OLEH:
MUHAMMAD AFRISAL ARIF
D611 15 006
Maksud:
Melakukan pemetaan geologi permukaan dengan
menggunakan peta dasar (peta topografi) skala 1:25.000
Tujuan:
Mengetahui kondisi geologi daerah penelitian yang
mencakup kondisi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi
dan potensi bahan galian
LOKASI PENELITIAN
Secara Administratif:
Wilayah Kecamatan Petasia dan Kecamatan Bungku Utara
Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi Tengah
Secara Astronomis:
121°21’0" - 121°29'45" (Bujur Timur) dan 01°54'0" –
01°59'15" (Lintang Selatan)
Kesampaian Daerah:
- Menggunakan jalur darat dari kota Makassar ke
kecamatan Kolonodale selama ± 23 jam
- Dari ibukota kecamatan, waktu tempuh menuju daerah
penelitian selama ± 2 jam dengan menggunakan
Peta Rupa Bumi Lembar Kolonodale skala 1:50.000 transportasi laut
terbitan Bakosurtanal edisi 1 tahun 1991 Cibinong Bogor.
TAHAPAN PENELITIAN
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Analisis
Interpretasi
Laporan
SATUAN GEOMORFOLOGI
Berdasarkan pendekatan morfografi dan morfogenesa
maka geomorfologi daerah Tanjung Gililana Kecamatan
Petasia dan Pulau Nanaka Kecamatan Bungku Utara,
Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah
yaitu :
• Satuan bentangalam Perbukitan Karts
Morfografi:
Digolongkan sebagai bentangalam perbukitan,
dimana satuan bentangalam ini memiliki beda tinggi
25-150 meter di atas permukaan laut. Bentuk
puncak tumpul dan bentuk lembah “V”
Morfogenesa:
Proses-proses geomorfologi yang dominan bekerja
ialah pelarutan
Bekas
Pelarutan
Litologi:
Disusun oleh batuan sedimen batugamping
SATUAN BENTANG ALAM
PERBUKITAN KARST
Jenis Pelapukan:
Jenis pelapukan yang umumnya dijumpai di lapangan adalah
pelapukan fisika, kimia dan biologi dengan tingkat pelapukan
rendah hingga sedang
Morfogenesa:
Proses-proses geomorfologi yang dominan
bekerja ialah struktur geologi berupa lipatan dan
kekar pada batuan yang terbentuk oleh aktivitas
tektonik yang berkembang. Serta adanya
Struktur morfologi Kuesta yang dapat di lihat
lipatan
Litologi:
Disusun oleh batuan sedimen batugamping,
batupasir, batulanau dan batulempung
SATUAN BENTANG ALAM
PERBUKITAN STRUKTURAL
Jenis Pelapukan:
Jenis pelapukan yang umumnya dijumpai di lapangan
adalah pelapukan fisika, kimia dan biologi dengan
tingkat pelapukan rendah hingga sedang
Morfografi:
Digolongkan sebagai bentangalam pegunungan
struktural dimana satuan bentangalam ini memiliki
ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut.
Jajaran Bentuk puncak lancip dan bentuk lembah “V”
Pegunungan
Morfogenesa:
Proses-proses geomorfologi yang dominan bekerja ialah
struktur geologi berupa struktur lipatan pada batuan
yang terbentuk oleh aktivitas tektonik yang berkembang
serta data sekunder berupa air terjun
Struktur
lipatan
Litologi:
Disusun oleh batuan sedimen batugamping,
batulempung, dan rijang
SATUAN BENTANG ALAM
PEGUNUNGAN STRUKTURAL
Jenis Pelapukan:
Jenis pelapukan yang umumnya dijumpai di lapangan
adalah pelapukan fisika, kimia-fisika dan biologi dengan
tingkat pelapukan rendah hingga sedang
Jenis Erosi:
Jenis erosi yang dijumpai adalah erosi alur
dengan diameter lebih dari 1 meter atau yang
disebut dengan gully erotion
Jenis Sungai:
Jenis sungai yang dijumpai adalah sungai
periodik
Merupakan sungai yang kandungan airnya
tergantung pada musim, dimana pada musim
hujan debit alirannya menjadi besar dan pada
musim kemarau debit alirannya menjadi kecil
Stadia Sungai:
Berdasarkan pada profil lembah sungai, jenis
erosi, serta proses sedimentasi yang bekerja,
stadia sungai pada daerah penelitian adalah
Stadia Muda
Korelasi Satuan Peta Geologi Regional Lembar Poso (Simandjuntak dkk, 1991)
STRATIGRAFI DAERAH PENELITIAN
• Satuan Batupasir
• Satuan Batulanau
PPL XPL
PPL XPL
PPL XPL
PPL XPL
1 170 38 95 37 81
Sesar Naik
MEKANISME STRUKTUR GEOLOGI
DAERAH PENELITIAN
Pada zaman yang sama terjadi pengendapan material sedimen bersifat silikaan berukuran pasir
kasar sampai lempung di lingkungan pengendapan transisi sehingga membentuk satuan
batupasir, dan juga pada waktu yang sama terjadi pengendapan material-material sedimen
karbonat berukuran halus pada lingkungan pengendapan yang sama terhadap satuan batupasir
akan tetapi dengan fasies pengendapan yang berbeda, proses tersebut membentuk suatu
Pulau Nanaka keselarasan dengan jenis keselarasan yakni menjemari, pada zaman Kapur Akhir proses
pengendapan material sedimen karbonat berukuran halus tersebut di lingkungan pengendapan
laut dangkal (shelf margin) berakhir, sehingga membentuk satuan batugamping mudstone.
Kemudian pada zaman Kapur Akhir terjadi proses regresi yang mengakibatkan terjadinya
perubahan lingkungan pengendapan laut dangkal (shelf margin) berubah menjadi laut dangkal
(shallow margine) yang dimana pada lingkungan tersebut terjadi pengendapan material
sedimen karbonat berukuran kasar sehingga membentuk satuan batugamping packstone.
Pada zaman Post Kapur Akhir terjadi aktivitas tektonik yang menyebabkan batuan mengalami
perlipatan pada satuan batupasir dan satuan batugamping mudstone serta pergeseran atau
patahan pada satuan batupasir dengan arah tegasan utama berarah timurlaut hingga baratdaya
dan membentuk sesar naik Toko Nanaka.
Selanjutnya, pada zaman Post Kapur Akhir hingga Holosen, daerah penelitian mengalami
pengangkatan dasar cekungan yang merubah daerah penelitian menjadi daratan, kemudian
berlangsung proses-proses geologi muda berupa proses pelapukan dan erosi. Proses-proses
Satuan
Satuan
Satuan
Satuan Batulanau
Batupasir
Sesar
Aktivitas
Batugamping
Keselarasan (Patahan)
Tektonik
Mudstone
Tanjung Gililana
(Menjemari)
Batugamping Lipatan
Packstone
tersebut masih berlangsung hingga sekarang yang kemudian mengontrol pembentukan
bentangalam pada daerah penelitian.
BAHAN GALIAN
Foto indikasi pemamfaatan bahan galian Batugamping Foto indikasi pemamfaatan bahan galian Batugamping
Pada Stasiun 19 di daerah penelitian Pada Stasiun 35 di daerah penelitian
Geomorfologi - Satuan geomorfologi pada daerah penelitian dibagi atas 3 (tiga) yaitu satuan
morfologi perbukitan karts, satuan morfologi perbukitan struktural, dan satuan
morfologi pegunungan struktural
- Jenis sungai pada daerah penelitian yaitu sungai periodik
- Tipe genetik sungai konsekuen
- Pola aliran Sungai sub parallel
- Stadia daerah penelitian yaitu muda
Stratigrafi Satuan batuan pada daerah penelitian dibagi atas 4 (empat) dari muda ke tua yaitu
- Batugamping Packstone
- Batugamping Mudstone
- Batupasir
- Batulanau