BAB I...................................................................................................................... 2
1.1
Latar belakang.......................................................................................... 3
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penelitian....................................................................................... 3
1.4
Sistematika penulisan...............................................................................3
BAB II............................................................................................................... 5
2.1
Pengertian lingkungan.............................................................................. 5
2.2
2.3
2.3.1
Pencemaran air................................................................................... 7
2.3.2
Pencemaran udara..............................................................................9
2.3.3
Pencemaran tanah............................................................................11
2.3.4
Pencemaran Suara............................................................................12
2.3.5
2.4
2.5
2.6
2.7
2.7.1
Ekologi.............................................................................................. 21
2.7.2
Ekosistem......................................................................................... 23
2.8
Keberlanjutan pembangunan..................................................................30
2.9
BAB III............................................................................................................ 47
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Satuan Usaha.......................................................................................... 52
3.6
3.7
BAB IV........................................................................................................... 64
4.1
Limbah.................................................................................................... 64
4.2
Polusi....................................................................................................... 71
4.3
AMDAL..................................................................................................... 73
4.3.1
4.3.2
4.3.3
4.3.4
4.3.5
4.3.6
Kajian AMDAL....................................................................................79
4.4
4.4.1
4.5
4.5.1
4.5.2
4.5.3
4.5.4
4.5.5
4.5.6
4.6
4.6.1
4.7
4.7.1
4.7.2
4.7.3
Intake.............................................................................................. 101
4.7.4
Bak Prasedimentasi........................................................................102
4.7.5
Sedimentasi.................................................................................... 103
PENUTUP............................................................................................................ 105
5.1
Kesimpulan............................................................................................ 105
5.2
Saran..................................................................................................... 105
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke khadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya. Makalah
dengan judul Proses Produksi dan Manajemen Limbah ini, berisi mengenai kegiatan
kunjungan industri yang penulis lakukan sebagai syarat lulus mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan. Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberi dukungan kepada penulis dalam segala hal. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., Selaku Rektor Universitas
Pasundan. 2. Bapak Ir. Toto Ramadhan, MT, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri .
3. Bapak. Dr. Ir. Riza Fathoni Ishak, MT., selaku Dosen Mata Kuliah Pengetahuan
Lingkungan. 4. Bapak Nassa selaku Manjemen K3LH di PT. Dirgantara, selaku narasumber
bagi kelompok kami yang telah memberikan informasi kepada kami selama kunjungan
industri.
5. Teman-teman kelompok yang telah ikut berperan aktif dalam penyelesaian
makalah ini, serta seluruh pihak terkait yang membantu kami. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini jauh dari katasempurna. Oleh karena itu, diperlukan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak agar penulis dapat lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
2.1
Latar belakang
Pengetahuan lingkungan merupakan mata kuliah umum yang diharapkan dapat memperluas
cakrawala pengetahuan mahasiswa tentang keadaan lingkungan masyarakat, sehingga
wawasannya tidak terbatas pada bidang keahliannya masing-masing. Selain itu, mahasiswa
dapat berpikir secara lintas sektoral dan generalis tentang masalah lingkungan merupakan
mata kuliah umum dengan visi berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang
kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman kesetaraan dan kemartabatan manusia yang
dilandasi nilai-nilai estetika dan etika dan moral dalam berkehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu kami melakukan praktek lapangan berhubungan dengan mata kuliah pengetahuan
lingkungan. oleh karen itu kami melakukan observasi ke PT. Dirgantara untuk mengetahui
apakah perusaaan BUMN ini telah menerapkan konsep konsep industri yang berwawasan
lingkungan.
2.2
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Sistematika penulisan
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang didalamnya terdapat kesimpulan serta
saran dari penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Pengertian lingkungan
berhubungan erat dengan ekosistemnya yang mempunyai stabilitas tertentu. Semakin besar
aneka ragam ekosistem semakin besar daya stabilitasnya, misalnya hutan di daerah tropis
yang mengandung begitu banyak ragam tumbuh-tumbuhan dan hewan, walaupun tanpa
perawatan tetap akan dapat mempertahankan stabilitas kehidupannya. Sebaliknya, sawah atau
ladang yang hanya terdiri dari beberapa jenis tumbuh-tumbuhan, mempunyai stabilitas yang
kecil sehingga tanpa perawatan maka stabilitasnya akan terganggu. Bagi manusia, daya
dukung lingkungan sangat penting bagi kehidupan. Daya dukung yang dimaksud adalah
seberapa banyak jumlah unsur, baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan dan
menjamin kehidupan sejumlah penduduk yang mendiami suatu lingkungan. Pada suatu saat,
lingkungan tidak dapat lagi memenuhi syarat kehidupan penghuninya karena daya dukung
mulai berkurang atau akibat menurunnya kualitas lingkungan akibat ulah manusia atau
adanya pencemaran.
Menurut Supardi (2003), upaya menghalangi atau mengurangi terjadinya
penurunan kualitas lingkungan, maka perlu adanya suatu pedoman untuk
mempertahankan kelestarian lingkungan yaitu:
1. Manusia hendaknya selalu memelihara dan memperbaiki lingkungan untuk generasi
mendatang.
2. Dalam pemanfaatan sumber-sumber daya yang non renewable (yang tidak dapat
diganti) perencanaan dan pengelolaannya harus efektif dan efisien.
3. Pembangunan ekonomi dan sosial hendaknya ditujukan selain untuk kesejahteraan
umat juga untuk memperbaiki kualitas lingkungan.
4. Dalam mengadakan kebijaksanaan lingkungan, hendaknya diarahkan kepada
peningkatan potensi pembangunan bukan sebatas untuk masa kini tetapi juga untuk
masa yang akan datang.
5. Ilmu dan teknologi yang diterapkan untuk pemecahan masalah lingkungan harus
ditujukan demi kegunaan seluruh umat manusia.
6. Perlu adanya pendidikan, pelatihan maupun pengembangan secara ilmiah tentang
pengelolaan lingkungan sehingga semua problem-problem lingkungan dapat
ditanggulangi.
7. Ada kerjasama yang baik dari semua pihak dalam rangka mempertahankan
kelestarian dan mencegah terjadinya kerusakan atau kemusnahan.
3.2
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Pasal 1 angka 12 UU No. 23/1997).Proses
pencemaran lingkungan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga
mengganggu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan
ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung yaitu beberapa zat kimia
bereaksi di udara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. Dampak
pencemaran ada yang langsung terasa, misalnya berupa gangguan kesehatan langsung
(penyakit akut) atau gangguan kesehatan yang akan dirasakan setelah jangka waktu tertentu
(penyakit kronis). Sebenarnya alam juga memiliki kemampuan sendiri untuk mengatasi
pencemaran (selfrecovery), namun alam memiliki keterbatasan.
lingkungan
dikategorikan
menjadi
beberapa
kelompok,
yaitu
Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi
kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air
pribadi dan sumur).Telah dikatakan bahwa polusi air adalah penyebab terkemuka di dunia
untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap
harinya.Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anakanak India meninggal karena penyakit diare setiap hari.Sekitar 90% dari kota-kota Cina
menderita polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki
akses terhadap air minum yang aman.Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut
di negara berkembang, negara-negara industri atau maju masih berjuang dengan masalah
polusi juga.
1. Penyebab
Pencemaran air dapat dsebabkan oleh beberapa hal dan memiliki karakteristik yang berbedabeda.Berikut adalah penyebab terjadinya pencemaran air didunia.
a. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Eutrofikasi
merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO3-),
khususnya dalam ekosistem air tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air yang
disebabkan oleh munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Air
dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam
rentang 35-100 g/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di
mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi
tumbuhnya biomassa. Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada kondisi
eutrofik.
b. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
c. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga
mengurangi oksigen dalam air, seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di
sungai citarum.
d. Pencemaran air oleh sampah
e. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan
2. Akibat
Pencemaran air dapat berakibat fatal dalam kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa
akibat yang akan terjadi apabila terjadi pencemaran air.Kondisi eutrofik sangat
memungkinkan alga, tumbuhan air berukuran mikro, untuk tumbuh berkembang biak dengan
pesat akibat ketersediaan fosfat yang berlebihan serta kondisi lain yang memadai. Hal ini bisa
dikenali dengan warna air yang menjadi kehijauan, berbau tak sedap, dan kekeruhannya yang
menjadi semakin meningkat. Banyaknya eceng gondok yang bertebaran di rawa-rawa dan
danau-danau juga disebabkan fosfat yang sangat berlebihan ini.Akibatnya, kualitas air di
banyak ekosistem air menjadi sangat menurun.Rendahnya konsentrasi oksigen terlarut,
bahkan sampai batas nol, menyebabkan makhluk hidup air seperti ikan dan spesies lainnya
tidak bisa tumbuh dengan baik sehingga akhirnya mati.Hilangnya ikan dan hewan lainnya
dalam mata rantai ekosistem air menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem
air.Permasalahan lainnya, cyanobacteria (blue-green algae) diketahui mengandung toksin
sehingga membawa risiko kesehatan bagi manusia dan hewan.Algal bloom juga
menyebabkan hilangnya nilai konservasi, estetika, rekreasional, dan pariwisata sehingga
dibutuhkan biaya sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasinya.
Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dantumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi
gangguan fisik seperti polusi suara,panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi
udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung
danlokal, regional, maupun global.
1. Sumber
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi
pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.
Pencemaran dapat diakibatkan tiga kategori, yaitu berasal dari kegiatan manusia, alami, dan
sumber lain. Pencemaran dari kegiatan manusia, yaitu berupa transportasi, industri,
pembangkit listrik,pembakaran (perapian, kompor, furnace,dengan berbagai jenis bahan
bakar, dan gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC). Pencemaran
yang yang bersifat alami, yaitu gunung berapi, kebakaran hutan, nitrifikasi, dan denitrifikasi
biologi. Sedangkan pencemaran sumber lain dari transportasi ammonia, kebocoran tangki
klor, timbulnya gas metana dari lahan keruk tempat pembuangan sampah, dan uap pelarut
organik.
2. Bahan Pencemar Udara
a. Karbon dioksida (CO2), karena CO2 di udara tidak dapat segera diubah menjadi
oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan dunia yang ditebang. CO2 dapat
menyebabkan efek rumah kaca.
b. Gas Belerang Oksida (SO dan SO2), karenagas ini dapat bereaksi dengan gas nitrogen
oksida dan uap air di atmosfer, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Hujan
asam menyebabkan tumbuhan dan hewan mati,produksi pertanian merosot, besi dan
logam mudah berkarat dan jembatan cepat rusak.
a. Gas klorofluorokarbon (CFC), banyak digunakan karena tidak bereaksi, tidak berbau,
dan berbusa. Tetapi CFC menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
b. Karbon Monoksida (CO), karena CO yang meningkat dapat mengakibatkan turunnya
berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak.
c. Asap Rokok, mengandung berbagai bahan beracun yang dapat menyebabkan batuk
kronis, kanker paru-paru, dan mempengaruhi janin dalam kandungan.
d. Nitrogen Dioksida (NO2), karena NO2 bersifat racun terutama terhadap paru-paru.
e. Sulfur Oksida (SO2), pengaruh utama polutan SO2 terhadap manusia adalah iritasi
sistem pernafasan.
f. Hidrokarbon (HC), Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan
akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH)
yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk
dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel
kanker.
g. Khlorin (Cl2), gas ini sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada
perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi
pada mata saluran pernafasan.
h. Partikulat Debu (TSP), umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di
alveoli, apabila partikulat mengendap kebanyakan akan menganggu saluran
pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
i. Timah Hitam (Pb), apabila gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu
makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota badan, kejang dan
gangguan penglihatan.
3. Akibat
a. Terbentuk Lubang Ozon
b. Efek Rumah Kaca
c. Dampak Terhadap Kesehatan
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah
lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau
dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
1. Sumber
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia
industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal
dumping).
2. Dampak
a. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan,
jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena.Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahankarsinogenik untuk
semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Kuri (air raksa) dan siklodienadikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organofosfat dankarmabat dapat menyebabkan ganguan pada
saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan
pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa
macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,
iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas.
perubahan
metabolisme
dari
mikroorganisme
endemik
Pencemaran Suara
Pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara yang masuk terlalu banyak
sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan manusia. Pencemaran suara cukup menjadi
ancaman serius bagi kualitas lingkungan terutama dibagian suasana. Sumber pencemaran
suara adalah kebisingan, yaitu bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak
pendengaran manusia. Bunyi disebut bising apabila intensitasnya telah melampaui 50desibel.
Suara dengan intensitas tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri,
kendaraan bermotor, dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-menerus dalam
jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat
pendengaran yang permanen.
1. Dampak
Dampak dari Pencemaran Bunyi/Suara
Pencemaran bunyi dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan
fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang
menggolongkan gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan
terhadap pendengaran dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi,
ancaman bahaya keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih
rinci dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila
terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa
peningkatan tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi
pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.Bising dengan intensitas tinggi
dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat
merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga dalam yang akan
menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur dan sesak nafas
disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ,
kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan keseimbangan
elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak
di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan
biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977). Sebagian
logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar
yang berbahaya.Afinitas yang tinggi terhadap unsur S menyebabkan logam ini menyerang
ikatan belerang dalam enzim, sehingga enzim bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus
karboksilat (-COOH) dan amina (-NH2) juga bereaksi dengan logam berat. Kadmium, timbal,
dan tembaga terikat pada sel-sel membran yang menghambat proses transpormasi melalui
dinding sel. Logam berat juga mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis
penguraiannya.
Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis dari 109 unsur kimia di muka bumi ini yang telah
teridentifikasi sebagai jenis logam berat.Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat
ini dapat dibagi dalam dua jenis.Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana
keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam
jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun.Contoh logam berat ini adalah Zn,
Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya.Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial
atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau
bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain.
