Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM ANALISA KONSENTRASI

LARUTAN BERWARNA MENGGUNAKAN CITRA DIGITAL PADA


MATA KULIAH KIMIA ANALITIK 2

Oleh :
Septian Jauhariansyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Untuk menjawab tantangan jaman dengan pesatnya kemajuan ilmu

pengetahuan yang ditunjang oleh kemajuan laju teknologi informasi, Lembaga


Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dituntut untuk dapat menghasilkan
tenaga kependidikan yang memiliki kemampuan akademik dan kompetensi yang
baik. Kompetensi guru sebagai seorang tenaga pendidik diharapkan dapat meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalaui pendidikan profesi (Pasal 10 UU
RI No 14 Tahun 2005). Olen karena itu pendidika calon tenaga pendidik di LPTK
harus dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan oleh seorang guru profesional.
Program studi pendidikan kimia sebagai salah satu bagian dari LPTK, yang
berkewajiban untuk mendidik dan menyiapkan guru kimia yang berkualitas dan
kompeten telah menyusun kurikulum yang dituangkan dalam mata kuliah yang
harus diambil oleh mahasiswa calon guru kimia. Di antara mata kuliah yang
terdapat di program studi pendidikan kimia terdapat mata kuliah kimia analitik 2
yang merupakan mata kuliah lanjutan untuk kajian kimia analitik. Kimia analitik
merupakan kajian ilmu kimia yang menjelaskan sinyal-sinyal yang diperoleh dari
interaksi materi dengan materi dan interaksi materi dengan energi untuk
mendapatkan informasi berupa jenis, jumlah, keadaan energi, serta susunan
geometrik atom dan molekul (Camman, 1992). Oleh karena itu dalam
pembelajaran kimia analitik, mahasiswa calon guru dituntut untuk memahami
pengetahuan dan memiliki keterampilan tertentu seperti pengambilan sampel,
melakukan pengukuran, menganalisis data yang diperoleh, dan menjelaskan
informasi yang diperoleh.
Untuk memperoleh keterampilan seperti yang disebutkan di atas maka tidak
dapat dipungkiri, metode praktikum harus digunakan. Penggunaan metode
praktikum ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan Johnstone et al.
(2001), bahwa kimia merupakan kajian yang praktis maka harus dilakukan

kegiatan laboratorium yang tujuannya adalah untuk menguasai keterampilan dan


untuk mendemonstrasikan teori yang diperoleh. Mendukung pernyataan di atas,
Simalango et al (2008) dan Djamarah (2006) menyatakan bahwa dengan
praktikum kita dapat melakukan kontak langsung objek permasalahan, sehingga
dapat menghayati gejala-gejala yang terjadi dan memberikan kesempatan untuk
memecahkan masalah yang ditemukan selama praktikum. Dengan metode
praktikum mahasiswa akan lebih memahami konsep yang ada dan mendapatkan
pengalaman belajar yang nyata.
Dalam pelaksanaan metode praktikum dibeberapa tempat selalu terjadi
permasalahan klasik yaitu kekurangan alat, hal ini terutama terjadi pada praktikum
kimia analitik, dimana instrumen atau alat yang digunakan biasanya sangat mahal
harganya sehingga jumlahnya terbatas. Permasalahan ini juga dijumpai di
Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu, terdapat beberapa materi
praktikum harus dilewatkan atau dilakukan secara bergantian oleh masing-masing
mahasiswa karena kekurangan alat. Salah satu praktikum yang mengalami
kendala

untuk

dilakukan

adalah

analisa

konsentrasi

larutan

berwarna

menggunakan spektrofotometer, pada materi ini para praktikan biasanya diminta


untuk

menunjuka

perwakilan

kelompoknya

untuk

menggunakan

alat

spektrofotometer yang hanya ada satu. Hal ini sangat menyulitkan mahasiswa
yang lain karena hanya sedikit mahasiswa yang dapat memahami prinsip kerja dan
teknis penggunaan alat spektrofotometer. Oleh karena itu sangat perlu untuk
mencari metode lain yang pas dan memungkinkan partisipasi dari semua peserta
praktikum, sehingga semua mahasiswa jadi lebih memahami prinsip dasar analisa
konsentrasi larutan berwarna ini.
Firdaus (2013), menemukan

metode

yang

memungkinkan

untuk

menganalisa kadar suatu logam dalam air, dengan cara mengomplekskan logam
tersebut sehingga larutan tersebut memiliki warna dan mengukur kadarnya dengan
menggunakan skala RGB yang diperoleh dari citra digital menggunakan kamera
DSLR. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa keakratan metode ini mencapai
2,5% dan tingkat presisi 1,4%. Pada penelitian yang lain yang dilakukan oleh
Serunting (2014), dengan menggunakan metode yang sama, dengan menggunakan
speksifikasi kamera yang berbeda diperoleh bahwa dibandingkan dengan

menggunakan spektrofotometer, metode ini 99,7% lebih akurat untuk logam Fe


(besi) dan 99,8% lebih akurat untuk logam Cr (Kromium).
Berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas, metode ini sangat
memungkinkan untuk digunakan dalam analisa konsentrasi larutan berwarna.
Dalam penelitian yang disebutkan di atas, peralatan yang digunakan cukup
sederhana yaitu kamera, dimana pada saat ini hamper semua orang memilikinya.
Oleh karena itu metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut di atas sangat
mungkin dilakukan di laboratorium yang memiliki keterbatasan alat. Berdasarkan
penjabaran latar belakang di atas, saya tertarik untuk dapat melakukan penelitian
pengembangan suatu modul praktikum yang didasarkan pada metode yang
disebutkan di atas dengan judul Pengembangan Modul Praktikum Analisa
Konsentrasi Larutan Berwarna dengan Menggunakan Citra Digital pada
Mata Kuliah Kimia Analitik 2
B.

Identifikasi dan Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang saya kemukakan di atas, masalah yang

terdapat pada praktikum kimia analitik pada materi analisa konsentrasi larutan
berwarna adalah kekurangan alat yang dapat digunakan oleh mahasiswa. Solusi
yang digunakan saat ini adalah mahasiswa menujuk perwakilan kelompoknya
untuk menggunakan alat yang ada, sehingga tidak semua paham prinsip dasar
praktikum yang dilakukan. Oleh karena itu perlu dikembangkan modul praktikum
yang bisa mengakomodir seluruh siswa untuk dapat berpartisipasi dalam
praktikum sehingga mereka dapat memahami prinsip dasar praktikum tersebut.
Dari permasalahan yang muncul peneliti merumuskan permasalahan yang akan
diangkat pada penelitian kali ini adalah :
1. Apakah modul praktikum yang dikembangkan memenuhi syarat untuk
dapat digunakan dalam kegiatan praktikum di laboratorium?
2. Bagaimana pemahaman siswa mengenai prinsip dasar

analisa

konsentrasi larutan berwarna setelah menggunakan modul praktikum


yang dikembangkan?
C.

Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang diajukan pada poin di atas, disusunlah tujuan

penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah modul praktikum yang dikembangkan


memenuhi persyaratan untuk dapat digunakan dalam kegiatan di
laboratorium.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa mengenai prinsip dasar
analisa konsentrasi larutan berwarna setelah menggunakan modul
praktikum yang dikembangkan.
D.

Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar terlalu jauh, maka dalam penelitian ini

dilakukan pembatasan sebagai berikut :


1. Modul praktikum yang dikembangkan adalah modul praktikum untuk
mata kuliah Kimia Analitik 2 pada Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Bengkulu.
2. Materi yang akan dikembangan modul praktikumnya adalah analisa
konsentrasi larutan berwarna.
3. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan kimia yang
sedang mengambil mata kuliah Kimia Analitik 2.
E.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1. Bagi Mahasiswa : menjadi sarana untuk memahami lebih jauh tentang
prinsip dasar analisa konsentrasi larutan berwarna.
2. Bagi Dosen : hasil penelitian ini bisa dijadikan alternatif tambahan
praktikum

untuk

mahasiswa

program

studi

pendidikan

kimia

kedepannya.
3. Bagi Program Studi : penelitian ini diharapkan menjadi bahan
pertimbangan untuk menggunakan cara-cara alternatif yang lebih mudah
dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan pembelajaran mahasiswa di
laboratorium.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A.
B.
C.
D.
E.

Pembelajaran Kimia
Metode Pembelajaran
Metode Praktikum
Kimia Analitik
Analisa Konsetrasi Larutan Berwarna (Kolometri)

F.

Citra Digital

BAB 3
METODE PENELITIAN

A.

