Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKUNTANSI KEPERILAKUAN

JIKA AKU MENJADI DIREKTUR

Disusun oleh:

Dwi Khusnul Huda


(1313010141)
Kelas: F
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

PENDAHULUAN
Peranan seorang direktur dalam suatu organisasi perusahaan itu
sangatlah penting karena keberadaan seorang direktur menjadi motivator
bagi

karyawan-karyawannya

dan

salah

satu

ujung

tombak

dari

keberhasilan suatu perusahaan. Salah satu tugas atau peran seorang


direktur yaitu harus bisa mengatasi konflik yang ada dalam suatu
perusahaan

yang

dipimpinnya

sehingga

setiap

konflik

itu

dapat

diselesaikan dengan baik dan tidak ada yang merasa dirugikan. Direktur
adalah

seseorang

yang

bekerja

melalui

orang

lain

dengan

mengoordinasikan kegiatan-kegiatannya guna mencapai sasaran suatu


target. Direktur diharapkan mempunyai peranan dalam meningkatkan
serta menjaga keseimbangan dalam suatu perusahaan. Seorang direktur
dalam

melakukan

tugasnya

menjamin

ketersediaan,

keakuratan,

ketepatan, dan keamanan informasi serta pengaturan organisasi yang


baik serta dibutuhkan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Keberhasilan menjalankan tugas ini mensyaratkan direktur mempunyai
kemampuan multi disiplin, seperti dalam bidang : teknologi, bisnis,
manajemen,

serta

kepemimpinan.

Berbagai

kemampuan

tersebut

memang harus dimiliki oleh seorang direktur.


Tantangan yang dihadapi sebagai seorang direktur tidaklah ringan,
yaitu sbb :
1. Implemetansi organisasi memerlukan proses perkembangan suatu
organisasi.

Di

sini

informasi

adalah

hasil

pengolahan

data

yang

relevansinya sangat tergantung kepada waktu.


2. Kesiapan SDM untuk dapat memanfaatkan peluang yang memerlukan
pengembangan kompetensi dan kedisiplin.
3. Pengelolaan perubahan (Change Management) baik yang sifatnya
sistemik maupun tidak.
Empat

sifat

umum

yang

mempunyai

pengaruh

terhadap

keberhasilan kepemimpinan perusahaan (wajib dimiliki oleh seorang


direktur), yaitu :

1. Kecerdasan. Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan lebih dari


pengikutnya, tetapi

tidak terlalu banyak melebihi kecerdasan

pengikutnya.
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial. Seorang pemimpin harus
memiliki emosi yang stabil dan mempunyai keinginan untuk menghargai
dan dihargai orang lain.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Seorang pemimpin akan selalu
energik dan menjadi teladan dalam memimpin pengikutnya.
4.

Sikap-sikap

hubungan

kemanusiaan.

Seorang

pemimpin

harus

menghargai dan memperhatikan keadaan pengikutnya, sehingga dapat


menjaga kesatuan dan keutuhan pengikutnya. Selain itu seorang manajer
harus mampu mengatasi konflik yang terjadi dalam suatu organisasi dan
dapat mencari win-win solution sehingga kerjasama tim bisa berjalan
dengan baik.
Pemimpin harus memiliki tiga kemampuan khusus, yaitu :
1. Kemampuan analitis (analytical skills) yaitu kemampuan untuk
menilai

tingkat

pengalaman

dan

motivasi

bawahan

dalam

melaksanakan tugas.
2. Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu
kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling
tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
3. Kemampuan
kemampuan

berkomunikasi
untuk

(communication

menjelaskan

kepada

skills)

bawahan

yaitu
tentang

perubahan gaya kepemimpinan yang Anda terapkan.


Ketiga kemampuan diatas sangat dibutuhkan bagi seorang manajer,
sebab seorang manajer harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya
yaitu

peran

interpersonal,

peran

pengolah

informasi

(information

processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making). Peran


pertama meliputi peran figurehead (sebagai simbol dari organisasi),
leader(berinteraksi

dengan

bawahan,

memotivasi

dan

mengembangkannya), dan liaison (menjalin suatu hubungan kerja dan

menangkap informasi untuk kepentingan organisasi). Sedangkan peran


kedua terdiri dari tiga peran juga yaitu monitor (memimpin rapat dengan
bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam
suatu kepanitiaan), disseminator (menyampaikan infiormasi, nilai-nilai
baru dan fakta kepada bawahan) serta spokesman (juru bicara atau
memberikan informasi kepada orang-orang diluar organisasinya). Adapun
peran ketiga terdiri dari empat peran yaitu entrepreneur (mendesain
perubahan dan pengembangan dalam organisasi), disturbance handler
(mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam
keadaan menururn), resources allocator (mengawasi alokasi sumber daya
manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadualan,
memprogram tugas-tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan),
serta negotiator (melakukan perundingan dan tawar menawar).

