

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

5.

mendukung adanya
dana talangan
pemerintah (propinsi
dan kabupaten/kota)
dalam menstabilkan
harga komoditas
pangan strategis, (4)
peningkatan peranan
Lembaga pembeli
gabah dan Lembaga
usaha ekonomi
pedesaan, (5)
mendorong dan
mendukung
pengembangan sistem
tunda jual dan resi
gudang, (6)
pengembangan sistem
informasi dan
monitoring produksi,
konsumsi, harga, stok
dan pasokan pangan
secara berkala;
Peningkatan efisiensi
dan efektivitas
intervensi bantuan
pangan/pangan
bersubsidi kepada
masyarakat golongan
miskin (misalnya
Raskin) dan mengelola
pangan bersubsidi bagi
kelompok khusus
(rentan gizi buruk dan
rawan pangan).

Misi 3 : Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal serta


peningkatan mutu dan keamanan pangan

Tujuan
Mengembangkanpenganekaragaman
konsumsi
pangan yang
beragam,
bergizi
seimbang dan
aman

Sasaran
1.

Meningkatkan
keragaman
konsumsi pangan
perkapita untuk
mencapai gizi
seimbang dengan
kecukupan energi
minimal 2.000
kkal/hari dan
protein sebesar 52
gram/hari dan
cukup zat gizi
mikro, serta
meningkatkan
keragaman
konsumsi pangan
dengan skor Pola
Pangan Harapan
(PPH) 96 pada

Strategi
1.

2.

Pengembangan dan
percepatan
diversifikasi konsumsi
pangan berbasis
pangan lokal melalui
upaya pengolahan
pangan berbahanbaku tepung umbiumbian lokal dan
pengembangan
aneka pangan lokal
lainnya;
Pengembangan
bisnis pangan untuk
peningkatan nilai
tambah ekonomi, gizi
dan mutu
ketersediaan pangan
yang beragam dan

Kebijakan
1.

2.

Meningkatkan
penganekaraga
man konsumsi
pangan berbasis
bahan baku
pangan lokal;
Mendorong,
mengembangkan
dan membangun,
serta
memfasilitasi
peran serta
masyarakat
dalam
pemenuhan
pangan sebagai
implementasi
pemenuhan hak
atas pangan;

I - 82

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

2.

tahun 2017;
Meningkatkan
keamanan, mutu
dan higiene
pangan yang
dikonsumsi
masyarakat
dengan menekan
pelanggaran
terhadap
ketentuan
keamanan pangan
sampai 90 persen
tahun 2017.

3.

4.

5.

6.

bergizi seimbang
melalui penguatan
kerjasama
pemerintahmasyarakat dan
swasta;
Pengembangan
metode sosialisasi
dan promosi
diversifikasi konsumsi
pangan dan gizi
kepada kelompok
masyarakat sejak
usia dini melalui jalur
pendidikan formal
dan non formal;
Mendorong
masyarakat untuk
percepatan pola
konsumsi pangan
berbasis sumberdaya
lokal;
Peningkatan
pengetahuan dan
kesadaran tentang
keamanan pangan
pada masyarakat;
Penguatan
pengawasan dan
pembinaan
keamanan pangan
dengan melengkapi
perangkat peraturan
perundang-undangan
di bidang mutu dan
keamanan pangan.

3.

4.

5.

Mengembangkan
jaringan antar
lembaga
masyarakat
untuk
pemenuhan hak
atas pangan dan
gizi;
Meningkatkan
pengawasan
mutu dan
keamanan
pangan;
Meningkatkan
kesadaran
masyarakat
terhadap
keamanan
pangan.

Misi 4 : Pemantapan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan Sumberdaya


Aparatur, serta Peningkatan Koordinasi dengan Stakeholders dalam Perumusan Kebijakan
dan Pengelolaaan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Tujuan
Meningkatkan
koordinasi dan
peran aparatur
serta
masyarakat
sehinggga
mampu
mewujudkan
koordinasi
dalam
membangun
Ketahanan
Pangan dan
Penyuluhan

Sasaran
1.

2.

Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan dan
sumberdaya
aparatur ketahanan
pangan dan
penyuluhan di 8
Kabupaten/Kota;
Meningkatnya
efektifitas koordinasi
kebijakan ketahanan
pangan melalui
Dewan Ketahanan
Pangan

Strategi
1.

2.

3.

4.

Optimalisasi
Pelaksanaan dan
Penyempurnaan
Organisasi dan Tata
Kerja Badan
Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan;
Meningkatkan SDM
Aparatur Badan
Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan;
Meningkatkan
Sarana dan
Prasarana Kerja
Badan Ketahanan
Pangan dan
Penyuluhan;
Mengoptimalkan

Kebijakan
1.

2.

3.

Meningkatkan
perencanaan,
penganggaran
dan kerjasama
program secara
efektif dan efisien;
Meningkatkan
kualitas
monitoring dan
evaluasi
ketahanan pangan
dan penyuluhan;
Meningkatkan
pengelolaan
keuangan
(akuntansi) dan
rumah tangga
kantor;

I - 83

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

5.

fungsi Dewan
4.
Ketahanan Pangan
Provinsi;
Meningkatkan Sistem
Pengendalian Internal 5.
dalam rangka
monitoring dan
evaluasi, serta
pemantapan Standar
Operasional Prosedur
(SOP) dalam rangka
peningkatan
6.
pelayanan pada antar
Stakeholders/masyar
akat

7.

8.

Meningkatkan
pengelolaan
organisasi
tatalaksana;
Meningkatkan
peran dan tugas
Dewan Ketahanan
Pangan dalam
koordinasi
ketahanan
pangan;
Meningkatkan
pemahaman
masyarakat
terhadap
ketahanan
pangan;
Meningkatkan
kualitas pelayanan
penyuluhan
melalui
pendampingan;
Meningkatkan
kesejahteraan
pegawai dengan
penerapan reward
dan punishment.

I - 84

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

BAB

5
Rencana Program dan
Kegiatan, Indikator Kinerja,
Kelompok Sasaran
dan Pendanaan Indikatif

1.8.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN


Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang

dilaksanakan oleh suatu organisasi sebagai upaya untuk mengimplementasikan


strategi dan kebijakan serta dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran suatu
organisasi.
Pemerintah Provinsi Banten, sebagaimana dalam dokumen RPJMD 2012-2017,
menetapkan 3 (tiga) kebijakan umum yang dijabarkan pada 4 (empat) program
pembangunan daerah yang harus dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan, yaitu:
1. Kebijakan umum peningkatan ketersediaan, akses, kualitas, keragaman dan
keamanan

pangan,

melalui

Program

Peningkatan

Ketahanan

Pangan

Masyarakat, dengan indikator kinerja program adalah (1) Tersedianya cadangan


pangan pemerintah provinsi sebanyak 200 ton beras pada tahun 2017; (2)
Tersedianya cadangan pangan masyarakat dengan jumlah 807 ton setara
Gabah Kering Giling pada tahun 2017; (3) Terbentuknya lembaga yang
mengelola cadangan pangan pemerintah provinsi (1 lembaga tahun 2017); (4)
Berkembangnya lembaga cadangan pangan masyarakat (82 lembaga tahun
2017); (5) Cakupan layanan fasilitasi program bantuan raskin (100%); (6)
Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat, dengan
pencapaian skor PPH 96 tahun 2017; dan (7) Tertanganinya daerah rawan

I - 85

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

pangan di Provinsi Banten (52 Kecamatan rawan pangan); serta (8) Cakupan
layanan penyuluh pada daerah sentra produksi (70% tahun 2017).
2. Kebijakan umum meningkatkan dan mengembangkan kualitas setiap unit kerja
dalam pelayanan publik untuk mewujudkan clean government and good
government, melalui 3 (tiga) program, yaitu : (1) Program Peningkatan Kualitas
Tata Kelola Pemerintahan Daerah, dengan indikator kinerja program adalah : a)
rasio ketersediaan dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan (100%), dan
b) rasio ketersediaan dokumen penatausahaan, pengendalian dan evaluasi
laporan keuangan. (2) Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran
dan Kapasitas Aparatur, dengan indikator kinerja program adalah a) rasio
penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran serta pelayanan
tatausaha kerumahtanggaan, b) rasio penyelenggaraan rapat koordinasi dan
konsultasi di dalam dan ke luar daerah, c) rasio pembangunan, pengadaan,
pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana aparatur, dan 4) rasio
pembinaan

dan

peningkatan

pelayanan,

tata

usaha

dan

administrasi

kepegawaian.
3. Kebijakan umum meningkatkan kualitas data dan informasi pendukung
perencanaan daerah dan penyelenggaraan pemerintahan, melalui 1 (satu)
program yaitu Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah, dengan
indikator

kinerja

program

adalah

ketersediaan

data

dan

informasi

pembangunan.
Kegiatan adalah bagian dari program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumberdaya, baik yang berupa personil (SDM), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran
(output) dalam bentuk barang/jasa.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan
program pembangunan daerah tersebut adalah :
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat, pencapaian indikator
program akan dilaksanakan melalui kegiatan : (1) Kegiatan Pengelolaan dan
Penanganan Kerawanan Pangan; (2) Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
Ketersediaan dan Akses Pangan; (3) Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan
I - 86

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Cadangan Pangan; (4) Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem


Distribusi dan Harga Pangan; (5) Kegiatan Pengendalian Program Bantuan
Raskin; (6) Kegiatan Pengelolaan, Pembinanaan dan Pengembangan Keamanan
Pangan;

(7)

Kegiatan

Pembinaan

dan

Pengembangan

Konsumsi

dan

Penganekaragaman Pangan; dan (8) Kegiatan Fasilitasi Dewan Ketahanan


Pangan Daerah Provinsi Banten.
2. Program Pemberdayaan Kelembagaan dan Sumberdaya Peternakan, Perikanan,
Pertanian, dan Perkebunan, pencapaian indikator program akan laksanakan
melalui kegiatan : (1) Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan
Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; dan
(2) Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Sumberdaya
dan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
3. Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Daerah, pencapaian
indikator program di arahkan melalui kegiatan : (1) Kegiatan Penyusunan
Laporan Kinerja Keuangan dan Aset BKPP Banten; dan (2) Kegiatan
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
4. Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur,
pencapaian indikator program di arahkan melalui kegiatan antara lain : (1)
Kegiatan Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran; (2) Kegiatan Rapat-rapat
Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah; (3) Kegiatan Penyediaan
dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perkantoran; dan (4) Kegiatan
Peningkatan Capacity Building Aparatur BKPP Provinsi Banten dan Pencitraan
Kelembagaan.
5. Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah, pencapaian indikator program
di arahkan melalui Kegiatan Pengelolaan dan Penyediaan Data dan Informasi
Pembangunan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

1.9.

INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN


PENDANAAN INDIKATIF
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif

untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang


menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. Kelompok
sasaran adalah kumpulan target atau hasil yang diharapkan dari suatu program
I - 87

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Bersifat indikatif adalah bahwa
data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran
dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi
yang hendak dicapai dan tidak kaku.
Indikator kinerja (outcame) dari Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan Daerah adalah

(1) Rasio ketersediaan dokumen perencanaan,

evaluasi dan pelaporan, dan (2) Rasio ketersediaan dokumen penatausahaan,


pengendalian dan evaluasi laporan keuangan. Untuk Program Peningkatan Sarana,
Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur, dengan indikator kinerja (outcome)
antara lain : (1) Rasio penyediaan barang dan jasa administrasi perkantoran serta
pelayanan tata usaha kerumahtanggaan, (2) Rasio penyelenggaraan rapat
koordinasi dan konsultasi di dalam dan luar daerah, (3) Rasio pembangunan,
pengadaan, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana aparatur, (4) Rasio
pembinaan dan peningkatan pelayanan, tata usaha dan administrasi kepegawaian.
Program Penyediaan Data Pembangunan Daerah dengan indikator kinerja
(outcame) adalah Ketersediaan data dan informasi pembangunan.

Sedangkan

indikator kinerja (outcome) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat


antara lain : (1) Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi; (2) Jumlah
Cadangan Pangan Masyarakat; (3) lembaga cadangan pangan pemerintah provinsi;
(4) Jumlah lembaga cadangan pangan masyarakat; (5) Cakupan layanan fasilitasi
program bantuan Raskin; (6) Penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat;
(7) Jumlah daerah rawan pangan yang tertangani; dan (8) Cakupan layanan
penyuluh pada daerah sentra produksi.
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan
Pendanaan Indikatif Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
Tahun 2012-2017 secara lengkap tersaji pada Tabel 5.1.

I - 88

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

BAB

Indikator Kinerja SKPD


Yang Mengacu Pada
Tujuan dan Sasaran
RPJMD Provinsi Banten
Tahun 2012-2017
Indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan
dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD (hal 49 Lampiran IV Permendagri Nomor 54
tahun 2010).
Dengan memperhatikan amanat RPJPD Provinsi Banten 2005-2025 serta
mempertimbangkan aspek potensi dan kondisi, serta permasalahan yang dihadapi,
maka Visi Pembangunan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 20122017 adalah:
BERSATU MEWUJUDKAN BANTEN SEJAHTERA BERLANDASKAN IMAN DAN
TAQWA. Dalam rangka pencapaian visi, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai
berikut: (1) Misi Pertama, Peningkatan Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Mendukung Pengembangan Wilayah/Kawasan Berwawasan Lingkungan, ditujukan
untuk

konektivitas

pengembangan

wilayah/kawasan

guna

percepatan

dan

perluasan pembangunan ekonomi Banten serta meningkatkan layanan dasar


masyarakat dan peningkatan daya saing daerah dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan; (2) Misi Kedua, Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat; ditujukan untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan
perekonomian daerah dalam rangka mempercepat peningkatan kesejahteraan
masyarakat; (3) Misi Ketiga, Peningkatan

Kualitas Sumberdaya Manusia yang

Religius, Cerdas dan Berdaya Saing dalam Kerangka Penguatan NKRI ditujukan
untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang sehat, cerdas, agamis dan berdaya

I - 89

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

saing; (4) Misi Keempat, Penguatan Semangat Kebersamaan Antar-Pelaku


Pembangunan dan Sinergitas Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
Selaras, Serasi dan Seimbang ditujukan untuk mewujudkan Banten rukun damai,
membangun kebersamaan yang sinergis antara pusat-daerah, beserta stakeholders
dalam menjalankan peran dan fungsinya masing-masing secara terintegrasi
membangun Banten; dan (5) Misi Kelima, Peningkatan Mutu dan Kinerja
Pemerintahan Daerah yang Berwibawa Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
dan Bersih ditujukan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam rangka meningkatkan pelayanan
publik.
Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan
tersebut diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi
menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada
setiap misi yang akan dijalankan akan memberikan arahan bagi pelaksanaan setiap
urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan dalam
mendukung pelaksanaan misi dimaksud.
Tujuan pembangunan terkait dengan bidang ketahanan pangan sebagaiman
tercantum dalam RPJMD Provinsi Banten 2012-2017 adalah untuk meningkatkan
kualitas pertumbuhan dan pemerataan perekonomian daerah dalam rangka
mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tujuan tersebut merupakan
tujuan dari Misi Kedua, yaitu Pemantapan Iklim Investasi yang Kondusif untuk
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat. Sasaran dari tujuan tersebut antara lain : (1) Meningkatnya aktivitas
ekonomi regional berbasis potensi lokal; (2) Meningkatnya kesempatan dan
penyediaan lapangan kerja; (3) Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan
K-UMKM

dalam

pengembangan

ekonomi

lokal

yang

berdaya

saing;

(4)

Meningkatnya investasi yang mendorong penciptaan lapangan kerja; dan (5)


Terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat.

Sasaran yang terkait langsung

dengan tugas, fungsi dan pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Provinsi Banten adalah sasaran nomor 5 (lima) yaitu terpenuhinya kebutuhan
pangan masyarakat. Dengan arah kebijakan antara lain : (1) Meningkatnya
produksi dan produktivitas pangan pokok (beras, jagung dan kedelei); (2)
Meningkatnya

keanekaragaman

pangan

alternatif,

untuk

mengurangi
I - 90

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

ketergantungan terhadap bahan pangan pokok; (3) Menurunnya tingkat kehilangan


hasil pasca panen; (4) Menurunnya kerawanan pangan masyarakat terhadap
pangan; (5) Tertatanya distribusi dan perdagangan beras; dan (6) Meningkatnya
kualitas dan pengendalian keamanan pangan.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten mempunyai
tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
ketahanan pangan dan penyuluhan. Di samping kewajiban melaksanakan tugas
poko tersebut Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dituntut
untuk melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Berdasarkan Permentan Nomor : 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang
Standar

Pelayanan

Minimal

Bidang

Ketahanan

Pangan

Provinsi

dan

Kabupaten/Kota, bahwa penyelenggaraan SPM ketahanan pangan mencakup tiga


aspek penting ketahanan pangan, yang dapat digunakan sebagai indikator
pencapaian standar pelayanan ketahanan pangan, yaitu : (a) ketersediaan pangan,
yang diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk, baik jumlah maupun mutunya serta aman; (b) distribusi pangan, adalah
pasokan pangan yang dapat menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga stabil
dan terjangkau oleh rumah tangga; dan (c) konsumsi pangan, adalah setiap rumah
tangga dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi
yang beragam, bergizi dan seimbang serta prefarensinya. Dari ke tiga aspek
tersebut, maka Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan
Kabupaten/Kota terdiri dari 4 (empat) jenis pelayanan dasar, yaitu (1) Bidang
ketersediaan dan cadangan pangan; (2) Bidang distribusi dan akses pangan; (3)
Bidang penganekaragaman dan keamanan pangan; dan (4) Bidang penanganan
kerawanan pangan.
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta pelayanan di bidang ketahanan
pangan di atas, maka dapat diidentifkasikan indikator dan terget kinerja Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun ke depan, mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Banten Tahun
2012-2017 juga mempedomani pencapaian target-target yang tertuang dalam SPM
bidang ketahanan pangan sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya
sebagaimana tertuang dalam Tabel 6.1.

I - 91

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Tabel 6.1.
Indikator Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten tahun
2012-2017 yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Provinsi Banten tahun
2012-2017

No.

Indikator

(1)
1.

(2)
Ketersediaan dan
cadangan pangan,
dengan indiktor:
1. Jumlah Cadangan
Pangan Pemerintah
Provinsi (200 ton
setara beras)
2. Jumlah Cadangan
Pangan Masyarakat
(807 ton setara
GKG tahun 2017)
3. Jumlah lembaga
cadangan pangan
pemerintah provinsi
(1 lembaga tahun
2017)
4. Jumlah lembaga
cadangan pangan
masyarakat (82
Lembaga Tahun
2017)
5. Dokumen hasil
analisis
ketersediaan dan
cadangan pangan
(5 dokumen)

2.

3.

Distribusi dan akses


pangan, dengan
indikator :
1. Cakupan layanan
fasilitas program
bantuan Raskin (%)
2. Informasi pasokan,
harga dan akses
pangan (15
dok/data)
3. Dokumen hasil
analisis Pasokan,
harga dan akses
pangan (5
dokumen);
Penganeka ragaman
dan keamanan pangan,
dengan indikator :
1. Penganekaragaman

Kondisi
Kinerja
pada
awal
periode
RPJMD
(2012)
(3)

2013
(4)

2014
(5)

2015
(6)

2016
(7)

2017
(8)

Kondisi
Kinerja
pada
akhir
periode
RPJMD
(2017)
(9)

223 ton

200 ton

200 ton

200 ton

200 ton

200 ton

200 ton

427 ton

522 ton

617 ton

712 ton

807 ton

807 ton

807 ton

1
lembaga

1
lembaga

42
lembaga

52
lembaga

62
lembaga

72
lembaga

82
lembaga

82
lembaga

82
lembaga

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

5 dok

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

3 dok

3 dok

3 dok

3 dok

3 dok

3 dok

15 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

5 dok

Skor 81

Skor 84

Skor 87

Skor 90

Skor 93

Skor 96

Skor 96

Target capaian Setiap Tahun

I - 92

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
konsumsi pangan
masyarakat (Skors
PPH)
2. Jumlah lembaga
dan pelaku usaha
yang dibina dan
diawasi dalam
penanganan mutu,
gizi dan keamanan
pangan (140
lembaga tahun
2017)
3. Sertifikasi dan
registrasi hasil
pertanian pangan
segar (buah dan
sayuran)
4. Dokumen hasil
analisis
penganekaragaman
dan keamanan
pangan (10
dokumen)
4.

5.

6.
7.

Penanganan
kerawanan pangan,
dengan indikator :
1. Jumlah daerah
rawan pangan dan
gizi yang tertangani
(52 Kecamatan
tahun 2017)
2. Dokumen hasil
analisis daerah
rawan pangan (5
dokkumen)
Koordinasi Perumusan
dan Pelaksanaan
Kebijakan
Pembangunan
Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan, dengan
indikator :
1. Jumlah rumusan
bahan kebijakan
ketahanan pangan
melalui Dewan
Ketahanan
Pangan(20
dokumen)
2. Jumlah
penghargaan
ketahanan pangan
(6 Kategori)
Cakupan layanan
penyuluh pada daerah
sentra produksi (%)
Cakupan penumbuhan
dan pengembangan
kelembagaan pertanian
(unit)

40
lembaga

60
lembaga

80
lembaga

100
lembaga

120
lembaga

140
lembaga

140
lembaga

2
komoditas

3
komoditas

4
komoditas

5
komoditas

6
komoditas

20
komoditas

2 dok

2 dok

2 dok

2 dok

2 dok

10 dok

10 kec

10 kec

10 kec

11 kec

11 kec

52 kec

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

1 dok

5 dok

4 dok

4 dok

4 dok

4 dok

4 dok

20 dok

6
kategori

6
kategori

6
kategori

6
kategori

6
kategori

6
kategori

40%

50%

60%

70%

80%

80%

25

I - 93

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
8.

9.

10.

Cakupan peningkatan
akses kelompok tani
terhadap perbankan
(unit)
Cakupan tingkat
pemanfaatan teknologi
terapan bidang
kehutanan dan
perkebunan (unit)
Peningkatan jumlah
kelompok usaha
mandiri (unit)

22

24

26

28

30

30

10

20

20

20

20

20

100

I - 94

BAB

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

PENUTUP

Badan

Ketahanan

mengimplementasikan

Pangan

Renstra

dan

tahun

Penyuluhan
2012-2017,

Provinsi

Banten

berkewajiban

dalam

untuk:

(1)

mengupayakan pencapaian Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan,


Program dan Indikasi Kegiatan yang telah ditetapkan, serta telah diselaraskan
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Banten
Tahun 2012-2017; (2) menyusun Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan Provinsi Banten (Rencana Kerja Tahunan) dengan berpedoman
pada Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun
2012-2017 serta memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Provinsi Banten; (3) melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan baik tahunan maupun lima tahunan.
Untuk

mencapai

pembangunan

ketahanan

pangan

dan

pelaksanaan

penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang efektif dan efisien disadari
tidaklah mudah, akan tetapi dengan niat, kerjasama, sinergitas, integritas,
keterpaduan program, serta terus meningkatkan koordinasi antar pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota dan stakeholders/masyarakat yang concern dan
peduli terhadap pembangunan ketahanan pangan pelaksanaan penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan akan dapat tercapai tujuan dan sasaran
sebagaimana yang telah ditetapkan.
Implementasi Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi
Banten Tahun 2012-2017 pada tahapan penyusunan Rencana Kerja (Renja)
tahunan, masih dimungkinkan mengalami penyesuaian sesuai dengan kebutuhan
karena mengikuti terjadinya dinamika dan perubahan kebijakan, permasalahan, dan
hasil evaluasi dalam pelaksanaan program pembangunan ketahanan pangan
pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Akhirnya, dengan

I - 95

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

tersusunnya dokumen ini, kiranya dapat menjadi pedoman dan acuan dalam
perumusan kebijakan dan dapat menjadi bahan dalam pengambilan keputusan
dalam rangka penyusunan program dan kegiatan tahunan, serta sebagai acuan
dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Provinsi Banten selama kurun waktu lima tahun.
Serang,

Desember 2013

I - 96

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

I - 97

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten Tahun 2012-2017

Kode

(1)
1.20.52.

1.20.52.1.

1.20.52.1.

Program dan
Kegiatan

(2)

Indikator Kinerja
Program
(Outcome) dan
Kegiatan (Output)

(3)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Indikatiif

Data
Capaian
pada
Tahun
Awal
Perencana
an (2012)

Target

Rp
(Juta)

Target

Rp
(Juta)

Target

Rp
(Juta)

Targ
et

Rp
(Juta)

Target

Rp
(Juta)

Target

Rp (Juta)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

2013

Program
Peningkatan
Kualitas Tata
Kelola
Pemerintahan
Daerah

Kegiatan
Penyusunan
Laporan Kinerja
Keuangan dan
Aset BKPP Banten
Kegiatan
Perencanaan,
Evaluasi dan
Pelaporan

2014

540

2015

594

2016

653

Kondisi Kinerja
pada Akhir
Periode Renstra
SKPD

2017

719

791

Kelompok
Sasaran

Lokasi

(17)

(18)

3.297

Rasio ketersediaan
dokumen
perencanaan,
evaluasi dan
pelaporan (%)
Rasio ketersediaan
dokumen
penatausahaan,
pengendalian dan
evaluasi laporan
keuangan (%)
Jumlah dokumen
laporan kinerja
keuangan dan aset
BKPP Banten (dok)

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

110

121

133

146

35

611

Jumlah dokumen
perencanaan, hasil
evaluasi dan
pengendalian, serta
dokumen pelaporan

440

484

532

586

644

36

2.686

Aparatur

Provinsi
Banten

Apartur

Provinsi
Banten

I - 98

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten
1.20.53.

Program
Peningkatan
Sarana,
Prasarana
Perkantoran dan
Kapasitas
Aparatur

1.20.53.1.

Kegiatan
Penyediaan Barang
dan Jasa
Perkantoran

1.20.53.2.

Kegiatan Rapatrapat Koordinasi


dan Konsultasi ke
Dalam dan Luar
Daerah
Kegiatan

1.20.53.3.

1.350

1.485

1.634

1.797

1.977

8.242

Rasio penyediaan
barang dan jasa
administrasi
perkantoran serta
pelayanan tata usaha
kerumahtanggaan
(%)
Rasio
penyelenggaraan
rapat koordinasi dan
konsultasi di dalam
dan luar daerah (%)
Rasio pembangunan,
pengadaan,
pemeliharaan dan
rehabilitasi prasarana
dan sarana aparatur
(%)
Rasio pembinaan
dan peningkatan
pelayanan, tata usaha
dan administrasi
kepegawaian (%)
Tersedianya barang
dan jasa administrasi
perkantoran serta
pelayanan tata usaha
kerumahtanggaan
Terselenggaranya
rapat koordinasi dan
konsultasi di dalam
dan luar daerah

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

600

100

660

100

726

100

799

100

878

100

3.663

Aparatur

Provinsi
Banten

100

100

300

100

330

100

363

100

399

100

439

100

1.832

Aparatur

Provinsi
Banten

Tersedia dan

100

100

350

100

385

100

424

100

466

100

512

100

2.137

Aparatur

Provinsi

I - 99

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

1.20.53.4.

1.23.60.

1.23.60.1.

Penyediaan dan
Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana
Perkantoran
Kegiatan
Peningkatan
Capacity Building
Aparatur BKPP
Provinsi Banten
dan Pencitraan
Kelembagaan

terpeliharanya
Sarana dan Prasarana
Perkantoran

Meningkatnya
kualitas SDM
aparatur BKPP
Provinsi Banten

100

100

Program
Penyediaan Data
Pembangunan
Daerah

Kegiatan
Pengelolaan dan
Penyediaan Data
dan Informasi
Pembangunan
Ketahanan Pangan
dan Penyuluhan

100

100

200

Ketersediaan data
dan informasi
pembangunan
(Paket)
Berjalannya dan
berfungsinya PPID
Pembantu

Berjalannya dan
berfungsinya : Web
site BKPP Provinsi
Banten

1.21.58.

Banten

100

220

121

100

242

100

266

100

293

Aparatur

Provinsi
Banten

1.221

100

200

100

220

100

242

100

266

100

293

100

1.221

Aparatur

Provinsi
Banten

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

500

Aparatur

Provinsi
Banten

200

200

200

5.445

200

611

100

4.950

146

4.500

133

Program
Peningkatan
Ketahanan
Pangan
Masyarakat
Cadangan Pangan
Pemerintah Provinsi
(Ton)

110

7.990

200

7.288

200

30.173

200

I - 100

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

1.21.58.1.

1.21.58.2.

Kegiatan
Pengelolaan dan
Penanganan
Kerawanan Pangan
Kegiatan

Jumlah Cadangan
Pangan Masyarakat
(Ton)
Jumlah lembaga
cadangan pangan
pemerintah provinsi
(lembaga)

426

521

617

712

807

807

807

Jumlah lembaga
cadangan pangan
masyarakat
(lembaga)
Ketersediaan
Informasi pasokan,
harga dan akses
pangan (%)
Cakupan layanan
fasilitasi program
bantuan Raskin (%)
Penganekaragaman
konsumsi pangan
masyarakat (skor
PPH)
Cakupan
pengawasan dan
pembinaan
keamanan pangan
(%)
Jumlah daerah rawan
pangan yang
tertangani
(kecamatan)

42

52

62

72

82

82

82

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

84

87

90

93

96

96

96

60

70

80

85

90

90

10

10

10

10

11

11

52

Cakupan layanan
penyuluh pada
daerah sentra
produksi (%)
Terkelola dan
tertanganinya
kerawanan pangan

30

40

50

60

70

80

80

100

100

655

100

721

100

793

100

872

100

959

100

3.999

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

100

100

325

100

358

100

393

100

433

100

476

100

1.984

Aparatur &

Provinsi

Terkelola dan

I - 101

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

1.21.58.3.

1.21.58.4.

1.21.58.5.

1.21.58.6.

1.21.58.7.

1.21.58.8.

2.1.3.

Pengelolaan dan
Pengembangan
Ketersediaan dan
Akses Pangan
Kegiatan
Pengelolaan dan
Pengembangan
Cadangan Pangan
Kegiatan
Pengelolaan dan
Pengembangan
Sistem Distribusi
dan Harga Pangan
Kegiatan
Pengendalian
Program Bantuan
Raskin
Kegiatan
Pengelolaan,
Pembinanaan dan
Pengembangan
Keamanan Pangan
Kegiatan
Pembinaan dan
Pengembangan
Konsumsi dan
Penganekaragaman
Pangan
Kegiatan Fasilitasi
Dewan Ketahanan
Pangan Daerah
Provinsi Banten

berkembangnya
ketersediaan dan
akses pangan

Masyarakat

Banten

Terkelola dan
berkembangnya
cadangan pangan

100

100

825

100

908

100

998

100

3.098

100

1.908

100

7.737

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

Terkelola dan
berkembangnya
sistem distribusi dan
harga pangan

100

100

645

100

710

100

780

100

858

100

944

100

3.938

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

Terkendalinya
program bantuan
Raskin

100

100

250

100

275

100

303

100

333

100

366

100

1.526

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

Terkelola, terbina,
dan berkembangnya
keamanan pangan

100

100

635

100

699

100

768

100

845

100

930

100

3.877

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

Terbina dan
berkembangnya
konsumsi dan
keanekaragaman
pangan

100

100

740

100

814

100

895

100

985

100

1.083

100

4.518

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

Terfasilitasinya
Dewan Ketahanan
Pangan Daerah
Provinsi Banten

100

100

425

100

468

100

514

100

566

100

622

100

2.595

Aparatur

Program
Pemberdayaan
Kelembagaan dan
Sumberdaya
Peternakan,
Perikanan,
Pertanian dan
Perkebunan

3.750

Cakupan

4.153

4.721

5.265

5.845

23.734

25

I - 102

Rencana Strategis (Renstra) 2012 2017


Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Banten

2.1.3.1.

2.1.3.2.

JUMLAH

Kegiatan Fasilitasi
Pembinaan dan
Pengembangan
Kapasitas
Kelembagaan
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan, dan
Kehutanan
Fasilitasi
Pembinaan dan
Pengembangan
Kapasitas
Sumberdaya dan
Programa
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan, dan
Kehutanan

penumbuhan dan
pengembangan
kelembagaan
pertanian (unit)
Cakupan
peningkatan akses
kelompok tani
terhadap perbankan
(unit)
Cakupan tingkat
pemanfaatan
teknologi terapan
bidang kehutanan
dan perkebunan
(unit)
Peningkatan jumlah
kelompok usaha
mandiri (unit)
Terbina dan
berkembangnya
kapasitas
kelembagaan
penyuluhan

Terbina dan
berkembangnya
kapasitas
sumberdaya
penyuluh dan
tersusunnya
programa
penyuluhan

20

22

24

26

28

30

30

10

20

20

20

20

20

20

100

100

100

1750

100

2.000

100

2.300

100

2.500

100

2.845

100

3.400

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

100

100

2.000

100

2.153

100

2.421

100

2.765

100

3.000

100

3.400

Aparatur &
Masyarakat

Provinsi
Banten

10.340

11.402

12.695

16.036

16.193

66.667

I - 103

Anda mungkin juga menyukai