Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PETROGRAFI BATUAN BEKU, BATUAN PIROKLASTIK,

BATUAN SEDIMEN DAN BATUAN METAMORF


Muh. Dzulfahmi Rusli1, Adibah2
1
Praktikan Praktikum Petrografi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
2
Asisten Praktikum Petrografi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

Abstrak :

Petrografi merupakan bagian dari ilmu petrologi yang mempelajari tentang deskripsi dan klasifikasi batuan
dengan menggunakan bantuan mikroskopi polarisasi. Deskripsi batuan secara petrografis, hal yang penting
diperhatikan adalah identifikasi komposisi mineral dan tekstur batuan. Pengelompokkan atau
pengklasifikasian batuan didasarkan pada hasil pengamatan tekstur dan komposisi mineralogi utama (rock
forming minerals Mikroskop yang dipergunakan untuk pengamatan sayatan tipis dari batuan, pada
prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa dipergunakan dalam pengamatan biologi. Keutamaan dari
mikroskop ini adalah cahaya (sinar) yang dipergunakan harus sinar terpolarisasi. Karena dengan sinar itu
beberapa sifat dari kristal akan nampak jelas sekali. Salah satu faktor yang paling penting adalah warna dari
setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai warna yang khusus.Sehingga dapat mengetahui cara
penggunaan mikroskop dan mengetahui sifat-sifat batuan dan mineral secara optis serta mengetahui
petrogenesa batuan tersebut.

Kata kunci: Petrografi, Batuan beku, Mikroskop, Travis 1955, Streckeisen 1974.

PENDAHULUAN dipergunakan dalam pengamatan biologi.


Keutamaan dari mikroskop ini adalah cahaya
Petrografi merupakan bagian dari ilmu
(sinar) yang dipergunakan harus sinar
petrologi yang mempelajari tentang deskripsi dan
terpolarisasi. Karena dengan sinar itu beberapa
klasifikasi batuan dengan menggunakan bantuan
sifat dari kristal akan nampak jelas sekali. Salah
mikroskopi polarisasi. Deskripsi batuan secara
satu faktor yang paling penting adalah warna dari
petrografis, hal yang penting diperhatikan adalah
setiap mineral, karena setiap mineral mempunyai
identifikasi komposisi mineral dan tekstur
warna yang khusus.Sehingga dapat mengetahui
batuan. Pengelompokkan atau pengklasifikasian
cara penggunaan mikroskop dan mengetahui
batuan didasarkan pada hasil pengamatan tekstur
sifat-sifat batuan dan mineral secara optis serta
dan komposisi mineralogi utama (rock forming
mengetahui petrogenesa batuan tersebut.
minerals).
Mikroskop yang dipergunakan untuk
pengamatan sayatan tipis dari batuan, pada
prinsipnya sama dengan mikroskop yang biasa
TINJAUAN PUSTAKA Magma merupakan larutan yang kompleks. Oleh
karena terjadi penurunan suhu, perubahan
a. Batuan Beku tekanan, dan perubahan komposisi, larutan
magma ini mengalami proses kristalisasi.
Batuan beku merupakan salah satu jenis
Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat
batuan penyusun bumi yang terbentuk dari proses
pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya
pembekuan magma yang merupakan fase cair
batuan yang memilki tekstur yang berbeda.
dari batuan.
Jenis dan sifat batuan beku ditentukan dari a. Tingkat kristalisasi
tipe magmanya. Tipe magma tergantung dari Merupakan tingkat kristalisasi pada batuan
komposisi kimia magma. Komposisi kimia pada saat terbentuknya. Kristalisasi dibagi
magma dikontrol dari limpahan unsur-unsur menjadi tiga yaitu :
dalam bumi, yaitu Si, Al, Fe, Ca, Mg, K, Na, H, a. Holokristalin, yaitu batuan beku yang
dan O yang mencapai hingga 99,9%. Semua hampir seluruhnya disusun oleh Kristal.
unsur yang berhubungan dengan oksigen (O) b. Hipokristalin, yaitu batuan beku yang
maka disebut sebagai oksida, SiO2 adalah salah tersusun oleh kristal dan gelas.
satunya. Sifat dan jenis batuan beku dapat c. Holohialin, yaitu batuan beku yang hampir
ditentukan dengan didasarkan pada kandungan seluruhnya tersusun oleh gelas.
SiO2 di dalamnya. (Steven, 2001)
b. Granularitas
Kesulitan mengklasifikasikan batuan,
Merupakan besar butir batuan beku, terbagi
berlaku terutama untuk kelompok batuan beku,
menjadi :
karena di mana berbagai jenis batuan memiliki
a. Faneritik, yaitu batuan beku yang hampir
warna hamper sama satu sama lain. Bahkan
seluruhnya tersusun oleh mineral-mineral
massa cair yang sama dapat berdiferensiasi
yang berukuran kasar.
menjadi beberapa jenis, menunjukkan tidak
b. Porfiritik, yaitu batuan beku yang tersusun
hanya perbedaan tekstur, tetapi ditandai
atas fenokris yang tertanam pada massa
perubahan kimia dan komposisi mineralogi.
dasar baik itu massa dasar kaca atau massa
(Harjanto, 2011)
dasar kristal.
Tekstur merupakan kenampakan fisik atau Tekstur porfiritik dapat dibagi lagi menjadi
karakter fisik dari suatu batuan yang meliputi 4:
hubungan antar-ukuran, bentuk, dan susunan  Vitrofirik, yaitu tekstur khusus yang
butir batuan. Faktor yang paling penting dalam memperlihatkan fenokris tertanam
pembentukan tekstur pada batuan beku adalah dalam massa dasar kaca yang sangat
kecepatan pendinginan magma (cooling rate). halus.
 Poikilitik, yaitu tekstur khusus yang d. Relasi
memperlihatkan fenokris yang Merupakan keseragaman antar butir yang satu
mengandung banyak inklusi inklusi dengan yang lainnya. Relasi dibedakan menjadi 2
kecil. jenis yaitu :
 Ofitik, yaitu tekstur khusus pada batuan 1. Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun
porfiritik yang memperlihatkan piroksen batuannya hampir sama. Kenampakan ini
sebagai fenokris yang dikelilingi oleh disebabkan oleh waktu proses pembekuan
plagioklas dengan bentuk tabular. yang konstan.
Tekstur ini umum dijumpai pada gabbro 2. Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun
dan diabase. batuannya tidak sama. (Tim Asisten, 2016)
 Subofitik, yaitu tekstur yang hampir
Tak hanya tekstur yang berperan dalam
sama dengan ofitik namun plagioklas
mengenali batuan beku, satu hal yang cukup
tidak secara penuh mengelilingi
berperan ialah struktur. Struktur merupakan
piroksen.
kenampakan batuan yang menjelaskan proses dan
c. Afanitik, yaitu batuan beku yang hampir
tempat terbentuknya batuan. Beberapa
seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran
kenampakan struktur secara petrografi antara lain
halus. (Tim Asisten, 2016)
:
c. Bentuk Kristal a. Masif, menunjukkan susunan yang kompak
Ketika proses pembekuan magma dan padat dari mineral-mineral dalam batuan
berlangsung, mineral-mineral yang dan tidak ditemukan adanya pori.
terbentuk pertama kali biasanya berbentuk b. Vesicle, memperlihatkan adanya lubang
sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir menyudut sebagai akibat pelepasan gas pada
biasanya mengisi ruang yang ada sehingga saat terbentuk.
bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral c. Scoria, memperlihatkan pori yang banyak
yang terlihat biasanya dapat ditentukan dan tidak teratur dalam masa dasar gelas.
melalui pengamatan mikroskop. d. Amigdaloidal, memperlihatkan adanya
Bentuk kristal terdiri atas : lubang yang telah terisi ileh mineral
1. Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sekunder.
sempurna. e. Flow, struktur aliran pada batuan yang
2. Subhedral, yaitu bentuk kristal yang dicirikan oleh orientasi mineral prismatik.
kurang sempurna. f. Com, memperlihatkan mineral yang
3. Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak memanjang dengan arah yang sama dengan
sempurna. (Tim Asisten, 2016) bentuk yang teratur. (Tim Asisten, 2016)
Pada umumnya batuan beku dapat Piroklastika atau rempah-rempah gunung-
diklasifikasikan atau digolongkan berdasarkan berapi, “Pyro” berarti pijar, dan klastika adalah
tekstur dan komposisi kimia. Untuk penamaan bentuk fragmmental. Piroklastika terdiri dari
batuan beku sendiri, digunakan berbagai macam fragmen-fragmen pijar berukuran halus (debu)
klasifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan hingga berukuran bongkah-bongkah besar yang
pengguna. Ada beberapa jenis klasifikasi yang disemburkan pada saat terjadi letusan. Fragmen-
bisa digunakan untuk penamaan batuan beku, fragmen tersebut berasal dari batuan yang telah
namun yang paling umum adalah klasifikasi yang ada yang membentuk pipah tubuh gunung- berapi
dikeluarkan oleh IUGS (1972), Le Bas dkk tersebut, dan yang berasal dari magma yang turut
(1986) dan Travis (1955). terseret ketika gas dengan tekanan yang kuat
Penamaan berdasarkan klasifikasi yang menghembus keudara. Bongkah-bongkah
ditawarkan oleh Travis lebih mengacu kepada berukuran besar-besar hingga mencapai 100 ton
tekstur batuan mulai dari faneritik, porpiritik dan mampu dilempar sampai jarak 10 Km dari
afanitik dan persentase perbandingan mineral- pusatnya (Jamalam Lumbenraja, 2012).
mineral utama penyusun batuan beku seperti Batuan Piroklastik adalah batuan vulkanik
Kuarsa, K-feldspar dan Plagioklas serta mineral yang berteksture klastik yang dihasilkan oleh
tambahan lainnya. serangkaian proses yang berkaitan dengan
Untuk penamaan batuan menurut klasifikasi letusan gunung api, dengan material penyusun
Streckeisen 1974, hanya didaarkan pada dari asal yang berbeda (W.T.
persentase dari komposisi mineral mafik pada Huang,1962,Williams, 1982 dalam krismin
batuan yaitu mineral olivin, piroksin dan 2013) .
hornblende. Klasifikasi ini hanya digunakan Piroklastika dapat diangkut oleh udara, yang
untuk batuan beku basa dan ultrabasa. kasar kemudian dijatuhkan disekitar tubuh
(Streickensein, 1991) gunung api, sedangkan yang halus akan dibawa
angin ketempat yang lebih jauh bahkan dapat
b. Batuan Piroklastik
berada di udara hingga mencapai beberapa hari.
Batuan piroklastik adalah batuan beku Gunung-berapi Krakatau yang berada di Selat
ekstrusif yang terbentuk dari hasil erupsi Sunda pada saat meletus pada tahun 1883, telah
gunungapi (volkanisme). Erupsi gunungapi pada mengeluarkan awan piroklastika setinggi 80 Km
umumnya mengeluarkan magma yang keudara, menghalangi sinar matahari sehingga
dilemparkan (explosive) ke udara melalui lubang menimbulkan kegelapan sampai tiga hari
kepundan dan membeku dalam berbagai ukuran berturut-turut. Fragmen debunya yang halus
mulai dari debu (ash) hingga bongkah (boulder). tertiaup angin dan menghambat radiasi sinar
(Djauhari Noor 2012) matahari secara global hampir sebanyak 10%
dan berdampak terhadap suhu hingga turun 1 C. Kenampakan yang khas pada batuan piroklastik
Debu yang halus tetap tinggal mengambang adalah bentuk butir yang runcing tajam, terutama
diudara dan menyebabkan warna yang memudar dikenal sebagai "glass shard" atau gelas runcing
pada saat matahari tenggelam hingga beberapa tajam serta adanya batuapung (pumice) (Robert J.
tahun. Disamping oleh udara, piroklastik yang Tracy, 2012)
jatuh disekeliling tubuh gunung api, juga Beberapa mekanisme pembentukan endapan
diangkut oleh media air hujan yang mengalir piroklastik antara lain yaitu
melalui lereng sebagai aliran lumpur yang pekat 1. Endapan piroklastik jatuhan (pyro klastic fall)
dan disebar ke dataran rendah (Jamalam yaitu piroklastik yang diendapkan melalui
Lumbenraja, 2012). udara. Endapan ini umumnya akan berlapis
Fisher, 1984 dalam lorent a Raymond baik, dan pads lapisannya akan
mengelompokkan material penyusun batuan- memperlihatkan struktur butiran bersusun.
batuan piroklastik sebagai berikut : Endapan ini meliputi aglomerat, breksi,
1. Kelompok Juvenil ( Essential . Bila material piroklastik, tuff, lapilli.
penyusun dikeluarkan langsung dari magma, 2. Endapan piroklastik aliran (pyroclastic flow)
terdiri dari padatan, atau partikel tertekan dari Yaitu material hasil langsung dari pusat
suatu cairan yang mendingin dan kristal erupsi, kemudian teronggokan disuatu tempat.
(pyrogenic crystal,). Hal ini meliputi hot avalanche, glowing
2. Kelompok Cognate ( Accessory ) Bila avalanche, lava collapse avalanche, hot ash
material penyusunnya dari material hamburan avalanche. Aliran ini umumnya berlangsung
yang berasal dari letusan sebelumnya, dari pads suhu tinggi antara 500-650°C, dan
gunungapi yang sama atau tubuh vulkanik temperaturnya cenderung menurun selama
yang lebih tua dari dinding kawah. pengalirannya. Penyebaran pads bentuk
3. Kelompok Accidental (bahan asing) Bila endapan sangat dipengaruhi oleh morfologi
material penyusunnya merupakan bahan sebab sifat-sifat endapan tersebut adalah
hamburan yang berasal dari batuan non menutup dan mengisi cekungan. Bagian
gunungapi atau batuan dasar berupa batuan bawah menampakan morfologi asal dan
beku, sedimen ataupun metamorf, sehingga bagian atasnya datar.
mempunyai komposisi yang beragam. 3. Endapan piroklastik surge (pyroclastic surge)
Variasi bentuk, pembundaran dan pemilahan Yaitu suatu awan campuran dari bahan padat
batuan piroklastik mirip dengan batuan sedimen dan gas (uap air) yang mempunyai rapat
klastik pada umumnya. Hanya unsur-unsur massa rendah dan bergerak dengan kecepatan
tersebut tergantung tenaga letusan, penguapan, tinggi secara turbulent di atas permukaan.
tegangan permukaan dan pengaruh seretan. Umumnya mempunyai pemilahan yang baik,
berbutir halus dan berlapis baik. Endapan ini
mempunyai struktur pengendapan primer
seperti laminasi dan perlapisan bergelombang
hingga planar. Yang paling khas dari endapan
ini mempunyai struktur silang siur, melensa
dan bersudut kecil. Endapan surge pada
umumnya kaya akan keratan batuan dan
kristal.
Adapun klasifikasi yang digunakan untuk
menentukan batuan piroklastik yaitu

Gambar 2 Penamaan batuan piroklastik menurut


Fisher, 1966 dan Williams, 1954

c. Batuan Sedimen Karbonat dan Non


Gambar 1 Terms for mixed pyroclastic-epiclastic Karbonat
rock (After Schimid,1981) dalam
Lauren A Raymond Batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang
berupa bahan lepas. Menurut ( Pettijohn, 1975 )
batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk
dari akumulasi material hasil perombakan batuan
yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas
kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis
demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami pembatuan. Menurut Tucker (1991),
70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan
sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume
seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen
tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis.
Volume batuan sedimen dan termasuk diagenesis (Tabel 3.1). Tekstur batuan karbonat
batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang didominasi oleh kehadiran mud (mikrit)
yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 atau mud supported terbagi dua yaitu batuan yang
mil di luar tepian benua, dimana batuan beku mengandung butiran lebih dari 10% dan
metabeku mengandung 95%. Sementara itu, dimasukkan kedalam mudstone, sedangkan
kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan batuan yang kandungan butirannya lebih besar
sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, dari 10% dimasukkan kedalam wackestone.
sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar
Grain supported atau batuan yang
25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan
didominasi oleh butiran adalah tekstur batuan
yang tipis sekali sampai yang tebal sekali.
karbonat yang terendapkan pada lingkungan
Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13
berenergi sedang – tinggi. Tekstur ini terbagi dua
kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang
yaitu yang masih mengandung matriks
tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar
digolongkan menjadi packstone dan yang tidak
lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki
mengandung matriks sama sekali atau grainstone.
ketebalan yang berbeda dan singkapan umum
yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Tabel 7. Klasifikasi batuan karbonat
Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari
pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu
tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah
ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi
dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer sampai
lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-
rata sekitar 1 kilometer (Endarto, 2005 ).

Menurut Dunham 1962 bahwa tekstur


batugamping atau batuan karbonat dapat berdasarkan Dunham 1962 yang didasarkan pada
menggambarkan genesa pembentukannya, kehadiran mud (mikrit) dan butiran (grain).
sehingga klasifikasi ini dianggap mempunyai tipe
d. Batuan Metamorf
genetik dan bukan deskriptif seperti yang
dikemukakan oleh Folk (1962). Terdapat empat Batuan metamorf diartikan sebagai
dasar klasifikasi batuan karbonat menurut batuan yang terbentuk akibat adanya perubahan
Dunham 1962 yaitu kandungan lumpur karbonat suhu (T) dan tekanan (P) dari batuan yang telah
(mud), kandungan butiran, keterikatan ada sebelumnya, baik itu batuan beku, sedimen
komponen, dan kenampakan tekstur hasil maupun batuan metamorf itu sendiri. Proses
perubahan tersebut disebut dengan proses 2. Granulite fasies : temperatur dan tekanan
metamorfisme. Batuan metamorf juga disebut sangat tinggi, merupakan
sebagai batuan malihan, demikian pula dengan metamorfisme regional.
prosesnya yaitu proses metamorfisme atau 3. Eklogit fasies : temperatur dan tekanan
malihan (Maulana A, 2013). sangat tinggi, lebih tinggi dari granulit fasies,
merupakan metamorfisme regional.
Proses metamorfisme atau malihan
4. Albit – epidot – amphibolit fasies : P &
merupakan perubahan yang terjadi pada susunan
T sedang, merupakan metamorfisme kontak.
mineral, tekstur batuan dan komposisi kimia.
5. Green schist fasies : temperature rendah,
Perubahan pada proses metamorfisme sangat
tekanan sedang, merupakan
berbeda dengan perubahan pada batuan sedimen
metamorphoseregional.
yang dikenal dengan diagenesis dan proses
6. Sanidinit Fasies : temperatur sangat tinggi,
pelapukan. Proses metamorfisme berlangsung
tekanan sangat rendah, merupakan
akibat perubahan suhu dan tekanan yang tinggi
metamorfisme kontak.
diatas 2000C dan 300 Mpa (mega pascal) dan
7. Amphibolit fasies :
terjadi dalam kondisi padat. Proses diagenesa
- Silimanit-almandit sub fasies ; P & T
sendiri berlangsung pada suhu dibawah 2000 C
tinggi, merupakan metamorfisme regional.
dan proses pelapukan pada suhu dan tekanan
- Staurolit-kianit sub fasies ; P & T rendah,
normal, jauh dibawahnya dalam lingkungan
merupakan metamorfisme regional.
atmosfir (Maulana A, 2013).
- Kordierit-antofilit sub fasies ; P & T
Fasies metamorfisme adalah kelompok sedang, merupakan metamorfisme kontak.
batuan metamorphose yang sempurna yang
menunjukkan suatu kondisi tertentu yang
dicirikan oleh asosiasi mineral yang tetap. Dalam
hal menentukan fasies metamorfisme ialah
komposisi metamorf dengan melihat asosiasi
mineral dengan menunjukkan kondisi fisik
(temperature dan tekanan). Harus kita ketahui
bahwa asosiasi mineral tidak akan menyimpang
dari komposisi kimia batuan asal. Dikenal Gambar 3 Diagram pressure dan temperatur (P-T
beberapa fasies : path diagram) yang memperlihatkan
1. Piroksin-hornfels fasies : temperature tinggi, konsep facies dihubungkan dengan

tekanan sedang dan merupakan kondisi suhu dan tekanan serta


kedalaman. (Maulana, A 2013).
metamorfisme kontak.
METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode yang digunakan ialah pengamatan a. Batuan Beku

petrografi yang dilakukan di Laboratorium


1. Sampel 1
Petrografi Departemen Teknik Geologi
Sayatan batuan beku asam dengan nmor
Universitas Hasanuddin.
sampel ST 13 ini berwarna kecoklatan, bentuk
Pengamatan petrografi dilakukan pada
mineral subhedral-anhedral, ukuran mineral <
beberapa sampel sayatan tipis batuan. Adapun
0.25 mm – 2 mm, warna interferensi berwarna
batuan yang diamati yaitu batuan beku asam,
abu-abu kehitaman, tekstur faneroporfiritik,
batuan beku intermediet, batuan beku basa
dengan komposisi mineral terdiri dari Orthoklas,
ultrabasa, batuan piroklastik, batuan sedimen
Sanidin, Biotit, Plagioklas, Kuarsa dan Mineral
karbonat dan non karbonat serta batuan
Opaq. Berdasarkan klasifikasi Travis, (1955)
metamorf. Pengamatan ini menggunakan
dengan melihat tekstur dan kandungan mineral,
mikroskop Polarisasi jenis Nikon Eclipse E200
dapat diinterpretasikan nama batuan tersebut
yang memiliki empat lensa objektif dengan
adalah Syenit.
perbesaran 4x, 10x, 40x dan 100x. Dalam
mengamati sayatan batuan, pengamatan
Ort
dilakukan paling sedikit menggunakan tiga Qz
diameter medan pandang (DMP) agar data yang
dipakai dalam penamaan batuan dapat mewakili Bt Opaq

seluruh batuan. Selanjutnya dilakukan penentuan Fls Pla


persentase setiap mineral untuk menjadi factor
dalam penamaan batuan menggunakan klasifikasi
A
tertentu. Selanjutnya masuk terakhir adalah
pembuatan laporan.

B
Gambar 5. Syenit dalam sayatan tipis. (A) Nikol
Silang. (B) Nikol Sejajar

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian


2. Sampel 2 kecoklatan pada nikol sejajar, abu-abu kehitaman
pada nikol silang, tekstur porfiritik, granularitas
Sayatan batuan beku asam dengan nomor
faneritik, fabrik : bentuk euhedral-subhedral,
sampel ST 10 ini tidak berwarna pada nikol
relasi: inequigranular, tersusun atas mineral
sejajar, abu-abu hitam kecoklatan pada nikol
Ortoklas, Kuarsa, Plagioklas, Piroksin, Massa
silang, tekstur kristalinitas holokristalin,
Dasar.
granularitas faneritik, fabrik : bentuk euhedral-
Dari pengamatan menggunakan tiga
subhedral, relasi: equigranular, tersusun atas
DMP, dapat diketahui persentase mineral
mineral Kuarsa, Ortoklas, Biotit, Plagioklas.
penyusun batuan. Adapun persentase dari setiap
Berdasarkan klasifikasi Travis, (1955) dengan
mineral yaitu Ortoklas (25%), Kuarsa (12%),
melihat tekstur dan kandungan mineral, dapat
Plagioklas (45%), Piroksin (15%), Massa Dasar
diinterpretasikan nama batuan tersebut adalah
(3%). Dari persentase tersebut, berdasarkan
Syenit.
klasifikasi Travis, (1955) dengan melihat tekstur
dan kandungan mineral, dapat diinterpretasikan
nama batuan tersebut adalah Diorit Kuarsa..

Fls

Bt

Opaq

B
Gambar 6. Syenit dalam sayatan tipis. (A) Nikol Hb

Silang. (B) Nikol Sejajar B


Gambar 7. Diorit Kuarsa dalam sayatan tipis. (A)
3. Sampel 3 Nikol Sejajar. (B) Nikol Silang

Sayatan batuan beku intermediet dengan


nomor sampel 08 ini berwarna transparan hingga
4. Sampel 4 subhedral-anhedral, ukuran mineral < 0.25 mm –
2.5 mm,, tekstur faneroporfiritik, dengan
Sayatan batuan beku intermediet dengan
komposisi mineral terdiri dari Olivin, Oligoklas,
nomor sampel 10 ini berwarna tidak berwarna
Hornblende. Berdasarkan klasifikasi Streckeisen,
sampai kecoklatan pada nikol sejajar, abu-abu
(1974) dengan melihat tekstur dan kandungan
hitam kecoklatan pada nikol silang, tekstur
kristalinitas holohyalin, granularitas mineral, dapat diinterpretasikan nama batuan

faneroporfiritik, fabrik terdiri dari bentuk dan tersebut adalah Peridotit.

relasi, bentuk euhedral-subhedral dengan relasi


inequigranular, yang tersusun atas mineral Massa
dasar kristalin, Kuarsa, Ortoklas, Biotit,
Bt
Plagioklas, Piroksin dan Mineral Opaq. Nama
Pla
batuan tersebut adalah Porfiri Monzonit.

Px

B
Gambar 9. Poeridotit dalam sayatan tipis. (A) Nikol
B Silang. (B) Nikol Sejajar

Gambar 8. Porfiri Monzonit dalam sayatan tipis. (A) 6. Sampel 6


Nikol Silang. (B) Nikol Sejajar
Sampel dengan nomor WT 03 Berwarna
5. Sampel 5
kecoklatan pada nikol sejajar dan berwarna hijau
Sampel dengan nomor ST 50 ini kecoklatan pada nikol silang, bentuk mineral
transparan pada nikol sejajar dan berwarna au- subhedral-anhedral, ukuran mineral < 0.25 mm –
abu kehitaman pada nikol silang, bentuk mineral
2.5 mm, tekstur faneritik, dengan komposisi sejajar, dan abu-abu kehitaman pada nikol silang.
mineral terdiri dari Olivin dan Mineral Opaq. Bentuk subhedral-anhedral, relasi inequigranular,
terdiri dari kristal, rock fragmen dan massa dasar.
Struktur massif dengan ukuran butir berkisar dari
0,025 mm – 2,5 mm

Pla

Pla

Mkv
Px Px
Bt
A

Olv

B
Gambar 10. Dunite dalam sayatan tipis. (A) Nikol
Silang. (B) Nikol Sejajar

Dari pengamatan menggunakan tiga


Mkv
DMP, dapat diketahui persentase mineral Px
Bt
B
penyusun batuan. Adapun persentase dari setiap
mineral yaitu Olivin (78,3%), Plagioklas (6,6%), Gambar 11. Kenampakan Fotomikrograf Vitric
crystal tuff dengan Komposisi kristal,
Piroksin (5%) dan Mineral Opaq (10%). Dari rock fragmen dan massa dasar dengan
persentase tersebut, berdasarkan klasifikasi perbesaran 40X. (A) Nikol Silang. (B)
Nikol Sejajar
IUGS, (1973) dengan melihat tekstur dan
Berdasarkan klasifikasi Pettijohn, (1975)
kandungan mineral, dapat diinterpretasikan nama
dengan melihat tekstur dan kandungan mineral,
batuan tersebut adalah Dunite.
dapat diinterpretasikan nama batuan tersebut
b. Batuan Piroklstik adalah Victric Crystal Tuff.

1. Sampel 1 2. Sampel 2

Sampel 1 ini memiliki kenampakan Sampel 2 ini berwarna kuning kecoklatan


warna kuning kecoklatan pada kenampakan nikol pada nikol sejajar, hitam keabu-abuan pada nikol
silang, bentuk euhedral-subhedral, yang tersusun klastik, struktur tidak berlapis dengan komposisi
atas mineral Biotit, Plagioklas dan massa dasar mineral antara lain kalsit dan mineral opaq.
gelas.
Berdasarkan klasifikasi Pettijohn (1975)
dengan melihat tekstur dan kandungan mineral,
dapat diinterpretasikan nama batuan tersebut
adalah Lithic Tuff.

B
Gambar 13. Kenampakan Crytallline dengan
Komposisi Kalsit dan Mineral Opaaq
dengan perbesaran 40X. (A) Nikol Silang.
(B) Nikol Sejajar

Berdasarkan klasifikasi Dunham (1962)


dengan melihat tekstur dan kandungan mineral,
dapat diinterpretasikan nama batuan tersebut
B adalah Crystalline

Gambar 12. Kenampakan Tuff Lithic dengan 2. Sampel 2


Komposisi kristal, rock fragmen dan
massa dasar gelas dengan perbesaran Sampel 2 ini memiliki warna absorbsi
40X. (A) Nikol Silang. (B) Nikol Sejajar
tidak berwarna–kuning, warna interferensi abu
c. Batuan Sedimen Karbonat kehitaman, memiliki ukuran mineral 0,075 mm -
0,375 mm, bentuk subhedral – anhedral, tekstur
1. Sampel 1
klastik, struktur tidak berlapis dengan komposisi
Sampel 1 ini memiliki warna absorbsi
mineral antara lain dolomit dan mikrit.
tidak berwarna–kuning, warna interferensi abu
kehitaman, memiliki ukuran mineral 0,075 mm -
0,375 mm, bentuk subhedral – anhedral, tekstur
A
A

B
B
Gambar 14. Kenampakan Weckstone dengan
Komposisi dolomit dan mikrit dengan Gambar 15. Kenampakan Quartz Arenite dengan
perbesaran 40X. (A) Nikol Silang. (B) Komposisi kuarsa dengan perbesaran
Nikol Sejajar 40X. (A) Nikol Silang. (B) Nikol Sejajar

Berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) Berdasarkan klasifikasi Pettijohn, 1973


dengan melihat tekstur dan kandungan mineral, dengan melihat tekstur dan kandungan mineral,
dapat diinterpretasikan nama batuan tersebut dapat diinterpretasikan nama batuan tersebut
adalah Weckstone. adalah Quartz Arenite.

d. Batuan Sedimen Non Karbonat 2. Sampel 2

1. Sampel 1 Sampel 2 ini memiliki warna absorbsi


tidak berwarna–kuning, warna interferensi abu
Sampel 1 ini memiliki warna absorbsi
kehitaman, memiliki ukuran mineral 0,075 mm -
tidak berwarna–kuning, warna interferensi abu
0,375 mm, bentuk subhedral – anhedral, tekstur
kehitaman, memiliki ukuran mineral 0,075 mm -
klastik, struktur tidak berlapis dengan komposisi
0,375 mm, bentuk subhedral – anhedral, tekstur
mineral antara lain kuarsa dan massa dasar gelas.
klastik, struktur tidak berlapis dengan komposisi
mineral antara lain kuarsa.
melihat warna, struktur dan kandungan mineral,
nama batuan adalah Sekis.

B
B
Gambar 17. Kenampakan Sekis dengan Komposisi
Muskovit, Hornblende, Aktinolit dan
Gambar 16. Kenampakan Wacke dengan Komposisi
Mineral Opaaq dengan perbesaran 40X.
kuarsa dan massa dasar gelas dengan
(A) Nikol Silang. (B) Nikol Sejajar
perbesaran 40X. (A) Nikol Silang. (B)
Nikol Sejajar
2. Sampel 2
Berdasarkan klasifikasi Pettijohn, 1973
Sampel 2 ini memiliki warna abu-abu
dengan melihat tekstur dan kandungan mineral,
kecoklatan pada nikol sejajar, biru pada nikol
dapat diinterpretasikan nama batuan tersebut
silang, tekstur granuloblastik, bentuk euhedral-
adalah Wacke.
subhedral, sturuktur non foliasi yang tersusun
e. Batuan Metamorf atas mineral kuarsa
Dari pengamatan menggunakan tiga
1. Sampel 1 DMP, dapat diketahui persentase mineral
Sayatan batuan ini berwarna kuning penyusun batuan. Adapun persentase dari setiap
kecoklatan pada nikol sejajar, dan berwarma biru mineral yaitu Kuarsa (93.3%) dan Mineral Opaq
pada nikol silang, ukuran mineral 0,05 mm – 1 (6.6%). Dari sifat optik dan komposisi mineral
mm tekstur porphyroblastik, bentuk euhedral- tersebut, berdasarkan klasifikasi Travis, (1955)
subhedral, struktur foliasi, tersusun atas mineral dengan melihat warna, struktur dan kandungan
Muskovit, Aktinolit, Kuarsa dan Hornblende. mineral, nama batuan adalah Kuarsit.
Berdasarkan klasifikasi Travis, (1955) dengan
DAFTAR PUSTAKA

Dutch, Steven. 2001. Classification of


Igneous Rocks. Green Bay: University
of Wisconsin

Harjanto, Agus. 2011. Petrologi dan


Geokimia Batuan Volkanik di Daerah
Kulungprogo dan Sekitarnya Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmiah
MTG: Yogyakarta
A
Kerr, Paul. 1959. Optical Mineralogi. New
York: McGraw-Hill Book Company
Inc.

Krismin.2013.Batuan. Kementerian dan


Kebudayaan Republik Indonesia

Lumbenraja, jamalam. 2012. Geologi,


Petrologi dan Mineralogi Tanah.
B Lembaga Penelitian
Gambar 18. Kenampakan Kuarsit dengan Komposisi
Kuarsa Mineral Opaaq dengan perbesaran Maulana, A. 2013. Petrologi. Makassar:
40X. (A) Nikol Silang. (B) Nikol Sejajar Universitas Hasanuddin
KESIMPULAN Noor Djauhari. 2011. Pengantar Geologi.
Adapun batuan yang dijumpai pada Program Studi Teknik Geologi
pengamatan petrografi yaitu Universitas Pakuan
1. Batuan Beku Asam yaitu Syenit, Syenit;
Pettijohn F. J. 1975. Sedimentary Rocks :
Batuan Beku Intermediet yaitu Diorit Harper & Row Publishers, New York -
Kuarsa, Porfiri Monzonit; Batuan Beku Evanston -San Fransisco- London
Basa dan Ultrabasa Peridotit, dan Dunit.
Raymond, Lauren A.2011. Petrologi Second
2. Batuan Piroklastik yaitu Victric Crystal
Edition.
Tuff dan Lithic Tuff
3. Batuan sedimen karbonat yaitu Crytallin Sutarto, dkk. 2005. Album Mineralogi Optik
dan Weckstone. Batuan sedimen non Mineral Pembentuk Batuan.
karbonat yaitu Quartz Arenite dan Wacke. Yogyakarta: UPNV Yogyakarta.
4. Batuan Metamorf yaitu Skiss dan Kuarsit
Streckeinsen, at, all. 1991. The IUGS
Systematics of Igneous Rocks. London:
Journal of the Geological Society.
Tim Asisten. 2016. Buku Panduan Praktikum
Mineralogi Optik – Petrografi Tahun
Ajaran 2016-2017. Yogyakarta: UPNV
Yogyakarta.

Tracy, Robert J. 2012. Petrologi Second


Edition.

Travis, R.B. 1955. Classification of rocks.


Colorado School Mines, Quarterly 50/1, 98
p.

Anda mungkin juga menyukai

  • Readle Shear
    Readle Shear
    Dokumen8 halaman
    Readle Shear
    Huzaely Latief Sunan
    100% (1)
  • Tiga Pondasi
    Tiga Pondasi
    Dokumen24 halaman
    Tiga Pondasi
    SaifulMujabSutanPermato
    Belum ada peringkat
  • Memorandum of Understanding
    Memorandum of Understanding
    Dokumen2 halaman
    Memorandum of Understanding
    elhaz
    Belum ada peringkat
  • Pengenalan Petrel
    Pengenalan Petrel
    Dokumen12 halaman
    Pengenalan Petrel
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • AMPLOP
    AMPLOP
    Dokumen11 halaman
    AMPLOP
    Ega Mega
    Belum ada peringkat
  • Langkah Petrel
    Langkah Petrel
    Dokumen24 halaman
    Langkah Petrel
    Fadjrin Faisal
    Belum ada peringkat
  • Paleo Sulawesi
    Paleo Sulawesi
    Dokumen63 halaman
    Paleo Sulawesi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Umum
    Pertanyaan Umum
    Dokumen12 halaman
    Pertanyaan Umum
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Langkah Petrel
    Langkah Petrel
    Dokumen24 halaman
    Langkah Petrel
    Fadjrin Faisal
    Belum ada peringkat
  • Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen2 halaman
    Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Peta Geologi
    Peta Geologi
    Dokumen1 halaman
    Peta Geologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Regional Geology Sulawesi Tengah
    Regional Geology Sulawesi Tengah
    Dokumen62 halaman
    Regional Geology Sulawesi Tengah
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen49 halaman
    Proposal
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Batuan Beku Ultrabasa
    Batuan Beku Ultrabasa
    Dokumen4 halaman
    Batuan Beku Ultrabasa
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Metamorf
    Metamorf
    Dokumen9 halaman
    Metamorf
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Dokumen2 halaman
    Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Sedimen
    Sedimen
    Dokumen17 halaman
    Sedimen
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Penemuan Terbimbing PDF
    Penemuan Terbimbing PDF
    Dokumen11 halaman
    Penemuan Terbimbing PDF
    Imha Kirei Mondo
    Belum ada peringkat
  • Ling Karan
    Ling Karan
    Dokumen1 halaman
    Ling Karan
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen13 halaman
    Chapter II
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Agenda Harian
    Agenda Harian
    Dokumen1 halaman
    Agenda Harian
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bertamu Dan Menerima Tamu
    Bertamu Dan Menerima Tamu
    Dokumen8 halaman
    Bertamu Dan Menerima Tamu
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Teori Bilangan
    Teori Bilangan
    Dokumen19 halaman
    Teori Bilangan
    Ackmad Zheal
    Belum ada peringkat
  • Tgs Sosiologi
    Tgs Sosiologi
    Dokumen14 halaman
    Tgs Sosiologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Sosiologi
    Sosiologi
    Dokumen10 halaman
    Sosiologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Document 1
    Document 1
    Dokumen12 halaman
    Document 1
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Kendal A
    Kendal A
    Dokumen7 halaman
    Kendal A
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen46 halaman
    Bab Iv
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen12 halaman
    Bab Iv
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat