Oleh :
Jepri Daus
2201090371
Semua situasi diatas dapat menyebabkan gagal jantung kiri atau kanan. Penyebab yang
spesifik untuk gagal jantung kanan antara lain:
Gagal jantung kiri
Hipertensi paru
PPOM
3. PATHWA
4.KLASIFIKASI
Menurut derajat sakitnya:
1. Derajat 1: Tanpa keluhan - Anda masih bisa melakukan aktivitas fisik sehari-hari
tanpa disertai kelelahan ataupun sesak napas
2. Derajat 2: Ringan - aktivitas fisik sedang menyebabkan kelelahan atau sesak napas,
tetapi jika aktivitas ini dihentikan maka keluhan pun hilang
3. Derajat 3: Sedang - aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan atau sesak napas,
tetapi keluhan akan hilang jika aktivitas dihentikan
4. Derajat 4: Berat - tidak dapat melakukan aktivitas fisik sehari-hari, bahkan pada saat
istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika melakukan aktivitas walaupun
aktivitas ringan.
1. Sesak nafas ( dyspnea). Muncul saat istirahat atau saat beraktivitas (dyspnea on effort)
2. Orthopnea
3. Sesak muncul saat berbaring, sehingga memerlukan posisi tidur setengah duduk
dengan menggunakan bantal lebih dari satu.
4. Paroxysmal Nocturnal Dyspneu ( PND ) yaitu sesak tiba-tiba pada malam hari disertai
batuk- batuk.
5. Takikardi dan berdebar- debar yaitu peningkatan denyut jantung akibat peningkatan
tonus simpatik
6. Batuk- batuk. Terjadi akibat oedema pada bronchus dan penekanan bronchus oleh
atrium kiri yang dilatasi. Batuk sering berupa batuk yang basah dan berbusa, kadang
disertai bercak darah.
7. Mudah lelah (fatigue). Terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghambat
jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa
katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas
dan insomnia yang terjadi akibat distres pernafasan dan batuk.
8. Adanya suara jantung P2 , S3, S4 menunjukkan insufisiensi mitral akibat dilatasi bilik
kiri atau disfungsi otot papilaris.
9. Oedema (biasanya pitting edema) yang dimulai pada kaki dan tumit dan secara
bertahap bertambah ke atas disertai penambahan berat badan.
10.(pembesaran hepar).Terjadi akibat pembesaran vena di hepar.
11.Ascites. Bila hepatomegali ini berkembang, maka tekanan pada pembuluh portal
meningkat sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen.
12.Nokturia (rasa ingin kencing di malam hari). Terjadi karena perfusi ginjal dan curah
jantung akan membaik saat istirahat.
13.Peningkatan tekanan vena jugularis (JVP)
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan gagal jantung kongestif dengan sasaran :
1. Untuk menurunkan kerja jantung
2. Untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard
3. Untuk menurunkan retensi garam dan air.
1) Tirah baring: Tirah baring mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung
dan menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume intra vaskuler melalui induksi
diuresis berbaring.
2) Oksigen: Pemenuhan oksigen akan mengurangi demand miokard dan membantu memenuhi
kebutuhan oksigen tubuh.
3) Diet: Pengaturan diet membuat kerja dan ketegangan otot jantung minimal. Selain itu
pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema.
4) Revaskularisasi coroner
5) Transplantasi jantung
6) Kardoimioplasti
7) terapi obat: Diuretik: Untuk mengurangi penimbunan cairan dan pembengkakan Penghambat
ACE (ACE inhibitors): untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi beban kerja
jantung Penyekat beta (beta blockers): Untuk mengurangi denyut jantung dan menurunkan
tekanan darah agar beban jantung berkurang. Digoksin: Memperkuat denyut dan daya pompa
jantung.Terapi nitrat dan vasodilator koroner: menyebabkan vasodilatasi perifer dan
penurunan konsumsi oksigen miokard. Digitalis: memperlambat frekuensi ventrikel dan
meningkatkan kekuatan kontraksi, peningkatan efisiensi jantung. Saat curah jantung
meningkat, volume cairan lebih besar dikirim ke ginjal untuk filtrasi dan ekskresi dan
volume intravascular menurun. Inotropik positif: Dobutamin adalah obat simpatomimetik
dengan kerja beta 1 adrenergik. Efek beta 1 meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium
(efek inotropik positif) dan meningkatkan denyut jantung (efek kronotropik positif). Sedati:
Pemberian sedative untuk mengurangi kegelisahan bertujuan mengistirahatkan dan memberi
relaksasi pada klien.
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik.
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk,
penumpukan secret.
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan edema paru
4. Gangguan pola nafas berhubungan dengan sesak nafas
5. Penurunan perfusi jaringan behubungan dengan penurunan O2 ke organ
6. Nyeri berhubungan dengan hepatomegali, nyeri abdomen.
7. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus,
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.
8. Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia &
mual.
9. Intoleran aktivitas berhubungan dengan fatigue
10. Sindrom deficit perawatan diri berhubungan dengan sesak nafas
11. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pitting edema.
12. Cemas berhubungan dengan sesak nafas, asites.
9. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas/istirahat
2. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri dada
dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
3. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah pad
aktivitas
4. Sirkulasi
5. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit jantung ,
bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada kaki, telapak kaki,
abdomen.
6. Tanda :
1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
3) Irama Jantung ; Disritmia.
4) Frekuensi jantung ; Takikardia.
5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
6) posisi secara inferior ke kiri.
7) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
8) terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
9) Murmur sistolik dan diastolic.
10) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianotik.
11) Punggung kuku ; pucat atau sianotik dengan pengisian
12) kapiler lambat.
13) Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
14) Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
15) Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
16) khususnya pada ekstremitas.
1. Integritas ego
2. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis). Tanda
: Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan dan mudah
tersinggung.
3. Eliminasi. Gejala : Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Makanan/cairan
5. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambhan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa
sesak, diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan
diuretic.
6. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites)
serta edema (umum, dependen, tekanan dn pitting).
7. Higiene. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas
Perawatan diri.
8. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
9. Neurosensori. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan. Tanda :
Letargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
10. Nyeri/Kenyamanan
11. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan
sakit pada otot.Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
12. Pernapasan. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan sputum, riwayat
penyakit kronis, penggunaan bantuan pernapasan.
13. Tanda : Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori
pernpasan.
14. Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/tanpa pemebentukan sputum.
15. Sputum :Merah muda/berbuih (edema pulmonal)
16. Bunyi napas : Mungkin tidak terdengar.
17. Fungsi mental: Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
18. Warna kulit : Pucat dan sianosis.
19. Keamanan.Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangan
kekuatan/tonus otot.
20. Interaksi sosial.Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang
biasa dilakukan.
21. Pembelajaran/pengajaran. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan
obat-obat jantung, misalnya : penyekat saluran kalsium.Tanda : Bukti
tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. Keperawatan kriteria hasil
1 Penurunan curah Setelah diberikan 1. Auskultasi 1. Biasanya terjadi takikardi
jantung asuhan nadi apical, (meskipun pada saat istirahat) untuk
berhubungan keperawatan observasi frekuensi, mengkompensasi penurunan
dengan Perubahan diharapkan tanda irama jantung kontraktilitas ventrikuler.
kontraktilitas vital dalam batas 2. S1 dan S2 mungkin lemah
miokardial/peruba yang dapat 2. Catat bunyi karena menurunnya kerja pompa.
han inotropik. diterima jantung. Irama gallop umum (S3 dan S4)
(disritmia dihasilkan sebagai aliran darah ke
terkontrol atau 3. Palpasi nadi dalam serambi yang distensi.
hilang) dan nadi perifer Murmur dapat menunjukkan
bebas gejala inkompetensi/ stenosis katup.
gagal jantung. 4. Pantau TD 3. Penurunan curah jantung dapat
Kriteria hasil: menunjukkan menurunnya nadi
5. Kaji kulit
· terhadap pucat dan radial, poplitea, dorsalis pedis dan
Melaporkan sianosis. postibial. Nadi mungkin cepat hilang
penurunan atau tidak teratur untuk dipalpasi,
episode dispnea, 6. Tinggikan dan pulsus alternan (denyut kuat lain
angina. kaki, hindari dengan denyut lemah) mungkin ada.
· Ikut serta tekanan pada
dalam aktivitas bawah lutut. 4. Pada GJK dini, sedang atau
yang mengurangi kronis, TD dapat meningkat
beban kerja 7. Berikan sehubungan dengan SVR.
jantung oksigen tambahan 5. Pucat menunjukkan menurunnya
dengan nasal perfusi perifer sekunder terhadap
kanula atau masker tidak adekuatnya curah jantung,
sesuai indikasi. vasokontriksi, dan anemia. Sianosis
dapat terjadi sebagai refraktori GJK.
6. Menurunkan stasis vena dan
dapat menurunkan insiden thrombus
atau pembentukan embolus.
7. Meningkatkan sediaan oksigen
untuk kebutuhan miokard untuk
melawan efek hypoxia atau iskemia.
2 Bersihan jalan Setelah diberikan 1. Auskultasi 1. Beberapa derajat spasme
nafas tidak efektif askep diharapkan bunyi nafas. Catat bronkus terjadi dengan obstruksi
berhubungan kepatenan jalan adanya bunyi nafas, jalan nafas dan dapat/ tak
dengan penurunan nafas pasien missal mengi, dimanifestasikan adanya bunyi nafas
reflek batuk, terjaga dengan krekels, ronki. adventisius, misal penyebaran,
penumpukan Kriteria hasil : krekels basah (bronchitis) ; bunyi
secret. · RR dalam 2. Pantau nafas redup dengan ekspirasi mengi
batas normal frekuensi (emfisema) atau tak nya bunyi nafas
· Irama nafas pernafasan. Catat (asma berat).
dalam batas rasio inspirasi dan 2. Takipnea biasanya ada pada
normal ekspirasi. beberapa derajat dan dapat
· Pergerakan ditemukan pada penerimaan atau
sputum keluar 3. Diskusikan selama distress.
dari jalan nafas dengan pasien 3. Peninggian kepala tempat tidur
· Bebas dari untuk posisi yang mempermudah fungsi pernafasan
suara nafas nyaman misal dengan menggunakan gravitasi .
tambahan peninggian kepala
tempat tidur, duduk
pada sandaran 4. Memberikan pasien beberapa
tempat tidur. cara untuk mengatasi dan
4. mengontrol dispnea.
Dorong/bantu 5. Hidrasi air membantu
latihan nafas menurunkan kekentalan secret,
abdomen atau bibir. mempermudah pengeluaran.
5.
Memberikan air
hangat.
3 Kerusakan Setelah diberikan 1. Kaji 1. Berguna dalam evaluasi derajat
pertukaran gas asuhan frekuensi,kedalama stress pernapasan/kronisnya proses
berhubungan keperawatan n pernafasan penyakit.
dengan edema diharapkan 2. Pengiriman oksigen dapat
paru pasien dapat 2. Tinggikan diperbaiki dengan posisi duduk
Mempertahanka kepala tempat tinggi dan latihan jalan nafas u/
n tingkat oksigen tidur,bantu pasien menurunkan kolaps jalan
yang adekuat untuk memilih nafas,dispnea dan kerja nafas.
untuk posisi yang mudah
keperluan tubuh. untuk
bernafas.dorong
Kriteria hasil : nafas dalam secara 3. Sianosis munkin
o Tanpa terapi perlahan sesuai perifer(terlihat pd
oksigen, SaO2 dengan kuku)/sentral(sekitar bibir/daun
95 % dank lien kebutuhan/toleransi telinga). Keabu-abuan dan sianosis
tidan mengalami individu. sentral mengindikasikan beratnya
sesak napas. 3. Kaji/awasi hipoksemia.
o Tanda-tanda secara rutin kulit 4. Bunyi nafas munkin redup
vital dalam batas dan warna karena penurunan aliran udara.
normal membrane mukosa.
o Tidak ada 5. Penurunan getaran vibrasi
tanda-tanda 4. Auskultasi diduga ada pengumpulan cairan atau
sianosis. bunyi nafas,catat udara terjebak.
area penurunan
aliran udara /bunyi 6. Takikardi,disritmia,dan
tambahan. perubahan TD dapat menunjukan
5. Awasi tingkat efek hipoksemia sistemik pada
kesadaran/status fungsi jantung.
mental.selidiki
adanya perubahan. 7. PaCO2 biasanya
6. Awasi tanda meningkat(bronchitis,emfisema) &
vital dan irama PaO2 secara umum
jantung menurun,sehingga hipoksia terjadi
dengan derajat lebih kecil/lebih
Kolaborasi besar.catatan:PaCO2
7. Awasi “normal”/meningkat menandakan
/gambarkan seri kegagalan pernafasan yang akan
GDA dan nadi datang selama asmatik.
oksimetri. 8. Terjadinya/kegagalan nafas
yang akan datang memerlukan
8. Berikan upaya penyelamatan hidup.
oksigen tambahan
yang sesuai dengan
indikasi hasil GDA
dan toleransi
pasien.
5. Pantau tanda
vital (tekanan
darah, nadi,
frekuensi,
pernafasan).
5 Penurunan perfusi Setelah diberikan 1. Pantau TD, 1. Vasokontriksi sistemik
jaringan asuhan catat adanya diakibatkan oleh penurunan curah
behubungan keperawatan hipertensi sistolik jantung mungkin dibuktikan oleh
dngan penurunan gangguan perfusi secara terus penurunan perfusi kulit dan
O2 ke otak jaringan menerus dan penurunan nadi.
berkurang / tidak tekanan nadi yang 2. Pompa jantung gagal dapat
meluas selama semakin berat. mencetuskan distres pernapasan.
dilakukan 2. Pantau Namun, dispnea tiba-tiba/berlanjut.
tindakan frekuensi jantung,
perawatan di RS catat adanya 3. Normalnya autoregulasi
dengan kriteria Bradikardi, mempertahankan aliran darah otak
hasil: Tacikardia atau yang konstan pada saat ada fluktuasi
· Daerah bentuk Disritmia TD sistemik. Kehilangan
perifer hangat lainnya. autoregulasi dapat mengikuti
· Tak sianosis 3. Pantau kerusakan kerusakan vaskularisasi
· Gambaran pernapasan meliputi serebral lokal/menyebar.
EKG tak pola dan iramanya. 4. Perubahan pada ritme (paling
menunjukan sering Bradikardi) dan
perluasan infark
· RR 16-24 x/
menit tak 4. Catat status
terdapat clubbing neurologis dengan
finger kapiler teratur dan
refill 3-5 detik, bandingkan dengan
nadi 60-100x / keadaan normalnya
menit. TD
120/80 mmHg
9. Kolaborasi
Berikan
anticemas/hipnotik
sesuai indikasi
contoh, diazepam
(valium);
fluarazepam
(dalmane);
lorazepam (ativan).
DAFTAR PUSTAKA
Baughman D, C. dan Hockley J.A.C. 2018. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC
Bruner & Suddart.2017. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. 2016. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC