Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

SISTEM KRISTAL MONOKLIN DAN TRIKLIN

Disusun Oleh :

NAMA : ANDY YANOTTAMA


NIM : F1D114008

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI

2015
I.

DASAR TEORI

KRITALOGRAFI
Kristalograf adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang
dikembangkan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan
kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya.
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan
tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga
susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri; Jumlah dan
kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur.
MINERALOGI
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun
dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat
fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1) L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di
alam terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada
batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun
secara teratur.
2) D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural
homogen mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh
proses alam yang anorganik.
3)

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977


Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen

mempunyai komposisi kimia tertentu atau dalam batas-batas dan

mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu


kehidupan.
SUMBU, SUDUT DAN BIDANG SIMETRI
Sumbu simetri adalah garis bayangan

yang

dibuat

menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros


sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan
beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan
menjadi tiga, yaitu : gire, giroide, dan sumbu inversi putar.
Sudut simetri adalah sudut antar sumbu-sumbu yang
berada dalam sebuah kristal. Sudut-sudut ini berpangkal (dimulai)
pada titik persilangan sumbu-sumbu utama pada kristal yang akan
sangat berpengaruh pada bentuk dari kristal itu sendiri.
Bidang

simetri

adalah

bidang

bayangan

yang

dapat

membelah kristal menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian


yang satu merupakan pencerminan (refleksi) dari bagian yang
lainnya. Bidang simetri ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu bidang
simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial
bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama
(sumbu kristal).
PROYEKSI ORTHOGONAL
Proyeksi orthogonal adalah salah satu metode proyeksi
yang digunakan untuk mempermudah penggambaran. Proyeksi
orthogonal

ini

penggambaran

dapat
yang

diaplikasikan
berdasarkan

hamper

pada

hukum-hukum

semua

geometri.

Contohnya pada bidang penggambaran teknik, arsitektur, dan juga


kristalografi. Pada proyeksi orthogonal, cara penggambaran adalah
dengan menggambarkan atau membuat persilangan sumbu. Yaitu
dengan

menggambar

sumbu

a,b,c

dan

seterusnya

dengan

menggunakan sudut-sudut persilangan atau perpotongan tertentu.

Dan pada akhirnya akan membentuk gambar tiga dimensi dari


garis-garis sumbu tersebut dan membentuk bidang-bidang muka
kristal.

1. SISTEM KRISTAL MONOKLIN


Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring
dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap
sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak
tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang
dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a b c dan memiliki sudut kristalografi
= = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling
tegak lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).
Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbusumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = 90 . Hal ini
berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90),
sedangkan tidak tegak lurus (miring).

C
+

4
a
+
+ 5
o

Pada

penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem

kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c =


sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran
panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar
sumbunya a+^b = 45. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu
a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b.

Ketentuan :

Memiliki satu sumbu yg miring dari tiga sumbu yg dimiliki.


Terdiri dari 3 sumbu kristal : a, b, c
Sumbu a b c
Sudut kristal = = 90o , 90
Perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6 (berdasarkan proyeksi

orthogonal).
Sudut antara a+ ^ b- = 45
Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas :
1. Kelas Prismatic
o Kelas : ke-5
o Simetri : 2/m
o Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang
simetri yang berpotongan tegak lurus
o Bentuk Umum : monoklin prisma dan pinakoid
2. Kelas Sphenoidal
o Kelas : ke-4
o Simetri : 2
o Elemen Simetri : 1 sumbu putar.
o Bentuk Umum : sphenoid, pedion, dan pinakoid.
3. Kelas Domatik
o Kelas : ke-3

o Simetri : m
o Elemen Simetri : 1 bidang simetri.
o Bentuk Umum : kubah, pedion, dan pinakoid.
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini
adalah azurite, malachite, colemanite, gypsum, dan epidot.
2. SISTEM KRISTAL TRIKLIN
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang
lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masingmasing sumbu tidak sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal
Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang
artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang
atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi
= 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan
tidak

saling

tegak
satu

lurus
dengan

a 48
+ 50

yang

b
+

oo

lainnya.

Pada

penggambaran

dengan

menggunakan

proyeksi

orthogonal, Triklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c =


sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran
panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar

sumbunya a+^b = 45 ; b^c+= 80. Hal ini menjelaskan bahwa


antara sumbu a+ memiliki nilai 45 terhadap sumbu b dan b
membentuk sudut 80 terhadap c+.
Ketentuan :

Disebut sistem kristal asymetri.


Terdiri dari 3 sumbu kristal : a, b, c
Sumbu a b c
Sudut kristal 90
Ketiga sumbu saling tegak lurus dan membuat sudut

miring tidak sama besar.


Perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6 (berdasarkan proyeksi

orthogonal).
Sudut antara a+ ^ c- = 45, b+ ^c- = 80
Sistem ini dibagi menjadi 2 kelas :
1. Pedial
o Kelas : ke-1
o Simetri : 1
o Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
2. Pinakoidal
o Kelas : ke-2
o Simetri : 1bar
o Elemen Simetri : hanya sebuah pusat
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini
adalah albite,
anortoclase,
amblygonute.

anorthite,
kyanit,

labradorite,

oligoclase,

kaolinite,

thodonit,

microcline

pherthite,

dan

pectolite,

II.

TUJUAN
1. Menggambarkan bentuk sistem kristal Monoklin dan Triklin atas dasar
parameter dan parameter rasio, jumlah dan posisi sumbu kristal dan bidang
kristal yang dimiliki oleh bentuk kristal dalam bentuk proyeksi orthogonal.
2. Mengenal dan menguasai bentuk dan ciri-ciri sistem kristal Monoklin dan
Triklin.
3. Mengetahui contoh-contoh mineral yang memiliki sistem kristal Monoklin
dan Triklin.

III.

ALAT DAN BAHAN


Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat Tulis
Jangka
Busur Derajat
Pensil Warna
Spidol
Penggaris Panjang
Penggaris Segitiga Siku-siku
Penggaris Segitiga Sama Kaki

Bahan :

1. Lembar Kertas HVS A4


2. Lembar Kerja Siswa

IV.

PROSEDUR KERJA
A. Sistem Kristal Monoklin
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Membuat perbandingan panjang sumbu a : b : c = 1 : 4 : 6
3. Membuat garis a- / a+ = 45
4. Member keterangan pada garis garis nya seperti tanda a+, a-, b+, b5. Dari setiap tanda yang diberi ditarik garis.
6. Buat garis yang dihubungkan dari titik a+, ke b+, b+ ke a-, a- ke b-,
dan b- ke a-.
7. Buat garis seperti langkah 3 tetapi garisnya lebih panjang, yaitu dari
titik c-, b-, c+, b-, dan c-. sehingga membentuk prisma jajargenjang.
B. Sistem Kristal Triklin
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Buat lah sumbu kristalografi sesuai dengan ukuran perbandingan,
yaitu a : b : c = 1 : 4 : 6 dengan besar sudut a+ dan c- = 45 . Dan b+
dan c- = 80.
3. Beri tanda atau titik pada ukuran perbandingan 1 : 4 : 6 pada sumbu
kristalografi.
4. Tarik garis sejajar pada dua titik disumbu b dan c dengan ukuran
yang sama dengan sumbu b dan c dengan ukuran yang sama dengan
sumbu a dan c.
5. Buat garis sejajar dengan panjang sumbu b pada dua tanda atau titik
pada sumbu a dan c.
6. Buat atau tarik garis sejajar terhadap sumbu c dengan panjang sumbu
c pada dua titik pada sumbu b dan sumbu a.
7. Pada garis sejajar yang perpotongan ditarik garis yang sejajar pula
dengan garis c.

8. Membuat potongan garis yang telah dihubungkan.


VI.

ANALISIS
Pada praktikum kali ini, praktikan membahas serta mencoba

untuk menggambar Sistem Krital Monoklin dan Sistem Kristal Triklin.


Dimana dalam penggambaran tersebut tidaklah hanya asal-asalan
menggambar, melainkan menggambar sesuai dengan ketentuan
yang terdapat pada sistem kristal monoklin dan triklin tersebut.
A.

Sistem Kristal Monoklin


Dalam penggambarannya ini, sistem kristal monoklin mempunyai satu sumbu

yang miring dari ketiga sumbu yang dimilikinya. Sistem Monoklin memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya dari ketiga sumbu tersebut,
memiliki panjang yang tidak sama. Pada penggambaran sistem kristal Monoklin ini,
yang dimana sumbu c merupakan sumbu yang paling panjang dan subu a merupakan
sumbu yang paling pendek.
Pada pengggambaran sistem kristal Monoklin ini, menggunakan proyeksi
orthogonal. Kami para praktikan menggunakan perbandingan sumbunya yang telah di
instruksi (diberikan acuan) oelh para Asisten Laboratorium dengan menggunakan
perbandingan a : b: c = 2 : 8 : 12. Artinya, tidak ada patokan yang akan menjadi
ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem kristal Monoklin ini, dan juga
sudut kristalografi sistem kristal Monoklin ini yaitu sudut dan saling tegak lurus
(90) sedangkan tidak tegak lurus (miring). Untuk nama setiap sumbunya yaitu,
pada sumbu a disebut Clino, sumbu b disebut Ortho dan sumbu c disebut Basal.
Penggambaran sistem Kristal Monoklin ini, sudut yang dibentuk antara sumbu a +/b- =
45, yang dimana ini bermaksud atau ini menjelaskan bahwa antara sumbu a +
memiliki nilai 45 terhadap sumbu b-. Selanjutnya mengenai keterdapatan jumah
bidang simetri dari pengambaran sistem Kristal Monoklin ini yaitu ada 2 bidng
simetri.

Gambar : Sistem Kristal Monoklin

B.

Sistem Kristal Triklin


Sistem Kristal Triklin ini sering atau bisa disebut juga sistem

asymetri. Dalam penggambaran sistem Kristal Triklin ini, yang


dimana siste ini terdapat 3 sumbu simetri yang tidak saling tegak
lurus. Sistem Triklin ini memiliki axial ration (perbandingan sumbu)
a b c, jadi panjang dari masing-masing ketiga sumbu tersebut
pun tidaklah sama. Pada penggambarannya sistem Kristal Triklin ini
dimana sumbu c masih merupakan sumbu yang paling panjang dan
sumbu a merupakan sumbu yang paling pendek.
Pada

pengaplikasian

penggambarannya,

sistem

ini

mengunakan proyeksi orthogonal. Dan sama halnya dengan sistem


Kristal

Monoklin

diatas,

kami

para

praktikan

menggunakan

perbandingan sumbunya (axial ratio) yang telah ditentukan atau di


instruksikan oleh para Asisten Laboratorium dengan menggunakan

axial ratio a : b : c = 2 : 8 : 12. Artinya, ini juga tidak ada patokan


khusus yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya
pada sistem Kristal Triklin ini, dan juga sudut kristalografi sistem ini
yaitu = 90 yang berarti pada sistem ini sudut , , dan
tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Untuk nama
setiap sumbunya yaitu, sumbu a disebut Bracy, sumbu b disebut
Macro, dan sumbu c disebut Basal. Pada penggambaran sistem
Kristal Triklin ini, sudut yang dibentuk antara sumbunya a+/b - = 45
dan b-/c+ = 80, yang dimana ini menjelaskan bahwa sumbu a+
membentuk sudut 45 terhadap sumbu b- dan juga pada antara
sumbu b- membentuk sudut 80 terhadap sumbu c +. selanjutnya
mengenai keterdapatan jumlah bidang simetri dari penggambaran
sistem Kristal Triklin ini yaitu tidak terdapat (0) bidang simetri
c+

b-

aa+
b+

c-

Gambar : Sistem Kristal Triklin

VII.

KESIMPULAN
Dari serangkaian kegiatan praktikum mengenai Sistem Kristal

Monoklin dan Sistem Kristal Triklin yang telah di kerjakan, maka


adapun kesimpulan yang kemudian di dapatkan, yaitu :
1. Penggambaran sistem kristal Monoklin dalam bentuk proyeksi othogonal akan
membentuk proyeksi bangun balok yang tapak secara 3 dimensi seperti yang
terlihat pada bagian Hasil diatas. Sedangkan penggambaran sistem kristal
Orthorombik dalam bentuk proyeksi orthogonal akan membentuk proyeksi bangun
prisma segitiga yang tampak secara 3 dimensi seperti yang terlihat pada bagian
Hasil diatas. Cara penggambaran tersebut tidak terlepas dari ketentuan-ketentuan
yang berlaku pada masing-masing sistem kristal.
2. A. Sistem Kristal Monoklin
Memiliki satu sumbu yg miring dari tiga sumbu yg dimiliki.
Terdiri dari 3 sumbu kristal : a, b, c
Sumbu a b c
Sudut kristal = = 90o , 90
Perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6 (berdasarkan proyeksi
orthogonal).
Sudut antara a+ ^ b- = 45
Terbagi menjadi 3 kelas :
Kelas Prismatic
Kelas Sphenoidal
Kelas Domatik
B. Sistem Krista Triklin

Disebut sistem kristal asymetri.


Terdiri dari 3 sumbu kristal : a, b, c
Sumbu a b c
Sudut kristal 90
Ketiga sumbu saling tegak lurus dan membuat sudut

miring tidak sama besar.


Perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6 (berdasarkan proyeksi
orthogonal).
Sudut antara a+ ^ c- = 45, b+ ^c- = 80
Terbagi menjadi 2 kelas:
Pedial
Pinakoidal
3. Contoh Mineral Sistem Kristal Monoklin
- Acanthite/argentite
- Actinolite
- Aegirine
- Artinite
- Augite
- Biotite
- Chlorite
- Diopside
- Muscovite
- Phlogopite

- Epidote
Glaucophane
Gypsum
Hornblede
Hydroboracite
Jadeite
Malachite
Montmorillonite
Orthoclase

- Labradorite
Microclin
Oligoclase
Rhodonite
Turqouise

Contoh Mineral Sistem Kristal Triklin


-

Albite
Andesine
Anorthite
Bytownite
Kaolinite
Kyanite

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 2010. Kristalografi. https: // medlinkup.wordpress.com /


2010/ 10/ 31/ kristalografi-1/. (Diakses padea tanggal 4
Oktober 2015).
Ahmad. 2011. Sistem Kristal. https: // medlinkup.wordpress.com/
2011/ 02/ 26/ sistem-kristal/. (Diakses pada tanggal 3
Oktober 2015).
Rizqi,

2013.

Sistem

Kristal

Monoklin.

http:

//

rizqigeos.blogspot.co.id/ 2013/ 04/ sistem-kristal_13.html.


(Diakses pada tanggal 3 Oktober 2015).
Rizqi. 2013. Sistem Kristal Triklin. http: // rizqigeos.blogspot.co.id/
2013/ 04/ sistem-kristal.html. (Diakses pada tanggal 3 Oktober

2015).
Setyobudi.

Tri.

Mineralogi

dan

Mieral.

https:

//

ptbudie.wordpress.com / 2010/ 12/ 23/ definisi-mineralogidan-mineral/. (Diakses pada tanggal 4 Oktober).

Anda mungkin juga menyukai