Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Temperatur Sintering terhadap

Sifat Mekanik Keramik Insulator Listrik


Hari Subiyanto, Subowo
Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

Abstrak
Keramik merupakan bahan komposit yang memiliki tahanan terhadap suhu tinggi, keausan
dan korosi yang lebih baik dari pada super alloy, namun memiliki sifat getas. Sifat mekanik keramik
bisa dicapai dengan mengendalikan struktur mikro yang terbentuk pada saat proses fabrikasi
(salah satunya sintering).
Untuk mengetahui pengaruh temperatur sintering terhadap kekuatan mekanik dan bentuk
sturktur mikro komposit keramik insulator listrik dilakukan pada temperatur sinter; 900 oC, 1000
o
C, 1100 oC, dan 1200 oC. Bahan keramik dengan komposisi matrik clay (Feld spar 26%, Kaolin /
China clay 27% , dan Ball clay 14%) serta filler (Flint/ kwarsa 33%.).
Keramik pada temperatur sinter ; 900 oC, 1000 oC, dan 1100 oC, berada di luar batas grafik
upper-lower bound, menunjukan tidak terjadi ikatan atar permukaan partikel yang sempurna.
Keramik pada temperatur sinter 1200 oC berada di dalam grafik upper-lower bound, menunjukkan
terjadi ikatan atar permukaan yang sempurna dengan nilai tegangan 63, 8 Mpa, regangan 2,1%
dan besar modulus elastisitas 3,308 Gpa.
Kata kunci: sintering, sifat mekanik, upperlower bound, ikatan atar permukaan

Keramik merupakan bahan komposit


yang memiliki tahanan terhadap suhu tinggi,
keausan dan korosi yang lebih baik dari pada
super alloy, namun memiliki sifat getas. Sifat
mekanik keramik bisa dicapai dengan
mengendalikan struktur mikro yang terbentuk
pada saat proses fabrikasi. Keterkaitan antara
proses - struktur - sifat keramik dapat dibuat
dengan memberikan perlakuan tertentu selama
proses pembentukan. Demikian pula jika
diketahui struktur mikro suatu keramik maka
dapat pula diramalkan sifat keramik tersebut.
Permasalahan
yang
dikaji
adalah
pengaruh temperatur sintering terhadap
kekuatan mekanik dan bentuk sturktur mikro
komposit keramik insulator listrik. Temperatur
sinter dilakukan pada; 900 oC, 1000 oC, 1100
o
C, dan 1200 oC. Bahan keramik dengan
komposisi matrik clay (Feld spar 26% K2Al2O26SiO2, Kaolin / China clay 27% Al2O32SiO22H2O , dan Ball clay 14%) serta
filler (Flint/ kwarsa 33% - SiO2.).
Manfaat kajian ini adalah untuk
mengetahui proses pembuatan keramik
khususnya pengaruh temperatur sintering
terhadap sifat mekanik.

Dasar Teori
Material keramik mempunyai sifat
mekanik dan listrik tertentu yang dibuat khusus
untuk beberapa penggunaan insulator pada
industri listrik dan elektronika. Baik ikatan
ionik dan kovalen pada material ini membatasi
gerak pada elektron dan ionnya, hal ini dapat
menjadikan keramik mempunyai sifat insulator
listrik yang baik.
Proses pembuatan keramik secara
mendasar dengan urutan; penyiapan material,
pembentukan dan perlakuan panas. Penyiapan
material tergantung dari karakteristik yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan bagianbagian keramik. Proses pembentukan keramik
dapat dibuat dengan bermacam-macam metoda
baik dengan pengeringan, plastis atau kondisi
cair. Untuk metoda dry pressing sangat
berpengaruh terhadap kepadatan (desity), dan
kekuatan keramik. Perlakuan panas pada
keramik, sintering merupakan salah satu tahap
terpenting dalam pembuatan keramik. Selama
sintering terjadi dua fenomena utama yaitu;
penyusutan (shringkage) sehingga terjadi
proses eliminasi porositas dan penggabungan

16

Subiyanto, Pengaruh Temperatur Sintering

antar dua permukaan partikel atau lebih,


(gambar 1).

Gambar 1a. Difusi pada partikel dengan


variabel pengukuran X/R,

17

elastisitas teratas dan terbawah ditentukan oleh


perbandingan aantara fraksi volume matrik
dengan fraksi volume filler.
Prosedur Penelitian
Bahan keramik dengan komposisi matrik
clay (Feld spar 26%, Kaolin / China clay 27% ,
dan Ball clay 14%) serta filler (Flint/ kwarsa
33%.). Pencampuran menggunakan hand
mixing dengan alat mortail dan passtle.
Pembuatan sampel silinder berdiameter 38 mm
- panjang 70,5 mm, dry pressing pada beban 35
KN, temperatur 180 oC, waktu pemanasan 4
menit dan waktu pendinginaan 1 menit.
Temperatur sintering; 900 oC, 1000 oC, 1100
o
C, dan 1200 oC selama 12 jam. Pengujian
kekuatan kompresi dan pengamatan struktur
mikro.

Gambar 1b. Pengaruh waktu sintering terhadap


kerapatan partikel,
.

Gambar 1c. Pengaruh temperatur sintering


terhadap kepadatan.

Didalam setiap pembuatan bahan


komposit, powder metalurgi dan beton, untuk
mengukur besar nilai kekuatan dari bahan
dibuat grafik upper-lower bound. Grafik upper
lower bound didifinisikan besar modulus

Gambar 2. Diagram alir penelitian

Hasil dan Pembahasan


Keramik pada temperatur sinter ; 900 oC,
1000 oC, dan 1100 oC, berada di luar batas
grafik upper-lower bound, sedangkan pada
temperatur sinter 1200 0C berada didalam
upper-lower bound (gambar 3).

18 Jurnal Teknik Mesin, Volume 3, Nomor 1, Januari 2003

Gambar 3. Grafik upper-lower bound dengan modulus


elestisitas keramik untuk variasi temperatur sintering

Gambar 4a. Foto SEM dengan pembesaran 7000x


untuk temperatur sinter 900 oC.

Gambar 4b. Foto SEM dengan pembesaran


7000x untuk temperatur sinter 1000 oC

Gambar 4c. Foto SEM dengan pembesaran 7000x


untuk temperatur sinter 1100 oC

Gambar 4d. Foto SEM dengan pembesaran


7000x untuk temperatur sinter 1200 oC

Pada gambar 4.a, dan 4.b terlihat masih


banyak
adanya
rongga
(porositas)
penggabungan luasan permukaan ikatan antar
partikel, menunjukan tidak terjadi ikatan atar
permukaan partikel yang sempurna. Pada
gambar 4.c menunjukkan porositas semakin
berkurang. Semakin tinggi temperatur sintering
mengakibatkan berkurangnya porositas dan
semakin besar luasan ikatan permukaan antar
partikel. Ikatan antar partikel keramik pada
temperatur sinter ; 900 oC, 1000 oC, dan 1100
o
C, belum terbentuk secara sempurna karena
masih berada di luar batas grafik upper-lower
bound.
Keramik pada temperatur sinter 1200 oC
berada di dalam grafik upper-lower bound,
menunjukkan terjadi ikatan atar permukaan
yang sempurna dengan nilai tegangan 63, 8
Mpa, regangan 2,1% dan besar modulus
elastisitas 3,308 Gpa. Pada gambar 4.c. jumlah
prorositas semakin berkurang lagi, hal ini
menunjukkan penggabungan partikel semakin
rapat, dan semakin luas permukaan ikatan antar
partikel. Ikatan antar partikel keramik pada
temperatur sinter 1200 oC terbentuk semakin
sempurna karena sudah berada di dalam batas
grafik upper-lower bound.
Volume kontraksi sampel antara dimensi
sinlinder sebelum dan sesudah proses sintering
berturut-turut untuk temperatur 900 oC, 1000
o
C, 1100 oC, dan 1200 oC adalah; 3,34 %, 4,69
%, 6,28 % dan 7,19 %.

Subiyanto, Pengaruh Temperatur Sintering

Gambar 5. Pengaruh temperatur sintering


terhadap kekuatan tekan keramik.

Kesimpulan
Keramik pada temperatur sinter ; 900 oC,
1000 oC, dan 1100 oC, berada di luar batas
grafik upper-lower bound, menunjukan tidak
terjadi ikatan atar permukaan partikel yang
sempurna.
Keramik pada temperatur sinter 1200 oC
berada di dalam grafik upper-lower bound,
menunjukkan terjadi ikatan atar permukaan
yang sempurna dengan nilai tegangan 63, 8
Mpa, regangan 2,1% dan besar modulus
elastisitas 3,308 Gpa.
Volume kontraksi semakin besar dan
porositas mengecil seiring dengan naiknya
temperatur sintering.

19

Referensi
[1] American Standart Test and Material,
1997, Glass and Ceramic volume 15.02,
U.S.
[2] Hausner, Henry H., dan Mal M. Kumar,
1995, Hand Book of Powder Metallurgy,
Chemical Publising Co, New York.
[3] Ziegler, G., Characteristic of Ceramic
Composite, Deindgning with Structure
Ceramic, London.
[4] Kingrey, 1995, Introduction to Ceramic,
W.D. John Willey & Son, New York.
[5] Jones, Robert M., 1975, Mechanics of
Composite Material, Scripta Book
Company, Washington.
[6] Gibson, R. Ronal F., 1994, Principles of
Composite Material Mechanic, Mc Graw
Hill Boo. Co, New York.

Anda mungkin juga menyukai