Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PAPER PROYEKSI PETA

NAMA: HANIF HATTA MUSTOFA


NIM : 13/351270/TK/41274
A. Proyeksi peta adalah teknik - teknik yang digunakan untuk menggambarkan
sebagian atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran
berbentuk bola ke permukaan datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit
mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem yang memberikan
hubungan antara posisi titik - titik di muka bumi dan di peta.
B. Tujuan Sistem Proyeksi Peta dibuat dan dipilih untuk:
Menyatakan posisi titik - titik pada permukaan bumi ke dalam sistem
koordinat bidang datar yang nantinya bisa digunakan untuk perhitungan
jarak dan arah antar titik.
Menyajikan secara grafis titik - titik pada permukaan bumi ke dalam
sistem koordinat bidang datar yang selanjutnya bisa digunakan untuk
membantu studi dan pengambilan keputusan berkaitan dengan topografi,
iklim, vegetasi, hunian dan lain - lainnya yang umumnya berkaitan
dengan ruang yang luas.
C. Proyeksi Polyeder
Sistem proyeksi kerucut, normal, tangent dan konform

Proyeksi ini digunakan untuk daerah 20o x 20o (37 km x 37 km), sehingga
bisa memperkecil distorsi. Bumi dibagi dalam jalur - jalur yang dibatasi
oleh dua garis paralel dengan lintang sebesar 20o atau tiap jalur selebar
20o diproyeksikan pada kerucut tersendiri. Bidang kerucut menyinggung
pada garis paralel tengah yang merupakan paralel baku - k = 1.

Meridian tergambar sebagai garis lurus yang konvergen ke arah kutub, ke


arah KU untuk daerah di sebelah utara ekuator dan ke arah KS untuk
daerah di selatan ekuator. Paralelparalel tergambar sebagai lingkaran
konsentris. Untuk jarak-jarak kurang dari 30 km, koreksi jurusan kecil
sekali sehingga bisa diabaikan. Konvergensi meridian di tepi bagian
derajat di wilayah Indonesia maksimum 1,75 o Secara praktis, pada
kawasan 20o x 20o, jarak hasil ukuran di muka bumi dan jarak lurusnya di
bidang proyeksi mendekati sama atau bisa dianggap sama.
Proyeksi polyeder di Indonesia digunakan untuk pemetaan topografi
dengan cakupan: 94 40 BT - 141 BT, yang dibagi sama tiap 20 o atau
menjadi 139 bagian, 11 LS - 6 LU, yang dibagi tiap 20o atau menjadi 51
bagian. Penomoran dari barat ke timur: 1, 2, 3,..., 139, dan penomoran
dari LU ke LS: I, II, III, ..., LI.
Cara menghitung pojok lembar peta proyeksi polyeder Setiap bagian
derajat mempunyai sistem koordinat masing - masing. Sumbu X berimpit
dengan meridian tengah dan sumbu Y tegaklurus sumbu X di titik tengah
bagian derajatnya. Sehingga titik tengah setiap bagian derajat mempunyai
koordinat O.
Koordinat titik - titik lain seperti titik triangulasi dan titik pojok lembar
peta dihitung dari titik pusat bagian derajat masing - masing bagian
derajat. Koordinat titik - titik sudut (titik pojok) geografis lembar peta
dihitung berdasarkan skala peta, misal 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000
dan 1 : 5.000.
D. Penomeran polyeder
Untuk Wilayah Indonesia dari bujur 94040 sampai dengan 1410
BT, dengan
interval 20, diberi nomor 01, 02, 03, 04 sampai dengan 139. Dari 60
LU
sampai dengan 110 LS dengan interval 20 di beri nomor I, II, III
.sampai dengan LI
Tiap satu Lembar Bagian Derajad (1 LBD) peta Polieder skala
1:100.000 ,
cara penomoran lembar petanya dengan menuliskan angka arab, garis
miring
dan angka romawi, misalnya 136/LII .

Untuk Peta dengan skala 1 : 50.000, maka dalam tiap LBD 20 X


20 dibagi
lagi menjadi 4 lembar peta dengan kode A, B, C dan D. cara penomoran
lembar
petanya dengan menuliskan angka arab, garis miring dan angka romawi,
ditambah dengan kode A, B, C atau D. Misalnya : 138/LI-B
Untuk peta dengan skala 1 : 25.000, dalam tiap LBD 20 X 20
dibagi lagi
menjadi 16 lembar peta dengan kode a, b, c dan seterusnya sampai dengan
q.
Cara penomoran lembar petanya dengan menuliskan angka arab,
garis miring
dan angka romawi, ditambah dengan kode a, b, c, d, .q. (Lihat
gambar di
bawah) , misalnya : 136/LII-e
Untuk peta dengan skala 1 : 5.000, tiap LBD 20 X 20 dibagi lagi
menjadi 100
lembar peta dengan kode 1, 2, 3 s/d 100.
Cara penomoran lembar petanya dengan menuliskan angka arab,
garis miring
dan angka romawi, ditambah dengan kode 1, 2, 3 s/d 100 (lihat gambar di
bawah), misalnya : 136/LII-92
E. Proyeksi Polyconic
Proyeksi Polyconic adalah proyeksi kerucut proyek informasi dari Bumi
bulat ke kerucut yang baik bersinggungan dengan Bumi pada paralel
tunggal, atau yang ada garis potong di dua paralel standar. Setelah
proyeksi selesai , kerucut membukanya untuk membentuk permukaan
datar. Garis-garis di mana kerucut bersinggungan atau secant adalah
tempat dengan distorsi minimal. Proyeksi polyconic menggunakan
serangkaian kerucut untuk mengurangi distorsi.

Karakteristik :
a. Arah sudut pada peta hanya benar pada sepanjang meridian tengah
b. Jarak pada peta hanya benar pada meridian tengah dan garis parallel
c. Bentuk dan luas hanya benar di sekitar meridian tengah
d. Distorsi semakin bertambah saat menjauhi meridian pusat
e. Peta tidak bersifat konformal, perspektif, maupun equal area
f. Merupakan kompromi dari berbagai teknik proyeksi.

Anda mungkin juga menyukai