Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
melaporkan hasil kinerja dan evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan
kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar pelayanan minimal di
bidang kesehatan dan pencapaian target indikator Sustainable Development Goals
bidang kesehatan.
Profil Kesehatan Puskesmas disusun sebagai bahan dukungan untuk
penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Profil Kesehatan Propinsi dan Profil
Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Puskesmas menyajikan data/informasi yang
relative lengkap meliputi situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya
kesehatan dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan yang
merupakan gambaran program kesehatan di wilayah binaan. Selanjutnya profil
kesehatan dapat digunakan sebagai alat monitoring untuk melihat kecenderungan
program dari tahun ke tahun serta dapat dijadikan sistim informasi karena dalam
penyusunannya didukung dengan data - data yang akurat.
Walaupun belum ada petunjuk teknis tentang penyusunan Profil Kesehatan
Puskesmas dari Departemen Kesehatan ataupun Dinas Kesehatan, Puskesmas
Selemadeg Barat berupaya menyusun Profil Puskesmas Tahun 2017 dengan
berbagai keterbatasan tetapi tetap diupayakan agar data/informasi yang disajikan
secara lengkap, tepat waktu dan memberikan gambaran pembangunan kesehatan
secara menyeluruh di wilayah kerja.
Kepada semua pihak, semua staf Puskesmas Selemadeg Barat yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Selemadeg Barat 2017
ini, kami ucapkan terima kasih.
Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Lampiran........................................................................................................... iii
Daftar Tabel ...................................................................................................... iv
Tabel 2.1. Peta Batas Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat ................ 5
Tabel 2.2. Nama Dusun / Lingkungan Dengan Jumlah Penduduk ................... 7
Tabel 2.3. Kelompok Umur dan Jumlah Penduduk .......................................... 8
Tabel 2.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................... 8
Tabel 2.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ................................... 9
Tabel 2.6. Data Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan ...... 10
Tabel 2.7. Tenaga Kesehatan Menurut Pendidikan di Puskesmas Selemadeg
Barat tahun 2017 ............................................................................. 10
Tabel 2.8. Fasilitas Pelayanan dan Ruangan di Puskesmas Selemadeg Barat
Tahun 2017...................................................................................... 11
Tabel 2.9. Sarana Penunjang di Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2017 .... 12
Tabel 2.10. Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Selemadeg Barat
Sampai tahun 2017 .......................................................................... 13
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai
warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development
Goals (MDGs). Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa pembangunan kesehatan harus ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi-
tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi untuk
mencapai keberhasilan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, diselenggarakan
pembangunan di bidang kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan
tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan
yang rendah juga berpengaruh terhadap rendahnya produktifitas kerja yang pada akhirnya
menjadi beban masyarakat dan pemerintah.
Pembangunan Nasional di bidang kesehatan pada dasarnya ditujukan kepada semua
lapisan masyarakat. Namun pada operasionalnya ditujukan untuk golongan tertentu dan
dilakukan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas.
VISI Puskesmas Selemadeg Barat adalah ““Terwujudnya Kesehatan Masyarakat yang
Optimal dan Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat” dan Misi yang
ditetapkan Puskesmas Selemadeg Barat untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
2. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan pendekatan proaktif
3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat
4. Meningkatkan kemandiriian dalam pembiayaan kesehatan masyarakat
Tatanilai Puskesmas Selemadeg Barat: “TERUS BERSEMI”
1. Terus (Terjangkau Untuk Semua) : jangkauan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat, baik dari segi
pemerataan palayanan dan jadwal pelayanan sesuai visi misi
2. B (Bersih) : Pelayanan yang bersih baik dari segi alat/ sarana, lingkungan, petugas
bersih dari pungli
3. E (Empati) : Etika dalam pelayanan (Salam, Senyum, Sabar)
4. R (Responsif) : Ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan
5. S (Profesional) : Peningkatan sumber daya petugas untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
6. T (Terpadu) : Terpadu dalam pelayanan baik lintas sektor maupun lintas program
tercermin nilai koordinasi, konsultasi, bintek dan monitoring.
7. M (Aman) : Pelayanan Puskesmas harus menjamin keamanan para pengunjung baik
dari segala bentuk pencurian dan senantiasa mengutamakan dan menjamin
keselamatan pasien / pengunjung dari segala resiko pelayanan melalui pembentukan
unit manajemen resiko.
8. I (Berkualitas) : Pelayanan yang diberikan harus berkualitas atau bermutu, yaitu sesuai
dengan peraturan dan pedoman kerja yang ada dan telah disepakati dan selalu
dilakukan monitoring dan evaluasi yang konsisten serta tiada henti mengembangkan
kemampuan dan kompetensi sehingga memuaskan pelanggan.
Upaya-upaya kesehatan untuk mencapai Visi dan Misi diatas telah dilakukan,
namun hasilnya belum optimal. Pengelolaan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan dilakukan melalui sistem manajemen kesehatan yang didukung oleh
sistem informasi kesehatan agar lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Puskesmas Selemadeg Barat merupakan instansi yang bertanggung jawab atas
pembangunan kesehatan di Kecamatan Selemadeg Barat. Kami telah banyak melakukan
upaya-upaya kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Kecamatan Selemadeg
Barat. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan
indikator. Indikator yang dipakai adalah Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal
bidang Kesehatan.
Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya dalam melakukan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasandan penilaian dapat berjalan
efektif dan efisien sangat diperlukan informasi tentang hasil pembangunan kesehatan dan
pendukungnya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi, Puskesmas Selemadeg
Barat menyusun Profil Kesehatan Kecamatan Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017,
yang berisi tentang situasi dan kondisi kesehatan Kecamatan Selemadeg Barat Tahun 2017
beserta hasil dari upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2017 yang
dianalisis secara sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel, peta dan grafik.
Penyusunan profil ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi dalam rangka
proses perencanaan, pemantauan, dan mengevaluasi pencapaian hasil pembangunan
kesehatan di Kecamatan Selemadeg Barat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya data atau informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan
dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna
dan berdayaguna.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya acuan dan bahan rujukan dalam rangka pengumpulan data,
pengolahan, analisis serta pengemasan informasi
b. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai
sistim pencatatan dan pelaporan di unit-unit kesehatan
c. Memberikan analisis-analisis yang mendukung penyediaan informasi dalam
menyusun alokasi dana/anggaran program kesehatan
d. Tersedianya bahan untuk penyusunan profil kesehatan tingkat propinsi dan
nasional.
Gambar 2.1 Peta Batas Wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Selemadeg Barat
Luas wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat adalah 99,68 km2, terdiri dari dataran
tinggi disebelah utara, dataran rendah dibagian timur dan pantai dengan komposisi luas
lahan yang hampir seimbang. Pemanfaatan tanah sebagai perkebunan, bangunan/ rumah,
sawah dan lain-lain.
Wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat meliputi keseluruhan wilayah Kecamatan
Selemadeg Barat, yang juga merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tabanan yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Jembrana.
Dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:
• Utara : Wilayah kerja Puskesmas Pupuan
• Barat : Wilayah Kabupaten Jembrana
• Selatan : Samudara Indonesia
• Timur : Wilayah kerja Puskesmas Selemadeg
•
2. Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat terdiri dari 11 Desa
(sebelas) desa yang terdiri dari 73 dusun yaitu:
• Desa Lalanglinggah : terdiri dari 11 dusun
• Desa Selabih : terdiri dari 3 dusun
• Desa Lumbung : terdiri dari 8 dusun
• Desa Angkah : terdiri dari 8 dusun
• Desa Lumbung Kauh : terdiri dari 5 dusun
• Desa Mundeh : terdiri dari 8 dusun
• Desa Mundeh Kangin : terdiri dari 6 dusun
• Desa Mundeh Kauh : terdiri dari 5 dusun
• Desa Antosari : terdiri dari 7 dusun
• Desa Bengkel Sari : terdiri dari 5 dusun
• Desa Tiying Gading : terdiri dari 7 dusun
Semua wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat dapat dijangkau dengan kendaraan
roda dua dan roda empat, jarak tempuh dari desa ke Puskesmas rata-rata 30 menit, kecuali
Desa Mundeh Kangin jarak tempuh dari Puskesmas ke desa kurang lebih 1,5 jam.
3. Keadaan Penduduk
a. Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat 22.483 jiwa (6.534 KK)..
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat
secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 Nama Dusun/Lingkungan Dengan Jumlah Penduduk
NO DESA JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK JUMLAH KET
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 Mundeh 1.363 848 848 2.211
2 Lalanglinggah 1.954 2.017 1.027 3.971
3 Lumbung 934 944 612 1.878
4 Tiyinggading 1.158 1.150 607 2.308
5 Mundeh Kangin 1.039 1.051 531 2.090
6 Lumbung Kauh 647 639 378 1.286
7 Antosari 922 920 586 1.842
8 Mundeh Kauh 713 731 484 1.444
9 Angkah 1.058 1.068 694 2.126
10 Selabih 723 755 465 1.478
11 Bengkel Sari 676 674 302 1.350
TOTAL 11.167 11.235 6.534 22.402
Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Selemadeg Barat tahun 2017
5) Keadaan Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat dapat
dilihat pada tabel 2.5 sebagai berikut.
Tabel 2.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
9 Ruang Persalinan 1
10 Ruang Kepala Puskesmas 1
11 Ruang Dapur 1
12 Ruang Laboratorium 1
15 Ruang Sterilisasi 1
18 Ruang Rapat 1
20 Gudang Farmasi 1
21 Ruang Program 2
22 Gudang Umum 1
23 Ruang Telemedicine 1
24 Ruang Menyusi/ASI 1
26 Ruang TB DOTS 1
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2017
c. Sarana Penunjang
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program, Puskesmas
Selemadeg Barat juga didukung dengan sarana penunjang seperti pada tabel berikut.
Tabel 2.9 Sarana Penunjang di Puskesmas Selemadeg Barat Th. 2017
Kondisi
No Jenis sarana/Prasarana Jumlah Rusak Rusak Rusak Keterangan
Ringan Sedang Berat
I Sarana Kesehatan
1. Puskesmas Pembantu 7 1
2. Polindes/Poskesdes 5
3. Rumah Dinas Dokter
4. Rumah Dinas Perawat
5. Rumah Dinas Bidan
6. Puskesmas Keliling Roda 4 1
7. Ambulance 2
8. Sepeda Motor 4 1
II Sarana Penunjang
1. Komputer
2. Laptop
3. Lemari Pendingin besar/kecil
4. Frezeer
5. Telepon 1
6. TV besar/kecil 2
7. Sofa
8. Lemari kaca
9. Meja
10. Lemari es vaksin buka atas
11. Lemari es vaksin buka samping
12. Kursi roda
13. Kursi putar
14. Sterilisator listrik
15. AC
16. Rak TV
17. Alat Pemadam Kebakaran 2
18. Tempat tidur pasien
19. Tempat tidur besi
20. Incinerator -
21. EKG 1
22. Handy cam -
23. Kamera Digital -
24. Proyektor 3 1
25. Vakum Cleaner -
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2017
d. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan puskesmas bersumber dari pendapatan puskesmas yang digunakan kembali
sebagai biaya operasional. Sumber pendapatan puskesmas berasal dari jasa pelayanan pasien
Umum, JKN, APBD, Jampersal dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Adapun
pendapatan Puskesmas Selemadeg Barat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.10. Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Selemadeg Barat sampai Tahun 2017
Jumlah Per Tahun
No Sumber Pendapatan
2016 2017
1 APBD Rp. 129.916.000 Rp. 86.144.513
2 JKN (BPJS) Rp. 223.459.200 Rp. 432.723.055
3 BOK Rp. 264.316.000 Rp. 530.293.000
JUMLAH Rp.617.691.200 1.049.160.568
Sumber : Laporan Keuangan Puskesmas Selemadeg Barat Th 2017
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Data pada grafik di atas menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di
wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2015 sampai dengan 2017 ada tiga
kematian akibat aspiksia dan BBLR, rendahnya AKB tidak terlepas dari pemerataan
pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya, dekatnya masyarakat terhadap akses
layanan kesehatan, meningkatnya pendapatan masyarakat serta perbaikan gizi yang
dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun dan dinyatakan per 1000 kelahiran hidup. Angka
kematian balita dihitung dengan menjumlahkan kematian bayi dengan kematian
balita. Berdasarkan pedoman MDGs disebutkan bahwa nilai normatif >140 tinggi, 71-
140 tinggi, 20-40 sedang dan <20 rendah. AKABA menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak-anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan. Angka
Kematian Balita (AKABA) di Kecamatan Selemadeg Barat dilaporkan tidak ada
kematian balita selama kurun waktu 3 tahun terakhir.
Secara Nasional ditetapkan AKABA sebesar 40/1000 KH. Pada tahun 2017
terdapat kematian umur 0-4 tahun sebanyak 2 orang di wilayah kerja Puskesmas
Selemadeg Barat dengan jumlah kelahiran hidup sebesar 232 orang, sehingga Angka
kematian Balita tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat adalah 8.6
per-1000 KH yang berarti sudah lebih rendah dari target nasional. Rendahnya angka
kematian balita (AKABA) di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat disebabkan
karena baiknya gizi balita, rendahnya faktor risiko yang mengakibatkan kematian bagi
balita, perilaku orang tua dalam pemberian gizi anak cukup baik serta peranan dari
petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Tabel 3.2 Angka Kematian balita (AKABA) di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Tahun 2015, 2016 dan 2017
Indikator Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
AKABA 4.5/1000 KH 9.2/1000 KH 8.6/1000 KH
Sumber : Laporan Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Selemadeg Barat
Sumber : Laporan Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Selemadeg Barat
C. Angka Kesakitan
Sepuluh penyakit yang paling banyak ditemukan pada kasus rawat jalan di
Puskesmas Selemadeg Barat pada tahun 2015 s/d 2017 Angka kesakitan baik insiden
maupun prevalen dari suatu penyakit disebut morbiditas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
• Melakukan konseling
Tahun 2017 jumlah penderita IMS (Infeksi Menular Seksual) sejumlah 11 kasus dengan
distribusi perbanjar sebagai berikut:
Grafik 3.5 Data Sasaran Penderita IMS (Infeksi Menuar Seksual)
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Telah terjadi ningkatan kasus diare di tahun 2017 sebanyak 100 kasus diare.
Gejala diare yang terkesan ringan dan dapat diobati sendiri oleh penderitanya
menyebabkan penderita enggan mendatangi sarana pelayanan kesehatan.
Penanggulangan diare dititikberatkan pada penanganan penderita untuk mencegah
kematian dan promosi kesehatan tentang hiegyne sanitasi dan makanan untuk
mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB). Upaya yang dilakukan oleh jajaran kesehatan
baik oleh Puskesmas maupun dinas kesehatan adalah meningkatkan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat, kaporitisasi air minum dan peningkatan sanitasi
lingkungan.
f) Malaria
Angka kesakitan malaria untuk Jawa dan Bali diukur dengan Annual Parasite
Rate Incidence (API). Pada tahun 2017 tidak terdapat kasus penyakit malaria positif
dari hasil pemeriksan secara klinis terhadap 126 sampel darah di Puskesmas
Selemadeg Barat karena banyaknya pendatang atau keluarga wasyarakat di wilayah
Selemadeg Barat yang dating berkunjung dari daerah-daerah yang endemik malaria.
Penyakit malaria bukan merupakan penyakit endemis tetapi merupakan kasus-kasus
import dari penduduk yang berasal dari daerah endemis malaria atau orang Bali
khususnya yang berasal dari atau yang pernah tinggal di daerah endemis malaria
seperti NTT, Maluku dan Papua.
g) Kusta
Kusta adalah penyakit kulit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium
leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka dapat menjadi progresif
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, mata dan anggota gerak. Strategi
global WHO menetapkan indicator eliminasi kusta adalah angka penemuan penderita/
new case detection rate (NCDR). Dengan NCDR 0,0005 per 10.000 penduduk sudah
dapat dikatagorikan sebagai daerah rendah kusta dengan mengacu pada indikator
pusat bahwa daerah dengan NCDR 0,50 per 10.000 penduduk sudah dapat dikatakan
sebagai daerah rendah kusta.
Pada Tahun 2017 ditemukan 1 kasus kusta di Banjar Puncaksari desa Mundeh
Kauh. Keberhasilan penanganan kasus kusta di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg
Barat tidak terlepas dari upaya intensif dari dinas kesehatan, Puskesmas dan
jajarannya serta adanya kemauan penderita untuk sembuh dari penyakit kusta. Kasus
kusta sampai dengan tahun 2017 di Selemadeg Barat sudah bisa ditekan menjadi < 1
per 10.000 penduduk. Indikator yang dipakai dalam menilai keberhasilan program
kusta adalah angka proporsi cacat tingkat II (cacat yang dapat dilihat oleh mata).
Angka ini dapat dipakai untuk menilai kinerja petugas, bila angka proporsi kecacatan
tingkat II tinggi berarti terjadi keterlambatan penemuan penderita akibat rendahnya
kinerja petugas dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang tanda/gejala
penyakit kusta.
Indikator lain yang dipakai menilai keberhasilan program adalah adanya
penderita anak diantara kasus baru, yang mengindikasikan bahwa masih terjadi
penularan kasus di masyarakat. Proporsi kasus anak di Selemadeg Barat sebesar 0%.
Dalam lima tahun terakhir prevalensi kusta tidak mengalami penurunan yang
signifikan, akan tetapi masih berada pada posisi eliminasi kusta.
2) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Untuk mencegah supaya tidak terjadi kasus penyakit ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan. Salah satunya adalah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi antara lain:
a) Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke
tubuh melalui luka. Penyakit ini dapat menginfeksi bayi baru lahir apabila pemotongan
tali pusat tidak dilakukan dengan steril. Pada tahun 2015 sampai dengan 2017 di
Selemadeg Barat tidak ditemukan kejadian tetanus neonatorum.
b). Poliomyelitis dan Acute Flaccid Paralysis (AFP)/ Lumpuh Layuh Akut
Penyakit poliomyelitis merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Penyebab penyakit tersebut adalah virus polio yang menyerang system
syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Kelompok umur 0-3 tahun
merupakan kelompok umur yang paling sering diserang penyakit ini, dengan gejala
demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan. AFP
merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot
tanpa penyebab yang jelas dan kemudian berakhir dengan kelumpuhan. Selama tiga
tahun terakhir tidak ditemukan kasus polio di wilayah kerja puskesmas Selemadeg
Barat. Hal ini menunjukkan kinerja Puskesmas Selemadeg Barat sudah baik.
b) Campak
Penyakit campak adalah penyakit akut yang mudah menular baik pada balita, anak-
anak maupun orang dewasa yang disebabkan oleh virus campak. Penularan campak
dapat terjadi melalui udara yang terkontaminasi dan secret orang yang terinfeksi.
Pada tiga tahun terakhir tidak ditemukan kejadian campak. Keberhasilan menekan
kasus campak tidak terlepas dari pelaksanaan imunisasi campak secara rutin baik di
tingkat Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, penyediaan sarana vaksin yang
sudah memadai, tenaga yang mencukupi serta kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi campak bagi bayi/balitanya.
3) Penyakit Potensial KLB/Wabah
a) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan
ditularkan oleh vector nyamuk aedes aegypty. Indonesia merupakan negara tropis
yang secara umum mempunyai risiko terjangkit penyakit DBD, karena vektor
penyebabnya yaitu nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di kawasan pemukiman
maupun tempat-tempat umum, kecuali wilayah yang terletak pada ketinggian lebih
dari 1000 meter di atas permukaan laut. Serangan penyakit DBD berimplikasi luas
terhadap kerugian material dan moral berupa biaya rumah sakit dan pengobatan
pasien, kehilangan produktivitas kerja dan yang paling fatal adalah kehilangan nyawa.
Perjalanan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) cepat dan dapat mengakibatkan
kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia. Kecamatan Selemadeg Barat
merupakan daerah endemis DBD, karena selama 3 tahun berturut – turut selalu
dilaporkan adanya kasus DBD. Namun belum ada dilaporkan kasus kematian yang di
sebabkan oleh kasus DBD tersebut.
Grafik 3.7 Kasus Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Th. 2015 s/d 2017
a. Posyandu Lansia
Semua banjar di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat sudah terbentuk pada
tahun 2017 namun tidak semua posyandu lansia aktif dalam melasanakan
kegiatan.
Tabel 4.3 Data Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Th. 2017
Grafik 4.4 Grafik Pemantauan PHBS Rumah Tangga Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Tahun 2017
Tabel 4.7 Data Murid Baru SMP di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Th 2017
Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH
Nama Sekolah TOTA
L P JML L P JML L P JML L P
L
SMP 1 Selemadeg Barat 77 77 154 93 81 174 95 81 176 265 239 504
SMP 2 Selemadeg Barat 11 11 22 16 16 174 17 9 26 44 36 80
TOTAL 309 275 584
2) Pembinaan Dokter Kecil
Untuk pembinaan dokter kecil diambil 10% jumlah murid di masing-masing sekolah.
Sekolah yang dokter kecil dan KKR nya sudah dilatih mulai dari sekolah SD, SMP yang
berada di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat. Pembinaan KKR dilaksanakan 6 kali
yaitu di SD 1 Lalanglinggah, SD 2 Lalanglinggah, SD 1 Selabih, SD 2 Selabih, SD 1
Mundeh, SD 1 Antosari dan SMP 1 Selemadeg Timur
3) Pembinaan Sekolah
Meliputi: pembinaan kantin, pembinaan lingkungan sekolah. Untuk tahun 2017
semua sekolah sudah dibina kantin dan lingkungannya serta sudah diberi
penyuluhan.
4) Pembinaan sekolah Lomba
Antara lain: Lomba dokter kecil, Lomba Kader Kesehatan Remaja (KKR), Pembinaan
Lomba PKTP (Penanggulangan Kanker Terpadu Paripurna).
Dalam pelaksanaan UKS masih ada beberapa kendala yang perlu diperbaiki
diantaranya hasil screening anak-anak yang memerlukan perawatan perlu
ditindaklanjuti dengan koordinasi antara petugas kesehatan, guru dan orang tua.
Kegiatan program kesehatan lingkungan yang telah dilaksanakan dalam tahun 2017
meliputi kegiatan :
1) Pengawasan Kualitas Air
Kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat Puskesmas Selemadeg Barat bersumber
dari Perlindungan Mata Air, Perpipaan, Sumur Gali, Sumur Bor, PDAM, Pemapungan
Air Hujan dan Sumur Pompa Tanggan sesuai dengan data sebagai berikut:
Tabel 4.9 Data Sumber Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Th 2017
No Desa Perlindungan Perpipaan PDAM Penampungan Sumur Sumur Sumur
Mata Air Air Hujan Bor Gali Pompa
Tangan
1 Lalanglinggah 2 7 10 12
2 Antosari 3 41
3 Selabih 10 3
4 Mundeh 1 15 2 1 72
5 Mundeh Kauh 5 5 4
6 Lumbung 3 3
Kauh
7 Bengkel Sari 1 1
8 Tiyinggading 2 5 5 4
9 Lumbung 8
10 Angkah 3 8 1 6 1
11 Mundeh 3 9 4
Kangin
Sumber : Pendataan Sasaran Kesling Tahun 2017
Cakupan pemakaian air bersih rumah tangga secara keseluruhan masyarakat
sudah mencapai 100 %, baik diperoleh dari sarana umum maupun pribadi/milik
sendiri.
2) Kaporitisasi
Kaporitisasi dilaksanakan oleh petugas Puskesmas, oleh kader dan masyarakat
sendiri, sebagian besar masyarakat telah mengetahui manfaat dari kaporitisasi,
namun masih ada yang belum mau menggunakan kaporit karena bau dan rasa air
kurang enak, Selain itu persedian Kaporit dari dinas Kesehatan Kabupaten kerkadang
kosong yang mengakibatkan lambatnya distribusi kaporitisasi pada sumber air bersih
yang dibutuhkan oleh warga.
3) Inspeksi Sumber Air Bersih
Kegiatan inspeksi sanitasi sarana air bersih dilakukan terhadap fisik sarana selain
PDAM yaitu perpipaan, Sumbur gali, sumur bor, perlindungan mata air, pemapungan
air hujan, sumur pompa tanggan. Inspeksi dilakukan dengan mengunakan
instrument Inspeksi sanitasi IKL (Inspeksi Kesehatan Lingkungan Sumber Air Bersih),
sehingga diketahui tingkat risiko pencemaran pada sumber air tersebut adapun hasil
inspeksi dapat dilihat pada tabel 2.18 sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Inspeksi Sanitasi Sumber Air Bersih di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat Th. 2017
No Desa Jumlah SAB Jumlah SAB Hasil Risiko Pencemaran
yang di IS Ringan Sedang Tinggi Anat Tinggi
1 Lalanglinggah 31 5 5
2 Antosari 44 4 1 2 1
3 Selabih 13 2 2
4 Mundeh 91 3 3
5 Mundeh Kauh 14 2 2
6 Lumbung Kauh 6 2 2
7 Bengkel Sari 2 2 1 1
8 Tiyinggading 16 3 2 1
9 Lumbung 8 2 1 1
10 Angkah 19 3 2 1
11 Mundeh Kangin 16 3 1 2
TOTAL 260 31 15 15 1
Sumber: Hasil Inspeksi Sanitasi SAB Kesling
Dari hasil inspeksi sanitasi yang telah dilaksanakan ada beberapa sarana sumur gali
yang mempunyai resiko pencemaran ringan ( 0,5% ), sedang ( 0,4,9%) dan tinggi
(0,01%). Dengan permasalahan : Sumber air tidak di lengkapi dengan pelindung,
bibir sumur kurang dari satu meter tidak sempurna sehingga memungkinkan air
merembes ke dalam sumur, dinding sumur tidak disemen sepanjang kedalaman 3 m,
sewaktu-waktu ada genangan air di atas lantai. Ada jamban dengan jarak kurang dari
10 meter sekitar sumur, tidak ada saluran air limbah, ada sumber pencemaran lain.
Upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan
advokasi perbaikan sarana dan melaksanakan penyuluhan.
4) Pengambilan Sempel
Untuk mengetahui kualitas airnya didukung dengan hasil pemeriksaan laoratorium
(untuk pemeriksaan bakteriologis) dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Pemeriksaan Bakteriologis SAB di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Th. 2017
Hasil Pemeriksaan Bakteriologis
No Desa Diperiksa
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
1 Lalanglinggah 2 1 1
2 Antosari 1 1
3 Selabih 1 1
4 Mundeh 1 1
5 Mundeh Kauh 1 1
6 Lumbung Kauh 1 1
7 Bengkel Sari 1 1
8 Tiyinggading 1 1
9 Lumbung 1 1
10 Angkah 1 1
11 Mundeh Kangin 1 1
TOTAL 12 11 1
Sumber : Data pemeriksaan Sempel air Kesehatan Lingkungan Th. 2017
Dalam tahun 2017 ini ada pengambilan sampel yaitu baru 0,05% dari 260 sarana
yang ada, hal ini disebabkan mungkin terbatasnya dana yang ada.
