(ARSSI)
Pasal 1
Ketentuan Umum
Pasal 2
Tata Cara Penerimaan Anggota
Rumah sakit swasta yang diwakili pimpinannya atau orang yang ditunjuk
pimpinan secara
sah.
b. Anggota kehormatan :
Lembaga atau perorangan yang berminat untuk ikut berperan dalam upaya dan
usaha ARSSI
yang ditetapkan dalam AD dan ART.
Pasal 3
Hak Anggota
a. Anggota Biasa berhak memilih calon dan dipilih sebagai anggota dalarn
susunan Pengurus
Cabang dan / atau Pengurus Pusat; dan memiliki satu suara.
b. Anggota Kehormatan berhak mengikuti pertemuan, rapat dan kegiatan ARSSI
tanpa hak
suara.
c. Setiap anggota mempunyai hak membela diri
d.
Setiap anggota berhak, memperoleh bantuan serta perlindungan dari
organisasi.
Pasal 4
Kewajiban Anggota
Kewajiban anggota
a. Anggota Biasa berkewajiban membayar uang pangkal dan pendaftaran, uang
iuran berkala
yang ditentukan Pengurus Cabang termasuk bagian untuk dana Pengurus Pusat.
b. Setiap anggota berkewajiban untuk melaksanakan good clinical governance
c. Setiap anggota berkewajiban mentaati Anggaran Dasar,Anggaran Rumah
Tangga dan keten-
Pasal 5
Kehilangan Keanggotaan
Anggota ARSSI
melaksananakan
dapat
diberhentikan
ARSSI
sebagai
selama
anggota
th
karena
ber-turut2,
tidak
bertindak
Pasal 7
Pembelaan
BAB II
ORGANISASI
Pasal 8
Susunan Pengurus
1. Pengurus Pusat ARSSI terdiri dari pimpinan rumah sakit swasta atau pejabat
yang diberi tugas
pimpinan mewakili rumah sakit swasta yang dipilih diantara anggota dan untuk
pertama kalinya
dipilih di antara pimpinan rumah sakit swasta yang hadir dalam rapat
pembentukan ARSSI.
2. Susunan di tiap tingkat kepengurusan ARSSI adalah seperti ketentuan pasal
10 Anggaran dasar.
3.
Kemampuan seseorang yang diperlukan untuk tetap dalam susunan
pengurus hanya dapat dipertahankan dengan alih peran setelah menjabat 2 (dua) kali masa bakti
kepengurusan
berturutan dan selama yang bersangkutan masih menjadi pimpinan rumah sakit
swasta atau
pejabat yang diberi tugas pimpinan mewakill rumah sakit swasta.
4.
Tambahan jumlah anggota Pengurus Cabang
pasal 10 Anggaran
Pasal 9
Konggres
9. Jika kuorum tidak tercapai, rapat ditunda 1 (satu ) jam; dan jika setelah
penundaan belum
berhasil tercapai kuorum, dilakukan penundaan kedua untuk 1 (satu) hari lagi.
Selanjutnya
dianggap sah untuk dibuka pada hari berikutnya tanpa mempermasalahkan
jumlah suara anggota
yang dibawa Pengurus Cabang yang hadir.
10. Keputusan Kongres didasarkan atas musyawarah dan mufakat tetapi
tidak dapat terlaksana,
jika
Pasal 9
Konggres Luar Biasa
1. Kongres Luar Biasa (KLB) diadakan atas desakan / usul dari mininial 75 %
jumlah Cabang
yang didukung den minimal 75 % suara yang ada di Cabang uang mengajukan
usulan tersebut.
2. Kongres Luar Biasa diadakan hanya untuk suatu kedaruratan dengan tatacara
yang serupa untuk
penyelenggaraan Kongres yang dirinci dalam pasal 6 di atas dengan perbedaan
karena kedaruratan berikut :
a. Penyelenggaraan Kongres Luar Biasa d;laksanakan oleh Panitia Kongrees yang
dibentuk
se-kurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum jadwal penyelenggaraar yang
ditetapkan.
b. Kongres dijadwalkan pasti dengan pengumuman Pengurus pusat
bulan se-
3 (tiga)
semua
penyelenggaraan.
3. Panitia KLB dibenarkan untuk menggelar acara lain dalam bidang ilmiah dan /
atau pameran
perlengkapan / keperluan rumah sakit.
4. Kongres luar biasa dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang dan
Peninjau.
5. Kuorum untuk keabsahan KLB ditetapkan serupa dengan ketentuan pasal 6
ayat 8 dan 9.
6.
Keputusan KLB didasarkan
musyawarah dan mufakat
apabila
tidak bisa
terlaksana, berikutnya dilaksanakan dengan pemungutan suara
terbanyak dari suara
anggota yang dibawa pengurus cabang yang hadir.
Pasal 10
TATA TERTIB KONGRES/ KONGRES LUAR BIASA
1. Kongres dan kongres luar biasa (KLB) diselenggarakan dengan dasar tata
tertib yang
diusulkan pengurus pusat dan disahkan oleh sidang kongres / KLB.
2. Tempat kongres ditetapkan oleh kongres sebelumnya, dan untuk pertama kali
dilaksanakan
Pasal 10
Rapat Kerja
5. Rapat Kerja dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Peninjau.
6. Keabsahan Rapat Kerja tidak ditetapkan dengan kuorum, selama proses
penyelenggaraannya
sesuai ayat-ayat di atas.
7. Keputusan Rapat Kerja didasarkan atas musyawarah dan mufalkat; tetapi jika
tidak dapat
terlaksana, pilihan berikutnya
terbanyak dari suara
dilaksanakan
dengan
pemungutan
suara
Pasal 11
1.
Semua keputusan
musyawarah dan
yang
diambil
dalam
organisasi
dilalukan
secara
mufakat.
2. Jika musayawarah dan mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan
suara
secara bebas dan rahasia, dan keputusan diambil atas dasar perhitungan suara
terbanyak.
BAB IV
KEUANGAN
Pasal 12
Pengelolaan Dana Organisasi
1. Sumber dana organisasi yang diperoleh dikelola Pengurus Pusat dan / atau
Pengurus Cabang
sesuai jenjangnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kernampuan organisasi
membiayai
semua penyelengaraann kegiatan dan usahanya secara nasional dan / atau lokal
sesuai
dengan jenjangnya.
2. Pengelolaan dana itu dipertanggung jawabkan Pengurus Pusat atau Pengurus
Cabang; jika
diperlukan dapat memakai laporan akuntan publik secara tahunan.
3. Menjelang penyelenggaman Kongres / Kongres Luar Biasa , harus dilakukan
penutupan
pembukuan yang memungkinkan pelaporan tuntas pertanggungjawab keuangan
oleh
pengurus.
4.
Laporan keuangan penyelenggaraan Kongres harus diselesaikan untuk
diperiksa panitia
verifikasi yang dibentuk kongres dalam waktu 1 bulan dan diserahkan kepada
pengurus
pusat yang baru.
5. Laporan keuangan penyelenggaraan rapat kerja harus diselesaikan untuk
diperiksa pengurus
pusat dalam waktu 1 (satu) bulan dan tercakup dalam laporan pengurus pusat
ke kongres
berikutnya.
BAB V
HUBUNGAN DENGAN PERSI
Pasal 13
BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA SERTA
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 14
3 (tiga)
undangan / pemberitahuan,
3. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan dalam Kongres luar biasa yang
khusus
diselenggarakan untuk itu, dengan tata cara yang diatur pasal 6; dan khusus
hanya
membahas 1 (satu) materi Pembubaran Organisasi saja.
BAB VII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 15
1. Setiap anggota ARSSI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan
Anggaran
Rumah Tangga.
2. Hal penting yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga dan tidak
bertentangan dengan
pasal-pasal anggaran rumah tangga. Ditetapkan dengan keputusan pengurus
pusat dan
pengurus cabang sesuai dengan jenjangnya.
3. Untuk pertama kalinya anggaran rumah tangga ini ditetapkan pada saat
didirikan organisasi
Asosiasi Rumah Sakit Swast Indonesia (ARSSI), dan selajutnya dipergunakan
sesuai
keperluan organisasi.
4. Perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diputuskan
Penasehat
oleh
pengurus
pusat
dengan
memperhatikan
masukan
dari
Pasal 16
UPAYA DAN USAHA
1. Upaya dan usaha ARSSI selalu mengacu pada maksud dan tujuan yang
tersebut dalam pasal
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Penutup
1. Hal-hal penting yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan tidak
bertentangan
dengan pasal-pasal Angaran Rumah Tangga, ditetapkan dengan keputusan
Pengurus Pusat dan
Pengurus Cabang sesuai dengan jenjangnya.
2. Untuk pertama kalinya Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan pada saat
didirikannya
organisasi Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), dan selanjutnya
dipergunakan
sesuai keperluan organisasi