Gagal jantung adalah satu gejala klinis pada pasien mengalami kelainan struktur
atau fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu untuk memompakan darah
(forward failure) atau kemampuan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan
Gagal jantung adalah sindroma klinis yang ditandai oleh sesak nafas dan
kelelahan saat istirahat maupun saat beraktivitas yang disebabkan oleh kelainan
struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung kongestif atau Congestive Heart
dan disebabkan oleh (1) kegagalan kontraksi ventrikel, (2) kegagalan pengisian
yang adekuat maka di dalam tubuh terjadi suatu refleks homeostasis atau
50%.24
pulmonalis dan paru. Jika terjadi gagal jantung kiri, cairan akan terkumpul pada
paru-paru dan terjadi edema pulmonal. Adanya kongesti paru akan menyebabkan
proses pernafasan yang terganggu ketika proses inspirasi. Gejala klinis yang dapat
lelah, batuk, pembesaran jantung, irama derap, ventricular heaving, suara jantung
tambahan S3 dan S4, pernafasan cheyne stokes, takikardi, pulsus alternans, ronki
dan kongesti vena pulmonalis.22 Gagal jantung kanan terjadi kalau kelainannya
jugularis. 21,23
kiri dan kanan. New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi
2. Kelas II, bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas
3. Kelas III, bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan.
4. Kelas IV, bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan
Gagal jantung kongestif dapat dilihat sebagai suatu kelainan yang progresif, dapat
terjadi dari kumpulan suatu kejadian dengan hasil akhir kerusakan fungsi miosit
21, 25
sehingga volume dalam ventrikel kiri meningkat. Peningkatan volume ini akan
meregang dinding ventrikel kiri sehingga otot jantung akan berkontraksi dengan
gagal jantung dengan penurunan kontraktilitas yang berat, ventrikel tidak mampu memompa semua
darah sehingga end diastolic volume meningkat dan tekanan
ventrikel kiri juga meningkat. Tekanan ini akan ditransmisikan ke atrium kiri,
vena pulmonal dan kapiler pulmonal. Hal ini akan menyebabkan edema paru.25, 26,
27
meningkat dan akhirnya stroke volume juga meningkat sehingga curah jantung
tercapai. Penurunan curah jantung juga akan memicu peningkatan ADH dan
hormon aldosteron untuk memicu retensi natrium dan air untuk mencapai curah
jantung yang adekuat. Stimulasi neurohormonal ini akan berjalan kronik dan dapat
dan peningkatan tekanan sistolik untuk mengatasi afterload yang meningkat. Otot
stres dilatasi pada dinding ventrikel. Terjadi peningkatan kekakuan dinding yang
tekanan ini akan ditransmisi ke atrium kiri dan pembuluh pulmonal. Volume
overload yang kronik seperti pada mitral regurgitasi atau aorta regurgitasi akan
memicu miosit memanjang. Pressure overload yang kronik seperti hipertensi atau
stenosis aorta akan memicu miosit menebal yang dinamakan hipertrofi konsentrik.
Hipertrofi dan remodeling membantu untuk menurunkan stres pada dinding
jantung, namun dalam jangka waktu yang lama fungsi ventrikel akan menurun
dan dilatasi ventrikel akan terjadi. Pada keadaan ini, turunnya fungsi jantung tidak
penyakit dan sistem organ yang telah terganggu.17,18 Gejala awal dari gagal
jantung kongestif adalah kelelahan sebagai akibat dari kurangnya suplai energi.
Pada tahap awal keluhan mungkin tidak dirasakan namun pasien tanpa sadar telah
mulai dari kongesti vena sampai edema interstisial paru dan akhirnya menjadi
edema alveolar. Secara klinis ditandai dengan dispnea yang progresif. Ortopnea
(dispnea saat berbaring) terutama disebabkan oleh redistribusi aliran darah dari
lanjut. Paroxysmal nocturnal dispnea (PND) dipicu oleh timbulnya edema paru
intertisial. PND merupakan manifestasi yang lebih spesifik dari gagal jantung kiri
Batuk non produktif juga dapat terjadi akibat kongesti paru, terutama pada
posisi berbaring. Timbulnya ronki yang disebabkan oleh transudasi cairan paru
adalah ciri khas dari gagal jantung, ronki pada awalnya terdengar di bagian bawah
Gagal jantung kanan ditandai dengan gejala dan tanda kongesti vena
selama inspirasi jika jantung kanan yang gagal tidak dapat menyesuaikan terhadap
Dapat terjadi hepatomegali dan nyeri tekan hati dapat terjadi akibat
peregangan kapsula hati. Gejala saluran cerna yang lain seperti anoreksia, rasa
penuh, atau mual dapat disebabkan kongesti hati dan usus. Edema perifer terjadi
akibat penimbunan cairan dalam ruang interstisial. Dapat terjadi nokturia dalam
pada waktu istirahat. Kongesti yang berlanjut dapat menimbulkan asites atau
gagal jantung. 22
2.4
jantung kronik yang mengalami kaheksia kardiak faktor stres bahkan dapat
subyek kontrol yang sehat. Pada pasien dengan gagal jantung dengan
pasien dengan malnutrisi atau minimal 1,12 g/kgBB pada pasien dengan status
laktat dan piruvat pada pasien gagal jantung menunjukkan hipoksia yang sistemik
anabolisme. Kecukupan asam amino esensial dan non esensial mungkin lebih
Salah satu asam amino yang penting adalah taurin. Taurin tidak terlibat dalam
sintesis protein, namun merupakan seperempat dari total asam amino yang
tersimpan di jaringan jantung dan berfungsi sebagai antioksidan dan turut dalam
antara 25–35% dari total kalori dan kolesterol <200 mg/hari. Komposisi lipid
yang disarankan adalah saturated fatty acid (SAFA) <7%, polyunsaturated fatty
acid (PUFA) sampai dengan sekitar 10% dan monounsaturated fatty acid
(MUFA) mencapai 20% kalori total.44 Pada pasien dengan gejala malabsorbsi
pemberian lipid berbentuk MCT lebih mudah dihidrolisis dan efektif diabsorpsi ke
dalam sirkulasi portal. Namun energi yang dihasilkan oleh MCT 14% lebih
rendah dibanding LCT, dan tidak memenuhi asam lemak esensial yang juga
dibutuhkan oleh tubuh.45 Karbohidrat dapat diberikan 50-60% kalori total per hari
dengan jenis karbohidrat kompleks dalam bentuk biji-bijian, sayur dan buah.
Penggunaan kaptopril yang juga sering digunakan pada pasien gagal jantung dapat
pada terapi jangka panjang dan dosis tinggi diuretik. Penggunaan ACE Inhibitors
berlebihan.