Anda di halaman 1dari 13

BAB II

MINERALOGI
2.1 Definisi Mineral
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifatsifat fisik sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atomatom yang tersusun teratur.
2. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat
tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.

Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan suatu anomali atau suatu
pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut sebagai mineral, walaupun tidak termasuk
didalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru atau definisi
kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa
mineral mempunyai sifat sebagai : bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap, berupa
unsur tunggal atau senyawa.

Batasan-batasan definisi mineral :


1. Suatu bahan alam :
2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap :
3. Pada umumnya anorganik

4. Homogen :
Mineralogi dibagi menjadi 2 bagian :
1. Mineralogi fisik
2. Mineralogi kimiawi
2.2 Cara terjadi dan terdapatnya mineral mineral
Mineral mineral umumnya terbentuk mengikuti empat cara :
1. Terbentuk dari larutan larutan
2. Terbentuk dari magma
3. terbentuk karena sublimasi
4. terbentuk karena metamorfisme
yang terpenting ialah pembentukan dari larutan larutan dan magma magma. Kristal kristal
mineral yang baik umumnya berasal dari proses penghabluran larutan larutan magma.
2.2.1 Terbentuk dari larutan larutan
Larutan larutan air yang terdapat dikulit bumi berasal dari salah satu dari dua kemungkinan :
1. Air permukaan,yang selama perjalanannya melalui batuan batuan akan melarutkan mineral
mineral yang mudah larut dan disebut air meteorick atau air tanah. Larutan ini umumnya
bersifat cair dan dingin. Mineral mineralnya kelak akan di endapkan didekat atau pada
permukaan tanah
2. Air yang terdapat dibagian lebih dalam disebut air magmatis, ialah sisa cairan yang berasal
dari intrusi intrusi batuan yang besar. Pengendapan mineral dari air magmatis ini cukup dalam
letaknya.
Cara pembentukan mineral yang terpenting yang berasal dari larutan :
1. Penguapan Larutan
Anhidrit dan halite umumnya berasal dari larutan larutan yang mengandung kedua bahan tadi
. Pengendapannya sering berupa lapisan lapisan yang tebal, seperti di Kansas, Iowa, Michigan.
Dipulau Jawa seperti di daerah Tegalombo (kabupaten Pacitan),disekitar Cepu,di pegunungan
Pamotan dll.
2. Pengeluaran gas yang berkerja sebagai pelarut :

Air yang mengandung banyak Gas CO2 Bila mengenai batuan batuan kapur, maka CaCO3 akan
larut dalam bentuk Asam Bikarbonat CaH2 (Co3)2 yang merupakan persenyawaan yang tidak
mantap. karena pengaruh beberapa faktor seperti suhu, udara dll, maka gas CO2 dalam larutan
akan keluar yang menyebabkan perubahan karbonat ke bentuk yang lebih sukar larut ialah
karbonat biasa mengikuti :
CaCo3 + H2O+CO2

CaH2 (CO3) 2

Didaerah daerah kapur maka sering terjadi pelarutan CaCO3 yang banyak dan selanjutnya
diendapkan di gua gua dalam bentuk stalakmit dan stalaktit. Bentuk bentuk ini kita jumpai
umpamanya di daerah gua tabuhan (Punung, Wonogiri),gua Cermin (Wonosari),daerah Nusa
Kambangan dll.
Sering pula terjadi pengendapan didekat mata air atau tepi kali yang disebut Tuff
kapur.Travertin terjadi dengan jalan yang sama tetapi lebih padat. umpama dapat di gunung
kapur (dekat Bogor).
3. Penurunan suhu dan tekanan
Larutan air magma tebentuk dalam keadaan dengan tekanan dan suhu yang tinggi, sehingga
banyak bahan yang terlarut didalamnya. bila suhu dan tekanan berkurang maka diendapkanlah
mineral mineral hidrotermal sumber sumber air panas dan geyser geyser terdapat didaerah
daerah dimana terdapat intrusi intrusi magma yang mendekati permukaan bumi. Maka air
tanah yang bergerak ini akan mengalami penaikan suhu dan tekanan sehingga akan lebih
banyak bahan bahan mineral yang terlarut didalamnya dari pada keadaan biasa, dimana suhu
dan tekanan sesampainya dipermukaan tanah seperti biasa itu. Maka didaerah daerah ini akan
banyak diendapkan Tuff kapur dan Travertin, sintersilisium atau geyser
4. Interaksi larutan larutan
Keadaan ini terjadi seperti di laboratorium laboratorium, dimana dapat terjadi endapan kalau
kita mecampurkan dua macam larutan. Larutan CaSO4 akan bertemu dengan BaCO3 yang
mudah larut ini, dengan langsung akan terbentuk BaSO4 (mineral barit).
Keadaan seperti diatas serinmg terjadi dengan memberikan endapan endapan mineral sebagai
akibat pencampuran air magmatis yang satu dengan yang lain, atau air magmatis dengan air
permukaan dll.
5. Interaksi larutan dengan bahan padat

Larutan yang mengandung ZnSO4 bila melalui daerah kapur akan menyebabkan terbentuknya
ZnCO3 (mineral Smithsonit) dan CaSO4 (anhidrit atau gypsum). Umumnya suatu larutan
melarutkan sesuatu mineral, selanjutnya mengendapkan mineral lain ditempatnya. Maka
mineneral galenit (PbS) dan siulfida lain diendapkan dari larutan dan sekaligus menempati
/mengganti batuan kapurnya dimana larutan saling berhubungan.
Tekstur atau struktur mineral yang terganggu, umumnya dipertahankan oleh mineral yang
menggantikannya. Contoh lain adalah pengisian bahan bahan silisium (silikasi) kayu kayu,
dimana larutan silisium mengganti bahan selulosa dengaan opal, tetapi dengan strukturnya
seperti kayu. keadaan ini umpamanya kita jumpai di kali Baksoka (Punung Wonogiri). Proses
ini disebut metasomatis dan penting sekali pada pembentukan mineral mineral bijih.
6. Interaksi Gas gas dengan larutan larutan
Air yang mengandung H2S akan memberikan sulfide sulfida bila berhubungan dengan larutan
dari daerah tambang yang mengandung Zn,Cu,Fe dll.
7. Pengaruh atau pekerjaan makhluk-makhluk dalam larutan
Moluska moluska, crikoida crikoida dll akan menyerap CaCO3 dari air laut dan
mengeluarkannya lagi dalam bentuk bahan bahan pelindungnya, dalam bentuk aragonite atau
kalsit .Radiolaria, Diatome dan bunga bunga karang (spons ) mengeluarkan bahan silisium dan
membentuk diatome. Umpama kita dapatkan didaerah sangiran (Kaliyoso Surakarta),
Bumiayu dll. juga dikeluarkan dalam bentuk batu api, beberapa jenis kalsedon dll.
Limonit dan belerang dapat terjadi karena pengaruh bakteri dalam air yang mrngandung besi
atau sulfat (di danau danau pegunungan Dieng), begitupula pengedapan NaNO3 dianggap
sebagai pekerjaan makhluk makhluk juga (Chili)

2.2.2 Terbentuk dari magma


Banyak mineral mineral (bijih bijih) yang penting seperti magnetit, ilminite, Chromit,
Pyrrotit, chalcopyrite dll berasal dari magma, ini disebut mineral mineral primer. Banyak bahan
bahan yang mudah menguap telarut alam magma seperti uap air, chlor, Fluor, Sulfur, Borium, CO2
dll. Adanya bahan bahan ini akan menurunkan suhu penghabluran dan menurunkan kekentalan
atau viskositas magma dan mereka ini dapat ikut menjadi persenyawaan persenyawaan yang
sedang terbentuk karenanya, baik besar maupun susunan mineral. Gas gas yang keluar dapat

memberikan mineral mineral baru. Dari penyelidikan penyelidikan mikroskop terhadap banyak
batuan batuan, ternyata bahwa sering menunjukan adanya urutan urutan tertentu dalam
pembentukan mineral magmatis. Deretan yang disederhanakan ini akan terdiri :
a. Bagian bagian tambahan/asesoris
Apatit Ca5,(F,Cl,OH)(PO4) 3CaF2
Zirkon ZrSiO4
Magetite Fe3O4
Hematit Fe2O3
Pyrite FeS2
b. Silikat silikat dengan kadar Fe, Mg yang tinggi :
Piroksin Piroksin, Amphibole amphibole,olivine dan Biotite.
c. Silikat silikat dengan kadar Ca yang tinggi :
Bagian anortit dari deret plagioklas
d. Silikat silikat yang kaya akan alkali :
Orthoklas dan bagian albite dari deret plagioklas atau pengganti feldspar seperti leucite dan
nephelin.
e. Kadang kadang kuarsa kalau dalam magma masih cukup asam silikat :

Karenanya maka mineral mineral ubahan yang menghablur lebih dahulu ini akan selalu mendapat
kesempatan untuk mendapatkan bentuknya sendiri, mereka ini berbentuk sempurna atau idiomorf.

2.2.3 Terbentuk karena sublimasi


Termasuk disini tidak hanya mineral mineral yang langsung menghablur dari uap atau gas,
tetapi juga sebagai hasil interaksi gas yang lain atau gas dengan batuan batuan. Contoh yang umum
dari sumblimasi ialah pembentukan salju, sebagai hasil penghabluran uap air, yang langsung
terjadi seperti halite, salmoniak (NH4Cl), belerang, asam borat, ferri klorida dll.
Didekat lubang kepundan sering kita jumpai hematite dalam lubang lubang lahar sebagai hasil
interaksi ferri klorida dan uap air menurut ;
2FeCl3 + 3H2O

Fe2O3 + 6 HCl

yang lebih penting lagi ialah mineral mineral yang terbentuk sebagai hasil reaksi gas gas
(Cl,B,S,H2O dll) dangan batuan yang berdekatan (intrusi intrusi magma granitik ). Mineral yang

terbentuk dengan jalan ini disebut sebagai hasil proses pneumatolistis. Sebagai contoh ialah
pembentukan kasiterit (SnO2) yang sering bersama sama dengan florit CaF2, menurut reaksi :
SnF4 + 2H2O

SnO2 + 4HF

4HF + 2CaCO3
batu kapur

2CaF2 + 2H2O + 2CO2


fluorit

Uap air dan SnF4 yang mudah menguap itu mengadakan interaksi, maka terbentuklah kasiterit dan
asam fluor dan asam ini yang merupakan bahan chemis larutan, maka akan merubah sifat, struktur
dan susunan mineral baru bila ia berhubungan dengan bahan atau batuan lain. Mineral mineral lain
yang terjadi sebagai hasil pneumatolisis ialah trauomalin topas, apatit,skapolite dan phologobit.

2.2.4 Terbentuk karena metamorfisme


Karena faktor faktor tertentu seperti panas uap air, tekanan dan pengaruh chemis larutan
maka batuan beku maupun batuan endapan akan mengalami perubahan. Kalau perubahan hanya
dibagian luar saja maka disebut metamorfime local, termal atau kontak. Tipe metamorfisme ini
jelas didekat batholit batholit, stok, tiang tiang intrusi/dyke dll, ialah dimana batuan batuan yang
tua terutama yang tidak mudah terkena pengaruh intrusi batuan.
Perubahan ini dapat pula meliputi daerah yang luas yang umumnya karena pengaruh
pengaruh orogenetis atau pembentukan pegunungan pegunungan. Perubahan perubahan ini
sebagai akibat metamorfisme regional atau dynamic metamorfisme.
1. Metamorfisme local atau metamorfisme kontak
Banyak mineral-mineral terjadi karena metamorfisme kontak wollastonit,vesuvianit dan epidot
umumnya terbentuk kalau batuan kapur yang tidak murni mengalami metamorfosa karena
persinggungan atau kontak.
Bila terdapat banyak unsure Mg hasilnya ialah Diopsite,Tremolite, Spinal, Phrogopit,
Chondrodit an Olivine bersama sama kalsit dan dolomite. Andalusit dan Corderite terjadi
dengan jalan yang sama kalau pengaruh intrusi mengenai sheles.
2. Metamorfisme regional atau metamorfisme dinamis
Yang dipengaruhi di sini meliputi daerah yang luas dan struktur batuan yang mengalami
perubahan dengan jelas. Tetapi disini tidak terbentuk begitu banyak mineral mineral seperti