5) Pengawasan Lingkungan Pemukiman
a) Pengawasan Jamban Keluarga ( Jaga )
Data akses Jaga di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat dapat sebagai besar
telah memiliki jamban, persentase askses jamban tertinngi pada desa Mundeh yaitu
99,76 % dan yang paling rendah desa Mundeh Kangin dengan presentase 82,06 %,
Persentase Akses Jamban Persentase akses jamban keluarga sebanyak 97,08 %, masih
adanya warga yang buang air besar sembarangan seberas 1,34 %. Upaya yang
dilaksanakan adalah dengan melaksanakan penyuluhan dan pemicuan masyarakat dan
aparatur di masing-masing banjar yang angka BABSnya masih tinngi. Persentase
Akses Jamaban Keluarga di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat dapat dilihat
pada tabel 2.18
Tabel 4.12 Data Akses Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Akses Jamban
Nama
Jumlah %
No Kelurahan/ JSP JSSP Sharing BABS
KK Akses
Desa
KK % KK % KK % KK % Jamban
1 Mundeh Kangin 657 535 81,43 115 0,18 3 0,46 4 0,61 82,06
2 Mundeh Kauh 467 448 95,93 15 3,21 2 0,43 2 0,43 99,57
3 Selabih 479 438 91,44 34 7,10 2 0,42 5 1,04 98,96
4 Lalang Linggah 1216 1201 98,77 0 0,00 12 0,99 3 0,25 99,75
5 Mundeh 851 804 94,48 43 5,05 2 0,24 2 0,24 99,76
6 Tiying Gading 719 667 92,77 27 3,76 15 2,09 10 1,39 98,61
7 Bengkel Sari 447 406 90,83 9 2,01 19 4,25 13 2,91 97,09
8 Lumbung Kauh 377 348 92,31 21 5,57 3 0,80 5 1,33 98,67
9 Angkah 694 617 88,90 30 4,32 34 4,90 13 1,87 98,13
10 Lumbung Kauh 610 558 91,48 35 5,74 7 1,15 10 1,64 98,36
11 Antosari 590 507 85,93 51 8,64 14 2,37 18 3,05 96,95
TOTAL 7107 6529 91,30 380 4,1438 113 1,6433 85 1,341 97,08
Sumber : Data Baseline STBM
b) Pengawasan Rumah
Pengawasan rumah dilakukan dengan menggunakan indikator kartu rumah.
Secara keseluruhan rumah yang diperiksa dan memenuhi syarat dapat dilihat
pada tabel dibawah ini
Tabel 4.13 Data Pengawasan Rumah di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Rumah Yang
Jml Rumah Yang Peiksa
No Desa KK Memenihi Syarat
Rumah
JML % JML %
1 Lalanglinggah 1.027 978 784 80,16% 735 93,75%
2 Antosari 586 511 452 88,45% 440 97,35%
3 Selabih 465 451 384 85,14% 376 97,92%
4 Mundeh 848 512 347 67,77% 330 95,10%
5 Mundeh Kauh 484 467 356 76,23% 345 96,91%
6 Lumbung Kauh 378 278 206 74,10% 189 91,75%
7 Bengkel Sari 302 265 200 75,47% 180 90,00%
8 Tiyinggading 607 586 426 72,70% 416 97,65%
9 Lumbung 612 573 407 71,03% 386 94,84%
10 Angkah 694 623 485 77,85% 475 97,94%
11 Mundeh Kangin 531 488 385 78,89% 367 95,32%
TOTAL 6.534 5.732 4.432 77,07% 4.239 95,32%
Pada Tabel tersenut dapat dilihat jumlah rumah yang di lakukan Pemeriksaan
sejumlah 4.432 rumah (77,07 %) dari jumlah tersebut 95,32 % telah memenuhi syarat
kesehatan sesuai dengan indikator Kartu Rumah. Kriteria yang dipergunakan adalah
kriteria rumah sehat yang mencakup sarana dasar yang ada di rumah tersebut.
Walaupun sudah mencapai target, upaya penyuluhan akan tetap dilaksanakan secara
berkesinambungan baik oleh kader kesehatan lingkungan di masing-masing banjar
dan oleh petugas puskesmas
6) Pengawasan TTU ( Tempat- Tempat Umum)
Ada beberapa jenis TTU yang ada di Wilayah Puskesmas Selemadeg Barat , data
jumlah dan inspeksi sanitasi TTU yang ada di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat
dapat dilihat dapa tabel di bawah ini:
Tabel 4. 14 Data Pengawasan TTU di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
No JENIS SARANA JUMLAH JUMLAH DIPERIKSA HASIL PEMERIKSAAN
TERDATA JML % MS % TMS %
1 Hotel 8 80,00% 8 100,0% 0 0%
Melati/Losmen 10
2 Salon Kecantikan/ 6 66,67% 3 50,0% 3 50%
pangkas rambut 9
3 Tempat Rekreasi 5 5 100,00% 4 80,0% 1 20%
4 Gedung pertemuan 78 70 89,74% 60 85,7% 10 14%
5 Masjid/musola 1 1 100,00% 1 100,0% 0 0%
6 Gereja 2 2 100,00% 2 100,0% 0 0%
7 Pura 96 62 64,58% 54 87,1% 8 13%
8 Pasar 2 2 100,00% 2 100,0% 0 0%
9 Apotik 1 1 100,00% 1 100,0% 0 0%
10 Sarana kesehatan 12 12 100,00% 12 100,0% 0 0%
TOTAL 216 169 90,10% 90,28% 9,72%
Sumber : Laporan Inspeksi TTU Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
TTU sehat di wilayah Puskesmas Barat mencapai 90,28% dari jumlah TTU yang
diperiksa (169 tempat) ini masih belum mencapai target yaitu 100% ini dikarenakan ada
sebagian TTU belum memiliki sarana dasar sanitasi. Upaya yang akan dilakukan antara
lain pendekatan/pembinaan kepada pihak pengelola TTU untuk mengupayakan
membangun sarana sanitasi dasar dan mengupayakan bantuan pemerintah dan
masyarakat / pengelola untuk pembuatan sarana sanitasi dasar.
Ada Beberapa jenis TPM di wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat yang tersebar
di desa-desa Kecamatan selemadeg Barat. Pendataan dan inspeksi sanitasi telah
dilaksanakan pada 35 Tempat Pengolahan Makanan (55,14%) dan yang memenuhi
syarat 76,67% (30 Tempat Pengolahan Makanan) .Data TPM dan hasil Inspeksi
sanitasi TPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. 15 Data Pengawasan TPM di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Untuk beberapa TPM yang belum memenuhi syarat karena pedagang masih
sulit merubah prilakunya, sehingga pedagang belum bisa melaksanakan saran-saran
dari petugas kesehatan. Upaya yang akan dilakukan adalah dengan memberikan
pembinaan dan penyuluhan secara berkesinambungan.
8) Pendampingan Pelaksanaan Desa STBM
STBM merupakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang miliki 5 (lima) pilar dalam
pelaksanaannya diantaranya, (1) stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) (2) Cuci
Tangan Pakai Sabun (3) Pengolahan Sampah Rumah Tangga (4) Pengolahan Limbah
Rumah Tangga dan (5) Penolahan makanan dan Minuman Rumah tangga. Untuk
mewujutkan hal tersbut Puskesmas Selemadeg Barat telah Melaksanakan kegitan
diantaranya :
a) Pemicuan Stop BABS
Pemicuan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) di masyarakat pada
prinsipnya adalah “pemicuan” terhadap rasa jijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa
berdosa dan rasa tanggung jawab yang berkaitan dengan kebiasaan BAB di
sembarang tempat. Di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat telah
dilaksanakan Pemicuan di banjar yang paling tinggi angka BABSnya di setiap Desa
diantaranya : Br. Sembung Desa Lumbung, Br. Antagana Kaja Desa Tiying Gading,
Br. Nyuh Gading Desa Mundeh, Br. Angkah Pondok Desa Angkah, Br. Selabih
Pangkung Kuning Desa Selabih dan Br. Bengkel Desa Bengkelsari.
b) Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Update Peta sanitasi bertujuan untuk mengetahui satus sanitasi di desa. Kegitan
ini melibatkan Kepala Pelaksana Kewilayanah masing-masing banjar. Kegitan ini
telah dilaksanakan di semua desa di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat
e) Evaluasi Pasca Pemicuan dan pergerakan Masyaraat
2) Gerakan Sayang Ibu-Bayi (GSI-B) : kegiatan yang lebih banyak melibatkan peran
masyarakat, kader kesehatan dan team GSI di kelurahan/desa dan Kecamatan.
Tabel 4.17 Capaian ANC (KN1) di Wilayah Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Tabel 4.18 Cakupan ANC Keempat (KN4) di wilayah Puskesmas Selemageg Barat Tahun 2017
NO DESA SASARAN K4
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
1 LALANG LINGGAH 45 9 39 86,7%
2 LUMBUNG KAUH 10 2 9 90,0%
3 LUMBUNG 20 4 20 100,0%
4 MUNDEH 32 7 25 78,1%
5 MUNDEH KAUH 19 4 16 84,2%
6 MUNDEH KANGIN 21 4 21 100,0%
7 ANGKAH 23 4 15 65,2%
8 TIYING GADING 19 3 28 147,4%
9 ANTOSARI 13 3 16 123,1%
10 SELABIH 16 3 14 87,5%
11 BENGKEL SARI 9 2 6 66,7%
TOTAL 227 45 209 92,1%
Sumber : Laporan KIA Tahun 2017
3) Cakupan Bumil Resti dideteksi Nakes
Tabel 4.19 Cakupan Bumil Resti perdesa di Wilayah Kerja Puskesmas Sekemadeg Barta Tahun 2017
NO DESA SASARAN Deteksi Dini resti oleh Nakes
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
LALANG
1 LINGGAH 45 9 10 111,1%
2 LUMBUNG KAUH 10 2 1 50,0%
3 LUMBUNG 20 4 6 150,0%
4 MUNDEH 32 7 6 85,7%
5 MUNDEH KAUH 19 4 3 75,0%
6 MUNDEH KANGIN 21 4 2 50,0%
7 ANGKAH 23 4 8 200,0%
8 TIYING GADING 19 3 9 300,0%
9 ANTOSARI 13 3 7 233,3%
10 SELABIH 16 3 5 166,7%
11 BENGKEL SARI 9 2 2 100,0%
TOTAL 227 45 59 131,1%
Sumber: Laporan KIA Tahun 2017
Tabel 4.20 Cakupan Bumil Resti Dideteksi Masyarakat di Wilayah Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Deteksi Dini resti oleh
NO DESA SASARAN Masy
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
LALANG
1 LINGGAH 45 9 5 55,6%
2 LUMBUNG KAUH 10 2 4 200,0%
3 LUMBUNG 20 4 2 50,0%
4 MUNDEH 32 7 3 42,9%
5 MUNDEH KAUH 19 4 4 100,0%
6 MUNDEH KANGIN 21 4 3 75,0%
7 ANGKAH 23 4 4 100,0%
8 TIYING GADING 19 3 8 266,7%
9 ANTOSARI 13 3 8 266,7%
10 SELABIH 16 3 5 166,7%
11 BENGKEL SARI 9 2 3 150,0%
TOTAL 227 45 49 108,9%
Sumber : Laporan KIA Tahun 2017
Tabel 4.22 Cakupan Komlikasi Kebidanan yang ditangani di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Penanganan Komplikasi
NO DESA SASARAN Obstetri
BUMIL BUMIL KUMULATIF
RESTI ABS %
LALANG
1 LINGGAH 45 9 12 133,3%
2 LUMBUNG KAUH 10 2 6 300,0%
3 LUMBUNG 20 4 7 175,0%
4 MUNDEH 32 7 10 142,9%
5 MUNDEH KAUH 19 4 2 50,0%
6 MUNDEH KANGIN 21 4 3 75,0%
7 ANGKAH 23 4 12 300,0%
8 TIYING GADING 19 3 7 233,3%
9 ANTOSARI 13 3 13 433,3%
10 SELABIH 16 3 5 166,7%
11 BENGKEL SARI 9 2 6 300,0%
TOTAL 227 45 83 184,4%
Sumber : Laporan KIA Tahun 2017
7) Cakupan pelayanan nifas KF 1
Kunjungan Nifas 3
NO DESA SASARAN
(KF3)
BULIN BUFAS KUMULATIF
ABS %
LALANG
1 LINGGAH 43 43 45,0 104,7%
2 LUMBUNG KAUH 9 9 13,0 144,4%
3 LUMBUNG 19 19 25,0 131,6%
4 MUNDEH 29 29 23,0 79,3%
5 MUNDEH KAUH 19 19 18,0 94,7%
6 MUNDEH KANGIN 20 20 23,0 115,0%
7 ANGKAH 22 22 23,0 104,5%
8 TIYING GADING 18 18 27,0 150,0%
9 ANTOSARI 13 13 24,0 184,6%
10 SELABIH 16 16 12,0 75,0%
11 BENGKEL SARI 8 8 11,0 137,5%
TOTAL 216 216 244,0 113,0%
Sumber : Laporan KIA Tahun 2017
9) Cakupan KN1
KUNJUNGAN NEONATAL 1 ( KN
SASARAN 1)
NO DESA BAYI KUMULATIF
BAYI RESTI ABS %
L P JML L P JML L P JML L P
LALANG
1 LINGGAH 20 21 41 4 4 8 20 25 45 100,0% 119,0%
LUMBUNG
2 KAUH 5 4 9 1 1 2 5 7 12 100,0% 175,0%
3 LUMBUNG 9 9 18 2 2 4 9 13 22 100,0% 144,4%
4 MUNDEH 15 14 29 3 3 6 16 7 23 106,7% 50,0%
MUNDEH
5 KAUH 9 8 17 1 2 3 9 9 18 100,0% 112,5%
MUNDEH
6 KANGIN 9 10 19 2 2 4 11 8 19 122,2% 80,0%
7 ANGKAH 10 11 21 2 2 4 11 10 21 110,0% 90,9%
TIYING
8 GADING 9 8 17 2 1 3 16 11 27 177,8% 137,5%
9 ANTOSARI 6 6 12 1 1 2 10 11 21 166,7% 183,3%
10 SELABIH 7 8 15 1 2 3 7 5 12 100,0% 62,5%
11 BENGKEL SARI 4 4 8 1 1 2 6 4 10 150,0% 100,0%
TOTAL 103 103 206 20 21 41 120 110 230 116,5% 106,8%
Sumber : Laporan KIA Tahun 2017
12) Cakupan pelayanan bayi baru lahir/neonatal (usia 0-28 hari) sesuai standar
Tabel 4.28 Cakupan Pelayanan Bayi Baru Lahir/Neonatal (Usia 0-28 Hari) Sesuai Standar
di Wilayah Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
Tujuan Program
1) Tujuan umum:
Agar semua balita umur 0-5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global.
2) Tujuan khusus:
a) Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas.
b) Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
semua balita dan anak prasekolah di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat
c) Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak prasekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang
d) Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas.
Tabel 4.30 Data Jumlah Murid TK di Wilayak Selemadeg Barat Tahun 2017
Jumlah Siswa
No Nama TK Lokasi
L P JML
1 TK Sri Kandi Surabrata 9 15 24
2 TK Panca Widya Kumara Mekayu 3 10 13
3 TK Mekar Sari Selabih 12 8 20
4 TK Kusuma Yundawati Lumbung Kauh 3 8 11
5 TK Widya Kumara Mundeh 17 16 33
6 TK Maha Pradnya Mundeh Kauh 7 6 13
7 TK Lumbung Kumara Lumbung 10 4 14
8 TK Kumara Mekar Angkah 4 7 11
9 TK Tut Wuri Handayani Antosari 6 6 12
10 TK Adi Merta Tiyinggading 17 6 23
11 TK Bina Kumara Mundeh Kangin 10 7 17
JUMLAH 98 93 191
Tabel 4.31 Data Jumlah Murid TK di Wilayak Selemadeg Barat Tahun 2017
Jumlah Siswa
No Nama TK Lokasi
L P JML
1 TK Sri Kandi Surabrata 2 3 5
2 TK Panca Widya Kumara Mekayu 8 9 17
3 TK Mekar Sari Selabih 9 8 17
4 TK Kusuma Yundawati Lumbung Kauh 5 8 13
5 TK Widya Kumara Mundeh 16 12 28
6 TK Maha Pradnya Mundeh Kauh 1 7 8
7 TK Widya Darma Bengkel Sari 8 4 12
8 TK Kumara Mekar Angkah 8 5 13
10 TK Adi Merta Tiyinggading 7 6 13
11 TK Bina Kumara Mundeh Kangin 4 6 10
JUMLAH 68 68 136
Grafik 4.32 Grafik Cakupan Kunjungan Bayi di Wilayah Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
Mencapai
1 Cakupan peserta KB aktif 3637 80% 2945 80,97%
Target
Sumber : Laporan KB Tahun 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Akseptor KB dibandingkan dengan PUS sudah
mencapai target.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Capaian Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2017 dari 7 indikator yang
ditetapkan semuanya telah mencapai target yang ditentukan, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.36 Indikator Kinerja Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
Persentase Balita kurang Gizi <3.5 Mencapai
1 21 27 3% Target
(buruk dan kurang) %
Cakupan Balita Gizi buruk Mencapai
2 4 100% 4 100% Target
mendapat perawatan
Cakupan Balita yang mendapat Mencapai
3 1944 100% 1021 100% Target
Kapsul Vit.A 2 x setahun
Cakupan D/S 10305
Mencapai
4 7745/8762 85% /1164 88,50% Target
3
Cakupan N/D 7929/ Mencapai
5 5749/7162 80% 82,80% Target
9573
Cakupan K/S 11643
Mencapai
6 8762/8762 100% /1164 100% Target
3
Cakupan BGM 53/10 Mencapai
7 44/7745 5% 0,50% Target
305
Sumber : Laporan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat Tahun 2017
Tabel 4.38 Hasil Kegiatan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat bulan Februari Tahun 2017
JENIS
NO NAMA DESA KELAMIN PEMBERIAN VITAMIN A KET
L P BIRU MERAH
1 LALANGLINGGAH 93 88 14 167
2 SELABIH 32 30 10 63 TAMU 11
3 LUMBUNG KAUH 25 16 6 35
4 MUNDEH 67 67 14 120
5 MUNDEH KAUH 31 31 31 31
6 ANTOSARI 22 33 5 50
7 TIYING GADING 39 51 13 75
8 LUMBUNG 38 27 8 57
9 ANGKAH 57 38 7 78
10 BENGKEL SARI 26 22 2 46
11 MUNDEH KANGIN 53 37 8 82
JUMLAH 483 440 118 804 11
Sumber : Laporan Pemberian Vit A Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Tabel 4.39 Hasil Kegiatan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Bulan Agustus Tahun 2017
PEMBERIAN VITAMIN
NO NAMA DESA JENIS KELAMIN A KET
L P BIRU MERAH
1 LALANGLINGGAH 98 94 16 176
2 SELABIH 19 29 4 44
3 LUMBUNG KAUH 24 14 4 34
4 MUNDEH 73 59 19 113
5 MUNDEH KAUH 36 35 9 62 TAMU 1
6 ANTOSARI 28 42 10 60
7 TIYING GADING 35 48 5 78
8 LUMBUNG 40 29 9 60
9 ANGKAH 108 74 34 148
10 BENGKEL SARI 23 22 5 40
11 MUNDEH KANGIN 51 40 14 77
JUMLAH 535 486 129 892
Sumber : Laporan Pemberian Vit A Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
4) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah memberikan ASI (Air Susu Ibu) saja dari bayi umur 0-6
bulan tanpa memberikan makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat.
Pemberian ASI secara Ekslusif dapat menurunan angka kematian bayi dan sekaligus
meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kwalitas sumberdaya
manusia yang memadai. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a) Diperoleh peningkatan pengetahuan dan kemampauan petugas kesehatan di
tingkat Puskesmas dalam upaya meningkatkan penggunaan ASI di masyarakat.
b) Diperolehnya perubahan perilaku gizi masyarakat untuk selalu memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan.
c) Diperolehnya peningkatan angka ASI Eksklusif secara nasional menjadi 80%.
Masalah GAKY merupakan salah satu masalah gizi yang cukup serius.
Kekurangan zat yodium dalam jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkan gangguan
bagi perkembangan fisik dan keterbelakangan mental, penurunan kecerdasan yang
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam rangka upaya
penanggulangan masalah GAKY tersebut program yang digalakkan adalah melalui
program jangka panjang yaitu distribusi garam beryodium dengan kadar 30-80 ppm untuk
mencapai sasaran garam beryodium untuk semua, maka pola pemasyarakatan konsumsi
garam beryodium secara berkelanjutan dan menyeluruh. Tujuannya adalah untuk :
a) Mencegah timbulnya kasus kretin balita
b) Menurunkan prevalensi gondok endemik total (TGR)
c) Iodisasi garam secara nasional melalui iodisasi semua garam beryodium
9
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
1) Pelayanan Imunisasi
Adapun tujuan program imunisasi ini adalah :
a) Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat PD31
b) Tujuan Khusus
• Tercapainya target UCI (Uniersal Child Imunization) yaitu cakupan imunisasi
dasar lengkap minimal 80%, secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan
pada tahun 2015
• Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (Insiden <1/1000
kelahiran hidup dalam satu tahun ) tahun 2015.
• Tercapainya pemutusan rantai penularan poliomielitis
• Tercapainya Reduksi Campak (RECAM)
Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta balita
dilaksanakan program imunisasi. Beberapa penyakit yang dpat dicegah dengan
imunisasi dasar diantaranya tuberkulose, dipteri, pertusis, tetanus, hepatitis, polio dan
campak. Cakupan pencapaian program imunisasi dasar Pada tahun 2017 secara umum
capaian Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dapat di lihat pada tabel
dibawah :
Tabel 4.43 Indikator Kinerja Pelayanan Imunisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan desa UCI 11 100% 100 Sesuai Target
Desa 11 %
2 Cakupan anak usia 0-11 bulan yang 206 100% 105, Sesuai Target
216
mendapat imunisasi dasar lengkap %
3 Cakupan imunisasi HB 0 < 7 hari 206 80% 103, Sesuai Target
214 %
4 Imunisasi DPT HB 1 pada bayi 107 Sesuai Target
206 90% 220
%
5 Imunisasi DT pada anak kelas I SD 100 Sesuai Target
209 100% 209
%
6 Imunisasi Td pada anak kelas 2 100 Sesuai Target
219 100% 219
%
7 Imunisasi Campak pada bayi 105, Sesuai Target
206 95% 216
%
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tahun 2017
10
2) Program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosa Paru (TB Paru)
Pada Tahun 2017 ditemukan 40 suspect TB dari target suspect sebanyak 120
orang. Dari 40 suspect TB, setelah melalui pemeriksaan BTA sebanyak 3 orang
diantaranya positif.
Tabel 4.44 Indikator Kinerja Penyakit Tuberkulosa Paru
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan penemuan supek TBC 33,3
120 40
%
2 Pelayanan kesehatan sesuai standar 100
3 100% 3
pada penderita TBC %
3 Penemuan penderita TB 12 100% 1 8%
4 Jumlah penderita TB Paru BTA 100
3 100% 3
positif yang diobati %
5 Konversi Rate 1 30%
6 Cure Rate 7 6 86%
Tabel 4.45 Indikator Kinerja Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan Penemuan dan Penanganan 100
2621 100% 8
Kasus DBD 100% Tertangani %
Sumber : Data Survelen 2017
11
4) Surveilens
Tabel 4.46 Indikator Kinerja Surveilens di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Acute placid paralysis (AFP) rate per
3 3% 0 0%
100.000 penduduk <15 tahun
2 Persentase Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan 11 desa 100% 0 0%
penyelidikan epidemiologi <24 jam
Sumber : Laporan Surveilens tahun 2017
5) Pneumonia / ISPA
Penderita pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Puskesmas Selemadeg
Barat sebanyak 1 kasus (13%) di tahun 2017. Capaian ini jauh dari taget yaitu 18
kasus, ini disebabkan karna banyak khasus Pnemonia yang tidak terlacak dan
dilaporkan dimasyarakat, kebanyakan orang tua langsung membawa anaknya ke
dokter specialis anak untuk berobat.
Tabel 4.47 Indikator Kinerja Pneumonia/ ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan Penanganan Kasus 8
206 1 13%
Pneumonia Balita Balita
Sumber : Laporan ISPA Tahun 2017
6) Pemberantasan Penyakit Diare
Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena
diare terutama pada bayi dan anak balita. Sasarannya adalah kelompok masyarakat/
12
perorangan di wilayah kerja Puskesmas Selemadeg Barat dan diprioritaskan pada desa
yang tingkat pemakaian sarana kesehatan / higiene perorangan dan kesehatan
lingkungannya masih rendah.
Pada tahun 2017 ditemukan sebanyak 162 kasus diare untuk semua kelompok
umur. Semua kasus sudah ditangani tenaga kesehatan sebanyak 162 kasus. Tidak ada
dilaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh karena diare, demikian juga tidak ada
kematian oleh penyakit diare.
Tabel 4.48 Indikator Kinerja Pemberantasan Penyakit Diare
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Kasus Diare 100% Tertangani 93 174
20621 162
Orang %
Sumber : Laporan Pemberantasan Diare Tahun 2017
HIV atau singkatan dari Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh kita
untuk melawan segala penyakit yang dating. HIV menyerang dan menghancurkan
sistem kekebalan sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri. Berbagai infeksi yang
biasanya tidak berbahaya menjadi ancaman bagi kehidupan.
IMS merupakan infeksi yang menular melalui hubungan seksual. Pada laki-laki
gejala IMS lebih mudah dikenali, namun pada wanita sebagian besar tidak
menimbulkan gejala dan cenderung menjadi sumber penularan IMS ini. Capain Kinerja
Pencegahan dan Penanggulangan IMS, HIV/AIDS
13
Tabel 4.49 Indikator Kinerja Pencegahan dan Penanggulangan IMS, HIV /AIDS
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Pelayanan kesehatan orang dengan 100
69 100% 69
resiko terinfeksi HIV %
2 Persentase angka kasus HIV yang 100
69 50% 2
diobati %
Sumber : Laporan Pencegahan dan Penaggulangan IMS, HIV/AIDS Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan Penanganan Kasus Kusta 100
20621 100% 1
%
Sumber : Laporan P2P Tahu n 2017
14
10) Pemberantasan Penyakit Rabies
Penyakit hewan yang bersifat zoonosis (menular ke manusia). Virus rabies
dikeluarkan bersama air liur Hewan Penular Rabies (HPR) yang terinfeksi seperti anjing,
kucing, kera dan ditularkan melalui luka gigitan atau jilatan. Pada tahun 2017 terdapat 37
kasus gigitan HPR, 20 diantaranya oleh anjing. Kasus gigitan HPR di Puskesmas
Selemadeg Barat
Tabel 4.52 Indikator Kinerja Pemberantasan Penyakit Rabies
di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan Penanganan Kasus GHPR 100
20621 100% 37
%
Sumber : Laporan P2P Tahu n 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan Pemberian Obat cacing 100
2227 100% 2227
pada sasaran usia 12 bln-12 thn %
Sumber : Laporan P2P Tahun 2017
15
B. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Tujuan program adalah untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa sehingga
dapat dilakukan upaya pencegahan baik mencegah agar tidak terjadi maupun
mencegah agar tidak berkembang menjadi lebih buruk.
Kegiatan yang dilaksanakan :
1) Penyuluhan pada masyarakat umum melalui posyandu, safari kesehatan,
perorangan dan keluarga pasien, pertemuan lintas sektoral penemuan pasien
2) Pengobatan dan rujukan pasien
3) Kunjungan rumah Pencatatan dan pelaporan
Kegiatan Yang Dilakukan:
1) Kegiatan Dalam Gedung
Kegiatan dalam gedung dalam upaya kesehatan jiwa antara lain penyuluhan,
penemuan, pengobatan dan rujukan pasien.
2) Kegiatan Luar Gedung
Melakukan penyuluhan saat posyandu, Puskesmas keliling, Safari kesehatan
dan pertemuan lintas sektoral. Mendata dan kunjungan rumah pada kasus
kelainan jiwa atau yang di pasung. Di puskesmas Selemadeg Barat memiliki 39
orang dengan gangguan jiwa
Berikit ini adalah capaian kegiatan pelayanan kesehatan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Selemadeg Barat
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 73 73 100
Kunjungan rumah pasien jiwa kasus 100% kasus %
Sumber : Laporan PKP Tahun 2017
16
Tabel 4.55 Jenis Kunjungan Jiwa di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
JENIS PENYAKIT JUMLAH PENDERITA
17
5. Mengadakan pemeriksaan kelaianan refraksi gratis dan pembagian kaca mata
plus gratis pada saat Safari Kesehatan dengan bekerja sama dengan Yayasan
kemanusiaan Indonesia (YKI).
6. Mendata pasien katarak yang siap dioperasi gratis.
Selaian kegiatan diluar gedung pelayanan kesehatan Indra juga dilakukan di Ruang
Pemeriksaan Umum, Data kunjungan Penyakit Mata yang datang pelayanan
pemeriksaan umum pada tahun 2017 dapat dilihat pada tabel 2.56 sebagai berikut :
Tabel 4.56 Jenis Penyakit Mata Yang datang di Ruang Pemeriksaan Umum
Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
No Jenis Penyakit Mata Jumlah Kasus
1 Konjuntivitis 132
2 Hordeolum 60
3 Pterigium 53
4 Kelainan Refraksi 180
5 Katarak di Rujuk 25
6 Glucoma 0
7 Kekeruhan Cornea 0
8 Keratitis 0
9 Bleparitis 0
10 Defisiensi Vitamin A 0
11 Trakhoma 0
12 Lain-lain (Trauma pada mata 0
karena benda asing)
13 Kelainan Refraksi (di Rujuk) 124
14 Kelainan lain yang dirujuk 16
Sumber : Laporan SP2TP Tahun 2017
19
Grafik 4.58 Laporan Gambaran Penyakit Terbanyak Yang di Derita Lansia
Di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Cakupan pelayanan kesehatan pra lansia 4.600 45% 2.318 50,80%
2 Cakupan pelayanan kesehatan lansia 2.143 62% 1.547 72,20%
3 Cakupan pelayanan kesehatan lansia resti 1.611 62% 1.097 68,10%
Sumber : Laporan PKP Tahun 2017
Pada tabel diatas dapat dilihat semua indikator Kinerja Pelayanan Kesehatan
Lansia telah mencapai target yang diharapkan. Ini tak lepas dari peran aktif lansia dalam
megikuti kegiatan pelayanan kesehatan lansia di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat.
20
masyarakat pekerja. Bagi Puskesmas yang berada di wilayah kerja di kawasan
industri, wajib mengembangkan Upaya Kes Kerja yang merupakan kebutuhan dan
masalah pada wilayah kerjanya. Untuk melaksanakan UKK pada Puskesmas perlu
kerja sama dengan pengusaha, serikat pekerja, Dinas tenaga kerja, Dinas
Perindustrian.
Pelayanan Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja dasar yaitu upaya yang diberikan kepada masyarakat
pekerja secara minimal oleh institusi pelayanan kesehatan kerja dasar meliputi Pos
UKK, Poliklinik Perusahaan dan Puskesmas. Pos UKK sebagai suatu wadah
pelayanan kesehatan kerja yang berada di tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu
sendiri (kader) yang berkoordinasi dengan Puskesmas sebagai Pembina dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya.
Adapun pada Pos UKK kelompok kader mempunyai peranan sebagai :
1) Pembina dan penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja
2) Pelaksana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan Pertolongan
Pertama Pada Penyakit (P3P)
3) Koordinator penyediaan fasilitas alat keselamatan kerja
4) Koordinator kegiatan pencatatan dan pelaporan
Adapun capaian kinerja UKK dapat dilihat pada Tabel 4.60 dibawah ini :
Tabel 4.60 Indikator Kinerja UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Kunjungan dan pembinaan kesehatan
kerja 51 - 8 15,60%
2 Pembentukan dan pembinaan pos
UKK 1 0 0
Sumber : Laporan PKP Tahun 2017
21
• Pemeriksaan yang sudah dijadwalkan terkadang tidak terlaksana karena
kesibukan dari perusahaan tersebut
• Keterbatasan SDM yang dimiliki
1. TOGA
Tanaman obat keluarga merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan yang ditanam
di pekarangan rumah atau lingkungan sekitar rumah. Tanaman obat yang dipilih
biasanya tanaman obat yang dapat digunakan untuk pertolongan pertama atau obat –
obat ringan seperti deman dan batuk. Tanaman obat yang sering ditanam di
pekarangan rumah antara lain sirih, kunyit, temulawak, kumis kucing, sambiloto, dan
lain – lain. Tanaman obat keluarga selain digunakan sebagai obat juga memiliki
beberapa manfaat lain yaitu :
a) Dapat dimanfaatkan sebagai penambah gizi keluarga seperti Tomat, pepaya,
timun, dan bayam.
b) Dapat dimemanfaatkan sebagai bumbu atau rempah – rempah masakan seperti
Cabai, kunyit, kuncur, jahe, serai, dan daun salam.
c) Dapat menambah keindahan (estetis)/menambah keasrian pekarangan karena
ditaman di pekarangan rumah seperti mawar, melati, bunga matahari, kembang
sepatu, tapak dara dan kumis kucing.
22
d) Tanaman obat – obatan dapat ditanam dalam pot – pot atau dilain sekitar
rumah. Apabila lahan yang dapat ditanami cukup luas, maka sebagaian hasil
panen dapat dijual dan untuk menambah penghasilan keluarga.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membudiyakan
tanaman obat keluarga akan terus dilaksanakan penyuluhan dan pembinaan kepada
keluarga dalam wilayah Puskesmas Selemadeg Barat.
Kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Dan Penjaringan Masyarakat Yang Memiliki. Tujuan adalah
ntuk mengetahui sudah berapa banyak kepada keluarga di masing – masing
banjar yang mempunyai TOGA. Sasaran dalam kegiatan ini Kepala keluarga di
masing – masing banjar.
Tabel 4.62 Hasil pendataan dan penjaringan masyakat yang memiliki TOGA
di wilayah Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
No Nama Desa Jumlah KK Yang Ada TOGA Persentase
1 Mundeh 848 683 80,54%
2 Lalanglinggah 1.027 832 81,01%
3 Lumbung 612 496 81,04%
4 Tiyinggading 607 472 77,75%
5 Mundeh Kangin 531 441 83,05%
6 Lumbung Kauh 378 289 76,45%
7 Antosari 586 446 75,10%
8 Mundeh Kauh 484 398 82,23%
9 Angkah 694 556 80,11%
10 Selabih 465 389 83,65%
11 Bengkel Sari 302 236 78,14%
JUMLAH 5238
Sumber : Data Yankestradkom Tahun 2017
b) Penyuluhan TOGA. Tujuan adalah Memberikan informasi kepada masyarakat
dan institusi tentang manfaat TOGA. Sasarannya Masyarakat & Anak sekolah.
c) Pembinaan Dan Bimbingan Terhadap Masyarakat. Tujuannya Membina dan
membimbing masyarakat yang sudah memiliki TOGA agar dapat
memanfaatkannya dengan baik. Sasarannya Masyarakat yang sudah memiliki
TOGA. Hasil pembinaan dan bimbingan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai
dengan jadwal.
23
Tabel 4.63 Kegiatan Penyuluhan Luar Gedung Taman obat keluarga (TOGA) Tahun 2017
No Nama Desa Frekuensi
Penyuluhan
1 Mundeh 8
2 Lalanglinggah 11
3 Lumbung 7
4 Tiyinggading 14
5 Mundeh Kangin 6
6 Lumbung Kauh 10
7 Antosari 16
8 Mundeh Kauh 5
9 Angkah 8
10 Selabih 3
11 Bengkel Sari 10
JUMLAH
Sumber : Data Yankestradkom Tahun 2017
2. Akupressure
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional. Sesuai PERMENKES nomor
1186/MENKES/PER/XI/1996 tentang pemanfaatan akupuntur di fasilitas pelayanan
kesehatan, maka metode pelayanan kesehatan tradisional yang dapat diselenggarakan
di fasilitas pelayanan kesehatan adalah akupuntur. akupuntur yang diselenggarakan di
puskesmas tidak menggunakan jarum dan dikenal sebagai AKUPRESUR. Akupresur
adalah upaya terapi fisik berupa rangsangan pijatan atau tekanan pada titik
akupuntur/akupresur dengan tujuan perawatan kesehatan (peningkatan kondisi tubuh,
pencegahan penyakit, penyembuhan, serta pemulihan kondisi setelah sakit) yang telah
digunakan oleh masyarakat sejak dulu kala sebagai bagian dan upaya untuk
memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Tujuan :
a) Tujuan Umum:
Meningkatnya pendayagunaan pengobatan tradisional (akupresur) dalam rangka
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
b) Tujuan Khusus:
• Puskesmas dapat melaksanakan pelayanan pengobatan tradisional
akupresur untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kesehatan,
mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh
individu, keluarga, kelompok/masyarakat.
24
• Puskesmas dapat menjadi fasilitator asuhan mandiri pemanfaatan
akupresur dalam rangka memelihara kesehatan, meningkatkan
kesehatan, mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan secara
mandiri oleh individu, keluarga, kelompok/masyarakat.
Alur pelaksanaan dimulai dari pasien datang dan langsung dilakukan
pemeriksaan dan penegakaan diagnosa oleh dokter. Penegakkan diagnosa oleh dokter
tetap secara konvensional. Selanjutnya dilakukan pengisian surat persetujuan pasien
atas tindakan alternatif komplementerer (inform consent), pengsisian surat permintaan
pasien atas pelayanan kesehatan alternatif dan komplementerer (request consent) serta
memilih pilihan terapi yang diberikan dokter seperti konvensional saja, konvensional
+ pelayanan kesehatan tradisional (komplementer) atau murni pelayanan kesehatan
tradisional (alternatif). Hal yang harus diperhatikan ketika memberikan pelayanan
kesehatan tradisional dan kompelementer yaitu pemberi tindakan diberikan oleh
tenaga kesehatan yang mendapat pelatihan khusus di bidang tradisional, alternatif dan
komplementerer (dalam pengawasan dokter).
Jadwal Pelaksanaan pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer di
ruang pelayanan Yankestradkom dilaksanakan pada Hari Rabu kerja setiap hari kerja.
g. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas ini pada dasarnya di bagi dalam beberapa
kegiatan sebagai berikut :
1. Pembinaan / Pengembangan
2. Pelayanan Asuhan pada kelompok Rawan
3. Pelayanan Medik Gigi Dasar
4. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan Umum : Tercapainya derajat Kesehatan Gigi masyarakat yang optimal
Tujuan Khusus :
1) Meningkatnya kesadaran, Sikap perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri
(Self Care) dibidang Kesehatan Gigi dan Mulut dan mau mencari pengobatan sedini
mungkin.
2) Menurunnya Prevalensi penyakit Gigi dan Mulut yang banyak di derita masyarakat
dengan upaya perlindungan / pencegahantanpa mengabaikan upaya penyembuhan
dan pemulihan,terutama pada kelompok masyarakat yang rawan
25
3) Terhindarnya / berkurangnya gangguan fungsi kunyah akibat kerusakan / penyakit
gigi dan mulut
Pencapaian program UKGM Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.64 Indikator Kinerja UKK di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
CAPAIAN 2017
No Indikator Sasaran Target Ket
Absolut (%)
1 Penyelenggaraan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut (sikat 2x setahun
gigi massal dan penyuluhan untuk 20
kesehatan 20 SD SD 34 SD 85%
Sumber : Laporan PKP Tahun 2017
Puskesmas Selemadeg Barat memiliki 11 desa yang terdiri dari 73 dusun maka
kami melaksanakan UKGM berdasarkan jumlah Posyandu yang ada. Kegiatan
UKGM berintegrasi dengan kegiatan puskesmas Keiling dan kegiatan mobil sehat
setiap tahunnya.
Pemeriksaan dan perawatan yang diberikan pada kelompok rawan penyakit
gigi dan mulut adalah sebagai berikut: Untuk frekwensi pembinaan petugas kesehatan
dalam bidang kesehatan gigi dan mulut ke SD dilaksanakan 3 kali per tahun per SD
yaitu pada saat :
1) Penjaringan
2) Pelatihan dokter kecil
3) Pada saat UKGS dengan sikat gigi masal dan pemeriksaan kesehatah gigi anak
kelas IV dan kelas V.
Untuk cakupan upaya pelayanan pengobatan koperhensif pada anak sekolah
mencakup 80 % dari jumlah murid kelas selektif yang memerlukan perawatan.
26
No Bulan Jumlah Pasien
1 Januari 270
2 Februari 260
3 Maret 251
4 April 221
5 Mei 199
6 Juni 200
7 Juli 291
8 Agustus 294
9 September 294
10 Oktober 344
11 November 301
12 Desember 358
JUMLAH 3283
Sumber : Laporan Kunjunan R. Pemeriksaan Umum
27
c. Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP
Pelayanan KIA di Puskesmas Selemadeg memiliki pelayanan dalam gedung
diantarnya:
1) Pemeriksaan Ibu hamil :
Pelayanan ANC terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
a) Anamnesa
b) Pemeriksaan : fisik (umum/kebidanan) psikologis (kejiwaan) ibu hamil dan
lab (atas indikasi)
c) Penanganan dan tindak lanjut kasus (sesuai risiko yg ada)
2) Standar pelayan minimal Ibu hamil :
a) Timbang BB dan ukur TB
b) Ukur LILA
c) Ukur Tekanan darah
d) Ukur Tinggi fundus uteri
e) Hitung denyut jantung janin (DJJ)
f) Tentukan presentasi janin
g) Pemberian imunisasi TT lengkap
h) Pemberian Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
i) Permeriksaan lab rutin dan khusus(PMS)
j) Tatalaksana/ penanganan kasus
k) KIE Efektif (Temu wicara/konseling) termasuk Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan KB pasca persalinan
3) Pemeriksaan laboratorium rutin ibu
4) Pertolongan persalinan normal dan mampu PONED di Puskesmas Selemadeg
Barat
5) Pelayanan Ibu Nifas meliputi : Pemeriksaan TD, Nadi, Respirasi, suhu,
Pemeriksaan tinggi FU (involusi uterus), Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran
pervaginam lainnya. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bln,
Pemberian kapsul vit A 200.000 IU 2x (sgr stlh melahirkan dan 24 jam
berikutnya), Pelayanan KB pasca salin
6) Penanganan Neonatal
28
Adapun Jumlah kunjungan KIA pada tahun 2017 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 4.67 Jumlah Kunjungan Pelayanan Kesehatan Ibu di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
No Bulan Jumlah Kunjungan
1 Januari 17
2 Februari 14
3 Maret 20
4 April 20
5 Mei 14
6 Juni 11
7 Juli 7
8 Agustus 13
9 September 16
10 Oktober 10
11 November 13
12 Desember 12
JUMLAH 167
Sumber : Data SP2TP Tahun 2017
Tabel 4.68 Jumlah Kunjungan MTBS di Puskesmas Selemadeg Barat Tahun 2017
No Bulan Jumlah
Kunjungan
1 Januari 15
2 Februari 24
3 Maret 42
4 April 54
5 Mei 74
6 Juni 88
7 Juli 97
8 Agustus 115
9 September 123
10 Oktober 135
11 November 163
12 Desember 227
Sumber : Data SP2TP Tahun 2017
29
d. Pelayanaan Kegawat Daruratan
Unit pelayanan ini menangani kasus-kasus yang bersifat kegawat daruratan, yang
terdiri dari kasus darurat bedah dan darurat non bedah. Unit ini ditangani oleh satu
orang dokter umum dan 3 orang perawat dan bidan. Untuk menunjang kinerja dan
kelancaran pelayanan selama 24 jam. Adapun jumlah kunjungan Unit
Tabel 4.69 Data Kunjungan Unit Gawat Darurat Puskesmas Selemadeg Barat 2017
No Bulan Jumlah
1 Januari 77
2 Februari 83
3 Maret 66
4 April 102
5 Mei 93
6 Juni 53
7 Juli 62
8 Agustus 70
9 September 55
10 Oktober 118
11 November 94
12 Desember 107
JUMLAH 980
Sumber : Laporan SP2TP Tahun 2017
e. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
f. Pelayanan Kefarmasian
Obat dan perbekalan kesehatan merupakan sarana penunjang keberhasilan pelayanan
kesehatan khususnya penyembuhan penyakit. Kedudukan obat dalam pelayanan
kesehatan sangat penting, karena itu jumlah persediaan, distribusi dan pelayanan obat
diharapkan menjangkau seluruh lapisan masyarakat Penyediaan kebutuhan obat dan
perbekalan di puskesmas selama ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten.
Disamping itu puskesmas juga menganggarkan dana untuk kebutuhan obat-obatan
bila pemenuhan obat-obatan dari dinas kesehatan kurang sesuai dengan kebutuhan
dari Puskesmas.
Tabel 4.70 Sepuluh Besar Penggunaan Obat Terbanyak
di Puskesmas Selemadeg Barat 2017
No Nama Obat Jumlah
1 Multivitamin (Livron B Plek) 25.622
2 Captopril 25 mg 22.666
3 Paracetamol 500 mg tablet 22.859
4 Ibuprofen tablet 400 mg 20.216
5 Amoksilin kapsul 500 mg 19.216
6 Antasidadoen tablet kombinasi 17.303
7 Obat Flu kombinasi CTM, PPA (anaflu), Demacolin 14.341
8 Deksametason tablet 0,5 mg 13.616
9 Natrium Diklofenak 12.554
10 Becefort 11.829
Sumber: Laporan LPLPO Puskesmas Selemadeg Barat tahun 2016
30
g. Pelayanan Laboratorium
Laboratorium merupakan penunjang dalam upaya menentukan diagnose
penyakit pasien secara tepat dan akurat. Tindakan atau treatment medis yang akan
diberikan kepada pasien sangat mempertimbangkan hasil laboratorium yang
diperoleh. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat dilaksanakan di
Puskesmas Selemadeg Baratterdiri dari : pemeriksaan kimia klinik dan pemeriksaan
rutin.
Pemeriksaan laboratorium merupakan salah satu pemeriksaan penunjang untuk
memperkuat penegakkan diagnosa suatu penyakit. Pemeriksaan laboratorium yang
dapat dilakukan di Puskesmas Selemadeg Barat meliputi pemeriksaan darah, urine,
kimia darah, gula darah, darah mal dan BTA.Jenis dan jumlah pemeriksaan
laboratorium yang dapat dilakukan di Puskesmas Selemadeg Baratdapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 4.71 Jenis dan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas Selemadeg Barat
Jumlah
No Jenis Pemeriksaan
Kunjungan
1 Tes Kehamilan 10
2 Protein Urin 101
3 Glukosa Urin 98
4 Glukosa Darah 402
5 Asam Urat 65
6 Kolesterol 34
7 Hemoglobin 66
8 Golongan darah 100
9 Fiksasi BTA 149
10 PPIA 114
11 VCT 4
12 Jumlah 1143
31
Lumbung, Polindes Antosari, Polindes Bengkel Sari, Polindes Lumbung, Poskesdes
Tiyinggading, Poskesdes Selabih.
b. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling dilakukan setiap bulan di semua desa di wilayah kerja Puskesmas
Selemadeg Baratsesuai dengan jadwal yang telah diberikan oleh desa dan telah
disepakati saat Minilokakarya Lintas sektoral, dimana dalam kegiatannya
terintegrasi dengan beberapa kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat lainnya seperti
posbindu penyakit tidak menular, posyandu lansia, posyandu bayi dan balita serta
taman posyandu
c. Bidan Desa
d. Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tabel 4.72 Daftar Nama Jejaring di Wilayah Kerja Puskesmas Selemadeg Barat
Nama Alamat
Dokter Praktek Swasta
32