Lokasi dan Objek Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pembelajaran Program
Studi Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu. Objek dalam penelitian ini adalah
modul praktikum kimia analitik dengan materi analisa konsentrasi larutan
berwarna menggunakan citra digital yang dikembangkan, sedangkan subjek
penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Bengkulu yang sedang mengambil mata kuliah Kimia Analitik 2.
B.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian Research and Development
(RnD). Penelitian dan pengembangan dalam pendidikan bukanlah bertujuan untuk
merumuskan atau menguji suatu teori, melainkan untuk mengembangkan produkproduk yang efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Produk-produk yang
dihasilkan melelui penelitian dan pengembangan dapat berupa materi pelatihan
guru, materi ajar, seperangkat tujuan prilaku, materi media dan sistem-sistem
manajemen (Ezmir, 2008).
Langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan meliputi :
1. Identifikasi Masalah
Pada langkah ini dilakukan pengamatan proses praktikum yang
dilakukan di laboratorium pembelajaran Program Studi Pendidikan
Kimia Universitas Bengkulu untuk mengetahui masalah yang ada. Dari
hasil pengamatan kemudian dilakukan analisa sehingga diperoleh
masalah inti dalam pelaksanaan praktikum tersebut.
2. Pengumpulan Informasi
Dari hasil analisa yang dilakukan pada langkah sebelumnya akan
diperoleh apa yang sebetulnya dibutuhkan dalam pelaksanaan praktikum
di laboratorium pembelajaran Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Bengkulu.
3. Desain Produk
Dari informasi yang diperoleh dilakukan penyusunan desai produk
sesuai dengan yang dibutuhkan dalam praktikum. Desin produk ini
selanjutnya akan divalidasi agar diketahui kekurangan, sehingga dapat
diperbaiki.
4. Validasi Desain
Validasi dilakukan tanpa pengujian lapangan. Hal ini dilakukan untuk
menilai desain yang dikembangkan pada tahap sebelumnya berdasarkan
pemikiran rasional. Validasi ini dilakukan dengan bantuan pakar yang

memiliki kompetensi dalam bidang pengembangan modul praktikum


dan kajian kimia analitik, untuk memperoleh masukan dalam perbaikan
desain produk.
5. Revisi Desain
Berdasarkan masukan yang deperoleh pada tahap validasi, desain
produk diperbaiki untuk diperoleh produk yang hamper jadi.
6. Uji Coba Produk
Produk yang hamper jadi ini kemudian diujikan kepada mahasiswa yang
menjadi asisten laboratorium di Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Bengkulu. Pada pengujicobaan ini dikumpulkan masukan
dari mahasiswa yang mencoba melakukan pengujian ini, untuk dijadikan
masukan dalam perbaikan produk.
7. Revisi Produk
Dari hasil pengujian awal, masukan-masukan yang diperoleh kemudian
dijadikan landasan untuk perbaikan produk sehingga sesuai dan dapat
digunakan sebagai produk akhir.
8. Penerapan Produk
Produk yang diperoleh dari hasil pengembangan ini kemudian diujikan
kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kimia Analitik 2, untuk
mengetahui apakah produk tersebut efektif dibandingkan dengan model
praktikum yang selama ini dilakukan dengan cara memberikan soal
setelah menggunakan modul tersebut.
C.

Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
upaya untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam pekerjaannya agar
dapak melaksanakan pekerjaan tersebut dengan lebih mudah dan memperoleh
hasil yang lebih baik dalam artian data yang diperoleh lebih lengkap, dan
sistematis sehingga memudahkan untuk pengolahannya (Arikunto, 2006).
Instrumen yang gunakan dalam penelitian ini adalah angket yang
dikembangkan dengan menggunakan skala likert yang terdiri dari 4 skala, dengan
skor terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 4 (Sugiyono, 2010). Angket yang
digunakan merupakan angket tertutup, dimana angket berisi pernyataanpernyataan dan responden diminta untuk memilih salah satu alternative jawaban
yang telah disediakan (Achsan, 2010). Angket ini akan diberikan kepada ahli
materi, ahli media, dan mahasiswa yang menjadi asisten laboratorium. Pembagian
angket dilakukan berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut :
1. Angket Kelayakan Modul Ditinjau dari Media Pembelajaran
Angket ini akan diberikan kepada ahli media pembelajaran untuk
melihat apakah modul yang dikembangkan memenuhi syarat dari segi
tata letak dan desain. Kisi-kisi angket dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1. Kisi-kisi angket untuk ahli media


No

Aspek

Komponen

Kelayakan
kegrafikan

Ukuran Modul Ukuran fisik modul


Desain
Tata letak sampul
Sampul Modul Huruf yang digunakan
menarik dan mudah
dibaca
Ilustrasi sampul
modul
Desain Isi
Konsistensi tata letak
Unsur tata letak
harmonis
Unsur tata letak
lengkap
Tata letak
mempercepat
pemahaman
Tipografi isi modul
sederhana
Tipografi mudah
dibaca
Tipografi modul
memudahkan
pemahaman
Ilustrasi isi

Jumlah Item
(Sumber : BSNP, 2008)

D.

Indikator Komponen

Nomor
Butir
1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18
19,20
21,22
23,24,25
25

2. Angket Kelayakan Modul Ditinjau dari Materi


3. Angket Kelayakan Modul Ditinjau dari Tingkat Pemahaman Siswa
Teknik Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai