Anda di halaman 1dari 14

Makalah sosiologi

HUBUNGAN TIMBAL-BALIK
ANTARA KELUARGA, SEKOLAH, DAN
MASYARAKAT

Disusun oleh:

NAMA : REZKI AMELIA


NIM

: 10540672211

KELAS: PGSD I semester V

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bila kita lihat tingkat kehidupan binatang yang sederhana yaitu ulat dan penyu,
tampaknya rasa tanggung jawab terhadap anaknya tidak ada. Kedua binatang itu
setelah bertelur sepertinya tidak mau tahu dengan nasib telur- telurnya. Telur-telurnya
apakah menetas menjadi ulat dan penyu kecil tidak diperhatikannya. Tanggung
jawabnya hanya sampai bertelur, selanjutnya tanggung jawab menetaskan dan
pemeliharaannya diserahkan kepada alam.
Kita lihat anak ulat itu langsung dewasa dalam memulai hidupnya, ia
melakukannya dengan sendiri. Ia mulai memakan daun-daunan di tempat ia menetas
dan dilanjutkan kepada daun- daun disampingnya. Begitu seterusnya sampai ia
dewasa. Tak berbeda dengan penyu kecil yang baru menetas dari telur yang ditimbun
pasir oleh induknya. Ia segera keluar dan berjalan lalu berlari mencari air dan
seterusnya sampai ia dewasa. Demikianlah keadaan hidup binatang sesuai dengan
tingkat kesederhanan hidupnya.
Pada makhluk manusia yang memiliki tingkat kehidupan yang sempurna dan
tinggi, maka akan ditemukan kehidupan yang jauh berbeda. Rasa tanggung jawab
akan terlihat lebih besar yang ditanggung antara sang ayah dan ibu. Mulai dari masa
mengandung, melahirkan, dan menyiapakan. Mereka akan memelihara serta mendidik
si anak hingga dewasa sampai menikah. Bahkan setelah menikah, rasa tanggung
jawab orang tua masih berlanjut terhadap cucunya yang lahir dan keselamatan
anaknya bahkan kadangkala sampai mati. Namun demikian tampaknya ada juga
sebagian kecil, bahkan seakan-akan tidak ada. Misalnya ada orang tua yang sampai
hati membunuh anaknya atau memberikan kepada orang lain atau dijual anak tersebut
yang mana hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah.
Manusia seperti ini rasa tanggung jawab jasmaniahnya kecil, tapi bagi orang yang
taat kepada ajaran agamanya seperti umat islam rasa tanggung jawab ini lebih luas
dan besar. Dalam salah satu hadist yang berbunyi :
. .
Artinya : Masing-masing kamu adalah pemimpim dan masing-masing kamu
bertanggung jawab atas orang-orang yang kamu pimpin.
Sehubungan dengan tanggung jawab pendidikan maka makalah yang ekstra
sederhana ini akan mengupas tentang kesuksesan dalam dunia pendidikan yang
terbentuk atas adanya hubungan timbal-balik (kerja sama) antara keluarga, sekolah,

dan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan adanya hubungan timbal-balik antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat dapat mensukseskan pendidikan?
2. Mengapa harus ada hubungan timbal- balik antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat?
3. Bagaimanakah pengaruh timbal-balik antara keluarga, sekolah, dan masyarakat?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Apakah dengan adanya hubungan timbal-balik antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat dapat mensukseskan pendidikan ?
2. Untuk mengetahui Mengapa harus ada hubungan timbal-balik antara keluarga,
sekolah, dan masyarakat ?
3. Untuk mengetahui Bagaimanakah pengaruh timbal-balik antara keluarga, sekolah,
dan masyarakat ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan pada lingkungan keluarga
Ditinjau dari segi hukum perkawinan, bahwa anak yang dilahirkan dalam
keluarga adalah kepunyaan kedua orang tuanya, karena pergaulan dan kehidupan
rumah tangga yang mereka bina dan tegakkan. Secara hukum telah disahkan melalui
ijab qobul yang disaksikan oleh majlis perkawinan yang sengaja dilakukan, maka
anak mereka adalah tanggung jawab mereka. Orang luar secara hukum tidak dapat
mencampuri masalah intern mereka terkecuali dalam hal-hal tertentu misalnya adanya
penganiayaan, melainkan tanggung jawab kepada anak atau kejadian yang
membahayakan jiwa si anak. Mengenai hal ini diatur tersendiri dalm peraturan
perundang- undangan negara.
Sebenarnya hakikat perkawinan ini dilihat dari segi kependidikan adalah
kesadaran kedua suami istri memikul rasa tanggung jawab bersama. Sebelum
keduanya melakukan pernikahan, tanggung jawab atas diri mereka berada pada kedua
orang tua masing-masing. Sebagai mana diketahui dalam hukum islam, bahwa
tanggung jawab adalah sejak anak masih dalam kandungan sampai mengawinkannya.
Bila ia telah dikawinkan maka secara hukum islam ia sudah dewasa dan semua
tanggung jawab berubah kepundaknya. Begitulah rasa tanggung jawab ini berlaku
untuk semua suami istri setelah melakukan perkawinan.
Menurut Pasal UU Perkawinan No. 1 Tahun 1974, dikatakan bahwa : perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Anak yang lahir dari perkawinan ini adalah anak yang sah
dan menjadi hak dan tanggung jawab kedua orang tuanya memelihara dan
mendidiknya dengan sebaik-baiknya. kewajiban kedua orang tuanya mendidik anak
ini terus berlanjut sampai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri.
Bahkan menurut Pasal 45 Ayat 2 UU Perkawinan ini, kewajiban dan tanggung
jawab orang tua akan kembali apabila perkawinan antara keduanya putus karena suatu
hal. Maka anak ini kembali menjadi tanggung jawab orang tua. Kewajiban mendidik
ini secara tegas dinyatakan Allah dalam surat At-tahrim ayat 6, sebagai berikut yang
artinya : Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri dan keluaragamu dari api
neraka. (QS. At-tahrim : 6)
Perkataan Quran di sini adalah kata kerja perintah atau fill amar yaitu suatu
kewajiban yang harus ditunaikan oleh kedua orang tua terhadap anaknya. Kedua
orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anaknya. Karena sebelum
orang lain mendidik anak ini, kedua orang tuanyalah yang mendidik terlebih dahulu.

Dan bila kita telah secara mendalam memang benar apabila tanggung jawab
pendidikan anak terletak di tangan kedua orang tuanya dan tidak dapat dipikulkan
kepada orang lain, kecuali apabila orang tua merasa tidak mampu melakukan sendiri,
maka bolehlah tanggung jawabnya diserahkan kepada orang lain misalnya dangan
cara disekolahkan.
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang
tua terhadap anak antara lain sebagai berikut :
1. Memelihara dan membesarnya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami
untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum, dan perawatan agar ia
dapat hidup secara berkelanjutan.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmani maupun rohani dari
berbagai gangguan penyakit atau bahkan bahaya lingkungan yang dapat
membahayakannya.
3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi hidupnya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dan
membantu orang lain serta melaksanakan kekhalifahannya.
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan
agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir hidup muslim. Tanggung
jawab ini dikategorikan juga sebagai tanggung jawab kepada Allah.
Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terusmenerus perlu dikembangkan setiap orang tua, mereka juga perlu dibekali teori-teori
pendidikan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian tingkat
dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan anak untuk
menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap
orang tua,maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental menghadapi
perubahan dalam masyarakat.
Untuk dapat berbuat demikian, tentu saja orang tua perlu meningkatkan ilmu dan
keterampilannya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Upaya yang
dapat ditempuh utuk meningkatkan kualitas diri orang tua antara lain dengan cara
belajar seumur hidup, sebagai mana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW Yaitu
belajar seumur hidup dan menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat
tanpa kecuali.
Agama islam selalu meningkatkan pemeluknya agar generasi berikutnya
memiliki kualitas yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Konsep pendidikan ini
tampaknya telah dianut oleh bangsa Indonesia sehinggan dimasukkan kedalam
GBHN. Kerja sama untuk mendidik anak antara suami dan istri sangat mutlak
diperlukan. Bagi suami mempunyai kelebihan ilmu dan keterampilan mendidik, harus
mengajarkan kepada istrinya dan begitu pula sebaliknya.

