Anda di halaman 1dari 37

PAJAK PENGHASILAN

PASAL 23

13 June 2013

PPh Pasal 23 ??
Pemotongan penghasilan tertentu
dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
dibayarkan atau terutang oleh badan
pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap,
atau perwakilan perusahaan luar negeri
lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau
bentuk usaha tetap

13 June 2013

PPh Pasal 23
Dasar Hukum
Pemotong

Yang dipotong

Peraturan Perpajakan

WP Badan DN
Orang Pribadi yang ditunjuk
dan OP usaha pembukuan
(khusus sewa)

WP OP DN: Passive Income


WP Badan DN: Passive +

Active Income

Objek Pajak
Sifat

Passive Income: WPBdan +


WPOP DN
Active Income : WP Badan

Tidak Final

Next

PIHAK YANG BERKEWAJIBAN MEMOTONG PENGHASILAN


YANG MERUPAKAN OBJEK PPh PASAL 23
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Badan Pemerintah;
Subjek Pajak Badan Dalam Negeri;
Penyelenggara Kegiatan;
Bentuk Usaha Tetap;
Perwakilan Perusahaan Luar Negeri Lainnya;
Orang Pribadi Yang Ditunjuk Sebagai Pemotong (Akuntan,Dokter,Konsultan
Arsitek,Notaris,Pengacara,PPAT); Khusus Objek : Sewa
Orang Pribadi Yang Menjalankan Usaha Dan Menyelenggarakan Pembukuan ;
Khusus Objek : Sewa.

Yang memberikan penghasilan yang berasal dari

MODAL

PENYERAHAN
JASA

PENYELENGGARAAN
KEGIATAN selain
yang telah dipotong
PPh Ps. 21 13 June 2013

Pasal 1

KEP-50/PJ./1994

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 Undang-undang Nomor 7
Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10
Tahun 1994 yang selanjutnya disebut sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal
23, adalah :
a. Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)
kecuali PPATtersebut adalah Camat, pengacara, dan konsultan, yang
melakukan pekerjaan bebas;
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan
pembukuan.
Pasal 2

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 Wajib memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran berupa
sewa.
Pasal 3

Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan


sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 kepada Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, yang telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak.

OBJEK PEMOTONGAN PPh PS 23

MODAL

OBJEK

DIVIDEN
BUNGA
ROYALTI
SEWA

KEGIATAN
HADIAH

JASA

OBYEK PPH 23: HANYA ATAS JASA TERTENTU

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN


PEMOTONGAN PPh PASAL 23

1.
2.
3.
4.

DEVIDEN
BUNGA
ROYALTI
hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya
selain yang telah dipotong PPh ps. 21
5. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta, kecuali telah dikenai PPh pasal 4
ayat (2)
6. imbalan sehubungan dengan :
jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan, dan jasa
dipotong PPh ps. 21

lain selain jasa yang telah

13 June 2013

SAAT TERHUTANG PPh PASAL 23


Setelah UU No. 36 tahun 2008

Pada saat dibayarkan


Disediakan untuk dibayarkan
Telah jatuh tempo pembayarannya

13 June 2013

PELAKSANAAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23

PRINSIP DESENTRALISASI :
DI T4 TERJADINYA PEMBAYARAN ATAU TERUTANGNYA
OBJEK PPh 23/26; (KANTOR PUSAT ATAU CABANG)
KEWAJIBAN PEMOTONG :

MEMOTONG PPh 23/26 Sesuai Saat Terutang PPh 23/26 dgn


membuat BUKTI PEMOTONGAN;
MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh 23/26 Kepada
PENERIMA PENGHASILAN
MENYETOR PPh 23/26 Dg. SSP P.l. Tgl 10 Bulan Berikut setelah
Bulan Saat Terutang PPh 23/26;
MELAPOR PPh 23/26 Dg. SPT Masa P.l. Tgl 20 Bulan Berikut
setelah Bulan Saat Terutang PPh 23/26 ;

13 June 2013

TARIF PEMOTONGAN PPH 23

DIVIDEN, BUNGA,
ROYALTI, HADIAH

15% x Jumlah Bruto

SEWA, JS TEKNIK,
JS MANAJ, JS KONSTRUKSI,
JS KONSULTAN

2% x Jumlah bruto

JASA LAIN

DIATUR DG PERMenkeu

DIKENAKAN TARIF 15%


DARI PENGHASILAN BRUTO

BUNGA
DEVIDEN
ROYALTI
HADIAH

13 June 2013

Pasal 23

BUNGA

PPh Final

Bukan Objek PPh 23

13 June 2013

Dipotong PPh 23

13 June 2013

Bunga antar pinjaman dari Badan


ke Badan, dari Badan ke Orang
Pribadi.

Dipotong PPh Final

13 June 2013

Bunga yang dibayarkan oleh Bank


Kecuali :
- Tidak lebih Rp 7.500.000,- Bank yang ditunjuk pemilikan RS,
RSS, Rusun Sederhana
Bunga Simpanan Koperasi
Kecuali :
- Bunga tidak lebih Rp 240.000/bl
Bunga Obligasi

Tidak Dipotong PPh 23

13 June 2013

Bunga yang diterima oleh Bank


Bunga Sewa Guna Usaha dengan
hak opsi
Bunga yang dibayar atau terutang
kepada badan usaha atas jasa
keuangan yang berfungsi sebagai
penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan

BUNGA
Pengertian Bunga Termasuk Premium, Diskonto, dan
Jaminan Pengembalian Utang.

Denda Keterlambatan Bayar Termasuk

Pengertian Bunga
(S-480/PJ.313/2001)
Bunga Yang diperhitungkan dalam Penjualan
cicilan bukan termasuk bunga, karena termasuk
dalam bagian harga jual (S-75/PJ.32/1998)

DIVIDEN

15% Ph Bruto

Merupakan Bagian Laba yang Diperoleh Pemegang


Saham atau pemegang polis asuransi.
1. Pengertian Sangat Luas, Dalam Bentuk Apapun.
2. UU Pajak Dapat Menetapkan adanya Dividen
Terselubung.
3. Bagian laba yang dibayarkan kepada karyawan
bukan dividen.

Tidak Boleh Dibiayakan Di PPh Badan

Beberapa Bentuk Dividen sbgmn. penjelasan Psl 4 ayat 1 (g)


1. Pembayaran kembali karena likuidasi yang
melebihi jumlah modal disetor.
2. Pemberian Saham bonus tanpa penyetoran.
Termasuk saham bonus dari kapitalisasi agio.
3. Pembayaran kembali modal disetor, jika dalam
tahun-tahun lampau diperoleh keuntungan,
kecuali sbg akibat pengecilan modal dasar yang
dilakukan secara sah.
4. Pengeluaran perusahaan untuk keperluan
pribadi pemegang saham yang dibebankan
sebagai biaya perusahaan.
Contoh Dividen Terselubung:
Pembayaran Bunga Pinjaman Kepada Pemegang
Saham Yang melebihi kewajaran

DIVIDEN / SHU / PEMBAGIAN LABA


YANG DITERIMA OLEH

PERSEROAN TERBATAS
BADAN USAHA MILIK NEGARA
BADAN USAHA MILIK DAERAH

KOPERASI/
ANGGOTA
KOPERASI

DENGAN SYARAT:

1. KEPEMILIKAN SAHAM MIN. 25%


2. MEMPUNYAI USAHA AKTIF
DILUAR KEPEMILIKAN SAHAM

ANGGOTA
PK(tdk
bersaham),
PERKUMPULAN,
PERSEKUTUAN,
FIRMA,
KONGSI, KIK

dividen
yang
diterima
oleh
orang
pribadi

( syarat No. 2 Dicabut Sejak 2009 )

BERASAL DARI CADANGAN LABA DITAHAN

TIDAK DIPOTONG PPH 23

Final

PENGENAAN PPh Pasal 23


ATAS DIVIDEN
BELUM
Tbk
(Go Public)
TERHUTANG SAAT
DIUMUMKAN RUPS

SUDAH
Tbk
(Go Public)
TERHUTANG SAAT PENENTUAN
HAK (RECORDING DATE)

WPDN BADAN DG.SYARAT ttt. TIDAK TERUTANG PAJAK


WP ORANG PRIBADI DN TERUTANG PAJAK 10 % Final
WP LUAR NEGERI TERUTANG PAJAK 20 %
PEMBERI DEVIDEN MENERBITKAN BUKTI POTONG
DAN MENYETORKAN PAJAK TGL 10 BULAN BERIKUT