PERMASALAHAN
Konflik yang menimpa Rina dan Toni sedikit berbeda. Keduanya
mengadukan

nasibnya

pada

Komisi

DPRD,

karena

menganggap

menerima perlakuan yang tidak adil dari perusahaan tempatnya bekerja.


Mereka merupakan karyawan PT Kayan Putra Utama Coal, yang telah
bekerja sejak tahun 2000 lalu dan bertugas sebagai juru masak. Namun
sejak bulan Agustus tahun lalu mereka dimutasikan dari mess Separi I ke
mess Separi II. Karena jarak keduanya jauh maka mereka menolak untuk
dipindah dan memilih berhenti bekerja. Dengan meminta pesangon dan
sisa pembayaran gaji serta uang lembur yang menjadi hak mereka. Pihak
perusahaan tidak dapat menerima begitu saja, karena menganggap
keduanya telah mengkir dari kerjaannya. Dengan alasan ketidakdisiplinan
sehingga perlu dibina lebih lanjut. Sebelum mengambil keputusan,
terlebih dahulu kami melakukan pembinaan, kata

Direktur PT Kayan

Putra. Dengan alasan bahwa masalah kedisiplinan tidak dapat ditolerir

maka perusahaan tidak dapat memenuhi sesuai yang diminta keduanya.


Selain itu nilai nominal yang diminta dianggap sangat berlebihan.
Permasalahan ini menjadi panjang dan rumit ketika keduanya saling
melaporkan pada pihak yang berwenang. Sampai akhirnya masalah ini
mendapat

putusan

P4D

(Penyelesaian

Perselisihan

Permasalahan

Perburuhan Daerah) dari propinsi. Namun belum menghasilkan karena


keduanya akan meneruskan ketingkat pusat, karena belum mendapatkan
keputusan yang sesuai dengan yang diharapkan. Ketidak sepahaman
antar keduanya yang terus berlarut-larut. Maka Komisi I DPRD bersama
manajemen perusahaan, Pengadilan Negeri, kepolisian dan Dinas Tenaga
Kerja Kukar memfasilitasi pertemuan antar karyawan dan perusahaan
untuk dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Keduanya memiliki itikat
baik untuk dapat menyelesaikan dengan musyawarah, kata Martin Apuy.
Maka mengambil jalan tengah yang terbaik bagi keduanya masih terbuka
lebar.
Akhirnya penantian panjang Rina dan Toni telah berakhir. Setelah lebih
dari delapan bulan berjuang untuk mendapatkan haknya, kesepakatan
perdamaian antar keduanya telah disepakati. Tuntutan berupa ganti rugi
pesangon, kekurangan gaji dan upah lembur yang diminta dapat dipenuhi
perusahaan. Walaupun tidak sebesar tuntutan semula, namun dengan
dipenuhinya hak mereka sebesar Rp 14 juta untuk masing-masing
karyawan. Kesepakatan ini membuat lega kedua belah pihak, PT PT Kayan
Putra dengan karyawannya Rina dan Toni. Kami menerima kesepakatan
ini, pada dasarnya kami ingin menempuh upaya damai, papar Rina.

PEMBAHASAN

Sebenarnya untuk masalah ini bisa dilakukan dengan berbagai cara.


1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi
kesalahan

dalam

komunikasi.

Misalnya,

dengan

membuat

papan

pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.


2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan
harmonis,

misalnya

dengan membuat

rapat rutin,

karena

dengan

komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di


lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan,
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap
individu

dalam

organisasi

dan

meminimalkan

masalah

dalam

hal

komunikasi.
Dengan

memiliki komunikasi yang baik

antara

Direktur dan

bawahan adalah kunci utama untuk menjalin keharmonisan di dalam


perusahaan sehingga masalah yang muncul seperti permasalahan di atas
dapat dicegah atau bahkan tidak akan terjadi sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai