Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan sangat penting
baik

untuk

pertumbuhan

maupun

mempertahankan

kehidupan.

Makanan

memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan


mengganti jaringan, untuk bekerja, dan untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap
penyakit. Makanan dapat membuat orang menjadi sehat atau sakit. Makanan yang
sehat membuat tubuh menjadi sehat namun, makanan yang sudah terkontaminasi
dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang
dikonsumsi haruslah terjamin baik dari segikualitas dan kuantitasnya. Mencegah
kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibat kan gangguan
kesehatan diperlukan penerapan sanitasi makanan. Sanitasi makanan adalah usaha
untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman
(Adams, 2003).
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan 3 faktor yakni faktorfisik,
faktorkimia, dan faktormikrobiologi. Faktor fisik terkait dengan kondisi ruangan
yang tidak mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang
baik, temperatur ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya. Menghindari
kerusakan makanan yang disebabkan oleh faktorfisik, maka perlu diperhatikan
susunan dan konstruksi dapur serta tempat penyimpanan makanan. Sanitasi makanan
yang buruk disebabkan oleh faktor kimia karena adanya zat-zat kimia yang
digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-obat penyemprot
hama, penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian untuk kemasan makanan, dan
lain-lain. Sanitasi makanan yang buruk disebabkan oleh faktor mikrobiologi karena
adanya kontaminasi oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Akibat buruknya
sanitasi makanan dapat timbul gangguan kesehatan pada orang yang mengkonsumsi
makanan tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui parameter fisik makanan olahan pabrik.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui ciri fisik makanan olahan pabrik
2. Untuk mengetahui perbedaan fisik antara makanan yang layak untuk
dikonsumsi dengan yang tidak layak dikonsumsi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Produk


Produk adalah suatu barang yang dihasilkan melalui proses alamiah maupun
sesuatu yang dihasilkan melalui pekerjaan kimiawi dan turunannya dan dengan suatu
metode pemikiran tertentu yang dipakai, sebelum barang tersebut dapat
dimanfaatkan atau diambil hasilnya oleh manusia.
2

2.2 Pengertian Makanan


Pengertian makanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni :
1. Segala sesuatu yang dapat dimakan ( seperti panganan, lauk pauk, kue); 2. Segala
bahan yang kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk/mengganti
jaringan tubuh, memberikan tenaga/mengatur semua proses di tubuh.
Sedangkan menurut Badan Pembinaan Hukum nasional (BPHN), pengertian
makanan adalah makanan adalah setiap barang yang dibuat, dijual atau dinyatakan
sebagai makanan dan minuman untuk dikonsumsi manusia, termasuk gula-gula atau
permen karet, serta semua bahan yang digunakan dalam produksi makanan.
Pengertian makanan dalam Pasal 1 huruf (a) Peraturan Menteri Kesehatan
No. 180/MEN.KES/PER/IV/1985 Tentang Makanan Kadaluwarsa, yaitu : (Lira
Apriana Sari Nasution, Skripsi Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Konsumen
Atas Beredarnya Makanan Kadaluwarsa, (Medan: Fakultas Hukum USU, 2011) hal.
35.)Makanan adalah barang yang diwadahi dan diberi lebel, dan yang digunakan
sebagai makanan dan minuman manusia akan tetapi bukan obat.
Berbagai Pengertian makanan tersebut terlihat bahwa BPHN dan Peraturan
Menteri

Kesehatan

No.

180/MEN.KES/PER/IV/1985

Tentang

Makanan

Kadaluwarsa mengartikan makanan adalah sebagai suatu barang barang yang


dikonsumsi oleh manusia.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan membuka saluran
hukum bagi konsumen untuk menuntut ganti kerugian manakala ia dirugikan karena
memakai atau mengkonsumsi pangan yang menimbulkan kerugian baginya. Ini tidak
berarti bahwa sebelumnya konsumen tidak memperoleh perlindungan hukum sama
sekali, tetapi harus diakui bahwa perangkat hukum yang ada masih kurang memadai.
2.3 Penggolongan Makanan
a. Menurut asalnya dibedakan menjadi dua, yaitu
1. sumber hewani dan nabati.Sumber hewani mempunyai sifat khas, tidak
mempunyai daya simpan lama kecuali telur, sifatnya lunak, masing-masing jenis
punya sifat spesifik, dan umumnya merupakan sumber protein dan lemak.

