A. Definisi
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. (Dr.
Ahmad ramali,2000)
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi
pompa jantung (Tabrani, 1998; Price, 2000).
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik yang mana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
(Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne, 1997 ).
Gagal jantung kongestif adalah keadaan yang mana terjadi bendungan
sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompensatoriknya
(Carleton,P.F dan M.M. O’Donnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne, 1997).
Menurut Braunwald, gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis
adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal memompakan darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan/atau kemampuannya
hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri.
Definisi alternatif menurut Packer, gagal jantung kongestif merupakan suatu
sindrom klinis yang rumit yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi
ventrikel kiri dan kelainan regulasi neurohormonal, disertai dengan intoleransi
kemampuan kerja fisis (effort intolerance), retensi cairan, dan memendeknya
umur hidup (reduced longevity). Termasuk di dalam kedua batasan tersebut
adalah suatu spektrum fisiologi-klinis yang luas, mulai dari cepat menurunnya
daya pompa jantung (misalnya pada infark jantung yang luas, takiaritmia atau
bradikardia yang mendadak), sampai pada keadaan-keadaan di mana proses
terjadinya kelainan fungsi ini berjalan secara bertahap tetapi progresif
(misalnya pada pasien dengan kelainan jantung yang berupa pressure atau.
volume overload dan hal ini terjadi akibat penyakit pada jantung itu sendiri,
seperti hipertensi, kelainan katup aorta atau mitral dll).
Secara singkat menurut Sonnenblik, gagal jantung terjadi apabila jantung
tidak lagi mampu memompakan darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh pada tekanan pengisian yang normal, padahal
aliran balik vena (venous return) ke jantung dalam keadaan normal.
A. Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi kordis
adalah keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau
yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang meningkatkan
beban awal seperti regurgitasi aorta, dan cacat septum ventrikel. Beban akhir
meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta atau hipertensi
sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada infark miokard atau
kardiomyopati. Faktor lain yang dapat menyebabkan jantung gagal sebagai
pompa adalah gangguan pengisisan ventrikel ( stenosis katup atrioventrikuler
), gangguan pada pengisian dan ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan
temponade jantung). Dari seluruh penyebab tersebut diduga yang paling
mungkin terjadi adalah pada setiap kondisi tersebut mengakibatkan pada
gangguan penghantaran kalsium di dalam sarkomer, atau di dalam sistesis
atau fungsi protein kontraktil ( Price. Sylvia A, 2006).
B. Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal
jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan
pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun
mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume residu ventrikel.
Sebagai respon terhadap gagal jantung, ada tiga mekanisme primer yang
dapat dilihat :
1. Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik.
2. Meningkatnya beban awal akibat aktivasi system rennin angiotensin
aldosteron, dan
3. Hipertrofi ventrikel.
Lelah
Angina
Cemas
Oliguri. Penurunan aktifitas GI
Kulit dingin dan pucat
Tanda dan gejala yang disebakan oleh kongesti balikdari ventrikel kiri,
antara lain :
Dyspnea
Batuk
Orthopea
Reles paru
Hasil x-ray memperlihatkan kongesti paru.
Tanda-tanda dan gejala kongesti balik ventrikel kanan :
Edema perifer
Distensi vena leher
Hari membesar
Peningkatan central venous pressure (CPV)
D. Pathway
E. Klasifikasi
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan
pemompaan,gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri,gagal jantung
kanan,dan gagal jantung kongestif.
Pada gagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort,fatigue,ortopnea,dispnea
nocturnal paroksismal,batuk,pembesaran jantung,irama derap,ventricular
heaving,bunyi derap S3 dan S4,pernapasan cheyne stokes,takikardi,pulsusu
alternans,ronkhi dan kongesti vena pulmonalis. Pada gagal jantung kanan
timbul edema,liver engorgement,anoreksia,dan kembung.Pada pemeriksaan
fisik didapatkan hipertrofi jantung kanan,heaving ventrikel kanan,irama derap
atrium kanan,murmur,tanda tanda penyakit paru kronik,tekanan vena
jugularis meningkat,bunyi P2 mengeras,asites,hidrothoraks,peningkatan
tekanan vena, hepatomegali, dan pitting edema. Pada gagal jantung
kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan. New
York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4 kelas
:
F. Manifestasi Klinis
Dampak dari cardiak output dan kongesti yang terjadi sisitem vena atau
sistem pulmonal antara lain :
1. Lelah
2. Angina
3. Cemas
4. Oliguri. Penurunan aktifitas GI
5. Kulit dingin dan pucat
Tanda dan gejala yang disebakan oleh kongesti balikdari ventrikel kiri,
antara lain :
1. Dypnea
2. Batuk
3. Orthopea
4. Reles paru
5. Hasil x-ray memperlihatkan kongesti paru.
Tanda-tanda dan gejala kongesti balik ventrikel kanan :
1. Edema perifer
2. Distensi vena leher
3. Hati membesar
4. Peningkatan central venous pressure (CPV)
G. Penatalaksanaan
Pada dasarnya pengobatan penyakit decompensasi cordis adalah sebagai
berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan oksigen
- Pengobatan faktor pencetus
- Istirahat
2. Perbaikan suplai oksigen /mengurangi kongesti
- Pengobatan dengan oksigen
- Pengaturan posisi pasien untuk kelancaran nafas
- Peningkatan kontraktilitas myocrdial (obat-obatan inotropis positif)
- Penurunan preload ( pembatasan sodium, diuretik, obat-obatan,
dilitasi vena)
- Penurunan afterload (obat - obatan dilatasi arteri, obat dilatasi
arterivena, inhibitor ACE
H. Komplikasi
Komplikasi dari decompensatio cordis adalah:
1. Syok kardiogenik.
2. Episode tromboemboli.
3. Efusi dan tamporiade pericardium.
I. Pemeriksaan Diagnostik
e. Neurosensoris
- Gejala : Mengeluh kesemutan, pusing
- Tanda : Kelemahan
f. Pernafasan
- Gejala : Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal.
- Tanda : Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum
berwarna bercak darah, gelisah.
g. Keamanan
- Gejala : Proses infeksi atau sepsis, riwayat operasi
- Tanda : Kelemahan tubuh
h. Penyuluhan / pembelajaran
- Gejala : Menanyakan tentang keadaan penyakitnya.
- Tanda : Menunjukan kurang informasi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas ; O2 dan CO2 berhubungan dengan
kongesti paru dan terjadinya edema paru.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi
miokard sekunder terhadap gagal jantung
c. Perubahan pola pemenuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan anoreksia.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk
aktivitas kehidupan sehari – hari.
e. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur berhubungan dengan
dyspnoe noktural.
f. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
g. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan aliran
darah ginjal sekunder terhadap gagal jantung kanan.
A. Pengkajian
1. Identitas
Tanggal Pengkajian : 6 dan 7 Januari 2014
Jam : 13.00 WIB dan 18.30 WIB
Sumber Data : Pasien,Keluarga, Rekam Medis, Tim Kesehatan
Pasien
Nama : Ny. N D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 84 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Cerai Mati
Pendidikan : -
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku / Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Banjarejo, Wonosari
Diagnosa Medis : Obs Dyspnea e.c Susp DC
Nomor CM : 45 37 56
Tanggal masuk perawatan : 4 Januari 2014
Keluarga / Penanggung Jawab
Nama : Ny. J
Umur : 55 tahun
Hubungan dengan pasien : Anak
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan ± 2 minggu,
Pasien mengatakan saat berbaring sesak nafas, Keluarga pasien
mengatakan pasien b.a.k ± 7 hari disertai darah dan berwarna coklat,
Keluarga mengatakan pasien demam ± 7 hari, Keluarga pasien
mengatakan pasien b.a.b cair saat masuk rumah sakit, Keluarga
pasien mengatakan pasien batuk disertai dahak.
b. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Pasien mengatakan sesak nafas, Pasien mengatakan nyeri dada
seperti tertekan, Pasien mengatakan nyeri rasanya perih pada bagian
perut kanan bawah.
c. Kesehatan sekarang
Pasien terpasang infus pada tangan kanan cairan D5 mikro 15 Tpm,
Pasien mengatakan sesak nafas, Pasien mengatakan tidak mau tidur
karena tidak mengantuk, Pasien terpasang kateter, Pasien memakai
O2 dengan terapi 3 liter/menit.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri
dada sudah ±3 minggu ini, Keluarga pasien mengatakan pasien
belum pernah masuk rumah sakit dan tidak pernah menderita sakit
yang sama tetapi pasien berobat jalan di klinik sinar husada sebelum
masuk ke RSUD Wonosari, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak
mengalami memiliki riwayat darah tinggi tetapi baru beberapa bulan
ini pasien darah tinggi.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan kurang mengetahui ada tidaknya
keluarga yang menderita penyakit yang sama. Keluarga pasien
mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan seperti
Hipertensi, Jantung dan Diabetes Mellitus.
f. Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan atau obat-obatan.
3. Pola Kebiasaan Pasien
Aspek Fisik - Biologis
a. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sebelum Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien makan biasa 3x sehari dengan
porsi sedang dengan sayur dan lauk seperti tempe dan tahu.
Keluarga pasien mengatakan pasien minum 2 – 3 gelas air putih dan
teh setiap harinya.
Selama Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan, Keluarga
pasien mengatakan pasien hanya makan 3-4 sendok bubur yang
diberikan gizi dari rumah sakit, Pasien mengatakan pasien minum 1/2
gelas air putih. Pasien terpasang infus D5 15 Tpm.
b. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien b.a.b yaitu 1x setiap 2 hari,
Keluarga pasien mengatakan b.a.k 5 – 6 x sehari.
Selama Sakit
Selama dirawat di rumah sakit keluarga pasien mengatakan pasien
belum pernah b.a.b , Pasien terpasang kateter dan saat pengkajian
terdapat urine 100 cc dengan warna coklat seperti teh.
Pola Aktivitas Istirahat – Tidur
a. Pola Aktivitas dan latihan
Keluarga pasien mengatakan pasien di rumah tidak bekerja, Keluarga
pasien mengatakan pasien tidak bisa diam jika di rumah seperti
pasien suka mengerjakan semua pekerjaan seperti mencari kayu, di
sawah dan menyapu.
b. Keadaan Pernafasan
Saat pengkajian tanggal 6 Januari 2014 Pasien mengatakan sesak
nafas dan terpasang O2 dengan terapi 3 liter/menit.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien di rumah tidur malam ± 5 – 6
jam, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah tidur siang.
Selama sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau tidur, Keluarga pasien
mengatakan pasien selama di rumah sakit pasien tidak mau tidur dan
hanya ingin duduk saja tetapi pasien biasanya dapat tertidur 1-2 jam
saat malam hari, Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah
tidur siang.
e. Pemeriksaan Kepala
1) Kepala
Bentuk kepala Brakhiocephalus, simetris, tidak ada luka, rambut
pasien sudah berwarna putih, kulit kepala pasien berminyak.
2) Leher
Leher pasien simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada lesi.
f. Pemeriksaan Wajah
1) Mata
Konjungtiva Bactericus, mata berair, keluarga mengatakan mata
pasien masih bisa melihat dengan jelas.
2) Telinga
Keluarga pasien mengatakan pasien pendengarannya sudah
berkurang yaitu telinga kanan dan kiri, telinga simetris, tidak ada
luka, telinga pasien terlihat terdapat sedikit kotoran.
3) Hidung
Simetris, pada hidung pasien terdapat cairan, Hidung pasien tidak
ada pembesaran polip.
4) Mulut
Mulut pasien terlihat berwarna pucat, kering, simetris, tidak ada
stomatitis, bau mulut, gigi pasien terlihat kurang bersih.
g. Pemeriksaan Thoraks/ dada
Inspeksi
Susunan ruas tulang belakang lordosis, bentuk dada asimetris, kulit
keriput, pasien batuk kering, tidak ada lesi.
Auskultasi
Catatan Dokter : vesikuler +/+ , Ronchi +/+, Wheezing -/-
h. Pemeriksaan Jantung
Catatan Dokter : Ictus cordis +, bergeser ke kiri.
i. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Pertumbuhan rambut tidak ada, simetris, tidak ada benjolan, terdapat
retraksi.
Auskultasi
Bising usus : 25 x/menit
Perkusi
Kuadran I : dull
Kuadran II : tympani
Kuadran III : tympani
Kuadran IV : tympani
Palpasi
Bagian Kuadran IV pasien mengatakan sakit
j. Pemeriksaan Genetalia
Tidak terkaji, pasien terpasang kateter.
k. Pemeriksaan Ekstermitas
Ekstermitas atas : anggota gerak lengkap, tidak ada fraktur,
capillary refill tidak lebih dari 3 detik, ekstermitas dapat digerakkan
dengan baik.
Ekstermitas bawah : anggota gerak kaki lengkat, tidak ada
fraktur, ekstermitas dapat digerakkan dengan baik, tidak ada luka.
l. Pemeriksaan Kulit / Integument
Kulit terlihat tidak ada lesi, turgor kulit jelek, struktur keriput, akral
dingin
5. Data Penunjang
Hasil Lab tanggal : 4 Januari 2015 ( 18.00 WIB )
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 11,0 gr% 12 – 16 gr%
A Leukosit 18400 4300 – 11400 µ/l
Hemogram Eos Bas Stab Seg Limp Mon
0 0 2 87 5 6
HCT/HMT 32 % 37 %
A Eritrosit 3,4 4,4 – 5,5 jt µ/l
Gol Darah O
Glukosa Darah 157 mg/dl 76 – 110 mg/dl
Sesaat
6. Terapi
- O2 2- 3 ltr/menit
- Infus RL/D5 Mikro 15 Tpm
- Inj Ceftriaxon 1 gr/12 jam
- Ambroxol 3 x 1 sendok
- PCT 3 X 500 mg
- Inj Kalnex 250 mg / 8 jam ( bila hematuri + )
- Diet bubur saring
B. Analisa Data
Hari, tanggal : Selasa, 6 Januari 2014
Waktu : 18.00 WIB
Data Masalah Penyebab
DS : Kerusakan Kongesti paru dan
- Pasien mengatakan sesak nafas pertukaran terjadinya edema
- Pasien mengatakan saat berbaring gas O2 dan paru.
sesak nafas CO2
- Pasien mengatakan nyeri dada seperti
tertekan
DO :
- RR : 45 x / menit
- Pasien terlihat terengah-engah
- Catatan Dokter : vesikuler +/+ ,
Ronchi +/+, Wheezing -/-
DS : Penurunan Penurunan
Keluarga pasien mengatakan dari dokter curah jantung kontraksi miokard
mengatakan jantung pasien bermasalah. sekunder terhadap
DO : gagal jantung
- Tanda vital :
TD : 115/70 mmHg
N : 89 x / menit
RR : 45 x / menit
S : 35,4 °C
- Keluhan umum: lemah
- Catatan Dokter : Ictus
cordis +, bergeser ke kiri.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas O2 dan CO2 berhubungan dengan kongesti
paru dan terjadinya edema paru ditandai dengan
DS :
- Pasien mengatakan sesak nafas
- Pasien mengatakan saat berbaring sesak nafas
- Pasien mengatakan nyeri dada seperti tertekan
DO :
- RR : 45 x / menit
- Pasien terlihat terengah-engah
- Catatan Dokter : vesikuler +/+ , Ronchi +/+, Wheezing -/-
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraksi
miokard sekunder terhadap gagal jantung ditandai dengan
DS :
Keluarga pasien mengatakan dari dokter mengatakan jantung pasien
bermasalah.
DO :
- Tanda vital :
TD : 115/70 mmHg
N : 89 x / menit
RR : 45 x / menit
S : 35,4 °C
DS :
- Sebelum Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien makan biasa 3x sehari
dengan porsi sedang dengan sayur dan lauk seperti tempe dan
tahu. Keluarga pasien mengatakan pasien minum 2 – 3 gelas air
putih dan teh setiap harinya.
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan ( nafsu
makan berkurang ) ± 2 minggu,
- Keluarga pasien mengatakan pasien b.a.b cair saat masuk rumah
sakit,
- Selama Sakit
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau makan, Keluarga
pasien mengatakan pasien hanya makan 3-4 sendok bubur yang
diberikan gizi dari rumah sakit, Pasien mengatakan pasien minum
1
/2 gelas air putih.
DO : Pasien terpasang infus D5 Tpm 15 Tpm
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur berhubungan dengan dyspneu
noktural ditandai dengan
DS :
- Pasien mengatakan sesak nafas saat berbaring
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau tidur,
- Keluarga pasien mengatakan pasien selama di rumah sakit pasien
tidak mau tidur dan hanya ingin duduk saja tetapi pasien biasanya
dapat tertidur 1-2 jam saat malam hari,
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak pernah tidur siang.
DO :
- Keadaan umum : lemah
- Tingkat kesadaran : composmentis
D. Perencanaan Keperawatan
E.
Selasa, 6 januari 2015 Selasa, 6 januari Selasa, 6 januari 2015 Selasa, 6 januari 2015
18.00 WIB 2015 18.00 WIB 18.00 WIB
Penurunan curah jantung berhubungan 18.00 WIB Istirahatkan / bedrest Dengan istirahat maka
dengan penurunan kontraksi miokard Setelah dilakukan secara fisik dan mental beban volume dan
sekunder terhadap gagal jantung ditandai asuhan kontraksi jantung tidak
dengan keperawatan berat.
Observasi dan catat tanda Untuk mengetahui
DS : selama 3 x 24
– tanda vital tiap 6 jam kelainan lanjutan yang
Keluarga pasien mengatakan dari dokter jam kardiak
serta amati tanda – tanda terjadi dan sebagai
mengatakan jantung pasien bermasalah. output adekuat
perfusi jaringan. dasar penetapan
DO : dengan kriteria
selanjutnya.
- Tanda vital : hasil
Amati pengaruh negatif Mencegah alergi
TD : 115/70 mmHg - Tanda – tanda
pemberian obat digitalis. ataupun efek samping
N : 89 x / menit vital dalam
yang tidak diinginkan.
RR : 45 x / menit batas normal Berikan diet makanan Kelebihan garam
S : 35,4 °C - Lemah rendah garam meningkatkan retensi
- Keluhan umum: lemah berkurang, Rina cairan dan dapat
- Catatan Dokter : Ictus keadaan meningkatkan volume
cordis +, bergeser ke kiri. umum klien vaskuer dan beban kerja
Rina membaik. jantung.
- Kulit perifer Rina
terutama
ekstremitas
hangat.
Rina
Selasa, 6 januari 2015 Selasa, 6 januari Selasa, 6 januari 2015 Selasa, 6 januari 2015
18.00 WIB 2015 18.00 WIB 18.00 WIB
Perubahan pola pemenuhan nutrisi 18.00 WIB Kaji frekuensi dan porsi Mengetahui jumlah
berhubungan dengan kurang dari Setelah dilakukan makan klien frekuensi dan banyaknya
kebutuhan tubuh berhubungan dengan asuhan porsi makan klien.
Sajikan makanan dalam Agar klien dapat
mual dan anoreksia ditandai dengan keperawatan
keadaan hangat, menarik, berselera makan.
DS : selama 3 x 24
- Sebelum Sakit bervariasi, namun tetap
jam Masukan
Keluarga pasien mengatakan pasien sesuai dengan diet
nutrisi adekuat
makan biasa 3x sehari dengan porsi rendah garam.
dengan kriteria
sedang dengan sayur dan lauk seperti
hasil
tempe dan tahu. Keluarga pasien Anjurkan agar tidak Mencegah sekresi asam
- Porsi makan
mengatakan pasien minum 2 – 3 gelas mengkonsumsi makan lambung yang
habis.
air putih dan teh setiap harinya. yang terlalu panas, dingin, berlebihan.
- Mual
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidak terlalu pedas, atau terlalu
berkurang
mau makan ( nafsu makan berkurang ) ± asam.
bahkan hilang.
2 minggu, - Tidak terjadi Anjurkan klien makan Agar pencernaan tidak
- Keluarga pasien mengatakan pasien b.a.b penurunan dengan porsi sedikit tapi langsung bekerja terlalu
cair saat masuk rumah sakit, berat badan. sering dan tingkatkan keras dan makanan
- Selama Sakit Rina porsi makan secara yang masuk dapat
Keluarga pasien mengatakan pasien bertahap. ditolerir
Kolaborasi dengan dokter Dengan hilangnya mual
tidak mau makan, Keluarga pasien
dalam mengatasi mual dan muntah maka nafsu
mengatakan pasien hanya makan 3-4
dan muntah. makan dapat meningkat.
sendok bubur yang diberikan gizi dari
Rina Rina
rumah sakit, Pasien mengatakan pasien
minum 1/2 gelas air putih.
DO : Pasien terpasang infus D5 Tpm 15
Tpm
Rina
Selasa, 6 januari 2015 Selasa, 6 januari Selasa, 6 januari 2015 Selasa, 6 januari 2015
18.00 WIB 2015 18.00 WIB 18.00 WIB
Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur 18.00 WIB Ciptakan lingkungan yang Agar klien dapat tidur
berhubungan dengan dyspneu noktural Setelah dilakukan tenang dan batasi jumlah dengan baik dan tidak
ditandai dengan asuhan pengunjung terutama mengganggu tidur klien.
DS : keperawatan saat jam tidur klien.
Atur posisi klien pada saat Dengan posisi yang
- Pasien mengatakan sesak nafas saat selama 3 x 24
akan tidur senyaman mengenakkan, klien
berbaring jam Kebutuhan
mungkin. dapat lebih rileks dan
- Keluarga pasien mengatakan pasien tidur klien tidak gelisah.
Buat jadwal tindakan Agar tidak mengganggu
tidak mau tidur, terpenuhi dengan
sedemikian rupa agar tidur klien.
- Keluarga pasien mengatakan pasien kriteria hasil
tidak mengganggu tidur
selama di rumah sakit pasien tidak Klien dapat tidur
klien
mau tidur dan hanya ingin duduk saja dengan tenang.
Bila tindakan dilakukan Agar klien tidak
tetapi pasien biasanya dapat tertidur 1- Klien dapat tidur
saat klien sedang tidur, terbangun.
2 jam saat malam hari, dengan nyenyak
lakukanlah dengan hati – Rina
- Keluarga pasien mengatakan pasien dengan jumlah
hati .
tidak pernah tidur siang. jam tidur 7 - 8
Rina
DO : jam per hari.
- Keadaan umum : lemah Klien terlihat
- Tingkat kesadaran : composmentis segar.
Rina Rina
Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta.
Guyton hall. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran ed.2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzzane C. & Brennda G Bare. 2002. Keperawatan edikal bedah. Jakarta: EGC