Anda di halaman 1dari 12

Penelitian

A. Judul Penelitian : PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR TERHADAP


PERTUMBUHAN BIJI PARE
B. Ruang Lingkup / Bidang Ilmu Pengetahuan : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
C. Latar Belakang :
Pentingnya penelitian :
Air merupakan sumber kehidupan, tidak hanya bagi manusia, makhluk hidup
yang lain juga sangat membutuhkan air. Air adalah faktor yang menentukan
kehidupan tumbuhan. Tanpa adanya air, tumbuhan tidak bisa melakukan
berbagai macam proses kehidupan apapun. Kira-kira 70% atau lebih daripada
berat protoplasma sel hidup terdiri dari air. Air juga merupakan salah satu
komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketersediaan air dalam tubuh
tanaman diperoleh melalui proses fisiologis absorbsi. Sedangkan hilangnya air
dari permukaan bagian-bagian tanaman melalui proses fisiologi, evaporasi dan
transpirasi. Peranan air yang sangat penting menimbulkan konsekuensi bahwa
langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan
mempengaruhi semua proses metaboliknya sehingga dapat menurunkan
pertumbuhan tanaman. Tanaman pare merupakan tanaman sayuran buah yang
mempunyai nilai kegunaan yang cukup tinggi bagi kesehatan manusia. Pare
(Momordica charantia L. ) bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal
dari luar negeri yang beriklim panas (tropis) yaitu Assam dan Burma. Tingkat
kesesuaian tumbuh tanaman pare yang cukup tinggi ini mengakibatkan
tanaman pare dapat tumbuh dimana saja. Tanaman pare ini sangat mudah
dibudidayakan dan tumbuhnya tidak tergantung pada musim. Tanaman pare
(paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh
menjalar dan merambat. Mengingat tanaman ini bukanlah tanaman asli
Indonesia, maka perlu diadakan suatu penelitian sederhana untuk melihat
kadar air yang mana yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan biji pare,
karena mengingat tanaman pare ini dapat tumbuh dimana saja dan tidak
tergantung pada musim.
Masalah :
1. Apakah perlakuan pemberian kadar air yang berbeda-beda memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan biji pare?
2. Kadar air manakah yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan biji pare?
Hasil yang diharapkan
Mengetahui kadar air yang bisa mengoptimalkan pertumbuhan tanaman pare
Penelahaan studi kepustakaan

Tinjauan kepustakaan

1. Pengertian Pertumbuhan
Yang paling umum, pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena organisme
multisel, tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tapi juga

dalam bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma, dan tingkat kerumitan. Pada banyak
kajian, pertumbuhan perlu diukur. Teorinya, semua ciri pertumbuhan yang disebutkan
tadi bisa diukur, tapi ada dua macam pengukuran yang lazim digunakan untuk
mengukur pertambahan pertambahan volume dan massa. Pertambahan volume
(ukuran) ditentukan dengan cara mengukur perbesaran ke satu atau dua arah, seperti
panjang (misalnya, tinggi batang), diameter (misalnya, diameter batang), atau luas
(misalnya, luas daun) (dalam Salisbury dan Cleon, 1995:2). Pertumbuhan pada
tanaman merupakan proses bertambahnya ukuran dari kecil hingga sampai dewasa
yang sifatnya kuantitatif , artinya dapat kita ukur yang dapat dinyatakan dengan suatu
bilangan, misalnya tanaman pare umur 1 minggu tingginya 5 cm. Selain tumbuh,
tanaman juga mengalami perkembangan yang ditandai dengan tanaman menjadi
dewasa yaitu dapat menghasilkan biji kembali. Dengan demikian, dapat dijelaskan
bahwa pertumbuhan adalah suatu proses pertumbuhan ukuran dan volume serta
jumlah sel secara irreversibel, yaitu tidak dapat kembali ke bentuk semula (dalam
Budiyanto, 2011). Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain umur, keadaan
tanaman, faktor hereditas, dan zat pengatur tumbuh. Faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan adalah cahaya, temperature, kelembaban, nutrisi atau
garam-garam mineral, oksigen. Proses pertumbuhan akan menghasilkan produk
tanaman yaitu bagian tanaman yang dapat dipanen dalam perluasan tanah pada satuan
waktu tertentu (dalam Zulaikhah, 2011).
2 Tanaman Pare
Dewasa ini hampir semua orang mengenal pare, karena tanaman ini sudah ditanam
oleh masyarakat luas. Pare (Momordica charantia L. ) bukan tanaman asli Indonesia,
melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman
memastikan sentrum utama tanaman pare terdapat di Asia tropis, terutama daerah
India bagian barat, yaitu Assam dan Burma. Belum ditemukan data atau informasi
terinci kapan tanaman pare masuk ke Indonesia. Dalam ilmu tumbuhan (botani)
kedudukan tanaman pare diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh- tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
Spesies : Momordica charantina L.
Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar atau
merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai sulur-sulur pembelit yang
berbentuk pilin. Batang tanaman pare dapat mencapai panjang 5 meter dan berbentuk
segi lima. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas berwarna hijau tua
dan permukaan bawah hijau muda atau hijau kekuning-kuningan. Dari ketiak daun
tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna kuning menyala, sebagaina bunga
jantan dan sebagian merupakan bunga betina. Bunga betina dapat menjadi buah

setelah mengalami proses penyerbukan. Buah pare berbentuk bulat panjang,


permukaan buah berbintil- bintil, daging buahnya agak tebal, dan didalamnya terdapat
sejumlah biji. Biji pare berbentuk bulat, berkulit agak tebal dan keras, serta
permukaannya tidak rata. Biji pare dapat digunakan sebagai alat penyerbukan
tanaman secara vegetatif (dalam Rukmana, 1997:13). Pada umumnya, tanaman pare
dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah dataran rendah sampai
ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (dpl). Penanaman pare di dataran tinggi
(pegunungan) sering menghasilkan buah berukuran kecil-kecil dan tidak normal.
Disamping faktor iklim, lokasi penanaman pare harus memenuhi persyaratan faktor
tanah yang memadai. Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian
cocok bagi tanaman pare. Meskipun demikian, tanah yang paling baik bagi tanaman
pare adalah tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik, aerasi dan drainase nya baik, serta tingkat kemasamannya (pH) antara 5-6
(dalam Rukmana, 1997:25).
1) Jenis-jenis Pare
Beberapa jenis pare yang ada dan dibudidayakan adalah sebagai berikut:
a) Pare Putih (Pare Gajih atau Pare Bodas)
Pare ini paling banyak dibudidayakan dan paling disukai. Ciri-ciri pare putih adalah
sebagai berikut.
(1) Bentuk buahnya bulat panjang dengan ukuran 30 - 50 cm diameter 3-7 cm, berat
rata-rata antara 200-500 gram/buah.
(2) Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran besar dan arahnya sepanjang
buahnya.
(3) Rasa buahnya tidak begitu pahit.
(4) Pare ini berasal dari India dan Afrika (dalam Santoso, 1996).
b) Pare Hijau (Pare Gengge atau Pae Kodok)
Ciri-ciri pare hijau adalah sebagai berikut:
(1) Buah berbentuk lonjong kecil dan berwarna hijau.
(2) Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran kecil dan halus.
(3) Rasa buah pahit.
Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para, tanaman
pare hijau ini dapat tumbuh dengan baik (dalam Rukmana, 1997:16).
c) Pare Ular (Pare Bulet atau Pare Alas Leuweung)
Ciri-ciri pare ular adalah sebagai berikut:
(1) Buah berbentuk bulat panjang, agak melengkung, dan panjangnya mencapai 60
cm.
(2) Permukaan (kulit) buah berwarna belang-belang, yaitu hijau keputihan mirip kulit
ular.
(3) Rasa daging buah tidak begitu pahit.
Pare ular sebenarnya bukan genus Momordica, namun termasuk genus Trichosanthus
(Trichosanthus anquina L. sin T. cucumerina ) (dalam Rukmana, 1997;16).

2) Manfaat Tanaman Pare


Rasa pahit tanaman pare, terutama daun dan buah, disebabkan oleh kandungan zat
sejenis glukosida yang disebut momordisin atau charantin . Para ahli kesehatan
menemukan kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan resin. Zat
penimbul rasa pahit pada tanaman pare mempunyai nilai sosial dan kegunaan yang
luas dalam pelayanan kesehatan masyarakat, diantaranya sebagai bahan obat
tradisional untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit (dalam Rukmana, 1997:21).
Rasa buah pahit ini yang menimbulkan beberapa manfaat yang terdapat dalam buah
pare. Manfaat buah pare bagi kesehatan manusia adalah sebagai berikut (dalam
Santoso, 1996):
a) Dapat merangsang nafsu makan.
b) Memperlancar pencernaan.
c) Dapat menyembuhkan penyakit kuning, sariawan, wasir, impotensi, kerusakan hati,
dan lain sebagainya.
d) Sebagai obat malaria.
Selain buah pare, ternyata daun pare juga mempunyai manfaat yang tidak kalah
dengan buahnya. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut (dalam Santoso, 1996).
a) Dapat menyembuhkan mencret pada bayi.
b) Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan.
c) Dapat menurunkan panas tubuh.
d) Dapat mengeluarkan cacing kremi.
e) Dapat menyembuhkan batuk, kencing manis (diabetes), kemandulan pada wanita,
menambah produk ASI dan antiseptis, rabun malam, penyakit kulit, dan lain
sebagainya.
3 Peranan Air Bagi Tanaman
Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah
besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kadar air adalah persentase
kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet
basis ) atau berdasarkan berat kering (dry basis ). Kadar air berat basah mempunyai
batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering
dapat lebih dari 100%. Noggle dan Frizt (dalam Effendi, 2010) menjelaskan fungsi air
bagi tanaman yaitu sebagai berikut:
a) Sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma.
b) Sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke
tanaman dan sebagai pelarut mineral nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel
ke bagian sel lain.
c) Sebagai media terjadinya reaksi- reaksi metabolik sebagai rektan pada sejumlah
reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat.
d) Sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis.
e) Menjaga turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel.
f) Mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan menutupnya stomata,
membuka dan menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun tanaman tertentu.
g) Berperan dalam perpanjangan sel.
h) Sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi.

i) Digunakan dalam proses respirasi.


Kehilangan air pada jaringan tanaman akan menurunkan turgor sel, meningkatkan
konsentrasi makro molekul serta senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah,
mempengaruhi membran sel dan potensi aktivitas kimia air dalam tanaman. Peran air
yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak
langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses
metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman (dalam Effendi,
2010).

Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh pemberian kadar air yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan biji
pare.
2. Terdapat kadar air yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan biji pare.

Daftar pustaka

Budiyanto, 2011. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Tersedia


pada
http://budisma.web.id/materi/sma/kelas-xii-biologi/pengertian-pertumbuhandan-perkembangan-tumbuhan/
Effendi, Bachtiar Yusuf. 2010. Peranan Air Bagi Tanaman. Tersedia pada
http://oyie.blog.com/2010/04/17/peranan- air-bagi-tanaman/
Rukmana, Rahmat. 1997. Budidaya Pare. Yogyakarta: Kanisius. Salisbury, Frank B.
dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 . Bandung: ITB.
Santoso. 1996. Usaha Tani Tanaman Pare.
pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ dkij0118.pdf

Tersedia

pada

http://

Wardani. 2007. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.


Zulaikhah, Siti. 2011. Pengaruh Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pare. Tersedia pada http://eprints.undip.ac.id/32170/6/
B05_Siti_Zulaikhah_chapter_II.pdf
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan biji pare.
2. Untuk mengetahui kadar air yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan biji
pare.
Metodologi

Populasi / sampel

Buah pare (paria)

Variabel, instrumental dan kategorisasi

a. Variabel kontrol: jenis dan jumlah pupuk, jumlah tanah.


b. Variabel terikat: panjang batang, panjang daun, dan jumlah daun.
c. Variabel bebas: kadar air (150 ml, 100 ml, dan 50 ml).

Releabilitas / validitas alat

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Polybag 3 buah.
b) Biji pare.
c) Gelas ukur.
d) Air bersih/air keran.
e) Pupuk kandang sapi.
f) Tanah.
g) Penggaris.
h) Pulpen.
i) Buku catatan.

Teknik Analisis

Teknik Analisis data secara kuantitatif


Jadwal waktu pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 3 minggu, yaitu dimulai pada tanggal
8 Maret 2012 sampai dengan 28 Maret 2012. Pengamatan dilakukan setiap 2
hari sekali untuk mengetahui pertumbuhan biji pare.
Organisasi kegiatan
Adapun cara kerja penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Tiap polybag diisi dengan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1
: (tanah 1 kg dan pupuk kg), banyaknya media tiap polybag sama, dan
diberi label polybag A, B, dan C.
2) Tanam biji pare yang sudah dikeringkan selama 2 jam kedalam polybag
yang masing-masing polybag diisi 1 biji pare.
3) Siram tanaman pare setiap sore hari dengan menggunakan gelas ukur sesuai
dengan perlakuan yang diberikan, setiap perlakuan yang diberikan adalah
kadar air yang terdiri dari 150 ml pada polybag A, 100 ml pada polybag B, dan
50 ml pada polybag C.
4) Kemudian amati pertumbuhan biji pare tersebut.
5) Setelah biji pare tumbuh ukur panjang batang, panjang daun, dan jumlah
daun dengan menggunakan penggaris, dan catat pengukurannya setiap 2 hari
sekali.
Sistematika laporan

Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 3 minggu dan pengamatan


dilakukan setiap 2 hari sekali, maka adapun hasil pengamatan dari setiap polybag
dengan kadar air yang berbeda-beda adalah sebagai berikut:
a) Tabel Pengamatan 1 Polybag A (kadar air 150 ml)
No.

Hari / Tanggal

Indikator Pengukuran
Panjang Batang

Panjang Daun

Jumlah Daun

08-03-2012

0cm

0cm

10-03-2012

0cm

0 cm

12-03-2012

0,2 cm

0cm

14-03-2012

2,3 cm

0,5 cm

16-03-2012

9,5 cm

2 cm

18-03-2012

12,3 cm

3,6 cm

20-03-2012

14,2 cm

Daun 1 =5cm

Daun 2 = 5cm
Daun 3 =0,8cm
Daun4=0,8cm
8

22-03-2012

15,3 cm

Daun 1&2=5cm

Daun 3&4=2cm
9

24-03-2012

18,5 cm

Daun 1&2=5cm

Daun 3&4=4cm
Daun 5= 0,9cm
10

26-03-2012

23 cm

Daun 1&2=5cm

Daun
3&4=4,5cm
Daun 5=2,7cm
Daun 6=2cm
11

28-03-2012

28 cm

Daun 1&2=5cm

Daun
3&4=4,5cm
Daun 5=4,2cm
Daun 6=4cm
Daun 7=1,5cm
Rata-rata pertambahan (cm)

5,87 cm

4,86 cm

2 daun

b) tabel pengamatan 2 polybag B (kadar air 100ml)


No.

Hari / Tanggal

Indikator Pengukuran
Panjang Batang

Panjang Daun

Jumlah Daun

08-03-2012

0cm

0cm

10-03-2012

0cm

0 cm

12-03-2012

0,3 cm

0cm

14-03-2012

3,7 cm

0,8 cm

16-03-2012

10,5 cm

1,5 cm

18-03-2012

13 cm

2,6 cm

20-03-2012

16,4 cm

Daun 1 =3cm

Daun 2 = 3cm
Daun 3 =1,8cm
Daun4=1,8cm
8

22-03-2012

18 cm

Daun 1&2=3cm

Daun
3&4=4,5cm
9

24-03-2012

23 cm

Daun 1&2=3cm

Daun 3&4=5cm
Daun 5= 1,4cm
10

26-03-2012

30 cm

Daun 1&2=3cm

Daun 3=5,5cm
Daun 4=7cm
Daun 5=4,5cm
Daun 6=2,6cm
11

28-03-2012

36 cm

Daun 1&2=3cm

Daun 3=5,5cm
Daun 4=7,3cm
Daun 5=5,7cm
Daun 6=4,4cm
Daun 7=1,8cm
Daun 8=0,9cm
Rata-rata pertambahan (cm)

7,18 cm

4,96 cm

2 daun

c) tabel pengamatan 3 polybag c (kadar air 50ml)


No.

Hari / Tanggal

Indikator Pengukuran
Panjang Batang

Panjang Daun

Jumlah Daun

08-03-2012

0cm

0cm

10-03-2012

0cm

0 cm

12-03-2012

0,5 cm

0cm

14-03-2012

6,5 cm

1 cm

16-03-2012

14,5 cm

3 cm

18-03-2012

15,5 cm

4,3 cm

20-03-2012

17 cm

Daun 1 =5cm

Daun 2 = 5cm
Daun 3 =2cm
Daun4=2cm
8

22-03-2012

20 cm

Daun

1&2=5,5cm
Daun 3&4=5cm
9

24-03-2012

25 cm

Daun
1&2=5,5cm

Daun 3&4=6cm
Daun 5= 2,3cm
10

26-03-2012

36,5 cm

Daun

1&2=5,5cm
Daun
3&4=6,7cm
Daun 5=5cm
Daun 6=2cm
11

28-03-2012

41 cm

Daun

1&2=5,5cm
Daun
3&4=6,8cm
Daun 5=6,1cm
Daun 6=3,9cm
Daun 7=1,7cm
Daun 8=0,8cm
Rata-rata pertambahan (cm)

8,40 cm

6,53 cm

2 daun

Tinggi tanaman dengan pemberian kadar air 50 ml dengan rata- rata = 8,40 cm lebih
tinggi dibandingkan dengan tanaman pemberian kadar air 100 ml dengan rata-rata =
7,18 cm dan 150 ml dengan rata-rata = 5,87 cm, tetapi tanaman dengan kadar air 100
ml dengan rata-rata = 7,18 cm lebih tinggi dari tanaman dengan kadar air 150 ml
dengan rata-rata = 5,87 cm. Panjang daun dengan pemberian kadar air 50 ml yaitu
rata-rata = 6,53 cm lebih panjang daripada panjang daun dengan pemberian kadar air
100 ml yaitu rata-rata = 4,96 cm dengan pemberian kadar air 150 ml yaitu rata-rata =
4,86 cm, tetapi panjang daun dengan kadar air 100 ml yaitu rata-rata = 4,96 lebih
panjang daripada panjang daun dengan kadar air 150 ml yaitu rata-rata = 4,86 cm.
Adapun hasil jumlah daun dalam pengamatan ini adalah pada dasarnya hampir sama
hanya saja berbeda pada warna daun. Pada pemberian kadar air 150 ml warna daun
lebih hijau daripada pemberian kadar air 100 ml dan 50 ml. Warna daun dengan kadar
air 100 ml lebih hijau daripada kadar air 50 ml.

Pembahasan

Penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan hasil yang menyatakan bahwa


tumbuhan dengan pemberian kadar air yang berbeda maka akan menunjukkan
pertumbuhan yang berbeda pula. Hipotesis yang telah dirumuskan bahwa ada
pengaruh pemberian kadar air yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan biji pare
adalah terbukti dan terdapat kadar air yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan biji
pare adalah pemberian kadar air 50 ml, yaitu terlihat dari tinggi tanaman pare, warna
daun, panjang daun, dan jumlah daun. Pemberian kadar air lebih sedikit (50 ml) dari
kadar air yang lebih banyak (150 ml atau 100 ml) akan memberikan pengaruh yang
besar bagi pertumuhan biji pare. Karena jika suatu tanaman kekurangan air ataupun
kelebihan air maka akan berdampak negatif pada tanaman itu sendiri. Oleh karena itu,

pemberian kadar air yang cocok dan dapat mengoptimalkan pertumbuhan biji pare
adalah pemberian kadar air 50 ml atau sedikit. Air memiliki fungsi yang vital bagi
mahluk hidup, tidak terkecuali tanaman. Hal ini erat kaitannya sebagai bahan dasar
yang akan digunakan pada proses fotosintesis yang merupakan proses fisiologi
tanaman untuk pembentukan karbohidrat (gula). Selain kadar air yang berpengaruh
pada laju pertumbuhan biji pare, intensitas cahaya atau kelembapan udara juga
berpengaruh pada laju pertumbuhan biji pare. Dalam penelitian ini juga dilatih
beberapa keterampilan proses sains, yaitu sebagai berikut:
1. Keterampilan melakukan pengamatan, yaitu dalam proses mengumpulkan
informasi berupa fakta-fakta maupun data-data yang relevan dalam penelitian. Peneliti
melakukan pengumpulan data-data seperti data tentang kadar air dan tanaman pare.
2. Keterampilan mengklasifikasi, yaitu mencari perbedaan dan persamaan atau
membandingkan yang dalam penelitian ini peneliti mencari perbedaan dan
membandingkan pemberian kadar air yang berbeda terhadap pertumbuhan biji pare.
3. Keterampilan memprediksi, yaitu kemampuan meramalkan atau memperkirakan
peristiwa yang akan terjadi yang dalam penelitian ini diwujudkan dalam bentuk
membuat hipotesis.
4. Keterampilan menginterpretasi, yaitu kemampuan mencatat hasil pengamatan,
menghubungkan hasil pengamatan, dan membuat kesimpulan. Dalam penelitian,
keterampilan ini diwujudkan dalam bentuk hasil penelitian dan pembahasan
penelitian.
5. Keterampilan eksperimen, yaitu kemampuan untuk merencanakan dan melakukan
percobaan. Dalam penelitian ini diwujudkan dengan metode penelitian yang berisi
alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian serta langkah-langkah penelitian.
6. Keterampilan menyimpulkan, yaitu kemampuan untuk menarik kesimpulan dari
data yang telah terkumpul. Dalam penelitian, keterampilan ini diwujudkan dalam
bentuk simpulan yang ada pada bagian penutup.
7. Keterampilan mengkomunikasikan, yaitu kemampuan dalam membaca tabel, grafik
atau diagram, menjelaskan, dan menyampaikan laporan secara sistematis. Ini dapat
dilihat dari membuat tabel pengamatan penelitian dan meyusun laporan penelitian.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa air memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan
tanaman, khususnya tanaman pare. Karena air bersifat vital maka jika suatu tanaman
kekurangan air ataupun kelebihan air, maka akan berdampak negatif pada tanaman itu
sendiri. Dari perlakuan yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa kadar air yang dapat
mengoptimalkan dan memberikan pertumbuhan maksimal adalah perlakuan dengan
pemberian kadar air 50 ml.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu sebagai
berikut:
1. Peneliti lain, disarankan agar menggunakan pengaruh pertumbuhan biji pare selain

air, misalnya kelembapan udara atau intensitas cahaya atau dapat juga menggunakan
jenis-jenis pupuk yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan biji pare.
2. Pembaca, disarankan agar laporan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu upaya untuk mencukupi gizi bagi rumah tangga dan bermanfaat bagi kesehatan
manusia.
3. Pembudidaya pare, disarankan agar perencanaan yang baik dan tepat, seperti teknik
yang akan digunakan, varietas yang akan dipakai, dan waktu penanaman pare akan
sangat membantu untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan budidaya
tanaman pare.

Tugas meteodologi penelitian

Pengaruh Pemberian Kadar Air Pada Pertumbuhan


Biji Pare

Disusun oleh:
Rezki Amelia
PGSD I / V
10540672211
No. urut 13

Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Anda mungkin juga menyukai

  • Memorandum of Understanding
    Memorandum of Understanding
    Dokumen2 halaman
    Memorandum of Understanding
    elhaz
    Belum ada peringkat
  • Tiga Pondasi
    Tiga Pondasi
    Dokumen24 halaman
    Tiga Pondasi
    SaifulMujabSutanPermato
    Belum ada peringkat
  • Pengenalan Petrel
    Pengenalan Petrel
    Dokumen12 halaman
    Pengenalan Petrel
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • AMPLOP
    AMPLOP
    Dokumen11 halaman
    AMPLOP
    Ega Mega
    Belum ada peringkat
  • Readle Shear
    Readle Shear
    Dokumen8 halaman
    Readle Shear
    Huzaely Latief Sunan
    100% (1)
  • Langkah Petrel
    Langkah Petrel
    Dokumen24 halaman
    Langkah Petrel
    Fadjrin Faisal
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen17 halaman
    JURNAL
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Pertanyaan Umum
    Pertanyaan Umum
    Dokumen12 halaman
    Pertanyaan Umum
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Langkah Petrel
    Langkah Petrel
    Dokumen24 halaman
    Langkah Petrel
    Fadjrin Faisal
    Belum ada peringkat
  • Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Dokumen2 halaman
    Analisi Hasil Evaluasi Belajar
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Peta Geologi
    Peta Geologi
    Dokumen1 halaman
    Peta Geologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Regional Geology Sulawesi Tengah
    Regional Geology Sulawesi Tengah
    Dokumen62 halaman
    Regional Geology Sulawesi Tengah
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Ling Karan
    Ling Karan
    Dokumen1 halaman
    Ling Karan
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Batuan Beku Ultrabasa
    Batuan Beku Ultrabasa
    Dokumen4 halaman
    Batuan Beku Ultrabasa
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Sedimen
    Sedimen
    Dokumen17 halaman
    Sedimen
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Metamorf
    Metamorf
    Dokumen9 halaman
    Metamorf
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Paleo Sulawesi
    Paleo Sulawesi
    Dokumen63 halaman
    Paleo Sulawesi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen13 halaman
    Chapter II
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Teori Bilangan
    Teori Bilangan
    Dokumen19 halaman
    Teori Bilangan
    Ackmad Zheal
    Belum ada peringkat
  • Proposal
    Proposal
    Dokumen49 halaman
    Proposal
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Dokumen2 halaman
    Contoh Daftar Riwayat Hidup
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bertamu Dan Menerima Tamu
    Bertamu Dan Menerima Tamu
    Dokumen8 halaman
    Bertamu Dan Menerima Tamu
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Agenda Harian
    Agenda Harian
    Dokumen1 halaman
    Agenda Harian
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Tgs Sosiologi
    Tgs Sosiologi
    Dokumen14 halaman
    Tgs Sosiologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Sosiologi
    Sosiologi
    Dokumen10 halaman
    Sosiologi
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Penemuan Terbimbing PDF
    Penemuan Terbimbing PDF
    Dokumen11 halaman
    Penemuan Terbimbing PDF
    Imha Kirei Mondo
    Belum ada peringkat
  • Kendal A
    Kendal A
    Dokumen7 halaman
    Kendal A
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen46 halaman
    Bab Iv
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen12 halaman
    Bab Iv
    Aidul Fauzi Amri
    Belum ada peringkat