pada metamorfisme local atau metamorfisme kontak tadi. Pada metamorfisme regional bahan
bahan bitumitus yang lunak akan diubah menjadi arang yang keras atau antrasit, endapan
endapan batuan kapur dirubah menjadi marmer atau pualam, batuan granit menjadi gneis
dll.Batuan pesir kuarsa akan menjadi kuarsit, Shale menjadi slate atau micaschist dll.
Contohnya ialah di daerah kali luk kulo (Kebumen)
2.3 TERDAPATNYA MINERAL MINERAL
Mineral dapat terdapat secara tersebar diantara mineral/batuan yang lain atau terikat
sebagai kristal kristal atau kerak pada mineral atau batuan lain bila tersebar mereka ini memberikan
bentuk bentuk kristalnya meskipun dalam bentuk butir butir, umpama mineral pyrite dalam batuan
kuarsa. Pecahan pecahan atau celah celah yang terisi mineral disebut urat urat atau vein dan kalau
terikat macam macam mineral yang diendapkan secara berlapis disebut urat yang berlapis lapis.
Bangun serta sifat fisis yang umum bagi urat urat tergantung dari bentuk celah dimana mineral
mineral di endapkan. Dalam batuan yang padat dan homogen seperti granit maka celah tadi cukup
teratur dan halus permukaannya. Bila batuan mudah pecah atau berbutir butir seperti pada schist,
maka kita dapatkan celah celah saja, sedangkan pada batuan batuan yang mudah larut/lapuk seperti
pada batuan kapur, maka bentuk celah tidak teratur lagi. Urat yang khas terdiri atas endapan
endapan mineral yang mengisi celah celah dengan batas batasnya yang jelas (berlapis lapis)
Kandungan mineral dalam urat urat tergantung dari susunan chemis larutan darimana
mieral mineral di hablurkan. Banyak sekali macam macam urat sehinga pengumpulan atau asosiasi
mineral akan bermacam macam juga. Tetapi terdapat mineral mineral tertentu dan pengumpulan
pengumpulan yang sering terdapt didalamnya.
Sulfida sulfida merupakan mineral yang umum dalam urat urat. Mineral mineral urat yang umum
ialah :Pyrit (FeS2), Chalcosit (CuFeS2), galenit (PbS), sphalerit (ZnS), Chalcosit (Cu2S), bornit
(Cu5FeS4), markasit (FeS2), arsenopyrit (FeAs2), stibnite (Sb2S3), tetrahydrit (Cu6Sb2S7) dll.
Selain itu terdapat juga mineral mineral bukan logam yang kurang penting dalam arti
komersial yang disebut mineral mineral tambahan, seperti kuarsa(SiO2), kalsit (CaCO2), dolomite
(CaMgCo2) 2, siderite (FeCO2), barit (BaSO4), fluorit (CaF2), rhodocrosit (Mn3) dll.
Lindgren 1928 menggolongkan mineral mineral urat mengingat derajat/urutan suhu dalam
pembentukannya. Mengingat bahwa bertambah dalam letak endapan bertambah tinggi suhunya
maka endapan endapan dapat digolongkan menjadi :

1.

Eendapan hypotermal, dimana terdapat suhu dan tekanan yang tinggi (3000 5000c),
seperti pada pembentukan mineral mineral emas (Au), kalsitetit (FeSnO2), wolfranit
((Fe,Mn)WO4), schelit (CaWO4), megnetit(Fe3O4), dll

2.

Endapan Mesotermal, dimana mendapat suhu dan tekanan yang sedang (2000 3000c),
seperti pada pembentukan galenit (PbS), sfalerit, arsenopyerit, tetrahedrit, enargit (Cu2As4)
dll

3.

Endapan Epithermal, endapan dekat permukan bumi dengan suhu dan tekanan yang rendah
(500 1500c), seperti pembentukan cinnabar (HgS), stibnite (Sb2S3), pyrite, markasit dll

Penggolongan mineral mineral urat


Urat urat kuarts yang mengandung emas ;
Au murni umumnya terapat dalam urat kwarts, berupa butiran butiran kecil yang tersebar atau
terkumpul dan kadang kadang bersama dengan sulfida sulfida tertentu seperti pyrite,
chalcopyrite, dan arsenopyrit (seperti pada pertambangan di Cikotok, Jawa Barat)
Urat tembaga yang mengandung Au dan Ag
Kandungan Au dan Ag dalam urat ini bersama sama dengan macam macam sulfida Cu.
Umumnya kadar kedua logam rendah. Mineral mineral yang utama ialah chalcopyrite,
tetrahydrit, bornit, chalcosit, pyrite dan macam macam mineral Ag yang lebih jarang
terdapatnya.
Urat timah hitam yang mengandung Ag :
Mineral mineral Pb dan Ag sering bersama sama pengumpulannya. Urat urat ini mengandung
mineral mineral seperti galenit, argentit (Ag2S), tetrahedrit, sfalerit, pyrite, kalsit, dolomite,
rhodochrosit dll
Urat Pb Zn
Mineral mineral Pb dan Zn kadang kadang bersama sama terutama pada endapan endapan yang
terdapat dalam batuan kapur. Mineral mineral utama dari endapan ini ialah galenit, sfaelerit,
markasit, chalchopyrit, smitsonit (ZnCO3), calamin atau smitsonit (ZnCo3) dll
Urat Cu Fe
Sulfida sulfida Cu dan Fe agak umum bersama sama dan mineral mineral utama dalam urat
urat ini ialah pyrite, chalchopyrit, chalcocit, bornit, tetrahedrit, enargit dll.

2.4 MINERAL URAT PRIMER DAN SEKUNDER PERKAYAAN SEKUNDER


Mineral mineral urat primer ialah yang pertama utama terbentuk di edapan dari larutan
yang naik sedangkan yang sekunder berasal dari primer karena pengaruh dari larutan atau air yang
mengandung O2 dari permukaan air tanah yang meresap ke bawah. Mineral mineral primer yang
penting ialah pyrite, chalchopyrit, sfalerit dan galenit.
Karena pengaruh oksidasi ini terbentuk senyawa senyawa yang mengalami oksidasi dan
terjadi mineral mineral baru karena kehilangan oksigen dalam air dalam jarak yang pendek saja,
maka mineral mineral; sekunder tadi hanya terdapat di bagian teratas dari urat urat saja. Bersama
sama dengan pembentukan mineral mineral sekunder tadi, terdapat penghanyutan logam logam
yang penting kebawah kedalam urat urat tadi, ialah karena pelarutan/ pelapukan dibagian atas dan
diendapkan dibagian yang lebih dalam, sehingga dapat terjadi perkayaan sekunder karenanya.
Jadi daerah mineral mineral sekunder ini merupakan daerah perkayaan juga. Hal ini
penting, karena 30 100 m dibawah atau dari bagian atas urat tadi merupakan bagian terkaya dari
suatu endapan. Bijih bijih dibawahnya berubah ke bagian yang tidak mengalami perubahan dan
perkayaan dan umumnya terlalu merugikan untuk dapat dipertambangkan.

Mineral mineral urat primer dengan mineral sekundernya yang penting ;


1. Mineral mineral besi :
Umumnya pyrite, kadang kadang markasit juga. Dioksidasikan akan menghasilkan limonit
Fe4O3(OH) 6. endapan limonit didekat permukaan umumnya disebut gossan. Dari kerak
yang berwarna kuning tadi dapat dipkai sebagai petunjuk dalam mecari tambang tambang.
2. Mineral mineral tembaga ;
Yang penting chalchopyrit. Mineral mineral sekundernya bornit dan chalcosit.
Chalcvhopyrit dipermukaan karena pengaruh oksidasi akan menjadi chalantit
CuSO4.5H2O, yang merupakan larutan dan dihanyautkan kebawah. Disini berhubungan
dengan chalchopyrit yang belum berubah, bereaksi dan akan memperkaya daerah ini
berubah menjadi bornit Cu5FeS4. selanjutnya lebih banyak Cu Sulfat bereaksi dengan
bornit dan perkayaan yang lebih tinggi terjadi menjadi chalcosit Cu2S. disini terjadi
pergantian antara ion ion logamnya, Fe dalam sulfida larut dalam bentuk sulfatnya, jadi
mengganti kedudukan Cu yang selanjunya diendapkan. Bila endapan Cu ini terjadi

didaerah kapur umumnya didapat pula macam macam karbonat dari oksidasi oksidasi Cu
terbentuk dibagian atas endapan. Mineral mineral sekundernya ialah chalcosit, bornit Cu,
cuprit Cu2O, malachite (CuOH)2CO3, azurite Cu(CuOH)(CO3) 2, chirysokolla CuSiO3,
2H2O, chalcantit dll.
3. Mineral mineral timah hitam :
Mineral primernya ialah galenit. Mineral sekundernya ialah bentuk bentuk oksidatifnya
seperti cerrusit PbCO3, anglecit PbSO4, pyromorfit Pb4(Pb,Cl)(PO4) 4, wulfenite PbMO4
dll.
4. Mineral mineral seng (Zn) ;
Mineral mineral primernya ialah sfalerit. Mineral mineral sekundernya ialah smithsonit,
calamine dll.
5. mineral mineral perak :
sebagian besar sulfide sulfide Ag merupakan mineral mineral primernya. Mineral
sekundernya ialah cerragyrit AgCl, embolit Ag(Cl.Br) dll.

Geode atau sangkar kristal merupakan pengumpulan mineral mineral pula, berupa lubang
lubang atau bulatan yang dibatasi bahan bahan mineral yang umumnya terdiri atas kristal kristal
yang baik. Seperti geode kalsit, geode kuarts dll. Ukurannya bermacam macam dari diameter
beberapa cm sampai bermeter meter ukuran kecil kecil umpamanya terdapat di pantai pantai Nusa
Kambangan, daerah Cepu, ditanah tanah konsesi permigas besar (lemigas) dll
2.5 GUNA MINERAL
Dipandang dari sudut ekonomis maka mineral mineral merupakan bahan yang sangat
penting karena bahan yang sehari hari yang berupa bahan bahan yang organik umumnya berupa
mineral atau bahan yang berasal dari mineral
Mengingat kegunaanya mineral mineral dapat kita golong golongkan sebagai berikut :
mineral mineral permata
mineral mineral perhiasan
untuk penggosok
untuk campuran campuran dalam indusri

untuk semen, kapur dll


untuk bahan bahan tahan api
untuk barang keramik, gelas atau email
untuk pupuk
untuk bahan bahan optic dan alat alat pengetahuan
untuk zat warna/pigmen alam
untuk sumber sumber unsure/bijih
untuk industri kimia

SKALA MOHS

Skala Mohs adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekerasan suatu mineral dengan
jalan membandingkannya dengan mineral lain. Skala Mohs ditemukan pertama kali oleh ilmuwan
Jerman, Friedrich Mohs pada tahun 1812. Skala kekerasan mineral Mohs didasarkan pada
kemampuan satu sampel materi alami untuk menggores materi yang lain. Sampel materi yang
digunakan Mohs adalah semua mineral. Mineral adalah zat murni yang ditemukan di alam sekitar.
Batuan teruat dari satu atau beberapa mineral.Sebagai zat alami terkeras yang pernah ada ketika
skala ini dibuat, intan ditempatkan di puncak skala. Kekerasan bahan diukur terhadap skala ini
dengan menemukan bahan terkeras yang dapat menggores suatu bahan lunak atau sebaliknya.
Misalnya, jika beberapa bahan mampu digores oleh apatit, namun tidak dengan fluorit, maka
kekerasannya pada skala Mohs dapat menempati nilai 4 dan 5.
Mohs Hardness Scale
Mineral
Talc (Mg3Si4O10(OH)2)
Gypsum (CaSO2 2H2O)
calcite (CaCO3)
fluorite (CaF2)
apatite (Ca5(PO4)3F)
orthoclase (K(AlSi3O8))
quartz (SiO2)
topaz (Al2SiO4(FOH)2)
corundum (Al2O3)
diamond ( C )

Hardness
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Contoh di kehidupan sehari-hari (dalam skala Mohs) :


1. kuku jari manusia

H = 2,5

2. kawat tembaga

H=3

3. paku

H = 4,5

4. pecahan kaca

H = 5,5

5. pisau baja

H=6

6. kikir baja

H = 6,5

7. lempeng baja

H=7

8. Amplas

H=8-9

Anda mungkin juga menyukai