1. Dampak
a. Timbal (Pb), Dalam peredaran darah dan otak dapat menyebabkan gangguan
sintesis hemoglobin darah, gangguan neurologi (susunan syaraf), gangguan
pada ginjal, sistem reproduksi, penyakit akut atau kronik sistem syaraf, dan
gangguan fungsi paru-paru. Selain itu, dapat menurunkan IQ pada anak kecil
jika terdapat 10-20 myugram/dl dalam darah.
b. Kadmium (Cd), Jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat
menghambat kerja paru-paru, bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual,
muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan
ginjal dan hati, dan gangguan kardiovaskuler. Kadmium dapat pula merusak
tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan meningkatkan tekanan darah. Gejala
umum keracunan Kadmium adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk
batuk, dan lemah.
c. Merkuri (Hg), Dapat berakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya,
menyebabkan bronchitis, sampai rusaknya paru-paru. Gejala keracunan
Merkuri tingkat awal, pasien merasa mulutnya kebal sehingga tidak peka
terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, gangguan
psikologi (rasa cemas dan sifat agresif), dan sering sakit kepala. Jika terjadi
akumulasi yang tinggi mengakibatkan kerusakan sel-sel saraf di otak kecil,
gangguan pada luas pandang, kerusakan sarung selaput saraf dan bagian dari
otak kecil. Turunan oleh Merkuri (biasanya etil merkuri) pada proses
kehamilan akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy
maupun gangguan mental. Sedangkan keracunan Merkuri yang akut dapat
1. Parameter Fisik
Parameter fisik meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan
radioaktivitas.
2. Parameter Kimia
Parameter kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan
logam berat. Sebagai contoh berikut disajukan pengukuran pH air, kadar CO2, dan oksigen
terlarut.
a. Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5
8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi
dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih
asam.Kapur menyebabkan kondisi air menjadi alkali (basa). jadi, perubahan pH air
tergantung kepada macam bahan pencemarnya. Perubahan nilai pH mempunyai arti
penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat
basa) tidak cocok untuk kehidupan kebanyakan organisme. Untuk setiap perubahan
satu unit skala pH (dari 7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika
terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali. Keasaman airdapat diukur dengan
sederhana yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk melihat
perubahan warnanya.
b. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 7 ppm (part per million atau
satu per sejita; 1ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar
oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan.
3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari.
Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan pencemar organik) dapat mengurangi
persediaan oksigen terlarut. hal ini akan mengancam kehidupan organisme yang hidup di
dalam air. Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil. Untuk dapat
mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode Winkler.
Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai
parameter biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dab COD.
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri
air. Bakteri memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut. akibatnya,
kadar oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik
yang ada di perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga mengakibatkan
semakin kecil kadar oksigen terlarut. Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri
untuk mengoksidasikan bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB)
atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan
menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air cuplikan
(sampel) disimpan selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap
BOD205 atau BOD5 saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang
dapat larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya terlebih dahulu dengan
oksigen. Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan
menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut yang ada diukur kembali.
Akhirnya, konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal
4. Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang
tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.Organisme yang peka akan mati karena
pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan
contoh hewan yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria
menunjukkan sungai tersebut belum mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex
(cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup danbahkan berkembang baik di
lingkungan yang kaya bahan organik,meskipun spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti
keberadaab cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya pemcemaran zat organik.
Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.
dengan oksigen akhir (setelah 5 hari).Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya
daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai dapat mengatur
pembuangan limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang berwenang.Pengukuran secara
kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak
demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air secara terus menerus. Disungai
3.5
Menurut Agus (2011) Salah satu masalah lingkungan yang paling akrab di masayarakat
Indonesia adalah banjir, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya banjir, yaitu sebagai
berikut:
a.
b.
Kebersihan
Meningkatkan partisipasi dan akuntabilitas masyarakat, swasta dan pemerintah
dalam penanganan masalah sampah, pelayanan dan fasilitas kebersihan,
menyediakan lokasi TPA baru, meningkatkan kemampuan penanganan limbah
B3, serta mengupayakan teknologi hemat lahan dalam pengelolaan sampah.
Ekologi
a. Pengertian Ekologi
Ekologi berasal dari bahas ayunani oikos yang berarti rumah atau rumah tangga
atau tempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu. Jadi mempelajari rumah tangga
lingkungan, tempat hidup semua organism, seluruh proses-proses fungsional yang
menyebabkan tempat hidup itu cocok untuk didiami. Secara harfiah, ekologi adalah
ilmu yang mempelajari organism di tempat hidupnya dengan menggunakan pola
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Secara tradisional
ekologi biasanya diberibatasan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara
organisme dalam lingkungannya (Tim Dosen, 2011:43).
Menurut Tim Dosen (2011), pengertian ekologi dapat disimpilkan sebagi beruikut:
1. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya.
2. Ekologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dan dalam habitatnya.
3. Ekologi adalah ilmu tentang struktur dan fungsi ekosistem.
Ekologi pertamakali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel seorang ahli biologi jerman
pada tahun 1869. Dalam pengertian prosees alamiah, ekologi telah diketahuindan
diaplikasiakan sejak dulu dan terus berkembang sejalan dengan perkembangan akal
dan budaya manusia. Sebagai ilmu ekologi telah berkebang pesat sejak tahun 1990.
Berdasarkan perkembangannnya, sekarang dikenal ilmu lingkungan hidup dan biologi
lingkungan. Pada dasarnya yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang tempat organisme berada dan dapat saling mempengaruhi. Ekologi adalah dasar
pokok ilmu lingkungan (Soerjaatmadja, 1981:4).
b. Ruang Lingkup Kajian Ekologi
Kajian ekologi tidak telepasa dari kajian mengenai sitem makhluk hidup atau
biosistem. Biosistem tersusun atas komponen biotic dan abiotik. Setiap komponen
biotic membutuhkan semua komponen abiotik yang meliputi materi, energy ruang,
waktu dan keanekaragaman untuk membentuk ekoisistem secara utuh (Tim Dosen,
2011:43)
Menurut Soerjani (1985), pembagian ekologi ada 4 yaitu:
1. Autekologi, mempelajari satu jenis organisme dan interaksinya dengan
lingkungan. Pembahasan pada aspek siklus hidup, adaptasi, sifat parasitic dan
lain-lain.
2. Sinekologi, mengkaji berbagai kelompok organism sebagai kesatuan yang
saling berinteraksi dalam satu daerah tertentu. Sering dikenal dengan ekologi
komunitas.
3. Pembagian ekologi berdasarkan habitat, kajian ekologi menuryt habitat
dimana organism hidup misalnya ekologi laut, ekologi padang rumput, ekologi
padang tropika, dan lain-lain.
4. Pembagian ekologi menurut taksonomi, kajian ekologi menurut taksa
organism,
misalnya
ekoologi
tumbuhan,
ekologi
hewan,
ekologi
Ekosistem
a. Pengertian Ekosistem
Suatu konsep sentaral dari ekologi adalah ekositem, yaitu suatu system ekologi yang
terbentuk oleh hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannyan.
Suatu system terdiri dari komponen yang bekerjas sama sebagai suatu kesatuan.
Ekosistem pertama kali dikemukakan oleh transley pada tahun 1935. System ini
mempunyai beberapa nama lain. Forns tahun 1887 menyebut ekosistem sebagai
mikrokosm, frederich tahun 1930 menyebut holocoen, dan theiennemann tahun 1939
menyebut biositem (Soemarwoto, 1995:16).
b. Komponen Ekosistem
Menurut Sorjaatmadja (1981), pembagian ekosistem dapat dituliskan sebagai berikut:
1. Berdasarkan makanan
Komponen autotrofik, merupakan organism yang dapat menyediakan
2.
3.
bahan organic.
Berdasarkan funsional
Aliran energy
Rantai makanan
Pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
Daur makanan (biogeokimia)
Perkembangan dan evolusi
Pengendalian
Berdasarkan unsure penyusun
Senyawa norganic (C, N, P, H2O, dan lain-lain yang terlibat dalam daur
materi)
Senyawa organic (protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain)
Resim iklim, berupa factor fisik
Produsen (organism autotrofik)
Konsumen (organism heterotrofik)
Pengurai (saprofit dan osmotrof)
c. Bentuk-Bentuk Ekosistem
Bentuk - bentuk ekosistem adalah sebagai berikut
1. Ekosistem peraiaran dalam
Ekosistem peraairan dalam terletak beberapa ratus meter ditemui dibawah
permukaan laut sehingga tidak banyak menerima cahaya matahari langsung.
Oleh karena makhluk hidup yang ditemui hanya kelompok deeterivor
sedangvkan semua jenis produsen tidak hidup.
2. Ekosistem perairan dangkal
Ekositem ini terletak dipantai yang tertutupi air laut dan sangat jauh dari
sungai yang besar. Di Indonesia, ekosistem pantai seperti ini terdapat dipantai
utara jawa, bali, sumbwa dan Sulawesi. Ekosistem litoral terdiri dari sub
ekosistem pantai batu dan sub ekosistem karang batu, subekosistem karang
batu tersusun atas batu-batu kecil sebagai hasil proses konglomerasi dengan
tanah liat dan kapur atau tebentuk dari bongkahan-bongkahan granit,
sedangkan subekosistem pantai batu terbentuk sebagi hasil kegiatan beberapa
organism colentrata, cacing, siput, dan ganggang berkapur.
3. Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di sekitar kutub utara. Bioma ini terletak di bagian
selatan laut kutub yang tertutup es.
4. Bioma taiga
Bioma taiga terletak dibagian selatan kutub utarayaitu sekitar amerika utara,
Eropa, dan Asia
5. Hutan Hujan Tropik
Bioma ini terdapat disepanjang khatulistiwa, meliputi tanah amazon, amerika
selatan, Indonesia, India Barat, Asia tenggara, Australia timur laut dan lembah
kongo di Afrika.
6. Hutan Sabana
Hutan sabana terdapat di daerah-daerah dengan musim kemarau tropic yang
sangat panjag dan kering.
7. Hutan Mangrove
Mangrove adalah khas daerah tropis yang hidupnya hanya brkembang baik
pada
temperature
dari
190-40o.
hutan
mangrove
menangkap
dan
mengumpulkan sedimen yyang terbawa arus pasang surut dari daratan lewat
aliran sungai.
8. hutan Rawa
Hutannrawa Tuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Keanekaragaman
hewan pada hutan rawa sangat rendah, hanya ditemukan babi hutan, macammacam ular air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
d. Energi dalam Ekosistem
Piramida ini dianggap lebih baik dari pada piramida jumlah, karena
hubungan kuantitatf biomassa dapat telihat
3. Piramida Energy
Piramida energy berdasar atas kecepatan aliran energy dan tau
produktivitas
dan
dinyatakan
dalam
mg
berat
kering/m2/waktu.
Lingkungan hidup tidak dapat dielakkan dari azas ekologi yang membentuknya.
Berbagai asas yang dimaksud adalah :
1. Organisasi ekosistem.
Suatu ekosistem pada umumnya dihuni oleh mahluk hidup yang
mengelompok sebagai suatu populasi. Berbagai populasi yang bersama sama
menghuni suatu wilayah disebutkomunitas. Dalam konsep ekosistem,
komponen-komponen lingkungan hidup secara terpadu saling terkait dan
tergantung satu dengan lainnya didalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut
sebagai pendekatan yang holistic.
2. Sistem produksi, konsumsi dan dekomposisi
Sistem produksi dalam ekosistem erat hubungannya dengan daur materidan
daur energi. Produksi primer dari suatu sistem berasal dari proses
photosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan berhijau daun dengan pengikatan
energi yang berasal dari sinar matahari dalam bentuk karbohidrat.Tumbuhan
berhijau daun disebut produsen primer. Dalam proses daur materi dan energi
seterusnya produsen primer ini merupakan makanan konsumen primer, atau
produsen
sekunder
atauherbivore
yakni
hewan
pemakan
tumbuhan.
Selanjutnya konsumsi primer ini dapat menjadi mangsa (prey) dari konsumen
sekunder yang dapat pula disebut produsen tersier.
Baik produsen primer, sekunder atau predator dapat pula mengalami peruraian
perombakan atau dekomposisi menjadi bentuk bahan organik yang lebih
sederhana oleh mahluk hidup yang umumnya terdiri atas jasadrenik seperti
jamur, bakteri, cacing, dsb.
3. Rantai makanan
Rantai makanan menunjukkan hubungan makan memakan dalam sebuah
ekosistem. Satu organisme bergantung pada organisme lain yang lebih rendah
dalam rantai makanan. Semua organisme yang mengkonsumsi jenis makanan
yang sama di dalam rantai makanan berada dalam tahap tropis yang sama.
Jadi, tumbuhan (produsen utama) termasuk dalam tahap tropik yang pertama,
herbivore (konsumen utama) termasuk dalam tahap tropik kedua, karnivore
(konsumen sekunder) yang memakan herbivore termasuk dalam tahap tropik
ketiga dan karnivore sekunder (konsumen tersier ), yakni yang memakan
karnivore lain, termasuk dalam tingkat tropik keempat. Melalui rantai
makanan, energi dalam bentuk makanan berpindah dari organisme-organisme
dalam tahap tropik yang terakhir. Konsep jaring makanan sangat diperlukan
untuk memahami pentingnya memelihara keanekaan.
4. Materi dan energi
Dalam ekosistem materi akan mengalami daur, yang disebut sebagai daur
materi. Sedangkan energi akan mengalami aliran, jadi ada aliran energi.
Hukum yang sangat penting dalam daur materi dan aliran energi adalah
hukum termodinamika, yaitu :
a) energi tidak dapat diciptakan
atau
dihancurkan,
hanya
mengalami
3.8
Keberlanjutan pembangunan
Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan dasar dan
pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan.Perbincangan tentang lingkungan
pada dasarnya adalah perbincangan tentang mutu lingkungan, namun dalam perbincangan itu
apa yang dimaksud dengan mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan
dengan masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir. Secara sederhana
kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan
daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Berbagai
keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan
sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.
Indonesia adalah sebuah negara tropis yang kaya akan sumber daya alam melimpah ruahnya
sumber daya alam Indonesia sudah sangat terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan yang terjadi
di tanah air tercinta ini pun awalnya adalah perebutan akan potensi sumber daya alam ini.
Secara alami, kehidupan ini memang merupakan hubungan yang terjadi timbal balik antara
sumber daya manusia dan sumber daya alam (baik yang dapatdiperbaharui atau pun tidak).
Hubungan timbal balik tersebut pada akhirnya adalah penentu laju pembangunan. Faktorfaktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan pembangunan adalah lingkungan
sosial (jumlah, kepadatan, persebaran, dan kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan
sosial budaya, ekonomi, politik, teknologi, dan sebagainya. Sekian lama terkenalnya
Indonesia sebagai negara subur makmur dengan kondisi alam yang sangat mendukung
ditambah pula dengan potensi sumber daya mineral yang juga ternyata sangat melimpah ruah,
ternyata Indonesia sampai saat ini hanya bisa menjadi negara berkembang, bukan negara
maju. Banyak faktor yang kemudian menyebabkan Indonesia tidak kunjung menjadi negara
maju. Salah satunya adalah pengelolaan negara yang tidak profesional termasuk dalam hal
pengelolaan potensi alam. Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial
ekonomi, dan budaya yaitu :
1. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan
abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan
manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti
tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik
jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
2. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan
dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas
lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup
sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
3. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun
nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya.
Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan
juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian,
sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika
umat manusia. Proses pembangunan mempunyai akibat akibat yang lebih luas terhadap
lingkungan hidup manusia, baik akibat langsung maupun akibat sampingan seperti
pengurangan sumber kekayaan alam secara kuantitatif dan kualitatif, pencemaran biologis,
pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial budaya.
3.12 Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup oleh Proses
Pembangunan
Sebagaimana diarahkan dalam GBHN tahun 1988, pembangunan industri merupakan
bagian darai pembangunan ekonomi jangka panjang untuk mencapai struktur ekonomi
yang semakin seimbang dan sektor industri yang semakin maju dan didukung oleh
sektor pertanian yang tangguh. Selanjutnya digariskan pula bahwa proses
industrialisasi harus mampu mendorong berkembangnya industri sebagai penggerak
utama pertumbuhan ekonomi, pencipta lapangan kerja baru, sumber peningkatan
ekspor dan penghematan devisa, penunjang pembangunan daerah, penunjang
pembangunan sektor-sektor lainnya sekaligus sebagai wahana pengembangan dan
penguasaan teknologi. Industrialisasi merupakan pilihan bagi bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya, hal tersebut antara lain disebabkan oleh
terbatasnya lahan pertanian. Industrialisasi merupakan jawaban terhindarnya tekanan
penduduk terhadap lahan pertanian. Mendapat perhatian ialah bahwa industri
merupakan salah satu sector pembangunan yang sangat potensial untuk merusak dan
mencemari lingkungan, apabila hal ini tidak mendapat perhatian yang serius maka ada
kesan bahwa antara industri dan lingkungan hidup tidak berjalan seiring, dalam arti
semakin maju industri akan semakin merusak lingkungan hidup tersebut. Kegiatan
pembangunan industri menimbulkan dampak-dampak negative diantaranya :
1. Pandangan yang kurang menyenangkan pada wilayah industri
2. Penurunan nilai tanah di sekitar industri bagi pemukiman
3. Timbul kebisingan oleh pengoperasian peralatan
4. Bahan-bahan buangan yang dikeluarkan industri dapat mengganggu atau mengotori
udara, air dan tanah
5. Perpindahan penduduk yang dapat menimbulkan dampak sosial
6. Hasil produksi industri dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat
7. Timbulnya kecemburuan sosial
Dampak tersebut sudah akan terjadi sejak perencanaan atau eksplorasi suatu industri,
dan dapat terus berlanjut pada tahapan konstruksi maupun operasinya. Pembangunan
industri terutama pada awal perencanaan harus sudah memperhatikan faktor
lingkungan. Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
suatu lokasi dapat menggunakan istilah Industrial Estate atau Industrial Park, harus
memenuhi 2 ciri utama, yaitu :
a. Lahan yang disiapkan sudah dilengkapi prasarana dan sarana penunjang
b. Terhadap lahan yang dipersiapkan tersebut terdapat suatu badan/manajemen
pengelola yang telah memiliki izin usaha sebagai Kawasan Industri
A. Tujuan Pengembangan Kawasan Industri
1. Pengembangan Kawasan Industri dimaksudkan untuk mendorong
pertumbuhan sektor industri lebih terarah, terpadu dan memberikan hasil guna
yang lebih optimal bagi daerah dimana kawasan industri berlokasi. Beberapa
aspek penting yang menjadi dasar konsep pengembangan kawasan industri
antara lain adalah efisiensi, tata ruang dan lingkungan hidup.
2. Aspek efisiensi merupakan satu dasar pokok yang menjadi landasan
pengembangan kawasan industri. Melalui pembangunan kawasan industri
maka bagi investor pengguna kapling industri (user) akan mendapatkan lokasi
kegiatan industri yang sudah baik dimana terdapat beberapa keuntungan
seperti bantuan proses perijinan, ketersediaan infrastruktur yang lengkap,
keamanan dan kepastian tempat usaha yang sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Daerah. Sedangkan dari sisi pemerintah daerah, dengan konsep
pengembangan kawasan industri, berbagai jaringan infrastruktur yang
disediakan ke kawasan industri akan menjadi lebih efisien karena dalam
perencanaan infrastruktur kapasitasnya sudah disesuaikan dengan kegiatan
industri yang berada di kawasan industri.
Bilamana ada jaminan permintaan penyediaan infrastruktur yang pasti, jelas
akan
meyakinkan
bagi
penyedia
infrastruktur
membangun
dan
menyediakannya.
3. Dari aspek tata ruang, dengan adanya kawasan industri maka masalah-masalah
konflik penggunaan lahan akan dapat dihindari. Demikian pula, bilamana
kegiatan industri telah dapat diarahkan pada lokasi peruntukannya, maka akan
lebih mudah bagi penataan ruang daerah, khususnya pada daerah sekitar lokasi
kawasan industri. 4. Dari aspek lingkungan hidup, konsep pengembangan
kawasan industri jelas mendukung peningkatan kualitas lingkungan, daerah
secara menyeluruh. Dengan dikelompokkan kegiatan industri pada satu lokasi
pengelolaan maka akan lebih mudah menyediakan fasilitas pengolahan limbah
dan juga pengendalian limbahnya. Sudah menjadi kenyataan bahwa
pertumbuhan industri secara individual memberikan pengaruh besar terhadap
kelestarian lingkungan karena tidak mudah untuk melakukan pengendalian
Negara,
termasuk
Indonesia.
Pada
dasarnya,
pengertian
Pembangunan
Berkelanjutan adalah :Pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia
pada saat ini tanpa menurunkan potensi pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia di masa
mendatang. Pengertian yang lebih operasionil, dalam Pembangunan Bekelanjutan, semua
pengambilan keputusan sejak dari tingkat kebijaksanaan sampai pada tahap pasca proyek
perlu menggunakan pertimbangan pelestarian fungsi lingkungan secara kontinu dan
konsekuen.E. Konsepsi Pembangunan Industri berwawasan Lingkungan1. Pengertian atau
batasan dari pembangunan industri berwawasan lingkungan berinduk dari batasan/pengertian
dari pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), yang oleh The World
Commision on Environment and Development sering dirumuskan sebagai proses
pembangunan
yang
dapat
memenuhi
mengesampingkan/mengorbankan
kebutuhan
kemampuan
generasi
masa
generasi-generasi
sekarang
mendatang
tanpa
dalam
mencakup pengertian :
Keadilan dalam memikul beban/pengorbanan maupun menikmati manfaatnya.
Keadailan dalam menikmati kesejahteraan dari hasil pembangunan antara
negara-negara industri maju yang telah banyak mengambil manfaat dari
eksploitasi sumber alam di bumi dan telah banyak membebani lingkungan
konsekuen.
Pencegahan dampak diutamakan dari pada penanggulangannya.
Pada pemanfaatan teknologi, perlu digunakan teknologi yang mendukung
produksi bersih. Dalam produksi, perlu diusahakan agar limbah/emisi tidak
dihasilkan. Bila limbah/emisi dihasilkan, perlu diminimisasi intensitas dan
jumlahnya dan didaur ulang. Limbah/emisi yang dibuang ke lingkungan tidak
mengatasinya.
Lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak setiap orang. Oleh karena
itu setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam
pengendalian dampak. Sehubungan dengan ini maka informasi tentang
Dari pihak industri sendiri, penerapan kebijaksanaan ini adalah dalam bentuk :
1. Pada tahap perencanaan
usaha.
Dalam memilih teknologi perlu diutamakan teknologi bersih.
Semua dampak penting yang mungkin timbul perlu diantisipasi.
3. Komunikasi
Penanggung
jawab
usaha
perlu
melakukan
pemantauan
dan
No
1
Perundangan/Peraturan
Undang-undang no.
Tentang/Perihal
5 Konservasi SDA hayati &
tahun 1990
Undang-undang
ekosistemnya
no.
24
no.
32
tahun 1992
Undang-undang
tahun 2009
9
10
11
Kep.
MENLH
Penataan ruang
Perlindungan
pengelolaan
dan
lingkungan
hidup
Pengendalian pencemaran
air
Pengelolaan limbah B3
Pengendalian
dan
perusakan laut
Pengendalian pencemaran
udara
Ambang Batas (AB) emisi
no.
12
MENLH
no.
bermotor
13 AB emisi sumber tidak
tahun 1995
Kep. MENLH
no.
bergerak
51 Baku mutu limbah cair
tahun 1994
Kep.
tahun 1995
Kep.
MENLH
no.
tahun 1996
42
gas
buang
kendaraan
industri
Baku mutu limbah cair
kegiatan minya dan gas
serta panas bumi
proyek
(industri,
pertambangan,
RS
dll)
yang
berpotensi
PT. NMR menandatangani kontrak karya dengan Pemerintah Republik Indonesia pada
tanggal 6 November 1986 melalui surat persetujuan Presiden RI No. B-3/Pres/11/1986. Jenis
bahan galian yang diijinkan untuk di olah adalah emas dan mineral lain kecuali migas,
batubara, uranium, dan nikel dengan luas wilayah 527.448 hektar untuk masa pengolahan
selama 30 tahun terhitung mulai 2 Desember 1986. Tahap produksi diawali pada Juli 1995
dan pengolahan bijih dimulai Maret 1996. Dalam tahap eksplorasi, PT. NMR menemukan
deposit emas pada tahun 1988. Kemudian kegitan penambangan akan direncanakan dengan
luas 26.805,30 hektar yang akan dilakukan di Messel, Ratatotok kecamatan Ratatotok
kabupaten Minahasa yang berjarak 65 mil barat daya Manado atau 1.500 mil timur laut
Jakarta.
Pencemaran dan Dampak akibat kegiatan penambangan PT. NMR terjadi mulai tahun 1996
1997 dengan 2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT. NMR ke perairan di
Teluk buyatyang di mulai sejak Maret 1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut,
terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter. Nelayan setempat sangat memprotes
buangan limbah tersebut. Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati puluhan bangkai ikan
mati mengapung dan terdampar di pantai. Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung
sampai Oktober 1996. Kasus ini terulang pada bulan juli 1997. Kematian ikan-ikan yang mati
misterius ini, oleh beberapa nelayan dan aktivis LSM di bawa ke laboratorium Universitas
Sam Ratulangi Manado dan Laboratorium Balai Kesehatan Manado, tetapi kedua
laboratorium tersebut menolak untuk meneliti penyebab kematian ikan-ikan tersebut. Hal
yang sama PT. NMR berjanji untuk membawa contoh ikan mati tersebut ke Bogor dan
Australia untuk diteliti tetapi dalam kenyataannya penyebab kematian dan terapungnya
ratusan ikan tersebut belum pernah di sampaikan pada masyarakat. Padahal PT. NMR sendiri,
mulai melakukan analisis dalam daging dan hati beberapa jenis ikan di Teluk buyatsejak 1
November 1995. Ini rutin tercatat setiap bulannya.
Kemudian pada tanggal 19 juni 2004, Yayasan Suara Nurani (YSN) dengan dr. Jane
Pangemanan, Msi bersama-sama dengan 8 mahasiswa Pasca Sarjana Kedokteran jurusan
Kesehatan Masyarakat melalui Program Perempuan, melaksanakan kegiatan program
pengobatan gratis untuk warga korban tambang khususnya di Buyat pante (Lakban)
Ratatotok Timur Kab. Minahasa Selatan, dan dari hasil pemeriksaan tersebut menyatakan
bahwa 93 orang yang diteliti menunjukkan keluhan atau penyakit yang diderita seperti sakit
kepala, batuk, beringus, demam, gangguan daya ingat, sakit perut, sakit maag, sesak napas,
gatal-gatal dan lain-lain. Diagnosa yang disimpulkan oleh dr Jane Pangemanan, adalah warga
Buyat Pantai menderita keracunan logam berat. Keracunan yang di derita warga desa Buyat
Pantai ini, ternyata sudah dibuktikan oleh penelitian seorang Dosen Fakultas Perikanan Ir.
Markus Lasut MSc, dimana pada bulan Februari 2004, dari hasil penelitian terhadap 25 orang
(dengan mengambil rambut warga) terbukti bahwa, 25 orang tersebut sudah ada kontaminasi
merkuri dalam tubuh mereka. Polemik tentang Penyakit akibat limbah NMR ini berkembang
menjadi tajam, karena pihak Pemerintah dan Dinas Kesehatan terang-terangan membela PT.
NMR dengan mengatakan tidak ada pencemaran.
Kemudian pihak pemerintah didalamnya Menteri Negara Lingkungan Hidup menyelesaikan
permasalahan ini memalui jalur non litigasi terhadap PT. NMR dengan meminta ganti
kerugian sebesar 124 juta dolar AS sebagai ganti rugi akibat turunnya mutu lingkungan dan
kehidupan warga Buyat yang menjadi korban akibat kegiatan tambang newmont. Pihak PT.
NMR hanya sanggup membayar 30 juta dolar AS, dan penyelesaian melalui jalur non litigasi
tersebut pun dianggap sebagai jalan keluar yang tepat. Namun pada tahun 2005 kasus ini
masuk ke jalur pidana, dimana surat pelimpahan perkara dari Kejaksaan Negeri Tondano atas
perkara No. Reg. B1436R112. TP207/2005 yang diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri
Manado pada tanggal 11 Juli 2005 dan hal ini telah sesuai berdasarkan Keputusan Ketua
Mahkamah Agung RI No. KMA033/SK04/2005 yang menyatakan bahwa kewenangan
mengadili dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Manado.
3.2. Pembahasan Kasus
Kasus pencemaran perairan Teluk Buyat oleh PT. Newmont Minahasa Raya apabila dilihat
dari aspek hukum administrasi, maka langkah-lanhkah yang harus dilakukan adalah :
Dilakukannya penyelidikan kasus dengan pengambilan sampel air limbah yang dihasilkan
oleh PT. NMR dan sampel pada perairan yang tercemar, setelah itu di analisis oleh Dinas
terkait dalam hal ini bisa dilakukan oleh Baban pengolahan lingkungan daerah Sulawesi
Utara ataupun Dinas kesehatan daerah di sana. Hasil uji sampel yang diperoleh, apabila
parameter air limbah pada sampel limbah cair di PT. NMR sama dengan parameter air limbah
pada sampel air yang tercemar, pemerintah dapat menjerat PT.NMR dengan perkara
pelanggaran perizinan yaitu berupa pelanggaran terhadap syarat izin usaha yang
diindikasikan dengan pelanggaran terhadap RKL/RPL, pelanggaran terhadap izin pengolahan
tailing sebagai limbah B3 dan pelanggaran izin pembuangan limbah tambang ke laut.
Dari pelangaran-pelanggaran diatas maka pemerintah wajib mengeluarkan sangsi berupa
teguran tertulis. Dalam kurun waktu maksimal tiga bulan apabila belum ada perbaikan maka
pemerintah dapat memberikan sangsi yang kedua yaitu berupa pencabutan izin pengoprasian
peralatan pabrik, dan paksaan untuk mengatasi pencemaran lingkungan perairan di Teluk
Buyat.
Dalam kurun waktu tertrntu apabila PT. NMR tidak melakukan upaya dalam memperbaiki
kualiatas perairan Teluk Buyat yang mana ditentukan pemerintah terkait, maka pemerintah
dapat melakukan pencabutan izin beroperasi dan paksaan untuk memperbaiki pencemaran
lingkungan perairan di Teluk Buyat serta uang paksa untuk mengganti kerugian kesehatan
masyarakat minahasa Sulawesi Utara yang diakibatkan oleh pencemaran air limbah PT.NMR.
Bila PT.NMR masih tetap beroperasi maka perkara ini beralih menjadi perkara pidana yang
nama diselesaikan dipengadilan.
BAB III
Secara umum, PT. Dirgantara Indonesia memiliki tiga masa sejarah utama, yaitu masa
perintisan, masa pendirian, dan masa pengembangan. Berikut penjelasan tiga masa tersebut
secara lebih rinci :
1. Masa Perintisan (Preparation) Pada tahun 1976, didirikan LIPNUR (dirintis Nurtanio
Pringgoadisuryo tahun 1953) dengan produk Gelatik (Wilga) lisensi Polandia dan pesawat
latih ringan LT200. Pada Januari 1974, persiapan pendirian industri pesawat terbang,
dibentuk Divisi Advanced Technology Penerbangan Pertamina (ATTP). Selanjutnya pada
September 1974, Divisi ATTP kerjasama lisensi dengan MBB-Jerman untuk memproduksi
BO-105 dan CASA-Spanyol C-212.
2. Masa Pendirian (Established) Pada 15 April 1976 dikeluarkan PP No.12 yang mengatur
persiapan pendirian industri pesawat terbang gabungan-aset Divisi ATTP, Pertamina dengan
aset Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio/LIPNUR, TNI-AU. Lalu pada 28 April 1976,
berdasarkan Akte Notaris No.15, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio didirikan.
Selanjutnya pada 23 Agustus 1976, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio (PT. Nurtanio)
diresmikan oleh presiden. Perusahaan ini didukung oleh 860 karyawan yang menerapkan
konsep transformasi teknologi dan industri dengan filosofi Bermula di akhir, berakhir di
awal.
3. Masa Pengembangan (Developed)
Pada tahun 1986, melalui Kepres RI No. 5 tahun 1986 dan RUPS luar biasa tanggal 8 April
1986, dilakukan perubahan nama PT. Nurtanio menjadi IPTN (PT. Industri Pesawat Terbang
Nusantara). Lalu pada 24 Agustus 2000, nama IPTN berubah lagi menjadi PT. Dirgantara
Indonesia yang diresmikan oleh presiden
4.2
Diawali dengan membangun dasar penguasaan teknologi melalui lisensi, perusahaan industri
yang berdiri pada 23 Agustus 1976 ini, memproduksi hellikoter dan pesawat terbang: NBO105, Superpuma NAS-332, NC-212; dan tiga tahun kemudian mengintegrasikan teknologi,
PT Dirgantara Indonesia bersama CASA merancang dan memproduksi CN-235. Kemudian
dalam rangka memantapkan kehadirannya dalam masyarakat industri kedirgantaraan dunia
serta meningkatkan kemampuan sebagai industry pesawat terbang, kerja sama internasional
ditandatangani, antara lain dengan Boeing Company, menghasilkan komponen pesawat
Boeing, dengan Bell Helicopter Textron, memproduksi NBELL-412. Selanjutnya, dengan
penguasaan teknologi serta keahlian yang terus berkembang, Dirgantara Indonesia merancang
bangun N250, generasi pesawat penumpang subsonic dengan daya angkut 64-68 penumpang
dengan fly by wire system. Prototype pertamanya telah berhasil diterbangkan pertama
kalinya, pada tanggal 10 Agustus 1995, dan telah menjalani sekitar 600 jam uji terbang.
Kemudian diteruskan dengan mengembangkan N2130 pesawat jet transonic dengan inovasi
baru, dalam tahap preliminary design. Namun, kedua program tersebut terhenti adanya
kendala pendanaan. Pada tahun 1998, sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter pada
tahun sebelumnya, industri ini mempersiapkan paradigma baru. Melalui paradigma ini, PT
Dirgantara Indonesia lebih berorientasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi yang telah
diserap selama tiga windu, sebagai ujung tombak dalam menghasilkan produk dan jasa. Kini,
PT Dirgantara Indonesia telah berhasil sebagai industri manufaktur dan memiliki diversifikasi
produknya, tidak hanya bidang pesawat terbang, tetapi juga dalam bidang lain, seperti
teknologi informasi, telekomunikasi, otomotif, maritime, militer, otomasi dan kontrol,
minyak dan gas, turbin industri, teknologi simulasi, dan engineering services. Pada awal
tahun 2004, program restrukturisasi perusahaan yang mencakup reorientasi bisnis dan
penataan ulang SDM digulirkan, postur karyawan menyusut dari 9670 menjadi sekitar 3500
orang dan Dirgantara Indonesia memfokuskan bisnisnya dari 18 menjadi 5 satuan uasaha
yang meliputi:
- Aircraft
- Aerostructure
- Aircraft services
- Defence
- Engineering services
Dengan demikian diharapkan industri ini menjadi institusi bisnis yang adaptif
dan efisien.
4.3
Visi perusahaan ini adalah menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri dirgantara yang
berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global dengan
mengandalkan keunggulan biaya. Misi perusahaan ini adalah menjalankan usaha dengan
selalu berorientasi pada aspek bisnis dan komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa
yang memiliki keunggulan biaya. Sebagai pusat keunggulan di bidang industri dirgantara,
terutama dalam rekayasa, rancang bangun, manufaktur, produksi, dan pemeliharaan untuk
kepentingan komersial dan militer dan juga untuk aplikasi di luar industri dirgantara. Selain
itu misi perusahaan ini adalah menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industry
global yang mampu bersaing dan melakukan aliansi strategis dengan industri dirgantara kelas
dunia lainnya.
4.4
2. Pre-cutting shop
Bahan baku yang sudah diinspeksi dikirim ke bagian pemotongan awal disertai jobcard yang
tersedia. Proses ini dilaksanakan dengan tujuan antara lain untuk menghemat bahan baku
yang diproses, memudahkan prosedur pelaksanaan, dan memudahkan pengontrolan bahan.
Bahan baku yang telah dipotong diperiksa kembali oleh Quality Assurance lalu dikirim ke
Detail Part Manufacturing untuk diperiksa lebih lanjut.
3. Detail Part Manufacturing
Proses ini terdiri dari beberapa bagian besar , seperti sheet metal shop, machining shop, serta
composite dan bonding shop. Pembuatan komponen dilakukan dengan proses pemesinan dan
hard atau manual forming. Bahan baku berupa sheet metal dibentuk di bagian sheet metal
shop dengan menggunakan bantuan mesin berteknologi tinggi seperti strecth forming
machine atau rubber press machine, atau cukup dengan hydraulic press bahkan manual
forming. Bahan baku aluminium yang berupa blok tebal dipotong dan dibentuk dengan
mesin-mesin yang menggunakan program komputer (TNC dan CNC Machines) agar lebih
akurat dan cepat di machining shop, sedangkan komponen nonmetal lainnya dibuat di
composite dan bonding shop.
4. Surface Treatment
Surface treatment adalah proses khusus dalam rangkaian pembuatan komponen yang
menggunakan proses kimiawi, seperti chemical milling, galvanisasi, chromatitation,
anodizing, dan lain-lain. Selain itu, agar komponen pesawat terbang lebih tahan terhadap
korosi, di proses ini juga dilakukan proses oxidizing.
5. Preliminary Painting
Preliminary painting adalah proses pengecatan dasar dari semua komponen yang sudah
dibuat dan dibentuk, sebelum komponen tersebut dikirim ke bagian perakitan rotary wing
atau fixed wing.
6. Rotary Wing
Perakitan helikopter (NAS-332/NBELL-412/NBO-105), termasuk pemasangan engine,
sistem elektrik, sistem avionic, interior, dan sebagainya. Perakitan disesuaikan dengan misi
dan fungsi pesawat, atau kebutuhan pesanan.
7. Fixed Wing
Perakitan pesawat bersayap tetap (CN-235/NC-212) termasuk pemasangan engine, sistem
elektrik, sistem avionic, interior, dan sebagainya. Perakitan disesuaikan dengan misi dan
fungsi pesawat, atau kebutuhan pesanan. Pada gambar 3.2 dapat dilihat skema proses
produksi pesawat terbang.
4.5
Satuan Usaha
1. Aircraft
Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer, dan
juga misi khusus.
- NC-212
Pesawat berkapasitas 19-24 penumpang, dengan beragam versi, dapat lepas landas dan
mendarat dalam jarak pendek, serta mampu beroperasi pada landasan rumput, tanah, atau
lainnya (unpave run way).
- CN-235
Pesawat angkut komuter serba guna dengan kapasitas 35-40 penumpang ini, dapat digunakan
dalam berbagai misi, dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek dan mampu
beroperasi pada landasan rumput, tanah, es, atau lainnya (unpave run way).
- NBO-105
Helicopter multi guna ini mampu membawa 4 penumpang, sangat baik untuk berbagai
macam misi, mepunyai kemampuan hovering dan maneuver dalam situasi penerbangan
apapun.
- Superpuma NAS-332
Helicopter modern ini mampu membawa 17 penumpang yang dilengkapi dengan aplikasi
multi misi yang aman dan nyaman.
- NBELL-412
Helicopter yang mampu mebawa 13 penumpang ini memiliki prioritas rancangan yang
rendah resiko, keamanan yang tinggi, biaya perawatan dan biaya operasi yang rendah.
2. Aerostructure
Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan tinggi dalam
manufaktur pesawat, dilengkapi pula dengan fasilitas manufaktur dengan kecepatan tinggi
(high precision), seperti mesin-mesin canggih, bengkel sheet metal dan welding atau
pengelasan, composite dan bonding center, jig dan tool shop, calibration, testing equipment
dan quality inspection (peralatan test dan uji kualitas), pemeliharaan, dan sebagainya. Bisnis
satuan usaha aerostructure meliputi:
- Pembuatan komponen aerostructure (machined parts, sub-assembly, dan assembly). Pengembangan rekayasa (engineering package) dan komponen aerostructure yang baru.
- Perancangan dan pembuatan alat-alat (tooling design dan manufacturing) Memberikan
program-program kontrak tambahan (subcontract programs) dan offset, untuk Boeing, Airbus
Industries, BAe system, Korean Airlines Aerospace Division, Mitsubishi Heavy Industries,
dan AC CTRM Malaysia.
3. Aircraft services
Dengan keahlian dan pengalaman bertahun-tahun, Unit Usaha Aircraft Services menyediakan
servis pemeliharaan pesawat dan helikopter berbagai jenis, yang meliputi penyediaan suku
cadang, pembaruan dan modifikasi struktur pesawat, pembaruan interior, maintenance, dan
overhaul.
4. Defence
Dilengkapi dengan peralatan perancangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji berteknologi
tinggi, serta tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman standar Internasional, Satuan
Usaha Engineering Services siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering.
5. Engineering services
Bisnis utama Satuan Usaha Defence terdiri dari produk-produk militer, perawatan,
perbaikan, pengujian, dan kalibrasi baik secara mekanik maupun elektrik dengan tingkat
akurasi yang tinggi, integrasi alat-alat perang, produksi beragam sistem senjata yang meliputi
FFAR 2,75 rocket, SUT Torpedo, dan lain-lain.
4.6
Tujuannya agar visi dan misi Perusahaan dapat diwujudkan melalui perilaku bisinis yang
efisien, efektif, ekonomis dan bebas dari KKN serta dapat diterima secara etis.
2. Divisi Pengamanan
Divisi Pengamanan mempunyai fungsi dan tugas pokok melaksanakan kegiatan pengamanan
di kawasan perusahaan baik berupa pengamanan Personil, Materiil, Instalasi maupun
pengamanan informasi atau dokumen baik Safety & Security yang dilakukan secara preventif
maupun represif dengan tujuan untuk mengadakan pencegahan (Loss Prevention & Plant /
Crime Protection), serta pencarian dan penyelamatan (SAR) dan Pemadam Kebakaran dari
usaha-usaha atau tindakan pihak lain yang dapat merugikan perusahaan serta menciptakan
lingkungan perusahaan yang aman, tertib dan teratur.
3. Satuan Pengawasan Intern (Pi)
a. Melaksanakan kegiatan assurance dan konsultatif yang independen dan obyektif, dirancang
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui suatu
pendekatan yang sistematis dan teratur, mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
pengelolaan risiko-risiko, pengendalian internal dan proses governance. Oleh karena itu,
Satuan Pengawasan Intern dapat memberikan bantuan kepada pimpinan unit ogrnisasi dan
pimpinan perusahaan melalui analisa, penilaian dan rekomendasi mengenai aktivitas yang
dinilai atau direview.
b. Menjadi mitra Komite Audit Komisaris Perusahaan dan Eksternal Auditor
4. Divisi Perencanaan Dan Pengembangan Perusahaan
a. Menyusun Rencana Strategis Perusahaan (RSP) untuk 10 tahun dan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan untuk 5 tahun ke depan yang adaptif terhadap perubahan lingkungan
b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahunan
c. Melakukan pengendalian anggaran melalui Rencanan Kerja dan Anggaran (RKA)
unit organisasi
d. Melakukan evaluasi Kinerja Perusahaan, mengidentifikasi alternatif tindakan
stratejik atas kesenjangan performansi terhadap rencana yang telah ditetapkan
e. Menyusun Laporan Manajemen secara periodik dan tahunan (un-audit & Audited) atas
realisasi kinerja usaha
f. Menyusun Laporan hasil kajian bisnis korporasi sesuai kebutuhan Direksi, Komisaris dan
Pemegang Saham serta pihak-pihak yang berkepentingan
g. Melaksanakan pembinaan serta mengevaluasi kinerja Anak Perusahaan dan Perusahaan
Patungan
h. Merencanakan, mengevaluasi dan mengelola portfolio bisinis perusahaan seperti
mengembangkan bisnis perusahaan
i. Memfasilitasi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan manajemen risiko perusahaan
5. Asisten Direktur Utama Bidang Sistem Manajemen Mutu Perusahaan
Mewakili Direktur Utama untuk mengkoordinasikan dan memonitor pelaksanaan fungsifungsi quality yang ada di Perusahaan agar mampu memenuhi persyaratan para pelanggan,
sehingga mutu dapat menjadi salah satu citra diri Perusahaan yang dikenal secara positif dan
meluas di dunia industri penerbangan domest ik dan internasional
6. Direktorat Aerostructure
a. Menentukan kebijakan (policy) dan strategi (strategy) dalam pengeolaan portfolio bisnis
jasa manufacture untuk pembuatan detail part & komponen pesawat terbang dan helikopter
serta komponen untuk keperluan industri, baik hasil rancang bangun sendiri, maupun di
bawah lisensi, termasuk layanan purna jualnya, untuk memperoleh keuntungan Perusahaan
yang optimal
b. Melaksanakan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah diterapkan oleh Perusahaan sesuai bidang usahanya
Divisi Integrasi Usaha Aerostructure
a. Menyiapkan rencana strategis pengembangan usaha Aerostructure berdasarkan kajian pasar
sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan
b. Mengelola, mengintegrasikan dan melaksanakan aktifitas penjualan, pemasaran,
pengelolaan program/proyek dan perencanaan produksi untuk menjamin tercapainya target
kontrak dan penjualan yang diterapkan Perusahaan
c. Membangun dan memelihara relasi dengan pelanggan dan kompetitor untuk menjamin
kesinambungan pertumbuhan usaha
d. Membangun konsep dan kompetensi pengelolaan program/proyek sebagai bagian strategis
dari pengembangan usaha Aerostucture
e. Mengintegrasikan perencanaan penjualan dengan pengelolaan produksi untuk menjamin
ketepatan delivery produk dan optimalisasi penggunaan kapasitas dan kendali produksi
7. Divisi Operasi Aerostructure
Mengelola dan mengembangkan semua sumber daya yang tidak hanya memproduksi detail
part & komponen pesawat terbang dan helikopter serta komponen keperluan industri dengan
High Quality Product akan tetapi juga mampu menghasilkan produk dengan keunggulan
biaya (low cost) & penyerahan tepat waktu (on time delivery) guna memelihara pencapaian
target produksi & penjualan yang telah ditetapkan oleh organisasi dan perusahaan.
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan semua kegiatan operasi yang berkaitan
dengan proses pembuatan detail part & komponen pesawat terbang dan helikopter serta
komponen keperluan industri termasuk mengelola pemeliharaan semua fasilitas dan utiliyas
produksi di Aerotructure. Mengelola kegiatan pengendalian produksi dalam rangka menjamin
penyelesaian proses pembuatan produk dan komponen pesawat terbang dengan lead time
manufacturing yang sesuai dengan perencanaan produksi yang telah ditetapkan. Mengelola
kegiatan proses pembuatan detail part/ komponen yang meliputi proses machining, metal
forming, welding, heattreatment, surface treatment, bonding & composite, dan assembly
Aircraft. Mengelola kegiatan proses pembuatan alat bantu yang digunakan dalam proses
pembuatan detail parts maupun major assembly komponen pesawat terbang yang meliputi
pembuatan detail part tools, sub-assembly tool, jig serta alat bantu produksi lainnya.
Mengelola kegiatan maintenance seluruh fasilitas produksi, inspection dan laboratory testing
serta fasilitas/ utilitas pendukung lainnya dalam rangka untuk menjamin fasilitas dan
production readiness dalam rangka memenuhi target produksi dan delivery program-program
terkontrak di Direktorat Aerostructure.
8. Divisi Rekayasa Aerostructure
a. Mengelola semua kegiatan Rekayasa Manufaktur yang meliputi perencanaan prosesm NC
Programming dan Sistem Informasi Produksi, dengan sasaran tercapainya kelancaran kerja
dan kualitas pekerjaan serta jadwal yang telah ditetapkan serta mencari dan mengolah semua
mewujudkan misi perusahaan pada posisi mampu bersaing di pasar global sebagai industri
manufaktur regional
d. Merencanakan, menyusun sistem dan prosedur Sumber Daya Manusia sesuai postur bisnis
Direktorat Aerostructure
e. Merencanakan, menyusun sistem dan prosedur pengadaan material sesuai peraturan dan
kebijakan perusahaan
f. Merencanakan, menyusun, memelihara prosedur, sistem akuntansi dan kebijakan akuntansi
sesuai perkembangan proses bisnis perusahaan
g. Mengimplementasikan serta mengendalikan pelaksanaan prinsip-prinsip akuntansi yang
ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam proses pencacatan akuntansi
h. Menyajikan Laporan Keuangan Direktorat Aerostructure secara periodik sesuai dengan
kaidah akuntansi umum
i. Mengelola aset yang dialokasikan Perusahaan secara efisiensi dan efektif
10. Divisi Pemasaran Dan Penjualan Aircraft Integration
Melakukan pemasaran dan penjualan pesawat terbang dan helikopter, termasuk Product
Support dan jasa-jasa lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan, harga yang kompetitif, memenuhi standard kualitas yang
dipersyaratkan dan dapat diserahkan tepat waktu serta dengan biaya operasi yang
optimum
11. Divisi Operasi Aircraft Integration
Melaksanakan pembuatan pesawat terbang dan helikopter yang memenuhi standard kualitas
dipersyaratkan, memenuhi kebutuhan pelanggan, diserahkan tepat waktu serta dengan biaya
produksi dan operasi yang optimum
12. Divisi Logistik & Dukungan Pelanggan
a. Melaksanakan kebijakan perusahaan dalam hal logistik di lingkungan Direktorat Aircraft
Integration
b. Merencanakan dan melaksanakan strategi, kebijakan dan prosedur logistik material serta
dukungan terhadap pelanggan yang memenuhi standar QCD (Quality, Cost and Delivery)
sesuai dengan tingkat perkembangan industri pesawat terbang yang bertaraf internasional
c. Mengembangkan, memelihara dan meningkatkan sistem logistik material dan dukungan
terhadap pelanggan untuk membawa perusahaan menjadi perusahaan kelas dunia dan
profesional serta menjamin kepuasan pelanggan
d. Mengembangkan, memelihara dan meningkatkan hubungan kerja dengan
pemasok maupun pelanggan dari luar maupun dari dalam perusahaan
13. Asisten Direktur Bidang Pengembangan Produk Strategis
a. Sebagai pusat pengembangan, rekayasa dan rancang-bangun pesawat terbang model baru
(new model of aircraft) produk PT. Dirgantara Indonesia, hingga memperoleh suatu Type
Certificate dari Badan Otoritas Sertifikasi Kelaikan Udara Sipil dan Militer, baik domestik
maupun internasional
b. Sebagai pusat pengembangan, rekayasa dan rancang-bangun pesawat terbang model
turunan (derivate aircraft) dan kustomisasi khusus (special customization) produk PT.
Dirgantara Indonesia, hingga memperoleh suatu Amandement/Supplement Type Certificate
dari Badan Otoritas Sertifikasi Kelaikan Udara Sipil dan Militer, baik domestik maupun
internasional
c. Sebagai pusat penyelesaian masalah-masalah yang berkaitan dengan aktivitas untuk
mempertahankan kelangsungan layak-udara (continued airworthiness) bagi produk-produk
hasil rancang bangun PT. Dirgantara Indonesia
d. Sebagai pusat pengelolaan dokumentasi pengembangan, rekayasa dan rancangbangun
pesawat terbang PT. Dirgantara Indonesia
14. Divisi Pusat Bisnis Teknologi
Mengelola dan mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan bisnis teknologi di lingkungan
Direktorat Teknologi dan Pengembangan agar keunggulan bersaing perusahaan dapat dicapai
dan dipertahankan
15. Divisi Pusat Uji Terbang
a. Melaksanakan pengujian pesawat udara secara komprehensif dengan tata cara yang
mengoptimalkan uji darat dengan uji terbang sehingga dicapai pelaksanaan yang aman,
efisien dan memenuhi persyaratan QCD (Quality, Cost, Delivery) dari pelanggan
b. Merancang, mengembangkan dan menetapkan program uji pada hasil rancang bangun
pesawat udara yang melingkupi pengujian di darat dan pengujian terbang untuk mendapatkan
sertifikasi
c. Merancang bangun dan menjaga kesiapan piranti lunak, piranti keras dan fasilitas sistem
pendukung uji untuk menunjuang proses kegiatan uji darat dan uji terbang
d. Mengembangkan dan menjaga kesiapan sumber daya manusia yang berkompetensi untuk
melaksanakan pengujian pesawat udara
16. Divisi Keselamatan Dan Sertifikasi
Menjamin terpenuhinya seluruh regulasi, standar, persyaratan dan prosedur yang terkait
dengan aspek-aspek keselamatan penerbangan, sertifikasi rancang bangun produk
aeronautika, produk pertahanan dan produk non-aeronautika, sertifikasi organisasi rancang
bangun, serta sertifikasi sistem manajemen jaminan mutu hingga diperolehnya sertifikasi dari
Badan Otoritas Sertifikasi Nasional & Internasional, baik sipil maupun militer, dan/atau
penerimaan dari pelanggan
17. Divisi Akuntansi
a. Merencanakan, menyusun, memelihara prosedur, sistem informasi dan aplikasi keuangan
dan akuntansi serta kebijakan akuntansi sesuai perkembangan proses bisnis perusahaan
b. Mengiplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan prinsip-prinsip akuntansi oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dalam proses pencatatan akuntansi
c. Menyajikan laporan keuangan Perusahaan secara periodik yang sesuai dengan norma/
kaidah-kaidah akuntansi umum
d. Memelihara dan menjaga sistem informasi dan aplikasi keuangan dan akuntansi dalam
mendukung kegiatan operasi perusahaan
18. Divisi Sumber Daya Manusia
Melaksanakan kebijakan perusahaan dalam bidang pengelolaan sumber daya manusia,
keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan hidup, dan produktivitas tenaga kerja,
sistem pelayanan kesehatan karyawan dan keluarga, peraturan dan prosedur, serta
administrasi sumber daya manusia
19. Divisi Jasa Material Dan Fasilitas
Memberikan layanan terbaik dengan standar kualitas layanan prima dalam bidang dukungan
Logistik, Trafik & Kawasan Berikat, Fasilitas & Utilitas serta inovasi dan kreasi
pemberdayaan aset Perusahaan
BAB IV
Limbah
langsung tanpa memperhatikan jenis limbah dan cara penangannanya klarena dari setiap
limbah yang ada mempunyai cirri berbeda terhadap dampak yang ditimbulkanya.
B. Karakteristik Limbah
Limbah mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari
limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri
berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur
pembuangan yang dianjurkan.
Dinamis
pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran.
Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui
dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah
yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya
dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah Minamata disease atau keracunan raksa (Hg)
di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan
untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan
Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak
pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan.
Volume Limbah.
Kandungan Bahan Pencemar.
Aktivitas manusia,
Akifitas alam,
Perkembangan industri,
Modernisasi,
Pertambahan penduduk.
Jenis Limbah :
E. Dampak Limbah
perairan lainnya.
Limbah Industri Kimia & Bahan Bangunan
Industri kimia seperti alkohol dalam proses pembuatannya membutuhkan air sangat
besar, mengeakibatkan pula besarnya limbah cair yang dikeluarkan kelingkungan
BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun (mengandung limbah B3 yang tinggi).
Limbah Industri Logam & Ekektronika
Bahan buangan yang dihasilkan dari industr besi baja seperti mesin bubut, cor logam
dapat menimbulkan pemcemaran lingkungan. Sebagian besar bahan pencemarannya
berupa debu, asap dan gas yang mengotori udarasekitarnya. Selain pencemaran udara
oleh bahan buangan, kebisingan yang ditimbulkan mesin dalam industri baja (logam)
mengganggu ketenangan sekitarnya. kadar bahan pencemar yang tinggi dan tingkat
kebisingan yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan manusia baik yang bekerja
dalam pabrik maupun masyarakat sekitar. Walaupun industri baja/logam tidak
menggunakan larutan kimia, tetapi industri ini memcemari air karena buanganya
dapat mengandung minyak pelumas dan asam-asam yang berasal dari proses pickling
untukmembersihkan bahan plat, sedangkan bahan buangan padat dapat dimanfaatkan
kembali. Bahaya dari bahan-bahan pencemar yang mungkin dihaslkan dari prosesproses dalam industri besi-baja/logam terhadap kesehatan yaitu :
Debu, dapat menyebabkan iritasi, sesak nafas
Kebisingan, mengganggu pendengaran, menyempitkan pembuluh darah, ketegangan otot,
menurunya kewaspadaan, kosentrasi pemikiran dan efisiensi kerja.
Karbon Monoksida (CO), dapat menyebabkan gangguan serius, yang diawali dengan napas
pendek dan sakit kepala, berat, pusing-pusing pikiran kacau dan melemahkan penglihatan dan
pendengaran. Bila keracunan berat, dapat mengakibatkan pingsan yang bisa diikuti dengan
kematian.
Karbon Dioksida (CO2), dapat mengakibatkan sesak nafas, kemudian sakit kepala, pusingpusing, nafas pendek, otot lemah, mengantuk dan telinganya berdenging.
Belerang Dioksida (SO2), pada konsentrasi 6-12 ppm dapat menyebabkan iritasi pada
hidung dan tenggorokan, peradangan lensa mata (pada konsentrasi 20 ppm), pembengkakan
paru-paru/celah suara.
Minyak pelumas, buangan dapat menghambat proses oksidasi
biologi dari sistem lingkungan, bila bahan pencemar dialirkan keseungai, kolam atau sawah
dan sebagainya.
Asap, dapat mengganggu pernafasan, menghalangi pandangan, dan bila tercampur dengan
gas CO2, SO2, maka akan memberikan pengaruh yang nenbahayakan seperti yang telah
diuraikan diatas. Berbagai pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak mempergunakan
zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selai menghasilkan
produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa
limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya. Diantara efek
limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang
dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah
berbahaua adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan
berbagai jenis keracunan lainnya. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya
dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya
sangat kompleks.
Secara umum rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi
dalam tiga face, yaitu: (1) face paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3) face
tokso dinamik. Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau
melalui kulit. Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting,
yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi.
2. Perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan
ketidakaktifan zat yang diserap. namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat
mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan
bioaktivasi. Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan
tempat kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus
(rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan
efek bagi kesehatan manusia.
F. Dampak limbah bagi Kesehatan
Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong penularan
infeksi,
Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus,
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai,
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit),
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah,
Sampah beracun.
Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi
ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang
ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
G. Penanganan Limbah
Pemanfaatan Kembali
a. Kegiatan pemanfaatan sampah kembali seperti composting (pengomposan). Sampah
yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan
untuk melestarikan lingkungan.
b. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
c. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan
baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali
secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng,
koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
Tempat Pembuangan Sampah Akhir
Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan composting
maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai 10%, harus dibuang ke
Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di Indonesia, pengelolaan TPA menjadi tanggung
jawab masing-masing Pemda .
5.2
Polusi
Pengertian Polusi adalah proses terjadinya pencemaran lingkungan yang akan mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan dan terganggunya kesehatan dan ketenangan dari makhluk
hidup termasuk manusia. Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan pada umumnya
terjadi akibat kemajuan teknologi, dimana dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup. Contohnya : pencemaran udara, air dan tanah. Sebagai akibat dari turunnya kualitas
udara, air dan tanah ialah kerugian dan ancaman terhadap kelestarian lingkungan.
sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Hal ini terjadi disebabkan oleh bencana
alam, perbuatan manusia dan lain-lain. Sebagai contoh polusi demikian ialah unsur seperti
karbon, nitrogen, fosfor dan lain-lain. Kedua, Yang bersifat Kualitatif yaitu terdiri dari unsurunsur yang terjadi diakibatkan berlangsungnya persenyawaan yang dibuat secara sintesis,
contohnya : pestisida, detergen dan lain-lain. Pada umumnya polusi lingkungan ditujukan
kepada faktor-faktor fisik seperti polusi oleh radiasi, suhu, penerangan dan faktor-faktor
kimia melalui debu, uap, gas, larutan, awan kabut yang derajatnya sedemikian besarnya
sehingga merupakan gangguan pada lingkungan hidup dari makhluk hidup. Faktor-faktor
Penyebab terjadinya Polusi Udara, sebagai berikut :
1. Kendaraan Bermotor
Semua kendaraan bermotor yang memakai bensin dan solar akan mengeluarkan gas
karbon dioksida, Nitrogen Oksigen, Belerang dioksida, partikel-partikel lain sebagai
sisa pembakaran. Pada dosis tertentu maka semua gas ini dapat menyebabkan
penyakit. Contohnya : Gas karbon dioksida merupakan racun bagi fungsi-fungsi
darah, belerang dioksida menimbulkan penyakit pada sistem pernafasan.
2. Pabrik-pabrik pada Industri
Pabrik industri banyak menggunakan bahan kimia organik maupun anorganik yang
akan berguna bagi manusia, akan tetapi ada bahan sisa tersebut yang bisa berubah
menjadi racun bagi manusia yang bisa menimbulkan penyakit. Contohnya :
Pneumokonionis yaitu segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debudebu dalam paru-paru manusia, dapat menyebabkan batuk, sesak nafas, kelelahan,
berat badan menjadi turun dan lain sebagainya.
Beberapa zat dalam Polusi Udara yang dapat menimbulkan penyakit pada tubuh bila
terisap oleh paru-paru, Sebagai berikut :
Silika Bebas yaitu berasal dari perusahaan granit, dari keramik, tambah timah putih,
tambang batu bara, tambang besi. Silika bebas ini menyebabkan penyakit silicosis
yaitu suatu penyakit pneumoconiosis akibat banyak debu silica dalam paru-paru.
Arang Batu yaitu berasal dari debu-debu yang kemudian tertimbun dalam paru-paru.
Hal ini dapat menimbulkan penyakit anthracosis dengan gejala-gejala sesak nafas,
batuk kehitaman, dada menjadi bundar, ujung-ujung jari membesar karena kelainan
pada jantung.
Asbes ialah campuran berbagai silikat dan yang paling penting Magnesium Silikat,
debu-debu asbes yang berasal dari pabrik asbes yang masuk ke dalam paru-paru dapat
AMDAL
5.3.1
d. Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun
pada kondisi cuaca buruk.
e. Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana
usaha.
f. Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
2. Fisiografis
a. Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
b. Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
c. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan
secara geologis.
3. Hidrologi
a. Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
b. Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
c. Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
d. Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
e. Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
f. Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan seharihari
dan industri.
g.Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter
kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
4. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
a. Pasang surut
b. Arus dan gelombang
c. Morfologi pantai
d. Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah
penelitian.
5. Ruang, lahan, dan tanah
a. Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha yang
diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang. b. Rencana tata
guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh
pemerintah setempat.
c. Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah
dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau
penentuan lokasi bagi rencana usaha.
d. Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang
ada diwilayah studi rencana usaha.
Bilologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1. Flora
a. Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.
b. Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undangundang
yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
2. Fauna
a. Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam
wilayah studi rencana usaha.
Kegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha harus dilakukan ditinjau dari segi
kepentingan pemrakarsa maupun segi menunjang program pembangunan.
1. Penentuan batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha
harusdinyatakan dengan peta berskala memadai.
2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dengan jarak dan tersedianya SDAhayati
dan non hayati.
3. Alternatif usaha berdasarkan hasil studi kelayakan.4. Tata letak usaha dilengkapi
dengan peta berskala memadai yang memuat informasi tentang letak bangunan dan
struktur lainnya yang akan dibangun.
5. Tahap pelaksanaan.
a. Tahap prakonstruksi/persiapan
b. Tahap konstruksi
c. Tahap operasi
d. Tahap pasca operasi
5.3.6 Kajian AMDAL
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL). KAANDAL adalah suatu dokumen yang berisi tentang ruang lingkup serta kedalaman
kajian ANDAL.
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL).
Dampak-dampak penting yang telah diidentifikasi di dalam dokumen KAANDAL
kemudian ditelaah secara lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang
telahdisepakati. Telaah ini bertujuan untuk menentukan besaran dampak.
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
Mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat
negatif serta memaksimalkan dampak positif yang terjadi akibat rencana suatu
kegiatan.
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
RPL adalah dokumen yang memuat program-program pemantauan untuk melihat
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak-dampak yang berasal dari
rencana kegiatan
Dokumen Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif adalah dokumen yang meringkas secara singkat dan jelas hasil
kajian ANDAL.
Berdasarkan pasal 16 Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1982tentang
ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup yang meneybutkan bahwasetiap
rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan,wajib
dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan ataudisingkat AMDAL yang
pelaksanaannya diatur dengan peraturan pemerintah.Yang dimaksud dampak penting
adalah perubahan yang sangat mendasar yangdiakibatkan oleh adanya suatu kegiatan.
Kegiatan apa saja yang perlu dilengkapi dengan AMDAL, tertuang dalamperaturan
pemerintah nomor 29 tahun 1986 yaitu setiap rencana berupa:
Perubahan bentuk lahan dan bentuk alam, seperti: pembuatan jalan, bendungan,jalan
kereta api dan pembuakaan hutan;
Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tidak
terbaharui,seperti; pertambangan dan eksploitasi hutan;
Proses dan kegiatan lain yang secara potential
dapat
menimbulkan
hasilnya
yang
mengancam
kesejahteraan
penduduk,
pelestarian
pencemaran,
penggunaan
energi
nuklir
dan
14001, maka perusahaan tersebut telah memiliki komitmen untuk memperbaiki secara
menerus kinerja lingkungannya. Namun, satu hal perlu dingat bahwa ISO 14001
merupakan standar yang memadukan dan menyeimbangkan kepentingan bisnis
dengan lingkungan hidup. Sehingga, upaya perbaikan kinerja yang dilakukan oleh
perusahaan akan disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan, apakah itu sumberdaya
manusia, teknis, atau finansial. Adakalanya, perbaikan kinerja lingkungan tidak dapat
dicapai dalam waktu singkat karena keterbatasan finansial. Misalnya, sebuah
perusahaan yang proses bisnisnya menimbulkan limbah cair yang mencemari
lingkungan berupaya untuk menerapkan ISO 14001 di perusahaannya. Setelah kajian
dilakukan, ternyata keterbatasan finansial membuat perusahaan tersebut sukar untuk
mengelola limbahnya sehingga mencapai baku mutu limbah cair yang disyaratkan
oleh pemerintah. Berdasarkan analisis finansial, ternyata perusahaan tersebut baru
akan mampu membangun sistem pengolahan limbah yang memadai kira-kira
beberapa tahun ke depan. Sehingga sebelum masa tersebut terlampaui, perusahaan
tidak akan pernah memenuhi baku mutu lingkungan. Namun, bila perusahaan tersebut
mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO,
maka perusahaan tersbut bisa saja memperoleh sertifikat ISO 14001. Perusahaan lain,
yang kinerja lingkungannya telah memenuhi baku mutu namun EMS-nya tidak
memenuhi persyaratan tidak akan memperoleh sertifikat ISO 14001. Uraian di atas
menunjukkan bahwa pada prinsipnya, penerapan ISO 14001 tidak berarti tercapainya
kinerja lingkungan dalam waktu dekat. Sertifikat EMS dapat saja diberikan kepada
perusahaan yang masih mengotori lingkungan. Namun, dalam EMS terdapat
persyaratan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan secara
menerus (continual improvement). Dengan perbaikan secara menerus inilah kinerja
lingkungan akan sedikit demi sedikit diperbaiki. Dengan kata lain ISO 14001 bersifat
conformance (kesesuaian), bukan performance (kinerja)
standar lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary). Standar ini dapat dipergunakan
oleh oleh organisasi/perusahaan yang ingin
menerapkan, mempertahankan, dan menyempurnakan
lingkungannya
sistem
manajemen
ISO adalah:
Menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan
Meningkatkan kinerja lingkungan
Memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan
1. Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada seluruh
karyawan dan tersedia bagi masyarakat, dan mencakup komitmen terhadap perbaikan
berkelanjutan, pencegahan pencemaran, dan patuh pada peraturan serta menjadi
kerangka kerja bagi penetapan tujuan dan sasaran.
2. Perencanaan
Mencakup indentifkasi aspek lingkungan dari kegiatan organisasi, identifikasi dan
akses terhadap persyaratan peraturan, adanya tujuan dan sasaran yang terdokumentasi
dan konsisten dengan kebijakan, dan adanya program untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang direncanakan (termasuk siapa yang bertanggung jawab dan kerangka
waktu)
3. Implementasi dan Operasi
Mencakup definisi, dokumentasi, dan komunikasi peran dan tanggung jawab,
pelatihan yang memadai, terjaminnya komunikasi internal dan eksternal, dokumentasi
tertulis sistem manajemen lingkungan dan prosedur pengendalian dokumen yang baik,
prosedur pengendalian operasi yang terdokumentasi, dan prosedur tindakan darurat
yang terdokumentasi.
4. Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan
Mencakup prosedur yang secara teratur memantau dan mengukur karakteristik kunci
dari kegiatan dan operasi, prosedur untuk menangani situasi ketidaksesuaian, prosedur
pemeliharaan catatan spesifik dan prosedur audit kenerja sistem manajemen
lingkungan
5. Tinjauan Ulang Manajemen
Mengkaji secara periodik sistem manajemen lingkungan keseluruhan untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan, efektifitas sistem manajemen lingkungan
terhadap perubahan yang terjadi.
Pada prinsipnya, keenam prinsip ISO 14001 Environmental Management System
diatas dapat dibagi menjadi 17 elemen, yaitu:
jawab lingkungan.
Communication (komunikasi): Menetapkan proses komunikasi internal dan
dokumen):
Menjamin
kefektifan
Mengidentifikasi,
untuk
melihat
kemungkinan-kemungkinan
peyempurnaan
berkelanjutan.
5.5
Proses produksi pesawat di PT. Dirgantarra menimbulkan pencemaran dan juga limbah yang
duhasilkan, karena pada hakikatnya industri pesawat menimbulkan banyak sekali sekali
limbah baik berupa padat, cair,gas dan limbah B3
5.5.1
Pencemaran
udara
yang
dihasilkan
Silika
Karbonmonoksida
Nitrogendioksida
Merusak lapisan ozon
5.5.2
Pembersihan
pesawat
menggunakan
sebagai
pengganti
paling
umum
organik
senyawa
untuk
Pengecetan pesawat dilakukan untukk melindungi pesawat dari korosi besi yang ditimbulkan
oleh berbagai faktor..Cat melindungi pesawat dari oksidasi, air garam, mesin knalpot dan
hujan asam dengan penyegelan ke aluminium permukaan dengan senyawa kromium.Namun,
proses yang sangat lukisan yang besar terhadap emisi udara limbah berbahaya dan
berbahaya.Di masa lalu, limbah cat perusahaan dibuang dari ke tempatpembuangan sampah
dan sumur dalam (deep well ).Hari ini, dengan peraturan yang lebih ketat dan memerlukan
pembuangan yang lebih tepat, beberapa operator memperkirakan 50 % dari biaya pengolahan
limbah berasal dari proses pengecetan.
Bahan berbahaya pengecetan pesawat :
Enamels
Strippers Lacquers
Methylene Chloride Polyurethane
Phenol Heavy Metals (from pigment)
Chromium
Primer Dry Strippers
Debu cat Zinc
Epoxies Paint Sprayed Tape, Rags
Gray Enamel & Towels
Wash Water
Spent Solvents
limbah yang dihasilkan dari penguapan pelarut, pencampuran, dan pelepasan aerosol cat ni
dianggap berbahaya karena mengandung pelarut berbahaya dan logam berat . cat limbah dan
pelarut seperti MEK atau isopropil alkohol tergolong limbah yang dihasilkan di PT.
Dirgantara yang berbahaya bagi lingkungan.
5.5.4
Pencemaran
yang
disebabkan
penggunaan oli
Di PT. Dirgantara penggunaan oloi berjenis oli coolant digunakan untuk mesin- mesin
pemotong dan mesin CNC dan lain- lain penggunaan oli ini menimbulkan limbah yang
berbahaya bagi tanah. pegolahan limbah di PT. Dirgantara disimpan pada gudan pembuangan
limbah untuk selanjutnya diambil oleh pihak ke ketiga yang telah bekerjasama dengan PT.
Dirgantara.
a) Karakteristik Oli Bekas
Oli bekas seringkali diabaikan penanganannya setelah tidak bisa digunakan kembali. Padahal,
jika asal dibuang dapat menambah pencemaran di bumi kita yang sudah banyak tercemar.
Jumlah oli bekas yang dihasilkan pastinya sangat besar. Bahaya dari pembuangan oli bekas
sembarangan memiliki efek yang lebih buruk daripada efek tumpahan minyak mentah biasa.
Ditinjau dari komposisi kimianya sendiri, oli adalah campuran dari hidrokarbon kental
ditambah berbagai bahan kimia aditif. Oli bekas lebih dari itu, dalam oli bekas terkandung
sejumlah sisa hasil pembakaran yang bersifat asam dan korosif, deposit, dan logam berat
yang bersifat karsinogenik
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sebagian tugas Pemerintah Pusat didelegasikan
ke pemerintah daerah. Pendelegasian itu merupakan amanat Undang-Undang no 32 tahun
2004. Kewenangan pemerintah daerah dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah no 38 tahun
2007. (perlu 3 tahun lebih untuk menjabarkan UU menjadi PP). Berbagai aspek pemerintahan
dan pembangunan dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah tersebut termasuk kewenangan
dalam pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup. Akan tetapi ada hal yang agak
kurang rasional dalam PP 38/2007 khususnya dalam hal pengelolaan limbah B3, terutama
untuk oli bekas. Sebelum PP 38/2007 terbit, praktis segala sesuatu tentang kewenangan
pengaturan, pengendalian limbah B3 berada pada Pemerintah Pusat yaitu pada Kementerian
Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Kewenangan itu termasuk pemberian perijinan untuk
pengumpulan, penyimpanan sementara, pengangkutan dan pengolahan limbah B3. Sesuai PP
38/2007, kewenangan untuk pengaturan dan pengendalian kegiatan pengumpulan limbah B3
diberikan kepada Pemerintah Daerah (Kabupaten dan Kota). Artinya pemerintah Kota atau
Kabupaten diberi kewenangan untuk mengatur dan memberikan ijin bagi kegiatan
pengumpulan sementara limbah B3. Anehnya kewenangan pengumpulan itu mempunyai
pengecualian, yaitu untuk pengumpulan limbah B3 oli bekas. Berdasarkan PP 38/2007,
kewenangan untuk perijinan dan pengendalian oli bekas mulai dari pengumpulan,
penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan sepenuhnya berada pada Kementerian Negara
Lingkungan Hidup. Ini artinya bila ada bengkel sepeda motor di kota-kots besar, maka si
pengusaha bengkel harus mengajukan permohonan ijin penyimpanan oli bekas ke KNLH di
Jakarta. Pengusaha kecil seperti bengkel sepeda motor, kalau diminta mengurus ijin ke
jakarta, maka ia akan memilih tidak mempunyai ijin. Ketentuan ini jelas tidak rasional,
kegiatan yang justru sudah sangat banyak di daerah, tetapi kewenangan pengaturannya di
Pemerintah Pusat.Akibat dari ketentuan PP38/2007 untuk oli bekas yang demikian, sudah
dapat diduga, semakin banyak kegiatan pengumpulan, penyimpanan, pengangkutan dan
pengolahan oli bekas yang tidak bisa dikontrol. Adalah tidak masuk akal kalau KNLH
mampu melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap oli bekas di seluruh Indonesia.
KNLH tidak mempunyai perangkat dan instrumen untuk melakukan pengawasan sampai
keseluruh daerah. Seharusnya kegiatan yang sudah sangat tinggi volumenya seperti oli bekas,
maka kewenangan pengawasannya diberikan kepada pemerintah daerah. Terlepas dari segala
kekurangan pemerintah daerah dalam melakukan tugas tersebut, tetapi secara rasional,
pengawasan oli bekas tidak mungkin dilakukan oleh KNLH dari Jakarta. Adalah sangat tidak
masuk akal, kalau kebijakan seperti ini terus dipertahankan oleh KNLH.
c) Akibat Pembuangan Oli Bekas
Jika kita bicara material oli pelumas bekas, maka itu tidak hanya berurusan dengan olinya
sendiri, melainkan juga wadah dan saringan oli. Ketiganya, bila dibuang sembarangan akan
menimbulkan masalah lingkungan. Oli bekas mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori
udara, tanah dan air. Oli bekas itu mungkin saja mengandung logam, larutan klorin, dan zatzat pencemar lainnya. Satu liter oli bekas bisa merusak jutaan liter air segar dari sumber air
dalam tanah.Limbah khusus untuk oli bekas lebih lanjut diatur dengan Keputusan Kepala
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) No. KEP-225/BAPEDAL/08/1996
tentang syarat-syarat penyimpanan dan pengumpulan limbah oli dan minyak pelumas. Ia
menuturkan limbah berupa oli bekas jika tidak dikelola dengan baik dan dibuang secara
sembarangan sangat berbahaya bagi lingkungan.Oli bekas juga dapat menyebabkan tanah
kurus dan kehilangan unsur hara. Sedangkan sifatnya yang tidak dapat larut dalam air juga
dapat membahayakan habitat air, selain itu sifatnya mudah terbakar yang merupakan
karakteristik dari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Demikian pula dengan wadah plastik
yang biasa digunakan untuk wadah oli. Plastik yang tak dapat terurai secara biologis itu jelas
akan mencemari tanah dan memakan ruang di tempat sampah. Sedangkan saringan oli selain
masih mengandung residu oli, juga terbuat dari bahan metal yang tidak mudah terurai secara
biologis. Karena itulah limbah dari ketiga komponen itu mesti dikelola dengan baik.
Bukanlah hal yang sulit untuk mendaurulang ketiga komponen itu, sehingga menjadi produk
yang bermanfaat dan tidak lagi menjadi ancaman lingkungan. Oli bekas memiliki pasar yang
bagus. Pengolahan oli bekas secara benar akan memulihkan kembali sifat pelumasannya.
Energi yang diperlukan untuk pengolahan oli bekas hanyalah sepertiga dari yang dibutuhkan
untuk mengolah minyak mentah menjadi pelumas yang baik. Oli daur ulang juga bisa
digunakan dalam campuran aspal yang akan dipakai untuk membangun jalan raya. Oli daur
uang pun bisa digunakan untuk bahan bakar. Saringan oli bekas jugatidak sulit
memprosesnya. Pertama dicabik-cabik, kemudian dilebur dan dijadikan bahan baku produkproduk logam seperti jarum, kawat dan produk-produk lainnya. Sedangkan wadah plastiknya
bisa didaur ulang menjadi wadah baru, pot bunga, pipa dan bernagai keperluan lainnya.
d) Pemanfaatan Oli Bekas Sebagai Bahan Bakar Mesin Diesel
Limbah oli atau limbah minyak pelumas residu dari oli murni atau vaseline berada di antara
C16 sampai ke C20. Di indonesia jumlah limbah pelumas bekas pada tahun 2003 sekitar 465
juta liter pertahun ( www. wikipedia.com ), dan untuk di daerah Riau limbah ini mencapai 54
juta liter pertahun. Sumber dari limbah ini berasal dari berbagai aktivitas sarana mesin serta
industri. Proses yang dilakukan melalui tahapan absorpsi dan distilasi ( untuk mengolah oli
bekas menjadi sampel bahan bakar). Tahapan berikutnya dilakukan uji karakteristik syarat
bahan bakar berupa : uji bilangan oktan untuk melihat kandungan unsur-unsur kimia, titik
nyala, bilangan karbon dan residu bahan bakar serta menentukan beberapa parameter fisisnya
antara lain: viskositas, konduktivitas dan indeks bias. Hasil karakteristiknya akan
dibandingkan dengan karakteristik solar atau mendekati. Sampel akhir yang diinginkan dari
riset ini, bila diuji pada setiap mesin diesel tidak ada modifikasi pada mesin, artinya sampel
ini tidak akan memberi efek atau cocok dengan jenis mesin diesel apapun. Limbah oli bekas
yang setiap bulan banyak dihasilkan di Riau akan dimanfaatkan melalui pengolahan khusus.
Bila keberadaanya diolah dengan proses dan teknik yang tepat sebenarnya menghasilkan
prospek ekonomi cukup menjanjikan di masa depan. Selanjutnya untuk proses mengolah,
direncanakan akan didisain atau dirancang sistem dengan membuat prototipe mesin
pengolahnya dengan serangkaian proses absorpsi dan distilasi satu tabung melalui beberapa
uji karakteristik kimia dan fisika untuk syarat-syarat bahan oli bekas.
e) Proses Pengolahan Oli Bekas
Tahap pertama merupakan pemisahan air dari oli bekas, proses ini menghasilkan limbah air
yang berasal dari campuran oli bekas.
Tahap kedua memisahkan kotoran dan aditif nya (penambahan bahan kimia). Tahap ketiga
dilakukan untuk perbaikan warna, mengasilkan bahan dasar pelumas (bdp) dan limbah
lempung. Yang terakhir mengolah bahan dasar menjadi pelumas atau disebut juga dengan
blending.
Sampai saat ini usaha yang di lakukan untuk memanfaatkan oli bekas ini antara lain :
Dimurnikan kembali (proses refinery) menjadi refined lubricant. Orang tidak banyak
yang tertarik untuk berbisnis di bidang ini karena cost yang tinggi relatif terhadap
lube oil blending plant (LOBP) dengan bahan baku fresh, sehingga harga jual
bekas :
Dari tahun ke tahun, regulasi yang pro terhadap teknologi ramah lingkungan akan
semakin strick. Mungkin saja suatu saat nanti, produsen oli juga harus bertanggung
jawab atas oli bekas yang dihasilkan, sehingga akan muncul berbagai teknologi
Limbah yang dihasilkan oleh avtur sangat berbahaya sekali dan menimbulkan pencemaran.
Bahan berbahaya yang ditimbulkan avtur pesawat adalah :
Pencemaran avtur bisa menimbulkan dampak yang buruk pada lingkungan sekitar , oleh
karena itu penggunaanya sangat diawasi. bahan bakar jet diklasifikasikan sebagai cairan yang
mudah terbakar atau mudah terbakar yang dapat berisi jumlah jejak memimpin. Mereka tidak
sesuai dengan bahan yang mudah terbakar lainnya seperti oksidasi dan asam. Avtur bisa
menimbulkan efek beracun jika terhirup atau tertelan dan dapat menyebabkan mata atau kulit
iritasi. Benzene, komponen utama daribahan bakar jet, juga merupakan karsinogen
dikenal.standar keselamatan mengharuskan semua bahan bakar harus dikeluarkan dari
pesawat sebelum perawatan apapun. Prosedur.Bahan bakar ini biasanya disimpan dalam drum
dan tidak dapat digunakan kembali di dalam pesawat terbang di bawah peraturan FAA.
5.5.6
Limbah yang dihasilkan bekas pemotongan logam di PT. Dirgantara masih belum ada tahap
pengolahan yang berkelanjutan sehingga limbah masih berserakan dan tidak tersususn rapi.
Limbah ini mungkin masih bisa dipakai untuk penggunaan yang lainnya. Pada saat kami
melakukan kunjungan terlihat limbah limbah besi yang berkarat menimbulkan pencemaran
ke tanah.
Penanggulangan limbah yang ada di PT. Dirgantar a adalah dengan tersedianya TPS
pengelollaan limbah besi, gudang penyimpanan bahan B3, dan juga adanya sistem
pengelolaan air yang terintegrasi.
5.6.1
Tps ini mengelola hasil potongan besi yang kecil, besi dimasukan kedalam mesin untuk
dilakukan proses pemadatan dan penetralan dari dengan menggunakanteknik penetralan pH,
penetralan pH digunakan untuk mengurangi dampak pencemaran yang ditimbulkan. Hasil
dari pengelolaan limbah ini berwuju besi berbentuk kotak
B3 PT. Dirgantara Indonesia dilakukan oleh dua pihak yaitu pihak intern perusahaan dan
pihak pemerintah melalui instansi terkait. Pengawasan intern perusahaan dilakukan oleh
Departement SHE untuk mengawasi pelaksanaan pengelolaan limbah B3 dan dampak
lingkungan yang mungkin timbul dari kegiatan pengelolaan limbah B3 tersebut. Pengawasan
intern yang dilakukan didasarkan pada kesesuain dengan peraturan yang berlaku di Indonesia
tentang pengelolaan limbah B3 dan dampaknya terhadap lingkungan. Pengawasan yang
dilakukan pemerintah dipercayakan kepada Kementrian Lingkungan Hidup (KLH), sesuai
dengan PP No. 18 tahun 1999 Jo PP No.85 tahun 1999. Dalam pelaksanaan kegiatan
pengawasannya KLH melimpahkan kepada instansi yang bertanggung jawab (BPLH)
Kabupaten setempat.
5.7.1
Di PT. Dirgantar bahan pembuatan berupa aluminium dan paduan berbasis magnesium, serta
nikel, kobalt, dan paduan berbasis titanium. Paduan aluminium terutama tembaga, seng,
mangan, silikon, dan magnesium. Paduan ini secara luas digunakan dalam badan pesawat
pesawat dan struktur teknik lainnya dan senyawa yang ringan dan bahan tahan korosi sangat
diperlukan. Di PT. Dirgantara mempunyai program Carbon Fiber Remanufacturing (CFR),
proses CFR di PT. Dirgantara bertujuan untuk rekondisi memo serat karbon untuk aplikasi
produk yang berbeda. serat karbon daur ulang yang digunakan sebagai bahan baku sekunder
tanpa kerugian properti mekanik, sehingga serat karbon ulang hampir sama dengan serat
karbon baru. serat karbon daur ulang dapat digunakan dalam struktur, isolasi (thermal dan
akustik), dan filtrasi (udara dan cair) aplikasi.Selain keuntungan ekonomi, daur ulang
memiliki manfaat lingkungan. Langkah pertama adalah dekomisioning, yang meliputi
pembersihan, pengeringan tank, dan berbagai prosedur keselamatan. Langkah kedua adalah
pembongkaran, yang terdiri dari peralatan dan suku penghapusan dari tubuh pesawat.
Langkah ketiga adalah pengeringan akhir dari sistem, penghapusan bahan berbahaya, dan
dekonstruksi pesawat. Beberapa komponen dapat digunakan kembali jika kondisi bagianbagian yang masih dalam kondisi baik, seperti mesin dan bagian mesin, unit daya tambahan,
landing gear, avionik, sistem peralatan, dan bagian bergerak dan perangkat. Banyak bahan
berkualitas baik dan perangkat dapat langsung didaur ulang dan digunakan kembali
sebagaimana berikut:
a) Beberapa komponen, seperti cairan (bahan bakar, minyak, dan cairan hidrolik),
keamanan dan keselamatan peralatan, baterai, avionik, dan ban (yang
membutuhkan daur ulang peraturan);
b) Paduan aluminium, titanium, dan nikel; paduan baja hot-rolled dan tahan korosi,
kabel, memanfaatkan; termoplastik, busa, tekstil, karpet, jaringan dengan teknik
daur ulang khusus,
c) Kabin dan kargo lapisan, limbah, dan berbagai bagian lain yang tidak digunakan
bisa dimanfaatkan lagi.
d) Semua bagian komposit dari pesawat, termasuk pesawat dan interior bagian dapat
berpotensi digunakan dalam industri lain. .
5.7.2
Untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya, PT.DI menggunakan WaterTreatment Plant yang
sumber air bakunya berasal dari Sungai Cibeureum (anak sungaiCitarum). Selain dari WTP ,
PT.DI juga menggunakan sumur air bawah tanah (ABT)sebagai pasokan air bersih. Pada
awalnya terdapat tujuh sumur ABT di tujuh titik,namun sekarang yang masih beroperasi
hanya 1 sumur saja. Sungai Cibeureum memiliki debit rata-rata maksimum 38 m3/det dan
minimum0,75 m3/s. Air Baku yang berasal dari sungai Cibeureum ini memiliki
permasalahansampah dan tingginya kandungan detergen. Hal tersebut dikarenakan
terdapatpemukiman penduduk pada bantaran sungai Cibeureum ini, dimana penduduk
tersebutmencuci pada sungai dan membuang sampah secara sembarangan. Water Treatment
Plant PT.DI memiliki kapasitas produksi sebesar 15 liter/detik.Skema WTP di PT.DI dapat
dilihat pada gambar 3.1 berikut. Skema WTP di PT. Dirgantara adalah seperti gambar
dibawah
lumpur)yang masih terbawa dalam aliran akan mengendap secara gravitasi. Setelah dilakukan
proses Pra Sedimentasi, air dialirkan ke ruang pompa yangterdapat bar screen yang berguna
untuk menyaring sampah yang lolos dari bar screensebelumnya. Dari ruang ini air
dipompakan menuju Lamella Clarifier , dan dalamperjalanannya air dibubuhi dengan
koagulan PAC (Polyalumunium Chloride) dengancara dipompa dengan Dozing Pump. Di
Lamella Clarifier ini air dibubuhi oleh bahankimia lagi, berupa Soda Ash dan Kaporit. Soda
Ash ini berfungsi untuk menghilangkankesadahan, sedangkan kaporit berfungsi sebagai
desinfektan. Selain dipompa menuju Lamella Clarifier, sebagian air dari bak prasedimentasini
dipompa menuju reservoir untuk hydrant. Dari reservoir ini, air dialirkan menujusistem
hydrant yang letaknya sekitar 10 meter dari reservoir. Ruangan sistem hydranyang ada di
PT.DI ini dapat dilihat pada gambar dibawah :
ditransmisikanmenuju Reservoir Tower yang jaraknya cukup jauh dengan pompa. Dari Tower
tersebut,air didistribusikan ke seluruh bagian perusahaan.
5.7.3 Intake
Intake merupakan bangunan penangkap air. Bangunan ini terdiri dari 2 buahpintu air. Pintu
air tersebut bisa dinaikkan ataupun diturunkan yang berfungsi untukmengatur debit air baku
yang akan masuk ke Bak Pra Sedimentasi. Gambar dari pintu Intake pada WTP di PT.DI
dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut.
Gambar
4.11
barscreen
sebe;um
sedimentasi
5.7.4 Bak Prasedimentasi
Bak Prasedimentasi memiliki fungsi untuk mengendapkan partikel kasar.
Dimana partikel-partikel tersebut mengendap oleh gravitasi dan membentuk lumpur.
Bak ini berbentuk persegi panjang dan terbagi menjadi 4 bagian seperti pada yang
ditunjukkan pada gambar 3.6 berikut .
Gambar 4.12
Pengurasan dilakukan setiap minggu, biasanya saat hari libur perusahaan atau
hari libur nasional agar tidak mengganggu proses produksi perusahaan.
Dari bak prasedimentasi ini, air dialirkan menuju ruang pompa air baku dimana
disini air dipompa menuju 2 tempat, yang pertama (pipa biru) menuju Lamella Clarifier,
dan yang kedua (pipa merah) menuju reservoir hydrant.
Gambar 4.13
Gambar 4.14
5.7.5 Sedimentasi
Berikutnya air diproses sedimentasi pada Lamella Clarifier. Clarifier jenis initidak
memerlukan lahan yang besar, dan memiliki kemiringan sebesar 60. Di WTP initerdapat 2
buah unit clarifier, namun yang masih berfungsi saat ini hanya 1 buah unit.Setelah
pembubuhan PAC sebelum memasuki clarifier, koagulan campuran dibubuhkanpada clarifier.
Hal ini berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan lumpur padaclarifier. Gambar
Lamella Clarifier ini dapat dilihat pada gambar dibawah. Air yang dipompakan masuk
melalui inlet yang letaknya dibawah dari posisioutlet. Didalamnya air diproses melewati platplat lamella dengan aliran upflow. Laluair keluar dari outlet menuju unit filtrasi.
Clarifier ini memiliki tinggi sekitar 3,8 meter. Pada bagian bawahnya terdapatsaluran untuk
membuang lumpur yang dihasilkan pada clarifier ini. Lumpur yangtercampur dengan residu 3
koagulan yang dipakai tersebut tidak memiliki pengolahanlanjutan, dimana lumpur nya
langsung di buang kembali ke sungai.
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pengelolaan limbah B3 PT. Dirgantara Indonesia menganut padaperaturan nasional di
Indonesia yangtelah diatur oleh KLH melalui PP. Nomor18 tahun 1999 j.o PP No. 85
tahun 1999dan ditunjang peraturan - peraturan yanglain. Limbah B3 yang dihasilkan
oleh PT.Dirgantara Indonesiaadalah sludge IPAL, kerak cat/sludgepainting, phosphat
sludge, thinner bekas,oli bekas, aki bekas, majun bekas, lampuTL bekas, kemasan
bekas B3 (kaleng cat,jerigen, kaleng thinner, drum), abuinsinerator, dan limbah
poliklinik.
2. Pengelolaan limbah B3 PT. Dirgantara
Indonesia meliputi reduksi,reuse &
recycle,
pewadahan
danpengumpulan,
lebih besar.
Unit sedimentasi dan filtrasi yang masih beroperasi kondisinya dipaksakan
untuk beroperasi.
Belum dilaksanakannya produksi bersih di WTP ini.
Tidak terdapatnya data penurunan muka air tanah , dimana data tersebut
berguna untuk mengendalikan penggunaan air tanah.
Belum ada usaha konservasi air tanah. Pompa air baku hanya beroperasi satu.
Minimal ada 3 pompa yang masih dapat beroperasi dengan baik, 2 pompa utama dan
1 pompa cadangan .
4. Sudah tersedianya gudang penyimpanan khusus untuk limbah B3 yang menampung
limbah olli coolant, avtur, dan limbah hasil cat.
6.2 Saran
1. Pemasangan label dan simbol sebaiknyadilakukan pemeriksaan rutin agar tetapberada pada
kondisi yang semestinya.
2. Dalam penyimpanan kemasan limbah B3dalam TPS hendaknya diberikan ruangantar
dinding dengan jarak minimal 100cm.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.boeing.com/aboutus/environment/environment_report_14/4.2_engagi
ng_the_industry.html
http://rf-ochan.blogspot.co.id/2013/10/limbah-b3-bahan-berbahaya-dan-beracun.html
http://www.wastex.com/aerospace-industry-hazardous-waste-management/
http://www.ecy.wa.gov/programs/hwtr/business_type/aerospace.html
https://www.caa.co.uk/Environment/Environmental-information/Information-byenvironmental-impact/Local-impact/Aviation-s-impact-on-waste/
http://beaerospace.com/products/water-waste-systems/