2. Sumber nabati. Sumber nabati ini dapat dibedakan lagi berdasarkan sifat
fisiknya, sifat kimiawi, dan biologisnya.
b. Berdasarkan sifat fisiknya sumber nabati dibagi atas 5, yaitu: Lunak: sayuran dan
buah, tekstur keras: umbi-umbian, Ulet: tebu dan rebung, Rapuh (sudah kering):
gaplek dan keripik, Kenyal/elastis: jenis buah tertentu misalnya anggur
c. Berdasarkan sifat kimiawinya
1. Protein, contohnya biji-bijian dan kacang-kacangan
2. karbohidrat, contohnya umbi-umbian dan padi-padian
3. lemak, contohnnya alvokat dan kelapa
4. mineral, contohnya sayuran dan buah-buahan
5. vitamin, contohnya sayuran dan buah-buahan
6. banyak air seperti tomat dan semangka.
7. berasam, contohnya ubi kayu (asam sianida), kecipir (asam fitat)
d. Berdasarkan sifat biologisnya
1.

Klimatrik. Bahan makanan yang berasal dari hasil-hasil pertanian yang


menjelang masaknya (tua) aktivitas respirasinya menurun. Contohnya apel,
pisang, pepaya.

2.

Non klimatrik. Bahan makanan yang menjelang tua aktivitas respirasinya


meningkat. Contohnya anggur.

e. Menurut stabilitasnya, bahan makanan dibedakan menjadi 3, yaitu:


1.

Perishable (mudah rusak) contohnya daging segar, ikan, sayuran dan buah
segar.

2.

Semi perishable (agak mudah rusak), contohnya tepung, kacangkacangan, buah dan sayuran kering.

3.

Non perishable, contohnya gula, sirup, dendeng.

f. Menurut fungsi dan kegunaannya


1.

Zat tenaga (serealia dan umbi-umbian)

2.

Zat pembangun (lauk hewani dan nabati seperti tempe dan daging)

3.

Zat pengatur (sayuran dan buah)

g. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, bahan makanan bisa digolongkan menjadi:
a.

Segar, yang didefinisikan sebagai bahan makanan yang belum diolah,

b.

Kering, contohnya seperti biji - bijian, dan

c.

Olahan, bahan makanan yang sudah diolah baik setengah jadi maupun

sudah jadi.
h. Berdasarkan Sumber utama
Berdasarkan sumber utama, bahan makanan bisa digolongkan menjadi:
a.

Sumber tenaga, contohnya yang mengandung karbohidrat dan lemak,

b. Sumber pembangun, contohnya yang mengandung protein, dan


c. Sumber pengatur, contohnya yang mengandung vitamin dan mineral.
I. Daftar Komosisi Bahan Makanan (DKBM)
Berdasarkan DKBM, bahan makanan bisa digolongkan menjadi:
a. Serealia dan hasil olahan,
b . Umbi berpati dan hasil olahan,
c. Kacang - kacangan dan hasil olahan,
d. Sayur dan hasil olahan,
e. Buah dan hasil olahan,
f.

Daging dan hasil olahan,

g. Ikan, kerang, udang dan hasil olahan,


h. Telur dan hasil olahan,
i.

Susu dan hasil olahan,

j.

Lemak dan minyak, dan

k. Gula dan sirup.


2.4 Ciri-ciri Makanan
A. Ciri-ciri makanan sehat:

yang

1) Tidak banyak mengandung lemak-lemak hewani.


2) Rendah garam dan MSG, penggunaan penyedap rasa yg banyak beredar di pasaran
memang membuat makanan terasa gurih dan nikmat, tapi bukan berarti mjd lebih
sehat.
3) Banyak mengandung sayuran atau serat.
4) Tidak/sedikit menggunakan bahan pengawet. Setiap bahan makanan yg dikemas
umunya menggunakan bahan pengawet, seperti bumbu kaldu, makanan kaleng dsb.
5) Menggunakan sedikit minyak goreng.
6) Tidak bersantan.
7) Tidak terlalu pedas.
7) Dimasak matang, jadi tidak setengah matang atau terlalu lama matang.
8) Mengandung zat-zat gizi:
a) Sumber tenaga, terkandung dalam karbohidrat, protein dan lemak.
Lemak
Lemak merupakan zat padat energi, dimana kandungan energinya dua kali lipat
karbohidrat dan protein. Sumber makanan sumber lemak: daging berlemak,
margarin, minyak goreng, jerohan, keju, dan lain-lain. (Dep. Kes RI, 2003). Fungsi
lemak meliputi:

Membentuk jaringan tubuh

Sebagai pelarut, vitamin yang larut lemak seperti vitamin A, D, E, K.


b) Sumber pembangun, terkandung dalam protein. Protein dalam tubuh merupakan
asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk:

Pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim,


hormone dan antibody
Menggantikan sel-sel yang rusak
Memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh
Sumber energi.
c) Sumber pengatur, terkandung dalam mineral dan vitamin
Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan. Didalam ketersediaanya tidak semua bahan makanan bisa
mengandung mineral yang bisa digunakan untuk keperluan tubuh, dan dimanfaatkan
oleh tubuh. Sumber makanan yang mengandung mineral :

Kalsium terdapat dalam susu dan keju

Natrium terdapat dalam garam dapur

Kalium terdapat dalam daging dan buah-buahan.

Fosfor, klorin, Mg dan sulfur terdapat dalam susu dan daging

Fungsi umum mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut :

Memelihara keseimbangan asam basa tubuh dengan jalan penggunaan


mineral pembentuk asam (khlorin), fosfor (belerang dan mineral), pembentuk
basa (kapur, besi, magnesium, kalium, dan natrium).

Mengkatalisasi reaksi dalam pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta


pembentukan lemak dan protein dalam tubuh.

Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat
kecil dan pada umumnya tidak didapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus
didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam
tubuh. Karena vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. (Sunita,
2007).
B. Ciri-ciri makanan tidak sehat:
Mengandung formalin
Formalin adalah larutan formaldehida dalam air dan dilarang digunakan dalam
pangan sebagai pengawet. Formalin ini digunakan pada industri plastik, anti busa,
bahan konstruksi, kertas, karpet, textile, cat, mebel, dan pengawet. Formalin dapat
menyebabkan kanker. Sekitar 2 sendok makan formalin dapat menyebabkan
kematian.

2.5 Fungsi Makanan


1. Sebagai sumber energi
2. Sebagai bahan penyusun komponen tubuh
3. Sebagai pelindung tubuh terhadap lingkungan yang buruk
2.6 Pengertian Makanan Kadaluarsa
Makanan kadaluwarsa merupakan salah satu pangan yang dapat merugikan
konsumen apabila ia mengkonsumsinya. Kadaluwarsa mempunyai arti sebagai sudah
lewat ataupun habisnya jangka waktu sebagaimana yang telah ditetapkan dan apabila

dikonsumsi, maka makanan tersebut dapat membahayakan bagi kesehatan yang


mengkonsumsinya.
Kadaluwarsa jika disimpulkan adalah penjualan barang ataupun peredaran
produk kemasan dan makanan yang sudah tidak layak dijual kepada konsumen. Hal
ini disebabkan karena produk tersebut telah kadaluwarsa sehingga dapat
mengganggu kesehatan dan apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup
lama dapat menyebabkan kanker. Makanan kadaluwarsa selalu banyak kaitannya
dengan daya simpan (shelf life) makanan tersebut. Daya simpan adalah kisaran
waktu sejak makanan selesai diolah atau diproduksi oleh pabrik sampai konsumen
menerima produk tersebut dalam kondisi dengan mutu yang baik, sesuai dengan
harapan konsumen. Dalam hal ini persyaratan makanan yang masih memiliki mutu
yang baik merupakan faktor yang penting. Daya simpan inilah yang nanti
menentukan waktu kadaluwarsa suatu makanan. Oleh karena itu waktu kadaluwarsa
adalah batas akhir dari suatu daya simpan. Batas kadaluwarsa merupakan batas
dimana mutu makanan masih baik, lebih dari waktu tersebut makanan akan
mengalami tingkat penerunan sedemikan rupa sehingga makanan tersebut dipandang
tidak lagi pantas dikonsumsi oleh masyarakat atau konsumen.(F. G. Winarno,
Penentuan Waktu Kadaluwarsa Bagi Makanan dan Minuman, Seminar Kadaluwarsa
Bahan Makan dan Olahan, (Jakarta: YLKI, 1985), hal. 29.) Terdapatnya penurunan
mutu produk makananan yang masih dalam batas tanggal kadaluwarsa dapat
disebabkan oleh bakteri seperti bakteri coli, pathogen, dan salmonellaI. Ketiga
bakteri tersebut mengakibatkan produk tersebut menjadi cacat atau rusak.
Tanggal kadaluwarsa merupakan batas jaminan produsen ataupun pelaku
usaha terhadap keamanan produk yang diproduksinya. Sebelum mencapai tanggal
yang telah ditetapkan tersebut kualitas atas produk tersebut dapat dijamin oleh
produsen atau pelaku usaha sepanjang kemasannya belum terbuka ataupun
penyimpanannya sesuai dengan seharusnya.Apabila makanan telah memasuki batas
tanggal penggunaannya maka makanan tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi
karena didalam makanan tersebut sudah tercemar oleh bakteri maupun kuman
sehingga kualitas mutu dari produk tersebut tidak lagi dijamin oleh produsen.
2.7 Penentuan Batas Kadaluarsa

Penentuan batas kadaluwarsa dapat dilakukan dengan menggunakan metodemetode tertentu. Penentuan batas kadaluwarsa dilakukan untuk menuntukan umur
simpanan (shelf life) produk. Penentuan umur simpanan didasarkan pada faktorfaktor mempengaruhi umur simpanan produk pangan. Faktor-faktor tersebut
misalnya keadaan alamiah (sifat makanan), mekanisme berlangsungnya perubahan
(misalnya kepekaan terhadap air dan oksigen), serta kemungkinan terjadinya
perubahan kimia (internal dan eksternal). Faktor lain adalah ukuran kemasan
(volume), kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembapan), serta daya tahan
kemasan selama transit dan sebelum digunakan terhadap keluar masuknya air, gas,
dan bau.
Dunia perdagangan mengisyaratkan jangka waktu kadaluwarsa memiliki
beberapa istilah. Istilah-istilah lain yang sering digunakan adalah : (Midian Sirait,
Pengaturan Tentang Makanan Kadaluwarsa, Makalah Disampaikan Oleh Wisnu
Katim (Direktur Pengawasan Makanan) pada seminar Daluwarsa Bahan Makanan
Olahan, 27 November 1985, hal 16-17.)
1. baik digunakan sebelum (best before). Baik digunkan sebelum memiliki
makna bahwa suatu produk pangan sebaiknya dikonsumsi sebelum tanggal
yang tercantum, karena tanggal tersebut merupakan batas optimal produsen
dapat menjami kelayakan produk untuk dikonsumsi.
2. Gunakan Sebelum (use by atau expired date), gunakan sebelum memiliki
makna bahwa produk pangan harus dikonsumsi maksimal pada tanggal yang
tercantum.
3. Batas sebelum penarikan (pull date). Batas sebelum penarikan
merupakan cara lain untuk memberikan informasi mengenai gunakan
sebelum. Kalimat Batas waktu sebelum penarikan menandakan tanggal
akhir yang dianjurkan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut
sehingga masih mempunyai jangka waktu untuk mengkonsumsinya tanpa
produk tersebut mulai mengalami kerusakkan.
4. Tanggal dikemas (pack date), tanggal dikemas merupakan informasi
yang berupa tanggal pada saat produk dikemas, baik pengemasan oleh
produsen maupun oleh pengecer.
5. Tanggal masuk toko (sell by date), tanggal masuk toko merupakan
informasi yang berupa tanggal pada saat produk memasuki gudang
penyimpanan di toko atau tempat penjualan.
10

6. Tanggal pemanjangan (display date), tanggal pemanjangan merupakan


informasi yang berupa tanggal pada saat produk mulai dipajang di rak-rak
atau display di toko atau tempat penjualan.
Pencantuman tanggal kadaluwarsa pada kemasan makanan amat penting dan
wajib dilakukan oleh produsen atau pelaku usaha, pencantuman tersebut harus jelas
agar dapat dibaca oleh konsumen. Karena apabila tidak ada ataupun tidak jelas
tanggal kadaluwarsa tersebut akan menimbulkan kerugian bagi konsumen yang
mengkonsumsi makanan tersebut. Kerugian tersebut menyangkur diri konsumen
misalnya saja sakit, cacat bahkan kematian dan juga kerugian materil.
2.8 Akibat Makanan Kadaluarsa
Efek samping yang diderita konsumen akibat mengkonsumsi makanan
kadaluwarsa adalah keracunan. Keracunan adalah penyakit yang diakibatkan karena
telah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Gejala-gejala umum dari keracunan
yaitu: perut mulas, mual, muntah, diare dan terkadang disertai kulit kemerahan,
kejang dan pingsan. Keracunan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Menurut Keputusan Diretorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen
POM) Nomor : 02240/B/SK/VII/91 Tentang Pedoman Persyaratan Mutu serta Label
Periklanan Makanan dan Periklanan makananm bagian satu poin dua disebutkan,
informasi

yang

harus

dicantumkan

pada

label

suatu

produk

adalah

(www.google.com Keputusan Kepala BPOM No. HK. 00.0523.0131 Tentang


Pencantuman Asal Bahan Tertentu diakses pada 5 Oktober 2011)
1. Nama makanan/nama produk;
2. Komposisi/daftar ingredient;
3. Isi Netto;
4. Nama dan alamat pabrik/importir;
5. Nomor pendaftaran;
6. Kode produksi;
7. Tanggal Kadaluwarsa;
8. Petunjuk atau cara penyimpanan;
9. Petunjuk atau cara penggunaan;
10. Nilai gizi
Tujuan pemberian label pada makanan yang dikemas agar masyarakat yang
membeli dan/atau mengkonsumsi makanan dapat memutusakan akan membeli
dan/atau tidak membeli makanan tersebut. Pengaturan mengenai Label telah diatur

11

lebih lanjut dengan dkeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 Tentang
Label dan Iklan Pangan. Dalam Pasal 2 ayat (2) PP Label ditentukan bahwa
pencantuman label dilakukan sedemikan rupa sehingga tidak mudah luntur atau
rusak, serta terletak pada bagian kemasan yang mudah dilihat atau dibaca. (Pasal 2
ayat 2 Peraturan Pemerintah No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan )
Label,Pengaruh pengemasan, tempat, suhu, kondisi udara penyimpanan, serta
faktor lain dapat berpengaruh pula pada masa simpanan bahan yang akan beimbas
pula pada batas kadaluwarsa produk. Kemasan yang baik akan dapat melindungi
kepekaan makanan terhadap udara, air dan oksigen. Disamping itu, dapat pula
membantu menahan terjadinya kerusakkan, kimia, fisik, dan mikrobiologi. (F. G.
Winarno, Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1993), hal. 382.)
Dalam peraktiknya shelf life loss tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk
utama, yaitu: (F. G. Winarno. Op cit. hal. 383-384)
1. Tipe pertama, bahan pangan dengan laju penurunan daya simpan yang
konstan atau tetap, artinya mutu bahan pangan tersebut menurun terus
berbanding lurus dengan lama penyimpanan. Jenis makanan yang termasuk
dalam kelompok ini adalah makanan segar, susu kering, berbagai kue,
minuman dalam botol, karton yang berbentuk dus, dan sebagainya.
2. Tipe kedua disebut dengan degradasi ordo pertama (firt ordo degradation),
adalah jenis makan yang pola kerusakkan mutunya tidak konstan, kurva mutu
penyimpanan tidak merupakan garis lurus tetapi kuadratik. Tipe ini digunkan
pada makanan yang memiliki daya simpan lebih lama misalnya, makanan
kaleng, susu ultra, freeze dried, pembungkusan vakumm,dan sebagainya.
3. Tipe ketiga meliputi jenis makanan yang memiliki daya simpan yang tinggi,
yang lebih laju penurunan mutunya selama penyimpanan mengikuti pola
yang spesifik. Jenis makan tersebut adalah makan beku (daging) dan wine.
Proses produksi memerlukan berbagai perhitungan untuk menjaga kwalitas
produk agar tetap baik, dengan memperhintungkan waktu dari berbagai proses
produksi, penyimpanan, pengemasan hingga sampai ke tangan konsumen, produsen
dapat menentukan jangka waktu yang aman dalam mengkonsumsi produk.

12

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Jadwal Praktikum
Hari, tanggal : Rabu, 13 April 2016
Jam

: 07.30 s.d 11.00 WIB

Tempat: Laboratorium Fisika Lingkungan


Pratikum

: Pemeriksaan Parameter Fisik Makanan Olahan

3.2 Pemeriksaan Fisik Makanan


3.2.1 Sampel

13

Sampel yang diamati yaitu Adem Sari.


3.2.2 Perbedaan Makanan yang Layak Dikonsumsi dan Tidak Layak
Dikonsumsi
Ciri-ciri Adem Sari yang Layak

Ciri-ciri Adem Sari yang Tidak

untuk dikonsumsi
- Belum habis masa pakai ( kadaluarsa).

Layak Untuk Dikonsumsi


- Sudah lewat tanggal kadaluarsa

- Warnanya masih putih

- Warnanya sudah menguning

- Tidak berbau

- Sudah berbau tidak sedap

- Segel penutup masih baik.

- Segel sudah rusak

- Kemasan tidak rusak

- Kemasan sudah rusak

- Tidak ada butiran-butiran bewarna - Ada butiran bewarna kuning


kuning

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri makanan olahan
pabrik yaitu terdaftar pada badan pengawas makanan dan obat-obatan, kemasan
masih baik,tidak bocor, tidak berbau, mempunyai merek yang jelas nama pabrik
pembuatnya dan belum habis masa pakainya.
Untuk sampel adem sari yang layak untuk dikonsumsi ciri-cirinya yaitu
belum habis masa pakai ( kadaluarsa), warnanya masih putih, tidak berbau, segel
penutup masih baik, kemasan tidak rusak, tidak ada butiran-butiran bewarna kuning.

14

Sedangkan yang tidak layak untuk dikonsumsi mempunyai ciri-ciri yaitu sudah lewat
tanggal kadaluarsa, warnanya sudah menguning, sudah berbau tidak sedap, segel
sudah rusak, kemasan sudah rusak, dan ada butiran bewarna kuning pada bubuk
adem sari tersebut.
4.2 Saran
Dari ciri-ciri diatas saya menghimbau kepada seluruh masyarakat bahwa,
banyak makanan dan minuman yang beredar supermarket maupun di kio-kios selama
ini kadaluarsa. Oleh karena itu, masyarakat harus teliti baik-baik sebelum membeli.
Masyarakat harus proaktif dengan melaporkan produk makanan yang
ditemukan sudah kadaluarsa ke pihak berwenang seperti BPOM atau kepolisian guna
menghindari peredaran makanan kadaluarsa lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
http://apriliasakari.blogspot.co.id/2014/04/makalah-makanan-kadaluarsa.html
diakses pada tanggal 18 April 2016
http://gbenk.blogspot.co.id/2009/12/makanan-kadaluwarsa.html diakses pada tanggal
18 April 2016
http://www.organisasi.org/1970/01/tanda-ciri-ciri-makanan-yang-tidak-bolehdimakan-dikonsumsi-manusia.html diakses pada tanggal 18 April 2016

15

16

Anda mungkin juga menyukai