Laporan Pendahuluan Decompensasi Cordis
Laporan Pendahuluan Decompensasi Cordis
jantung.
Hipertensi sistemik atau pulmonal : meningkatkan beban kerja jantung dan pada
gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Hipertrofi miokard dianggap
menurun.
Penyakit jantung lain :
Gangguan aliran darah melalui jantung (stenosis katup semiluner)
Ketidakmampuan jantung mengisi darah (tamponade pericardium, perikarditis konstriktif
atau stenosis katup AV)
Peningkatan darah sistemik (hipertensi) (Smeltzer, 2002)
Gagal jantung adalah adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit
jantung congenital maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung
mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir, atau
menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal
meliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel dan beban akhir meningkat pada
keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertansi sistemik. Kontraktilitas miokardium
dapat menurun pada infark miokardium dan kardiomiopati. (Sylvia, Prince. 2005)
Bagian yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan perifer. Hal ini terjadi karena
kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga
tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi
vena. Manifest :
a. edema : diulai dari kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap bertambah
ke atas tungkai dan paha dan akhirnya ke genetalia eksterna dan tubuh bagian bawah
edema sacral sering terjadi pada pasien yang berbaring lama, karena daerah sacral
menjadi daerah yang dependen. Pitting edema adalah edema yang akan tetap cekunag
atau bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung jari.
b. hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang, tekanan dalam pebuluh portal
meningkat sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen, suatu keadaan yang
dinamakan asites. Pengumpulan cairan pada rongga abdomen dapat menyebabkan
tekanan pada diafragma dan distress pernapasan.
c. anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan
statis vena di dalam rongga abdomen.
d. nokturia : rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi karena perfusi renal didukung
posisi penderita pada saat berbaring.
e. lemah : terjadi karena penurunan curah jantung, ganguan sirkulasi, pembuangan
produk sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan. (Smeltzer, 2002)
pleura
EKG : mengidentifikasi penyakit yang mendasari seperti infark miokard dan aritmia
Pemeriksaaan lain : HB, leukosit, fungsi ginjal, sesuai indikasi.
tidur klien
Asupan cairan dan pengeluaran harus dicatat karena pemberian satu dosis
penurunan drmatis kongesti paru dengan cepat. Natrium nitroprusida dapat diberikan
secra IV melalui infuse yang dipantau ketat. Obat lain nitrogliserin.
Fokus Pengkajian :
-
Pernapasan : paru diauskultasi untuk mengetahui krekel dan wheezing. Krekel terjadi
oleh gerakan udara melalui cairan dan menunjukkan adanya kongesti paru. Frekuensi