Dengan demikian antara suami dan istri saling menutup kelemahannya. Cara
mendidik anak dengan menyerahkan sepenuhnya kepada istri rasanya tidak tepat lagi,
mengingat tugas dan tanggung jawab istri dalam kelurga sekarang tampaknya
semakin berat. Apalagi bagi keluarga yang kedua harus bekerja di luar rumah, sedang
di rumah tidak ada pembantu atau nenek atau kakeknya, sehingga jenis keluarga ini
menjadi keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga inti atau
keluarga batih ini, di daerah perkotaan cenderung meningkat terutama di lingkungan
pegawai negeri yang mengotrak rumah atau tinggal di rumah susun.
Anak sebagai manusia kecil yang sedang menuju ke arah perkembangan yang
sempurna, tidak luput dari beberapa tingkah laku dan sikapnya yang dapat
mengganggu keharmonisan rumah tangga. Gangguan akibat pertumbuhan dan
perkembangan ini adalah wajar, namun perlu diwaspadai dan diketahui agar tidak
merugikan perkembangan atau hubungann kekeluargaan.
Beberapa sifat dan sikap yang mungkin muncul itu antara lain dikemukakan oleh
Dr. Sis Heyster dalam bukunya Ilmu Jiwa Anak dan Masa Muda dan juga oleh Crijn
dan Reksosiswojo dalam pengantar praktek pengajaran dan pendidikan sebagai
berikut : keras hati, keras kepala, manja, perasaan takut, dusta , agresif (menyerang
anak lain), cepat merajuk, berkata gagap, ingin menang sendiri, menyembunyikan
milik teman sendiri dan diakui kepunyaannya, fantasi dan gangguan anak yang
disebut infant terrible.
B. Pembinaan dan Tanggung Jawab oleh sekolah
Pendidikan Sekolah Pembinaan pendidikan yang dilakukan kepada anak dalam
lingkungan keluaraga akan membentuk sikap, tingkah laku, cara merasa, dan
mereaksi anak terhadap lingkungannya . Untuk dapat memahami usaha pembinaan
dan rasa tanggung jawab pendidikan yang dilakukan oleh sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal, ada baiknya dikemukakan pengertian yang berkaitan dengan
pendidikan informal, formal, dan nonformal. Dalam buku Administrasi Pendidikan
karangan Dr. Hadari Nawawi dikatakan sebagai berikut :
Pendidikan formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja,
berencana, terarah, dan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut
sekolah .
Pendidikan informal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara
sengaja, tetapi tidak berencana, dan tidak sistematis di luar lingkungan keluarga.
Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan
berencana tetapi tidak sistematis di luar lingkungan keluarga dan sekolah.
Semua usaha yang diselenggarakan oleh ketiga lembaga pendidikan di atas,

tertuju kepada suatu tujuan umum, yaitu untuk membentuk peserta didik mencapai
kedewasaannya, sehingga ia mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Dengan demikian
semua usaha pendidikan membantu perkembangan dirinya.
Menurut Pasal 9 Ayat 2 UU Sistem Pendidikan Nasional yang diundangkan pada
tanggal 27 Maret No 2 Tahun 1989 dinyatakan, bahwa satuan pendidikan yang disebut
sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan.
Tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan formal didasarkan atas tiga
faktor :
1. Tanggung jawab formal
Kelembagaan pendidikan sesuai dengan fungsi, tegasnya dan mencapai tujuan
pendidikan menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Tanggung jawab keilmuan
Berdasarkan bentuk,isi, tujuan dan tingkat pendidikan yang dipercaya kepadanya oleh
masyarakat sebagaimana tertuang dalam Pasal 13, 15, dan 16 Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional.
3. Tanggung jawab fungsional
Tanggung jawab yang diterima sebagai pengelola fungsional dalam melaksanakan
pendidikan oleh para pendidik yang diserahi kepercayaan dan tanggung jawab
melaksanakan berdasarkan ketentuan perundang- undangan yang berlaku sebagai
limpahan wewenang dan kepercayaan serta tanggung jawab yang diberikan orang tua
kepada peserta didik. Pelaksanaan tugas tanggung jawab yang dilakukan oleh para
pendidik professional ini didasarkan atas program yang telah terstruktur.
C. Pembinaan dan Tanggung Jawab oleh Masyarakat
Masyarakat dari segi sosiologi adalah sekumpulan manusia yang bertempat
tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai
tujuan. Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari berbagai
ragam pendidikan, profesi, keahlian, bangsa, suku, kebudayaan, agama, lapisan sosial
sehigga menjadi masyarakat yang plural. Secara makro memang demikianlah
kenyataan masyaraakt karena terdiri dari berbagai keluarga yanga yang heterogen.
Setiap anggota masyarakat secara tidak langsung telah mengadakan kerja sama dan
saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.
Demikianlah dinamiaka berjalan sejak dahulu sampai sekarang dan seterusnya.
Mereka secara fungsional dan struktural di lingkungan masing-masing
bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah laku warganya secara konsepsional
pendidikan oleh kedua jenis pemimpim masyarakat ini antara lain adalah mengawasi,
menyalurkan, membina, dan meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikian

aktivitas masing-masing anggota masyarakat berjalan menurut fungsinya dalam


mewujudkan masyarakat yang damai.
D. Pembinaan Kerja Sama antara Orang Tua , Sekolah, dan Masyarakat
Setelah kita melihat ketiga macam tanggung jawab dan pembinaan pendidikan
yang dilakukan oleh orang tua, sekolah, dan masyarakat, tampaknya ada kesaaman
rasa tanggung jawab yang dipikul oleh ketiga macam lingkungan pendidikan ini.
Mereka secara tidak langsung telah mengadakan kerja sama yang erat di dalam
praktek pendidikan.
Kerja sama yang erat itu tampak dari hal-hal berikut. Orang tua anak meletakkan
dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan
kepribadian, nilai-nilai luhur moral dan agama sejak kelahirannya.
E. Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah dan Msyarakat
1. Pengaruh Sekolah terhadap Masyarakat
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat. Di dalamnya terdapat reaksi
dan interaksi antar warganya. Warga sekolah tersebut adalah guru, murid, tenaga
administrasi sekolah serta petugas sekolah lainnya.
Sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan tugasnya
sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal
kehidupan riil dalam masyarakat.
Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan
sekitarnya.
Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga
kebutuhan kedua belah pihak akan terpenuhi.
Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan
pembaharuan tata kehidupan.
Dalam mengemban fungsi sekolah sebagai lembaga pengembangan masyarakat,
guru mempunyai peranan yang cukup penting selain sebagai pengajar di sekolahan ia
juga sebagai pemimpin masyarakat baik masyarakat luar sekolah maupun masyarakat
dalam sekolah. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung
kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin
luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat, lebih-lebih bila diikuti
dengan tingkatan kualitas yang memadai, tentu produk persekolahan tersebut
membawa pengaruh positif dan berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan.
Setidak-tidaknya ada empat yang bisa diperankan oleh sekolah terhadap

perkembangan masyarakat. Keempat pengaruh tersebut adalah :


Mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan baik pendidikan
formal maupun non formal bahkan informal. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan
dalam hal ini memegang peran penting karena programnya lebih mantap dan baku
dibanding lembaga pendidikan lainnya. Tingkat kecerdasan masyarakat dan
peradapan ekonomi sosial sangat membantu sekolah dalam mewujudkan masyarakat
yang lebih cerdas. Tingkat kecerdasan masyarakat akan sangat menentukan dalam
menghadapi tantangan.
Membawa virus pembaruan bagi perkembangan masyarakat.
Program pendidikan di sekolahan juga mengupayakan terjadinya transformasi
pengetahuan, pemikiran dan adanya inovasi bagi perkembangan masyarakat luas.
Kualitas hidup masyarakat meningakat bila mereka tidak statis melainkan dinamis
bermunculan adanya pembaharuan dan penemuan-penemuan yang dapat terjadi di
masyarakat maupun sekolah. Namun sudah menjadi tugas dan kewajiban sekolah
untuk menyebarluaskan hasil penemuan dan pembaharuan tersebut.
Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di
lingkungan masyarakat.
Untuk terjun ke lapangan pekerjaan diperlukan bekal matang, pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Sekolah tidak dapat terlepas dari tugas pembekalan hal tersebut. Hal ini
tercermin dalam isi kurikulum pada masing-masing lebaga pendidikan (sekolah).
Sekolah kejuruan lebih tegas batas spesialisasinya dalam membekali para muridnya
dan lebih menekankan pada skill tertentu misalnya STM pada keterampilan tehnik,
SMEA Pada keterampilan di bidang ekonomi administrasi, SMKK pada
kerumahtanggaan.
Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga
tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Sikap positif dan konstruktif sungguh sangat didambakan oleh masyarakat, dan
sekolah telah membekali murid- muridnya sejak pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi lawat pendidikan agama, pendidikan moral pancasila, maupun dalam bidang
studi lain.
Kesadaran hidup bernegara, persatuan dan kesatuan, serta loyalitas warga negara
terhadap nusa dan bangsanya secara bertahap ditanamkan pada hati sanubari muridmuridnya sehingga sikap positif dan konstuktif bagi masyarakat dapat terwujud.
Di dalam Tap MPR No. IV/MPR/1978 ditegaskan bahwa pendidikan berdasar atas
pancasila dan bertujuan :
Meningkatan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Kecerdasan, Keterampilan,

Mempertinggi budi pekerti, Memperkuat kepribadian, Mempertebal semangat


kebangsaan, agar dapat menumbuhkan manusia- manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
2. Pengaruh Masyarakat terhadap Sekolah
Selain masyarakat selalu tumbuh dan berkembang, ia memiliki identitas atau
karakter tersendiri sesuai dengan sosial budaya dan latar belakang sosial ekonominya.
Identitas dan perkembangan masyarakat tersebut sedikit banyak akan terpengaruh
terhadap sekolah. Pengaruh tersebut baik dalam orientasi dan tujuan pendidikan
maupun proses pendidikan itu sendiri.
Dengan demikian dapat disimpulkan pengaruh peranan masyarakat terhadap sekolah :
Sebagai arah dalam menentukan tujuan
Sebagai masukan dalam menentukan proses belajar mengajar
Sebagai sumber belajar
Sebagai pemberi dana dan fasilitasi lainnya
Sebagai labolatorium guna pengembangan dan penelitian sekolah.
Ada yang mengatakan bahwa sekolah merupakan lembaga investasi manusia/
tenaga yang sangat penting untuk kebutuhan dan kemajuan masyarakat. Investasi
tenaga ini diharapkan mutunya baik dan jumlahnya mencukupi. Tersebarnya lulusan
sekolah yang berkualitas dan jumlahnya memadai akan membawa pengaruh positif
bagi perkembangan masyarakat yang bersangkuatan. Peranan masyarakat terhadap
sekolah antara lain terutama dalam :
Pengawasan; Masyarakat terlibat juga dalam pengawasan terhadap sekolah
(social control). Pengawasan ini terhadap segala gerak-gerik sekolah selaku
lembaga pendidikan. Pengawasan dapat secara langsung atau lewat Badan
Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) atau lewat media massa; demikian
juga masukan hasil pengawasan.
Bantuan-bantuan yang berupa pembiayaan sekolah (gedung, sarana, dan
prasarana) lewat BP3 atau secara langsung perorangan/ kelompok.
Penyediaan tempat untuk mendirikan sekolah atau lapangan sekolah dan lainlain yang diperlukan sekolah.
Penyediaan narasumber (resorce person). Masyarakat sebagai laboratorium
atau sumber belajar yang sangat membantu proses belajar mengajar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak sebagai makhluk sosial dilahirkan dalam ketidak berdayaan. Lingkungan
keluarga yang memotori oleh ayah dan ibu adalah dua orang pertama dan utama,
maka peran keduanya sangat dominan dalam diri anak dalam meletakkan dasar-dasar
pendidikan yang mewarnai kehidupan seseorang sepanjang hayatnya.
Mengingat berbagai keterbatasan kedua orang tua maka tanggung jawab
pendidikan sebagian dipercayakan kepada sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal
(resmi). Menerima limpahan tanggung jawab ini secara sadar dan menunaikannya
secara sengaja, berencana, dan sistematis.
Kewibawaan pendidikan diperlukan oleh sekolah, agar peserta didik mematuhi
dan melaksanakan beberapa peraturan yang ada. Maka untuk menegakkan
kewibawaan pendididkan diperlukan kerja sama terpadu dari keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ketiga berperan mengawasi,
mengarahakan dan memantapkan pendidikan yang telah diterimanya dari orang tua
dan sekolah. Dalam masyarakatlah ia akan menemukan kedewasaannya yang
sebenarnya melalui pengalaman ilmu, berketerampilan dan pengalaman yang
beraneka ragam.
Mengingat pentingnya hubungan timbal balik antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Maka penting untuk direalisasikan dengan berbagai bentuk dan cara
pelaksanaannya guna mencerdaskan anak bangsa.
B. Saran
Anak merupakan kader generasi bangsa masa depan. Anak harus dibekali ilmu
pengetahuan, keterampilan, cakrawala yang komprehensif. Diharapkan anak ketika
dewasa dia dapat menjadi orang yang berguna dan diterima di dalam masyarakat, oleh
karena itu diharapkan juga pada era modern ini ada pengaruh timbal balik antara
keluarga, sekolah, dan masyarakat sehingga tercipta anak yang baik dan benar dalam
masalah bidang apapun.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Prof.H.M,M.Ed. dan Rasyad, Aminuddin, Dr.H. Dasar-Dasar Pendidikan .
Jakarta: Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. 1998.
Departemen Agama. Al-Quan dan Terjemahannya . Jakarta: Yayasan Penyelenggara
Penerjemahan Al-Quran. 1985.
Idris, Prof.H.MA. Dasar-Dasar Kependidikan . Jakarta: Angkasa Raya.1987.
Ihsan,Drs.H.Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan . Jakarta: Rineka Cipta. 2008
Rosyi dan Moeslihatun. Dasar-Dasar Psikologi dalam Pendidikan . Surabaya: Bulan
Bintang. 1981.
UU No. 2 Tahun 1985. Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta: PT Kreasi Jaya. 1989.
UU No. 2 Tahun 1989. Sistem Pendidikan Nasional . Jakarta: Departemen
Penerangan.1990.

KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulilllah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya, makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam kepada nabi
Muhammad SAW, pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.
Makalah ini berisi tentang hubungan timbal balik antara keluarga, sekolah dan
masyarakat dimana pembahasannya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar
tercapainya tujuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah, baik masalah
individu ataupun masalah kelompok.
Semoga makalah ini bisa digunakan sebagaimana mestinya. Mudah-mudahan
makalah ini besar manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis menjadi
amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar.
Walaikum salam warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, 27 januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan masalah........................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan di lingkungan keluarga............................................................ 3
B. Pembinaan dan tanggung jawab oleh sekolah............................................ 5
C. Pembinaan dan tanggung jawab oleh masyarakat...................................... 6
D. Pembinaan kerja sama antara orang tua, sekolah dan masyarakat............. 6
E. Pengaruh timbal balik antara sekolah dan masyarakat............................... 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11

Anda mungkin juga menyukai

  • Readle Shear
    Readle Shear
    Dokumen8 halaman
    Readle Shear
    Huzaely Latief Sunan
    100% (1)
  • Tiga Pondasi
    Tiga Pondasi
    Dokumen24 halaman
    Tiga Pondasi
    SaifulMujabSutanPermato
    Belum ada peringkat
  • Memorandum of Understanding
    Memorandum of Understanding
    Dokumen2 halaman
    Memorandum of Understanding
    elhaz
    Belum ada peringkat
  • Pengenalan Petrel
    Pengenalan Petrel
    Dokumen12 halaman
    Pengenalan Petrel
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • AMPLOP
    AMPLOP
    Dokumen11 halaman
    AMPLOP
    Ega Mega
    Belum ada peringkat
  • Langkah Petrel
    Langkah Petrel
    Dokumen24 halaman
    Langkah Petrel
    Fadjrin Faisal
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen17 halaman
    JURNAL
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Umum
    Pertanyaan Umum
    Dokumen12 halaman
    Pertanyaan Umum
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Langkah Petrel
    Langkah Petrel
    Dokumen24 halaman
    Langkah Petrel
    Fadjrin Faisal
    Belum ada peringkat
  • Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Dokumen2 halaman
    Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Peta Geologi
    Peta Geologi
    Dokumen1 halaman
    Peta Geologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Regional Geology Sulawesi Tengah
    Regional Geology Sulawesi Tengah
    Dokumen62 halaman
    Regional Geology Sulawesi Tengah
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Ling Karan
    Ling Karan
    Dokumen1 halaman
    Ling Karan
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Batuan Beku Ultrabasa
    Batuan Beku Ultrabasa
    Dokumen4 halaman
    Batuan Beku Ultrabasa
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Sedimen
    Sedimen
    Dokumen17 halaman
    Sedimen
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Metamorf
    Metamorf
    Dokumen9 halaman
    Metamorf
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Paleo Sulawesi
    Paleo Sulawesi
    Dokumen63 halaman
    Paleo Sulawesi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen13 halaman
    Chapter II
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Teori Bilangan
    Teori Bilangan
    Dokumen19 halaman
    Teori Bilangan
    Ackmad Zheal
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen49 halaman
    Proposal
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen2 halaman
    Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Sosiologi
    Sosiologi
    Dokumen10 halaman
    Sosiologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Agenda Harian
    Agenda Harian
    Dokumen1 halaman
    Agenda Harian
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen12 halaman
    Bab Iv
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Document 1
    Document 1
    Dokumen12 halaman
    Document 1
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Penemuan Terbimbing PDF
    Penemuan Terbimbing PDF
    Dokumen11 halaman
    Penemuan Terbimbing PDF
    Imha Kirei Mondo
    Belum ada peringkat
  • Kendal A
    Kendal A
    Dokumen7 halaman
    Kendal A
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bertamu Dan Menerima Tamu
    Bertamu Dan Menerima Tamu
    Dokumen8 halaman
    Bertamu Dan Menerima Tamu
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen46 halaman
    Bab Iv
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat