Sinonim
Common warts, kutil
Definisi
Veruka Vulgaris (VV) adalah papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi virus
human papilloma virus (HPV).1
Epidemiologi
VV dapat timbul pada segala usia, tetapi jarang pada bayi dan anak kecil.
1,
Kelainan
Prognosis
Bila destruksi baik, tidak terjadi rekurensi. Akan tetapi dapat juga terjadi
infeksi berulang atau regresi spontan. 1
Veruka Plana
Sinonim
Plane warts1
Definisi
Veruka plana (VP) adalah papul datar kecil yang disebabkan oleh infeksi human
papilloma virus. 1
Epidemiologi
VP banyak ditemukan pada usia sekolah dan dewasa muda. 1
Etiopatogenesis
Penyebab VP adalah HPV 3 dan 10. Kelainan ini dapat regresi, biasanya didahului
oleh peradangan. 1
Manifestasi Klinis
Secara klinis VP terlihat sebagai papul datar agak menimbul dengan permukaan licin
dan warna seperti kulit atau abu abu atau kehitaman. Bentuk bulat atau polygonal
dengan ukuran 1 5 mmm. Lokasi yang sering adalah wajah, punggung tangan dan
tungkai bawah dengan jumlah beberapa sampai ratusan. Lesi dapat bersatu tersusun
linier pada bekas garukan. 1
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi kulit bila perlu untuk pemeriksaan histopatologis yang akan menunjukkan
hyperkeratosis dan akantosis, tanpa papilomatosis, stratum korneum tampak seperti
rajutan keranjang (basket-weave).1
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis ditegakkan dengan gambaran klinis dan bila perlu pemeriksaan
hisopatologis. Diagnosis banding ialah liken planus, yang banyak di lengan, jarang di
wajah, dan sering gatal, serta akrokeratosis verusiformis yang berupa papul simetris
pada punggung tangan. 1
Tatalaksana
Non-medikamentosa : menjaga hygiene perorangan supaya tidak teratur, misalnya
dengan menghindari kontak langsung.
Medikamentosa : destruksi dengan bedah listrik, atau bedah beku, destruksi dengan
bahan keratolitik atau kaustik, tetapi dengan konsentrasi lebih ringan daripada untuk
veruka vulgaris, misalnya asidum salisikum 15 25% atau trikloroasetat 25% dan
sebagainya. 1
Prognosis
Tidak terjadi rekurensi bila destruksi dilakukan dengan baik, tetapi dapat juga terjadi
infeksi berulang atau regresi spontan. 1
Veruka Plantaris
Sesuai namanya, Verruca plantaris atau biasa disebut mata ikan adalah verruca yang
terletak pada telapak kaki, terutama yang banyak mengalami penekanan. Verruca jenis
ini disebabkan oleh HPV tipe 1. Lokasi tersering pada telapak kaki yaitu pada area
midmetatarsal. Didapatkan beberapa lesi sekaligus pada satu telapak kaki yang
kadang-kadang bergerombol dan juga dapat berdiri sendiri-sendiri. Virus ini
menyerang kulit melalui kontak langsung, masuk melalui luka kecil dan lecet di
lapisan stratum korneum (lapisan terluar kulit). Setelah infeksi, kutil tidak akan
terlihat selama beberapa minggu atau bulan. Karena tekanan pada telapak kaki atau
jari, kutil didorong ke dalam dan lapisan kulit keras dapat terbentuk di bahagian atas
kutil.
Verruca plantaris hampir tidak dikenal dalam budaya biasa bertelanjang kaki. Hal ini
karena berjalan tanpa alas kaki untuk waktu yang lama dapat memperkuat kulit dan
menyebabkan tapak kaki kering serta dapat mengelakkan jangkitan virus melalui
gesekan pada telapak kaki, yang turut mencegah infeksi. Sementara infeksi
diperkirakan terjadi dalam 7-10% dari penduduk AS, plantar warts cenderung hanya
mempengaruhi 0,29% dari orang-orang yang tidak memakai sepatu.
Perjalanan penyakit, mula-mula berupa hiperkeratosis biasa, transluscen, licin, sebesar
kepala jarum pentul, dalam beberapa minggu sampai bulan membesar, dapat
mencapai ukuran kelereng, kasar, berwarna coklat tua, abu-abu atau hitam seperti
bertanduk. Bila permukaan verruca mengalami gesekan maka dapat menimbulkan
nyeri. Bila beberapa verruca bersatu, dapat timbul gambaran mozaic yang disebut
Mozaic Warts. Gambaran histopatologi menunjukkan hiperkeratosis, parakeratosis,
papillomatosis, dan akantosis pada epidermis serta gambaran pelebaran pembuluh
darah dan serbukan sel-sel radang kronis pada dermis.
Diagnosa banding verruca antara lain adalah klavus (hiperkeratosis setempat akibat
gesekan kronik berupa cekungan yang dikelilingi keratinisasi dan puncaknya menuju
ke dalam), Tuberkulosis kutis verrucosa (BTA +, kondisi immunocompromised),
Squamous Cell Ca (pada stadium awal). 1
Pencegahan yang terbaik tampaknya untuk hanya pergi bertelanjang kaki sebanyak
mungkin, sehingga mengembangkan pelindung kulit tebal di telapak kaki serta
mengekspos mereka untuk gesekan (melalui berjalan) yang habis atau membunuh
virus atau dengan memakai sandal jepit atau sandal, tidak berbagi sepatu dan kaus
kaki, dan menghindari kontak langsung dengan kutil pada bagian lain dari tubuh atau
orang lain. Manusia membangun kekebalan dengan usia, sehingga infeksi kurang
umum di kalangan orang dewasa daripada anak-anak.
Karena semua kutil menular, tindakan pencegahan harus diambil untuk menghindari
penyebaran mereka. Dinas Kesehatan Nasional Inggris merekomendasikan bahwa
anak-anak
dengan
kutil
perlu:
klinis
terjadi
jika
replikasi
terus
berlangsung
di
system
keabu abuan. Lesi biasanya sembuh dalam 7 10 hari tanpa bekas, jarang, diikuti
infeksi sekunder bakteri. 1,2
Hampir semua kasus HFMD ditandai dengan lesi oral yang nyeri, biasanya di
lidah mukosa, pipi, palatum durum, dan jarang di orofaring. Lesi biasanya hanya
beberapa, diawali dengan makula serta papula merah mudah cerah berukuran 5 10
mm yang berubah menjadi vesikel dikelilingi kulit yang eritema. Lesi ini cepat
mengalami erosi dan berwarna kuning hingga abu abu dikelilingi halo eritema.
Masalah yang paling sering muncul akibat lesi oral ini adalah dehidrasi akibat asupan
cairan tidak adekuat disebabkan nyeri menelan. 1,2
Infeksi EV71 sering melibatkan susunan saraf pusat (SSP) yang akhirnya
berkembang menjadi komplikasi sistemik. Spektrum komplikasi SSP akibat infeksi
virus ini ialah aseptic meningitis, encephalitis, dan acute flaccid paralysis. Brainsteam
encephalitis, sebuah bentuk khas ensefalitis menjadi ciri khas HFMD EV71 pada
epidemi yang baru baru ini terjadi di Asia. Beberapa gejala klinis tanda keterlibatan
SSP adalah suhu 38,5o C atau lebih tinggi, demam menetap lebih dari 3 hari, letargi,
muntah berulang, lemah tungkai, serta kejang mioklonik. 1,2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan antara lain tes serologis, isolasi virus dengan kultur, dan
teknik PCR. Jika terjadi epidemic dapat dilakukan biasakan feses dan dahak.
Pemeriksaan serologis digunakan untuk mendeteksi adanya neutralizing antibodies
pada fase akut, namun jarang dilakukan, karena tidak dapat menunjukkan serotype
enterovirus spesifik. PCR sangat efektif untuk mendeteksi dan mengidentifikasi
serotype enterovirus, namun dengan biaya relative mahal. 1
Standar kriteria diagnosis infeksi enterovirus adalah isolasi virus. Virus isolasi
dan diidentifikasi melalui kultur dan teknik immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa
atau bahan feses, specimen oral memiliki angka isolasi tertinggi. Swab dari vesikel
merupakan bahan yang baik; pada penderita tanpa vesikel, swab diambil dari rectum.
Dianjurkan pengumpulan 2 swab dari tenggorokan dan dari vesikel atau rectum.
Pemeriksaan histopatologi tidak rutin karena tidak memberikan gambaran khas. Pada
pemeriksaan Tzanck smear tidak ditemukan multinucleated giant cell, namun
ditemukan sel denagn syncytial nuclei. Pemeriksaan CSF dapat mengkonfirmasi
keterlibatan SSP, dapat ditemukan leukositosis, trombositosis (trombosit > 4x 10 5/mL)
dan hiperglikemia. Pencitraan, seperti ekokardiografi dan MRI, dianggap dapat
mendukung diagnosis dan perkembangan penyakit. 1
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding terdekat adalah enantema pada herpangina yang sama
sama disebabkan oleh enterovirus. Herpangina berupa enantema tanpa lesi kulit
dengan lokasi tersering di plika anterior fossa tonsilaris, uvula, tonsil, palatum mole.
Diagnosis banding lain termasuk gingivostomatitis herpetic, stomatitis aftosa, scabies,
varisela, campak dan rubella. Pada gingivostomatitis herpetic, pasien biasanya demam
dan memiliki gingiva eritema, bengkak atau perdarahan, dan limfadenopati servikal.
Bisa terdapat circumoral ulcers atau vesikel tanpa lesi di ekstremitas. Stomatitis aftosa
ditandai lesi ulseratif yang lebih besar di bibir, lidah dan mukosa bukal yang terasa
nyeri, paling sering menyerang anak anak dan orang dewasa, sering kambuh,
umumnya tidak ada gejala sistemik. 1,2
Skabies sering didiagnosis banding dengan HFMD karena tampilan lesi
berupa pustule, vesikel, atau lesi nodular di tangan dan kaki. Infeksi parasite ini
biasanya mengakibatkan gatal pada malam hari terutama di sela sela jari. 1,2
simptomatik
dan
dilakukan
observasi
tanda
keterlibatan
SSP.
Tabel. Warning signs keterlibatan SSP pada HFMD (satu atau lebih)
- Demam
39
atau
48 - Kelemahan tungkai
jam
- Ataksia trunkal
- muntah
- Wandering eyes
- letargi
- Dispnea/takipnea
- agitasi/iritabilitas
- Mottled skin
- kejang mioklonik
Jika terdapat satu atau lebih warning signs, status neurologis dan
hemodinamik dinilai untuk menentukan keparahan penyakit serta memutuskan