ITS-Article-4995-HariSubiyanto, Subowo-PENGARUH TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK INSULATOR LISTRIK PDF
ITS-Article-4995-HariSubiyanto, Subowo-PENGARUH TEMPERATUR SINTERING TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK INSULATOR LISTRIK PDF
Abstrak
Keramik merupakan bahan komposit yang memiliki tahanan terhadap suhu tinggi, keausan
dan korosi yang lebih baik dari pada super alloy, namun memiliki sifat getas. Sifat mekanik keramik
bisa dicapai dengan mengendalikan struktur mikro yang terbentuk pada saat proses fabrikasi
(salah satunya sintering).
Untuk mengetahui pengaruh temperatur sintering terhadap kekuatan mekanik dan bentuk
sturktur mikro komposit keramik insulator listrik dilakukan pada temperatur sinter; 900 oC, 1000
o
C, 1100 oC, dan 1200 oC. Bahan keramik dengan komposisi matrik clay (Feld spar 26%, Kaolin /
China clay 27% , dan Ball clay 14%) serta filler (Flint/ kwarsa 33%.).
Keramik pada temperatur sinter ; 900 oC, 1000 oC, dan 1100 oC, berada di luar batas grafik
upper-lower bound, menunjukan tidak terjadi ikatan atar permukaan partikel yang sempurna.
Keramik pada temperatur sinter 1200 oC berada di dalam grafik upper-lower bound, menunjukkan
terjadi ikatan atar permukaan yang sempurna dengan nilai tegangan 63, 8 Mpa, regangan 2,1%
dan besar modulus elastisitas 3,308 Gpa.
Kata kunci: sintering, sifat mekanik, upperlower bound, ikatan atar permukaan
Dasar Teori
Material keramik mempunyai sifat
mekanik dan listrik tertentu yang dibuat khusus
untuk beberapa penggunaan insulator pada
industri listrik dan elektronika. Baik ikatan
ionik dan kovalen pada material ini membatasi
gerak pada elektron dan ionnya, hal ini dapat
menjadikan keramik mempunyai sifat insulator
listrik yang baik.
Proses pembuatan keramik secara
mendasar dengan urutan; penyiapan material,
pembentukan dan perlakuan panas. Penyiapan
material tergantung dari karakteristik yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan bagianbagian keramik. Proses pembentukan keramik
dapat dibuat dengan bermacam-macam metoda
baik dengan pengeringan, plastis atau kondisi
cair. Untuk metoda dry pressing sangat
berpengaruh terhadap kepadatan (desity), dan
kekuatan keramik. Perlakuan panas pada
keramik, sintering merupakan salah satu tahap
terpenting dalam pembuatan keramik. Selama
sintering terjadi dua fenomena utama yaitu;
penyusutan (shringkage) sehingga terjadi
proses eliminasi porositas dan penggabungan
16
17
Kesimpulan
Keramik pada temperatur sinter ; 900 oC,
1000 oC, dan 1100 oC, berada di luar batas
grafik upper-lower bound, menunjukan tidak
terjadi ikatan atar permukaan partikel yang
sempurna.
Keramik pada temperatur sinter 1200 oC
berada di dalam grafik upper-lower bound,
menunjukkan terjadi ikatan atar permukaan
yang sempurna dengan nilai tegangan 63, 8
Mpa, regangan 2,1% dan besar modulus
elastisitas 3,308 Gpa.
Volume kontraksi semakin besar dan
porositas mengecil seiring dengan naiknya
temperatur sintering.
19
Referensi
[1] American Standart Test and Material,
1997, Glass and Ceramic volume 15.02,
U.S.
[2] Hausner, Henry H., dan Mal M. Kumar,
1995, Hand Book of Powder Metallurgy,
Chemical Publising Co, New York.
[3] Ziegler, G., Characteristic of Ceramic
Composite, Deindgning with Structure
Ceramic, London.
[4] Kingrey, 1995, Introduction to Ceramic,
W.D. John Willey & Son, New York.
[5] Jones, Robert M., 1975, Mechanics of
Composite Material, Scripta Book
Company, Washington.
[6] Gibson, R. Ronal F., 1994, Principles of
Composite Material Mechanic, Mc Graw
Hill Boo. Co, New York.