HADIAH

UNDIAN
25% FINAL

LOMBA /
PENGHARGAAN /
SEHUB. JASA

Bagi WP OP dikenakan PPh pasal 21 dengan


tarif pasal 17 dari Ph. Bruto
Bagi WP Badan / BUT dikenakan PPh Pasal 23
sebesar 15% dari Ph Bruto
Bagi WP LN selain BUT dikenakan PPh Pasal 26
sebesar 20% dari Ph Bruto ( Final ) atau P3B

BUKAN OBJEK
Diberikan ke semua
pembeli/konsumen
akhir tanpa diundi

PENGERTIAN IMBALAN BRUTO JASA

CATERING DAN JS KONSTRUKSI:


JUMLAH IMBALAN YG DIBAYARKAN
SELURUHNYA, TERMASUK ATAS
PEMBERIAN JASA DAN PENGADAAN
MATERIAL/BARANGNYA

JASA LAIN:
JUMLAH IMBALAN YG DIBAYARKAN HANYA
ATAS JASANYA SAJA, KECUALI APABILA
DALAM KONTRAK/PERJANJIAN TIDAK
DAPAT DIPISAHKAN ANTARA PEMBERIAN
JASA DG MATERIAL/BARANG AKAN
DIKENAKAN ATAS SELURUH NILAI
KONTRAK

KONTRAK PERJANJIAN
PENGADAAN
MATERIAL,
BARANG

JASA
OBJEK PPh
PEMOTONGAN

BUKAN OBJEK

HARGA
DIPISAHKAN
PENGENAAN PPh
HANYA
JASA OBJEK PPh

DIGABUNG
PENGENAAN
ATAS
KESELURUHAN
KONTRAK

Khusus jasa konstruksi dan catering, DPP PPh Pasal 23


meliputi seluruh nilai kontrak (material/barang + jasa)

Ruang Lingkup Sewa

Sewa kendaraan angkutan umum berupa bus, minibus, taksi


yang disewa atau dicarter untuk jangka waktu tertentu yaitu
secara harian, mingguan maupun bulanan, berdasarkan suatu
perjanjian tertulis atau tidak tertulis antara pemilik kendaraan
angkutan umum dengan Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak
orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak
Penghasilan Pasal 23;

Sewa kendaraan milik perusahaan persewaan mobil,


perusahaan bus wisata yang bukan merupakan kendaraan
angkutan umum yang disewa atau dicarter untuk jangka waktu
tertenlu yaitu secara harian, mingguan maupun bulanan,
berdasarkan suatu perjanjian tertulis atau tidak tertulis kepada
Wajib Pajak badan atau Wajib Pajak orang pribadi yang
ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23;

Sewa kendaraan berupa milik perusahaan yang disewa atau


dicarter untuk jangka waktu tertentu yaitu sccara harian,
mingguan maupun bulanan, berdasarkan suatu perjanjian
tertulis atau tidak tertulis kepada Wajib Pajak badan atau Wajib
Pajak orang pribadi yang ditunjuk sebagai pemotong Pajak
Penghasilan Pasal 23;
13 June 2013

PENGERTIAN SEWA
TIDAK TERJADI PEMINDAHAN
KEPEMILIKAN

PIHAK LAIN TIDAK BISA


IKUT MEMAKAI/MENGGUNAKAN

FEE MENGGUNAKAN
SATUAN WAKTU TERTENTU

DISEWAKAN
MOBIL POLISI

CONTOH :
TAKSI.
* JIKA DI SEWA/CHARTER
TERUTANG PPh PASAL 23
* JIKA BERDASAR ARGO
TDK TERUTANG PPh

PENGERTIAN JASA TEKNIK


Pemberian jasa dalam bentuk pemberian
informasi yang berkenaan dengan
pengalaman dlm bidang industri,
perdagangan dan ilmu pengetahuan yg
dpt meliputi pelaksanaan suatu proyek,
pembuatan suatu jenis produk, dan
pemberian informasi yg berkenaan
dengan pengalaman-pengalaman di
bidang manajemen

PENGERTIAN JASA MANAJEMEN


IKUT LANGSUNG
DALAM MANAJEMEN
BERBEDA DENGAN PENGERTIAN
JASA TEKNIK DI BIDANG MANAJEMEN.
JASA TEKNIK HANYA BERSIFAT
MEMBERI INFORMASI, PELATIHAN
DAN SEJENISNYA DALAM WAKTU
YANG LEBIH PENDEK, TANPA IKUT
MENJADI BAGIAN DARI MANAJEMEN.
CONTOH :
TIM PENYELAMATAN BANK OLEH BI

JASA MAKLON
Semua pemberian jasa dlm rangka proses
penyelesaian suatu barang tertentu yg :
1. proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak
pemberi jasa (sub kon)
2. spesifikasi,bhn baku dan barang setengah
jadi dan atau bahan penolong yg akan diproses
sebagian atau seluruhnya disediakan oleh
pengguna jasa
3. kepemilikan atas barang jadi berada pada
pengguna jasa.

Pengertian jasa maklon harus memenuhi ketiga


unsur tersebut.
13 June 2013

JASA EVENT ORGANIZER


kegiatan usaha yang dilakukan oleh
pengusaha jasa penyelenggara kegiatan
meliputi antara lain penyelenggaraan
pameran, konvensi, pagelaran musik,
pesta, seminar, peluncuran produk,
konferensi pers, dan kegiatan lain yang
memanfaatkan jasa penyelenggara
kegiatan.
13 June 2013

PMK NOMOR 244/PMK.03/2008 TENTANG


JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 23 AYAT (1) HURUF C UU PPh

Imbalan sehubungan dengan jasa lain selain jasa


yang telah dipotong Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1)
huruf c angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008, , dipotong Pajak
Penghasilan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah
bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

13 June 2013

PMK NOMOR 244/PMK.03/2008 TENTANG


JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 23 AYAT (1) HURUF C UU PPh
Jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

Jasa penilai (appraisal);

Jasa aktuaris;

Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;

Jasa perancang (design);

Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak


dan gas bunk (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk
usaha tetap (BUT);

Jasa penunjang di bidang penambangan migas;

Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang


penambangan selain migas;

Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;

Jasa penebangan hutan;

Jasa pengolahan limbah;

Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)

Jasa perantara dan/atau keagenan;


13 June 2013

PMK NOMOR 244/PMK.03/2008 TENTANG


JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 23 AYAT (1) HURUF C UU PPh
Cont.

Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali


yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI;
Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang
dilakukan oleh KSEI;
jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
jasa mixing film;
Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;
Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh
Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi;
Jasa perawatan/perbaikan/penieliharaan mesin, peralatan,
listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, slat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang
dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai
pengusaha konstruksi;

13 June 2013

PMK NOMOR 244/PMK.03/2008 TENTANG


JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 23 AYAT (1) HURUF C UU PPh
Cont.

Jasa maklon;
Jasa penyelidikan dan keamanan;
Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer;
Jasa pengepakan;
Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam
media masa, media luar ruang atau media lain
untuk penyampaian informasi;
Jasa pembasmian hama;
Jasa kebersihan atau cleaning service;
Jasa katering atau tata boga.

13 June 2013

DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PAJAK


PENGHASILAN PASAL 23

a.
b.

Penghasilan Yang Dibayar Atau Terutang Kepada Bank;


Sewa Yang Dibayarkan Atau Terutang Sehubungan Dengan Sewa Guna
Usaha Dengan Hak Opsi;
c. - Deviden Atau Bagian Laba Yang Diterima Atau Diperoleh Perseroan
Terbatas Sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri, Koperasi, BUMN/D, dari
Penyertaan Modal Pada Badan Usaha Yang Didirikan Dan Bertempat
Kedudukan Di Indonesia dengan syarat :
1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
2) Bagi Perseroan Terbatas, BUMN/D yang menerima dividen,
kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling
rendah 25 persen dari jumlah modal yang disetor
- dividen yang diterima oleh orang pribadi

13 June 2013

DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PAJAK


PENGHASILAN PASAL 23

d.
e.

Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh Perusahaan Reksa Dana;->


Dicabut sejak 2009
Bagian Laba yang diterima atau diperoleh anggota dari Perseroan
Komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, Persekutuan,
Perkumpulan, Firma dan Kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan

kontrak investasi kolektif


f.

Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi yang dibayarkan kepada anggotanya;

g.

bunga simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan dengan


Keputusan Menteri Keuangan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggotanya -> Dicabut sejak 2009 karena masuk ke PPh final
penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas
jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau
pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

h.

Cont.
13 June 2013

13 June 2013

13 June 2013

Anda mungkin juga menyukai