Anda di halaman 1dari 14

ASOSIASI RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA

(ARSSI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Ketentuan Umum

1. Kedudukan ASOSIASI RUMAH SAKIT SWASTA INDONESIA (ARSSI), kantor


Sekretariat dan Sekretasis pengurus pusat di ibu kota Republik Indonesia;
Jakarta.
2. Kedudukan ketua pengurus pusat ARSSI tidak harus selalu di Jakarta; dapat
dibenarka di
daerah-daerah, yang tetap harus memungkinkan kehadiran dalam rapat
pengurus Pusat.
3. Kedudukan sekretariat dan sekretaris pengurus cabang di daerah-daerah.
4. Kedudukan ketua pengurus cabang tidak harus di ibu kota daerah; dapat
dibenarkan di kota
lain, yang tetap memungkinkan kehadiran dalam Rapat Pengurus Cabang.

Pasal 2
Tata Cara Penerimaan Anggota

1. Pendaftaran keanggotaan ARSSI harus memenuhi ketentuan- ketentuan AD


dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) ke Pengurus Cabang dan disahkan Pengurus Pusat,. yang
sekaligus
menetapkan kedudukannya sebagai
a. Anggota biasa

Rumah sakit swasta yang diwakili pimpinannya atau orang yang ditunjuk
pimpinan secara
sah.
b. Anggota kehormatan :
Lembaga atau perorangan yang berminat untuk ikut berperan dalam upaya dan
usaha ARSSI
yang ditetapkan dalam AD dan ART.

Pasal 3
Hak Anggota

a. Anggota Biasa berhak memilih calon dan dipilih sebagai anggota dalarn
susunan Pengurus
Cabang dan / atau Pengurus Pusat; dan memiliki satu suara.
b. Anggota Kehormatan berhak mengikuti pertemuan, rapat dan kegiatan ARSSI
tanpa hak
suara.
c. Setiap anggota mempunyai hak membela diri
d.
Setiap anggota berhak, memperoleh bantuan serta perlindungan dari
organisasi.

Pasal 4
Kewajiban Anggota

Kewajiban anggota
a. Anggota Biasa berkewajiban membayar uang pangkal dan pendaftaran, uang
iuran berkala
yang ditentukan Pengurus Cabang termasuk bagian untuk dana Pengurus Pusat.
b. Setiap anggota berkewajiban untuk melaksanakan good clinical governance
c. Setiap anggota berkewajiban mentaati Anggaran Dasar,Anggaran Rumah
Tangga dan keten-

tuan / keputusan Kongres, keputusan Pengurus Pusat dan Pengurus Cabang;


serta membantu
Pengurus dalam tiap kegiatan organisasi.

Pasal 5
Kehilangan Keanggotaan

Anggota ARSSI
melaksananakan

dapat

diberhentikan

kewajiban sebagai anggota


bertentangan dengan

ARSSI

sebagai
selama

anggota
th

karena

ber-turut2,

tidak

bertindak

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh organisasi, serta bertindak


merugikan atau
mencemarkan nama baik ARSSI
Pasal 6
Tata Cara Pemberhentian Anggota

Keanggotaan ARSSI berhenti karena


e. Penghentian sementara (skorsing) diusulkan Pengurus Cabang karena alasan
pelanggaran
berat terhadap ketentuan organisasi, yang disetujui dan disahkan Pengurus
Pusat.
f. Pengunduran diri karena suatu alasan yang diajukan tertulis oleh anggota
kepada Pengurus
Cabang ARSSI, yang sudah disetujui dan disah'kan Pengurus Pusat.
g.
Pemberhentian keanggotaan secara tetap oleh Pengurus Cabang yang
disetujui dan disahkan
Pengurus Pusat.

Pasal 7
Pembelaan

Rehabilitasi keanggotaan ARSSI dari penghentian sementara dilakukan dalam


Kongres setelah
meninjau pembelaan anggota bersangkutan, disertai dukungan sekurangkurangnya oleh 2 anggota
lain ke Pengurus Cabang yang mengusulkan pemberhentiannya

BAB II
ORGANISASI

Pasal 8
Susunan Pengurus

1. Pengurus Pusat ARSSI terdiri dari pimpinan rumah sakit swasta atau pejabat
yang diberi tugas
pimpinan mewakili rumah sakit swasta yang dipilih diantara anggota dan untuk
pertama kalinya
dipilih di antara pimpinan rumah sakit swasta yang hadir dalam rapat
pembentukan ARSSI.
2. Susunan di tiap tingkat kepengurusan ARSSI adalah seperti ketentuan pasal
10 Anggaran dasar.
3.
Kemampuan seseorang yang diperlukan untuk tetap dalam susunan
pengurus hanya dapat dipertahankan dengan alih peran setelah menjabat 2 (dua) kali masa bakti
kepengurusan
berturutan dan selama yang bersangkutan masih menjadi pimpinan rumah sakit
swasta atau
pejabat yang diberi tugas pimpinan mewakill rumah sakit swasta.

4.
Tambahan jumlah anggota Pengurus Cabang
pasal 10 Anggaran

yang melampaui ketentuan

Dasar, dilakukan sementara sampai dikukuhkan dalam Rapat Anggota Cabang


ARSSI.
5. Tambahan jumlah anggota Pengurus Pusat yang melampaui ketentuan pasal
6 Anggaran Dasar,
dilakukan sementara sampai dikukuhkan dalam Rapat Kerja atau kongres ARSSI.
6. Pengurus Pusat bertugas
a. Melaksanakan keputusan Kongres,
b. Menyusun strategi organisasi untuk masa jabatannya,
c. Membuat kebijakan (policy) organisasi untuk masa jabatannya
d. Mewakili ARSSI ke luar dan ke dalam.
e. Menyelenggarakan kegiatan organisasi sesuai ketentuan yang berlaku.
f. Menerbitkan kebijakan dan keputusan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah
Tangga, demi terselenggaranya usaha dan upaya menuju pencapaian maksud
dan tuiuan
organisasi.
7. Pengurus Cabang bertugas
a.
Melaksanakan keputusan Kongres, Rapat Kerja terhadap anggota di
wilayahnya,
b. Melaksanakan keputusan Rapat Anggota Cabang,
c. Menyusun strategi organisasi untuk masa Jabatannya melayani kepentingan
anggota
cabang,
d. Mewakili ARSSI ke luar dan ke dalam di wilayah cabangnya.
e. Menyelenggarakan kegiatan ARSSI cabang sesuai ketentuan yang berlaku,
f. Menerbitkan keputusan demi terselenggaranya usaha dan upaya menuju
pencapaian
maksud dan tujuan organisasi, serta terpenuh aspirasi anggota ARSSI Cabang.

Pasal 9
Konggres

1. Kongres ARSSI diselenggarakan tiap 3 (tiga) tahun, merupakan,lembaga


tertinggi organisasi.
2. Penyelenggaraan Kongres dilaksanakan oleh Panitia Kongres yang dibentuk
sekurangkurangnya 6 (enam) bulan sebelum jadwal penyelenggaraan yang ditetapkan.

3. Kongres dijadwalkan pasti dengan pengumuman Pengurus Pusat 6 (enam)


bulan sebelumnya ke
sermua Pengurus Cabang untuk diteruskan ke semua Anggota.
4. Penyebarluasan undangan Panitia Kongres dengan rencana acara ke semua
Pengurus Cabang
dilakukan sepengetahuan Pengurus Pusat ke semua Pengurus Cabang untuk
diteruskan ke semua
Anggota selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum penyelenggaraan.
5. Acara Kongres terdiri atas
a. Pertangungan jawab Pengurus Pusat untuk masa jabatannya
b. Pengantian melalui pemilihan dan pelantikam Ketua dan Sekretaris Pengurus
Pusat yang
jika diperlukan dapat dilakukan melalui penunjukan formatur.
c. Penyusunan program organisasi rencana kerja masa jabatan Pengurus Pusat
berikutnya.
d. Mengambil keputusan lain yang diangap perlu.
6. Panitia Kongres dibenarkan untuk menggelar acara lain,sidang ilmiah dan /
atau pameran
perlengkapan dan kebutuhan rumah sakit.
7. Kongres dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dari Peninjau.
8. Kuorum untuk keabsahan Kongres ditetapkan dengan dihadiri oleh setengah
ditambah 1 (satu)
suara yang dibawa para Pengurus Cabang yang ada.

9. Jika kuorum tidak tercapai, rapat ditunda 1 (satu ) jam; dan jika setelah
penundaan belum
berhasil tercapai kuorum, dilakukan penundaan kedua untuk 1 (satu) hari lagi.
Selanjutnya
dianggap sah untuk dibuka pada hari berikutnya tanpa mempermasalahkan
jumlah suara anggota
yang dibawa Pengurus Cabang yang hadir.
10. Keputusan Kongres didasarkan atas musyawarah dan mufakat tetapi
tidak dapat terlaksana,

jika

berikutnya dilaksanakan dengan pemungutan suara terbanyak dari suara


anggota yang dibawa
Pengurus Cabang yang hadir.

Pasal 9
Konggres Luar Biasa

1. Kongres Luar Biasa (KLB) diadakan atas desakan / usul dari mininial 75 %
jumlah Cabang
yang didukung den minimal 75 % suara yang ada di Cabang uang mengajukan
usulan tersebut.
2. Kongres Luar Biasa diadakan hanya untuk suatu kedaruratan dengan tatacara
yang serupa untuk
penyelenggaraan Kongres yang dirinci dalam pasal 6 di atas dengan perbedaan
karena kedaruratan berikut :
a. Penyelenggaraan Kongres Luar Biasa d;laksanakan oleh Panitia Kongrees yang
dibentuk
se-kurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum jadwal penyelenggaraar yang
ditetapkan.
b. Kongres dijadwalkan pasti dengan pengumuman Pengurus pusat
bulan se-

3 (tiga)

belumnya ke semua Pengurus Cabang untuk diteruskan ke semua anggota.


c. Penyebarluasan undangan Panitia KLB dengan rencana acara ke
Pengurus

semua

Cabang dilakukan sepengetahuan Pengurus Pusat ke semua Pengurus Cabang


untuk
diteruskan ke semua
jadwal

anggota selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum

penyelenggaraan.

d. Acara KLB terdiri atas :


Penjelasan alasan kedaruratan yang melandasi penyelengaraan KLB.
Pengambilan keputusan yang diperlukan men gatasi kedaruratan.
lain-lain

3. Panitia KLB dibenarkan untuk menggelar acara lain dalam bidang ilmiah dan /
atau pameran
perlengkapan / keperluan rumah sakit.
4. Kongres luar biasa dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang dan
Peninjau.
5. Kuorum untuk keabsahan KLB ditetapkan serupa dengan ketentuan pasal 6
ayat 8 dan 9.
6.
Keputusan KLB didasarkan
musyawarah dan mufakat

atas musyawarah dan mufakat,

apabila

tidak bisa
terlaksana, berikutnya dilaksanakan dengan pemungutan suara
terbanyak dari suara
anggota yang dibawa pengurus cabang yang hadir.

Pasal 10
TATA TERTIB KONGRES/ KONGRES LUAR BIASA

1. Kongres dan kongres luar biasa (KLB) diselenggarakan dengan dasar tata
tertib yang
diusulkan pengurus pusat dan disahkan oleh sidang kongres / KLB.
2. Tempat kongres ditetapkan oleh kongres sebelumnya, dan untuk pertama kali
dilaksanakan

di ibu kota republic Indonesia: Jakarta.


3.
Tempat KLB ditetapkan oleh pengurus pusat dengan memperhatikan
permintaan pengurus
cabang yang mengajukan usul penyelenggaraan KLB tersebut.
4. Panitia kongres / panitia KLB dibentuk dengan surat keputusan pengurus
pusat, dengan
memenuhi syarat administrative yang dicangkup pasal 5 dan pasal 6 ART ini.
5. Keuangan penyelenggaraan kongres/KLB diperiksa dalam 1 (Satu) bulan oleh
panitia
verifikasi yang ditunjuk kongres/KLB dan dilaporkan kepengurus pusat yang baru,
dengan
sisa anggaran diserahkan 50% untuk pengurus pusat dan 50% untuk pengurus
cabang
penyelenggara.

Pasal 10
Rapat Kerja

1. Rapat kerja ARSSI diselenggarakan diantara 2 kongres


2. Penyelenggara rapat kerja dilaksanakan dengan pengumuman pengurus
pusat ke semua
pengurus cabang untuk diteruskan semua anggota 3 (tiga) bulan sebelumnya.
3. Penyebarluasan undangan panitia kongres dengan rencana acara ke semua
pengurus cabang
sepengatahuan pengurus pusat untuk diteruskan ke semua anggota 2(dua)
bulan sebelumnya.
4. Acara Rapat Kerja terdiri atas
a. Laporan Pengurus Pusat tentang pengembangan organisasi.
b. Penyesuaian kebijakan dalam pelaksanaan amanat kongres.
c. Rancangan pokok-pokok acara Kongres berikut.
d. Mengambil keputusan lain yang dianggap perlu.

5. Rapat Kerja dihadiri oleh Pengurus Pusat, Pengurus Cabang, dan Peninjau.
6. Keabsahan Rapat Kerja tidak ditetapkan dengan kuorum, selama proses
penyelenggaraannya
sesuai ayat-ayat di atas.
7. Keputusan Rapat Kerja didasarkan atas musyawarah dan mufalkat; tetapi jika
tidak dapat
terlaksana, pilihan berikutnya
terbanyak dari suara

dilaksanakan

dengan

pemungutan

suara

anggota yang dibawa Pengurus Cabang yang hadir.


8. Pengurus Pusat menyampaikan laporan hasil Rapat kerja dan tindakan yang
dilakukan
rnemenuhi amanat Rapat Kerja tersebut dalam Kongres berikut.
BAB III
KEPUTUSAN

Pasal 11

1.
Semua keputusan
musyawarah dan

yang

diambil

dalam

organisasi

dilalukan

secara

mufakat.
2. Jika musayawarah dan mufakat tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan
suara
secara bebas dan rahasia, dan keputusan diambil atas dasar perhitungan suara
terbanyak.

BAB IV
KEUANGAN

Pasal 12
Pengelolaan Dana Organisasi

1. Sumber dana organisasi yang diperoleh dikelola Pengurus Pusat dan / atau
Pengurus Cabang
sesuai jenjangnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kernampuan organisasi
membiayai
semua penyelengaraann kegiatan dan usahanya secara nasional dan / atau lokal
sesuai
dengan jenjangnya.
2. Pengelolaan dana itu dipertanggung jawabkan Pengurus Pusat atau Pengurus
Cabang; jika
diperlukan dapat memakai laporan akuntan publik secara tahunan.
3. Menjelang penyelenggaman Kongres / Kongres Luar Biasa , harus dilakukan
penutupan
pembukuan yang memungkinkan pelaporan tuntas pertanggungjawab keuangan
oleh
pengurus.
4.
Laporan keuangan penyelenggaraan Kongres harus diselesaikan untuk
diperiksa panitia
verifikasi yang dibentuk kongres dalam waktu 1 bulan dan diserahkan kepada
pengurus
pusat yang baru.
5. Laporan keuangan penyelenggaraan rapat kerja harus diselesaikan untuk
diperiksa pengurus
pusat dalam waktu 1 (satu) bulan dan tercakup dalam laporan pengurus pusat
ke kongres
berikutnya.

BAB V
HUBUNGAN DENGAN PERSI

Pasal 13

ARSSI merupakan anggota ex officio dari PERSI dengan ketentuan-ketentuan :

1. Mengacu PERSI sebagai organisasi induk


2. ARSSI merupakan badan hokum sendiri.

BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA SERTA
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 14

1. Perubahan Anggaran Dasar dapat dilakukan di Kongres dengan cara :


a. Usul perubahan Anggaran Dasar dijukan
Pengurus

oleh Pengurus Pusat dan / atau

Cabang untuk dibahas dan dirumuskan jelas oleh Rapat Kerja.


b. Rumusan
bulan

perubahan hasil Rapat Kerja tersebut harus diedarkan

sebelum penyelenggaraan Kongres bersama


tentang

3 (tiga)

undangan / pemberitahuan,

rencana penyelenggaraan Kongres ke Pengurus Cabang, untuk diketahui dengan


baik
oleh utusan ke Kongres.
c. Tanggapan tentang rumusan yang diedarkan dikirimkan ke Pengurus Pusat
selambatlambatnya I (satu) bulan penyelenggaraan Kongres.
d. Seluruh bahan yang berkaitan dengan perubahan Anggaran Dasar harus
rmenjadi
materi laporan Pengurus Pusat dalam Kongres

2. Perubahan Anggaran Dasar diputuskan Kongres yang sah menurut ketentuan


Anggaran
Rumah Tangga pasal 5.

3. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan dalam Kongres luar biasa yang
khusus
diselenggarakan untuk itu, dengan tata cara yang diatur pasal 6; dan khusus
hanya
membahas 1 (satu) materi Pembubaran Organisasi saja.

BAB VII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 15

1. Setiap anggota ARSSI dianggap telah mengetahui isi Anggaran Dasar dan
Anggaran
Rumah Tangga.
2. Hal penting yang belum diatur dalam anggaran rumah tangga dan tidak
bertentangan dengan
pasal-pasal anggaran rumah tangga. Ditetapkan dengan keputusan pengurus
pusat dan
pengurus cabang sesuai dengan jenjangnya.
3. Untuk pertama kalinya anggaran rumah tangga ini ditetapkan pada saat
didirikan organisasi
Asosiasi Rumah Sakit Swast Indonesia (ARSSI), dan selajutnya dipergunakan
sesuai
keperluan organisasi.
4. Perselisihan dalam penafsiran Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
diputuskan
Penasehat

oleh

pengurus

pusat

dengan

memperhatikan

masukan

dari

Pasal 16
UPAYA DAN USAHA

1. Upaya dan usaha ARSSI selalu mengacu pada maksud dan tujuan yang
tersebut dalam pasal

3 Anggaran Dasar /AD.


2. Kepanitiaan yang dibentuk dalam suatu upaya dan usaha harus ditetapkan
dengan surat
keputusan pengurus pusat atau pengurus cabang, sesuai dengan cakupan
terhadap anggota;
dan bertanggung jawab kepada pengurus pusat atau pengurus cabang yang
membentuknya
dalam bentuk laporan tertulis.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17
Penutup

1. Hal-hal penting yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan tidak
bertentangan
dengan pasal-pasal Angaran Rumah Tangga, ditetapkan dengan keputusan
Pengurus Pusat dan
Pengurus Cabang sesuai dengan jenjangnya.
2. Untuk pertama kalinya Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan pada saat
didirikannya
organisasi Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), dan selanjutnya
dipergunakan
sesuai keperluan organisasi

Anda mungkin juga menyukai