Pemilihan Modalitas
1. Kita perlu memperhatikan setiap kelebihan, kekurangan dan penggunaan klinis dari setiap modalitas yang
ada
2. Spesifik dan sensitif
- Spesifik : ciri-ciri nya dapat dikenali
- Sensitif : mudah mengenali kelainan.
3. Invasif dan non invasif
4. Harga
5. Ketersediaan alat
6. Kecepatan alat yang dibutuhkan
7. Kenyamanan pasien
b) CT SCAN
Merupakan pemeriksaan sinar x yang lebih canggih dengan bantuan komputer, sehingga
memperolh gambaran yang lebih detail. Dapat dilakukan dengan kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan : dapat memberikan gambaran penampang tubuh yang tidak mungkin dilihat dengan
menggunakan alat rongen biasa. Dengan menggunakan sistem komputer maka dapat juga dibuat
gambaran secara 3 dimensi, dapat menghitung perkiraan jumlah perdarahan pada kasus kasus
tertentu.
Penyulit : radiasi jauh lebih besar dibandingkan dengan radiologi konvensional, biaya yang harus
dikeluarkan pun relatif lebih mahal, sulit di terapkan kepada pasien yang memiliki fobia pada
tempit (klaustrofobia)
Pemakaian klinis : dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh seperti tulang-tulang
kepala, otak, jantung, paru-paru dan perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma),
tumor, infeksi, dan lain-lain.
c) USG
Merupakan salah atu alat pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik
untuk menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ tubuh.
Keunggulan : tidak menggunakan radiasi sina x, sehingga aman bagi wanita hamil
Penyulit : tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti tulang atau ruanggan
berongga yang berisii gas seperti usus.
Pemakaian klinis : digunakan untuk menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga
perut/panggul, membedakan kista dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ maupun
pergerakan dan pertumbuhan janin.
Organ perut kanan bawah Cecum, Appendix,Ascending Colon, Right ovary and Fallopian tube,
Right ureter.
ICD 10 :International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems revisike 10 atau
disingkat dengan ICD-10 buku ini di Indonesia dikenal dengan nama Klasifikasi Internasional Penyakit
revisi ke 10 disingkat sebagai KIP/10 adalah buku mengenai pengkodean atas penyakit dan tanda-tanda,
gejala, temuan-temuan yang abnormal, keluhan, keadaan sosial dan eksternal menyebabkan cedera atau
penyakit,seperti yang diklasifikasikan oleh World Health Organization (WHO),
Dalam pengkodean ini menetapkan lebih dari 155.000 memungkinkan berbagai kode dan memungkinkan
yang banyak berasal dari pelacakan diagnosis dan prosedur baru
dengan perluasan yang signifikan pada kode-kode yang telah tersedia 17.000 pengkodean pada ICD-9 dan
ICD-10 mulai bekerja dari tahun 1983 dan dapat diselesaikan pada tahun1992. Berikut adalah daftar ICD-
10 untuk kode klasifikasi, untuk versi tahun 2007 didapat tersambung pada
b. Klasifikasi penyakit berdasarkan menular dan tidak menular
- Penyakit menular merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dan bakteri yang berpindah dari
satu penderita ke penderita lain, dapat menyebar melalui udara, cairan atau kontak langsung
dengan penderitanya.
- Penyakit tidak menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya perlemahan organ manusia
itu sendiri maupun juga penyakit yang terasuk kedalam penyakit degeneratif (faktor usia)
- Daftar penyakit menular dan tidak menular :
6. Perbedaan modalitas radiologi dan nuklir (Kekurangan dan Kelebihan dalam bentuk tabel)
RADIOLOGI NUKLIR
Nuclear Medicine adalah modalitas
Radiologi adalah penggunaan sinar- pencitraan yang melibatkan injeksi,
DEFINISI x untuk memvisualisasikan struktur inhalasi atau injeksi pelacak
internal pasien. radioaktif untuk memvisualisasikan
berbagai organ.
Gambar yang dihasilkan
Tidak tersedia dibanyak rumah
Nampak tidak jelas bila tidak
sakit
sesuai.
Mahal
Terdapat efek paparan sinar
KEKURANGAN Harus disediakan lokasi
radiasi
pengolahan limbah paska
Hanya dalam gambar 2 dimensi
pemeriksaan.
Gambaran anatomi tampak
tumpang tindih.
Aman digunakan dan telah
lulus uji pangan (BPOM)
Amerika Serikat.
Efek samping hanya terjadi 2-3
per 100.000 Injection of x-ray
contrast media.
Sangat sensitive
Dapat memberikan data dengan
menjadikan organ tersebut
sebagai sumber radiasi,
sehingga membantu
Cepat, mudah, murah dan tersedia menetapkan penjalaran lesi.
KELEBIHAN
dibanyak rumah sakit. Sering digunakan untuk uji
screening terhadap pasien yang
menderita keganasan.
Tidak menimbulkan rasa sakit
Tidak memberikan efek
samping.
Selain untuk evaluasi anatomis,
dapat juga digunakan untuk
mengetahui fungsi organ
tersebut.
Dapat digunakan untuk
sterilisasi alat
7. Sebutkan modalitas nuklir (minimal 3)
Radiofarmaka merupakan senyawa radioaktif yang digunakan dalam bidang kedokteran nuklir, baik
untuk tujuan diagnosis maupun pengobatan. Terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu in vivo dan in vitro.
A. In vivo
Ditujukan untuk pemeriksaan organ dalam tubuh.
B. In Vitro
Digunakan diluar tubuh seperti pemeriksaan klinis dengan cara mengambil darah atau urin yang
dalam istilah klinis disebut dengan RadioImunnoAssay (RIA) dan ImmunoRadioMetric assay
(IRMA). Cara ini sederhana, cepat serta spesifik.
8. Sebutkan nama pemeriksaan nuklir pada otak serebri, thyroid, hepar, ginjal dan tulang.
NO ORGAN PEMERIKSAAN NUKLIR
1 Otak Serebri Sidik Otak
2 Thyroid Thyroid Scintigraphy / Sidik Thyroid
3 Hepar Hepar Scintigraphy / Sidik Hepar
4 Ginjal Renogram
5 Tulang Bone Scintigraphy / Sidik tulang
Pneumonia
yang terjadi
pada satu lobus
atau segmen
kemungkinan
sekunder
disebabkan oleh
obstruksi Menggambarkan
Pneumonia bronkus adanya udara yang
1
Lobaris misalnya : pada terejebak di ruang
aspirasi benda pleura
asing atau
proses
keganasan
Menggambarka
n adanya udara
yang terejebak
di ruang pleura
Bronkopneumo
nia adalah
peradangan
paru yang
disebabkan oleh
bermacam- opasitas lobus kiri bawah
2 Bronchopneumoni
macam etiologi dengan efusi pleura.
jamur dan
seperti bakteri,
virus, dan
benda
asing
Infeksi paru yg
dikarenakan
Mycobacterium Adanya gambaran seperti
3 TB paru anak Tuberculosis awan pada lobus atas paru
(MTB) yg sebelah kanan
menyerang
anak-anak
adanya udara
atau gas di
rongga pleura
(yaitu, jarak
potensial antara Adanya udara yang ditandai
pleura viseral warna hitam (lucent) pada
4 Pneumothorax
dan parietal rongga pleura lapang paru
paru), yang kanan
dapat
mengganggu
oksigenasi dan /
atau ventilasi.
adalah
kumpulan
cairan yang
abnormal ada di
ruang pleura, Adanya penumpukan cairan
5 Efusi pleura biasanya akibat pada paru kanan. Dalam
produksi cairan stadium malignant
berlebih dan /
atau penurunan
penyerapan
limfatik.
F. Hydropneumothorax
Fraktur komplit 1/3 proximal ulna sebelah kiri ditandai dengan adanya
bayangan lusen diskontinyu, dengan dislokasi kaput radius dan terdapat
shortening
K. Fraktur galleazi
M. Fraktur colles
N). Osteosarcoma
Osteosarkoma adalah tumor ganas tulang primer yang berasal dari sel mesenkimal primitif yang
memproduksi tulang dan matriks osteoid.
Foto polos dari osteosarkoma dengan gambaran Codman triangle (arrow) dan difus, mineralisasi
osteoid diantara jaringan lunak.
Tumor giant cell (TGC) tulang merupakan sebuah lesi yang bersifat jinak tetapi secara lokal dapat
bersifat agresif dan destruktif yang ditandai dengan adanya vaskularisasi yang banyak pada jaringan
penyambung termasuk proliferasi sel-sel mononuklear pada stroma dan banyaknya sel datia yang
tersebar serupa osteoklas.
Stadium I
Lesi osteolitik berbatas tegas tanpa deformasi korteks tulang dan dapat disertai reaksi
sklerotik di sekitar lesi.
Stadium II
Lesi osteolitik berbatas tegas disertai gambaran septa/trabekulasi di dalam tumor yang
terlihat membagi lesi tumor dalam beberapa kompartemen disertai deformitas korteks
tulang berupa bulging/ ekspansif dan penipisan/erosi korteks serta terlihat perluasan lesi
tumor ke subartikular dan ke metafisis.
Stadium III
Adanya erosi dan destruksi korteks tulang disertai perluasan tumor ke metafisis,
subartikular dan keluar dari tulang masuk ke jaringan lunak secara cepat yang terlihat
sebagai soft tissue mass (massa jaringan lunak). Dapat terlihat reaksi periosteal berupa
segitiga Codman bila terdapat fraktur patologis.
Sinusitis Waters view of the patient in showing an air-fluid level in the right frontal and bilateral
maxillary sinuses
Q). Osteomielitis
Rarefaction (penipisan) is seen in the lower tibia associated with periosteal reaction
Bone destruction of head of 2nd metatarsal with periosteal new bone formation characteristic of
osteomyelitis
Merupakan insfeksi paru yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis dimana prosesnya
lebih luas dari lesi minimal.
Terdapatnya gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat, biasanya
terdiri dari atelektasis, ektasis/multikavitas dan fibrosis parenkim paru.
TB paru lama curiga masih aktif ditandai adanya garis fibrotik di apex kanan, curiga infiltrat kanan.
Schwarte kanan dengan penarikan organ mediastinum ke kanan, destroyed lung kanan.
Tampak gambaran coin lesion yang tersebar pada kedua lapang paru
a. PERDARAHAN INTRACEREBRI
Definisi:
Hemoragi intraserebral terjadi akibat pecahnya mikroaneurisma arteri-arteri kecil.
Gambaran :
- Darah pada CT scan terlihat sebagai area hiperdense dengan densitas 55-99 HU
- Terdapat efek massa, biasanya ada pendorongan, midline shift, atau kompresi ventrikel
- Akut: Tampak area hiperdens homogen
- Subakut (2-4 minggu sejak onset serangan): tampak gambaran enhancement berbentuk cincin di daerah
perifer hematom yang bisa menetap sampai 1 bulan
- Kronis (>4 minggu): area hematom akan jadi hipodens berbatas tegas karena hematomnya telah diserap.
Stroke kardioemboli adalah suatu gangguan neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh
darah, dimana secara mendadak atau cepat timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah, fokal diotak, akibat
suatu emboli yang berasal dari jantung.
Gejala utama:
Awitannya yang tiba-tiba dengan defisit maksimal
Adanya penyebab emboli yang potensial dari jantung
Infark otak multipel pada korteks atau serebelum pada teritorial pembuluh darah yang multipel
Gambaran:
- Gambaran infark didaerah kortek superfisial yang berbentuk huruf V dan infark yang besar.
- Terdapat kelainan hipodens dengan batas kurang tegas pada fase, awal, kemudian menjadi semakin tegas.
c. STROKE AKUT ATHEROTROMBOTIK
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar (termasuk sistem arteri karotis)
dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus posterior). Tempat terjadinya trombosis yang
paling sering adalah titik percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna.
Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah (sehingga meningkatkan resiko
pembentukan trombus aterosklerosis (ulserasi plak), dan perlengketan platelet.
Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisetemia, anemia sickle sel, defisiensi protein C, displasia
fibromuskular dari arteri serebral, dan vasokonstriksi yang berkepanjangan akibat gangguan migren. Setiap proses
yang menyebabkan diseksi arteri serebral juga dapat menyebabkan terjadinya stroke trombotik (contohnya trauma,
diseksi aorta thorasik, arteritis).
d. EPIDURAL HEMATOMA
Definisi:
Perdarahan yang terjadi antara tabula interna dan duramater. Hematom masif akibat pecahnya a. meningea
media atau sinus venosus. Dapat disertai fraktur tulang tengkorak atau tanpa fraktur.
Gejala klinis:
- Lucid interval (+)
- Kesadaran makin menurun
- Late hemiparese kontralateral lesi
- Pupil anisokor
- Reflex Babinski (+) kontralateral lesi
- Fraktur daerah temporal
Gambaran :
Gambaran hiperdens (perdarahan) berbatas tegas, bentuk bikonveks melekat pada tabula interna dan
mendesak ventrikel ke sisi kontralateral.
Lokalisasi yang paling sering dikenai adalah di daerah temporal, frontal atau fossa posterior
Perdarahan tidak melewati garis sutura
Garis fraktur yang berhubungan mungkin dapat terlihat
e. SUBDURAL HEMATOMA
Definisi
Perdarahan yang terjadi akibat robekan vena-vena di daerah korteks serebri atau perdarahan antara
duramater dan arachnoid akibat robeknya bridging vein oleh suatu trauma.
Gejala klinis:
- Sakit kepala
- Kesadaran menurun +/-
Gambaran :
- Lokalisasi terutama di daerah frontoparietotemporal.
- PSD akut : gambaran hiperdens (perdarahan ) tipis, merata berbentuk semilunar atau bulan sabit di antara
tabula dan parenkim otak.
- PSD fase subakut: (2-4 minggu pasca cedera): koleksi cairan bersifat isodens dengan jaringan otak.
- PSD fase kronik: (>4 minggu pasca cedera): koleksi cairan xantokrom yang dibatasi membran jaringan
fibrous pada bagian medial.
f. PERDARAHAN INTRAVENTRIKULER
Perdarahan intraventrikuler dibagi menjadi 2, perdarahan primer intraventrikel dan perdarahan sekunder
intraventrikel. perdarahan primer intraventrikel yaitu darah hanya dalam sistem ventriuler, tanpa adanya rupture
ataulaserasi dinding ventrikel. Disebutkan pula bahwa PIVH merupakan perdarahan intreserebral nontraumatik yang
terbatas pada sistem ventrikel.
Sedangkan perdarahan sekunder intreventrikuler muncul akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral dalam dan
jauh dari periventrikular, yang meluas ke sistem ventrikel. Primary menandakan tampilan patologik dan bukan
menandakan etiologi yang tidak diketahui.
g. FRAKTUR LE FORT
Le fort 1
Garis fraktur berjalan dari sepanjang maksilla bagian bawah sampai dengan bawah rongga hidung, disebut juga
dengan fraktur Guerin. Kerusakan yang mungkin:
1. Prosesus arteoralis
2. Bagian dari sinus maksillaris
3. Palatum durum
4. Bagian bawah lamina pterygoid
Le fort II
Garis fraktur melalui tulang hidung dan diteruskan ke tulang lakrimalis, dasar orbita, pinggir infraorbital
dan menyebrang ke bagian atas dari sinus maksilaris juga kearah lamina pterygoid sampai fossa pterigo palatina,
disebut juga fraktur pyramid, fraktur ini dapat merusak sistem lakrimalis karena sangat mudah digerakkan maka
disebut juga fraktur ini sebagai floating maksila (maksila yang melayang)
Le fort III
Garis fraktur melalui sutura nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid junction melalui fissure orbitalis
superior melintang kearah dinding lateral ke orbita, sutura zigomatikum frontal dan sutura tempero-zigomatikum
disebut juga sebagai cranio-facial disjunction
h. HIDROSEFALUS
Kongenital
Hidrosefalus kongenital disebabkan oleh stenosis aquaduct atau foramen-foramen magendi dan luskha,
serta anomali struktur fossa serebri posterior. Pada CT-Scan akan tampak dilatasi ventrikel lateralis dan ventrikel III
pada stenonis aquaduct , sedang ventrikel IV normal. Dilatasi ventrikel lateralis bisa hebat , sehingga batas dengan
tabula interna sangat tipis (koteks serebri tipis), sukar dibedakan dengan hidranensefali lanjut. Pada sindrom Dandy
Walker, tampak pelebaran ventrikel lateralis, ventrikel III dan ventrikel IV berbentuk kistik.
Dewasa
Ukuran ventrikel melebar
Ujung tumpul
Bila terdapat area hipodens pada kornu ventrikel lateralis menujukkan proses sedang akut
i.METASTASIS INTRACRANIAL
Metastasis ini bisa soliter atau multiple. Pada plain ct tampak beberapa area agak hiperdens dengan edema
(hipodens) di sekelilingnya. Pada pemberian media kontras tampak enhancement berbentuk nodul atau ringlike
(metastasis besar)
a. mastoiditis
Rontgen mastoid
Secara normal akan terlihat gambaran honey comb. Jika terjadi mastoiditis akan telihat lebih opaq.
Kesan radiologi: adanya opasifikasi sel-sel udara oelh cairan dan hilangnya trabekulasi normal dari sel-sel tersebut.
Hilangnya contour masing-masing sel.
Tipe sel mastoid berdasarkan radiologi (3)
1. Tipe pneumatik: pneumatisasi mastoid normal, maka rongga udara mastoid terbentuk sempurna
2. Tipe diploik: pneumatisasi terganggu proses infeksi, terdapat kelompok sel-sel besar
3. Tipe mastoid sklerotik: tulang mastoid tebal akibat aktivitas osteoblas yang dirangsang oleh infeksi kronik
atau berulang.
1. Posisi Schuller
Memperlihatkan mastoid dari lateral. Pneumatisasi mastoid serta struktur trabekulasi akan terlihat jelas.
Dapat menentukan ukuran mastod. Sertadapat memperlihatkan kanalis auditorius eksterna, visualisasi atic
atau epitimpanum.
3. Posisi Stenver
Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan dapat terlihat kanalis auditorius interna
4. Posisi chadwell
Memperlihatkan frontal mastoid dan ruang telinga tengah. Dan dapat memperlihatkan telnga dalam
b.sinusitis
Rontgen sinus
Pada sinusitis sinusitis tampak penebalan mukosa, air fludi level, perselubungan homogen pada satu sisi atau lebih
sinus para nasal, penebalan dinding sinus dengan sklerotik
2. Posisi lateral
Foto lateral kepala dilakukan dengan kaset terletak sebelah lateral dengan sentrasi diluar kansus mata,
sehingga dinding posterior dan dasar sinus maksila berhimpit satu sama lain.
3. Posisi waters
Paling seing digunakan. Secara ideal pyramid tulang petrosum diproyeksi pada dasar sinus maksilaris.
Maksud dari posisi ini adalah untuk memproyeksi tulang petrosus supaya terletak dibawah antrum maksila
sehingga kedua sinus dapa di evaluasi. Kepala pasien daguya menyentuk permukaan meja. Bidang yang
melalui kantus media mata dan tragus membentuksudut lebih kurang 37 derajat dengan film. Foto waters
umumnya dilakukan pada keadaan mulut tertutup. Pada posisi mulut terbuka akan dapat menilai daerah
dinding posterior sinus sphenoid.
4. Posisi submentoverteks
Dimabil dengna meletakkan film pada vertex, kepala pasien menengadah sehingga garis infraorbitameatal
sejajar dengan film. Sentrasi tegak lurus kaset dalam bidang midsagital melalui sella tursica kearah vertex.
Banyak variasi sudut sentrasi pada posisi ini, agar mendapatkan yang terbaik pada beberapa bagian basis
kranii khusunya sinus frontals dan dinding posterior sinus maksilaris
5. Posisi Rhese
Disebut juga posisi oblique apat mengevaluasi bagian posterior sinus etmoid, kanalis optikus, dan lantai
dasar orbita sisi lain.
6. Towne
Diambil dengan beberapa variasi sudut angulasi antara 30-60 kearah garis orbitomeatal. Sentrasi dari depan
kira-kira 8 cm di atas glabella dari foto polos kepala dalam bidang midsagital. Proyeksi ini adalah posisi
paling baik untuk menganalisis dinding posterior sinus maksilaris, fissure orbita inferior, kondilus
mandibularis, dan arkus zigomatikus posterior.
c.fraktur nasal
Posisi
1. AP
Memperlihatkan dislokasi septum dari maxillary crest dan deeciasa nasal root.
2. Waters
Memperlihatkan deviasu septum, displaced quadrangular cartilage dari maxillary crest, dan deviasi nasal
root.
3. Coronal CT
d. abses Ludwig
Infeksi pada ruang submental, sublingual, dan submandibular. Secara klinis akan terlihat pembengkakakn di
dasar mulut. Dan disertai dengan infeksi gigi. Dalam kasus yang tidak cepat ditangani dapat menyebar ke
mediastinum sehingga menimbulkan chest pain.
Pemeriksaan:
CT-scan dengan kontras dapat terlihat pembengkakan pada dasar mulut yang disertai dengan perubahan lemak
subkutan dan penebalan otot platysmus. Pembengkakan KGB submental atau submandibular juga akan terlihat,
disertai pembentukan pus.
e. spondilitis lumbal
Rontgen
Dapat dilihat pada posisi AP, lateral, dan oblique dari spine lumbal. Posisi lateral merupakan yang paling sensitif
untuk mendeteksi fraktur, sedangkan posisi oblique palig spesifik.
Pada posisi lateral akan terlihat linear lucent pada pars interarticularis. Lucent tersebut juga dapat dilihat pada posisi
oblique. Pada posisi oblique akan terlihat seperti Scottie dog.
CT scan
Spondylolysis pada CT lumbar spine terlihat sebagai linear lucency pars interarticularis. Pada beberapa pasien,
fragmen pars interarticularis akan terlihat. Paling mudah terlihat pada sagital pada axial image. Pada axial images
dect dari pars akan mudah di identifikasi dengan tidak terlihatnya bony ring pada level vertebrae.
Jika tidak terlihat pada rotgen dan CT bisa dilihat pada Magnetic resonance imaging (MRI) dan single-photon
emission computed tomography (SPECT) bone.
Rontgen
Infeksinya menyebar sub ligament sehingga terdapat pada bawah anterior longitudinal ligamen, terdapat space pada
posterior dan terjadi pada beberapa level vertebrae. Terlihat reduksi vertebrae dan irregular pada magrin anterior
vertebrae. Dapat terlihat juga deformitas gibus dan plana bvertebrae. Selain itu pada pemeriksaan thorax akan
ditemukan lesi tb.
CT and MRI
Untuk menentukan penyebaran dan keterlibatan komponen epidural dan kompresi. Paling bagus MRI selanjutnya
Ctsan dengan kontras. Dapat terlihat irregular pada endplate dan aspek anterior vertebrae, bone marrow edema.
13. manfaat dari pemeriksaan
a. BNO IVP
- indikasi
indikasi pemeriksaan BNO IVP antara lain :
nephrolithiasis (batu ginjal)
vesicolithiasis (batu vesica urinari)
nefritis (radang ginjal)
cystitis (radang vesica urinari)
ureterolithiasis (batu ureter)
tumor
hipertrofi prostat.
- ekspertise BNO IVP normal
BNO
Tidak tampak urolitiasis opak.
Tidak tampak ileus ditandai distribusi udara dalam usus halus dan kolon normal, psoas line
normal.
b. HSG
- indikasi
Menentukan keberhasilan tindakan operasi sterilitas,
Sterilitas primer maupun sekunder untuk melihat normal tuba (paten tidaknya tuba)
Fibronyoma pada uteri
Perlekatan-perlekatan dalam uterus,adenomiosis.
Kelainan endometrium : polip endometrium, hiperplasia dan hipoplasia endometrium,
Kanker endometrium, mioma uteri, adhesi/sinekia
Abortus berulang
Kelainan kongenital uterus misalnya : septum uterus, uterus bikornis
Uterus dupleks
c. Colon in Loop
- indikasi
Obstruksi atau illeus adalah penyumbatan pada daerah usus besar.
Invaginasi adalah melipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri.
Stenosis adalah penyempitan saluran usus besar.
Volvulus adalah penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus ke bagian usus yang
lain.
Atresia ani adalah tidak adanya saluran dari colon yang seharusnya ada.
Kolitis, adalah penyakit-penyakit inflamasi pada colon, termasuk didalamnya colitis ulseratif
dan kolitis crohn
Carsinoma atau keganasan
Divertikel, merupakan kantong yang menonjol pada dinding colon, terdiri atasapisan mukosa
dan muskularis mukosa.
Megakolon
d. uretrografi
- indikasi
Striktur
Retensi urine
Kelainan kongenital
Fistule
Tumor
Batu uretra
e. esofagografi
- indikasi : diduga mengalami kelainan esofagus baik karena infeksi, kongenital, trauma, neoplasia,
maupun metabolik, mencakup hiatal hernia, achalasia, atresia esofagus, spasme esofagus, striktura
esofagus, divertikula esofagus, varises esophagus, dan esofagiti.
15 . Interventional radiology (umumnya disingkat dengan IR atau kadang di singkat pula dengan VIR
yakni Vascular and Interventional Radiology; istilah ini juga dikenal dengan Image-Guided Surgery atau Surgical
Radiology) adalah satu subspesialisasi dari Radiology yang menyangkut prosedur-prosedur pemeriksaan bersifat
minimal invasive menggunakan image guidance. Beberapa prosedur IR dikerjakan hanya murni untuk tujuan-tujuan
diagnostik (contoh: angiogram), sementara beberapa prosedut IR lainnya adalah dikerjakan untuk tujuan-tujuan
treatmen atau pengobatan (contoh: angioplasty).
16. A. Pengertian
USG itu adalah kepanjangan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang prinsip dasarnya menggunakan
gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh telinga kita. Dengan alat USG ini sekarang
pemeriksaan organ-organ tubuh dapat dilakukan dengan aman (tidak ada Efek radiasi). Jadi kesimpulannya apabila
pemeriksaan kehamilan seminggu sekali menggunakan alat USG ini sama sekali tidak ada efeknya negatifnya
kepada bayi yang dikandung.
B. Manfaat
Ultransonografi atau USG memiliki banyak manfaat. Alat yang menggunakan gelombang suara ini digunakan dalam
dunia kedokteran kandungan sejak 1961. Tidak ada efek samping berarti dari USG asal tidak digunakan terus
menerus selama berjam-jam. Beberapa hal yang bisa diketahui dari penggunaan USG antara lain adalah :
1.Konfirmasi kehamilan : Di usia kehamilan lima setengah minggu, embrio dapat dilihat lewat USG. Di usia 7
minggu, detak jantung janin dapat diketahui
2. Usia kehamilan : ukuran tubuh fetus biasanya digunakan untukj mengukur usia kehamilan. Ukuran ini bisa
diketahui lewat pemantauan dengan USG > Tanggal persalinan pun dapat diperkirakan dengan mudah.
3.Pertumbuhan dan perkembangan janin
4.Ancaman keguguran : jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai kesehatan dari tetus. Detak jantung
janin jelas berarti prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan
5.Plasenta bermasalah : USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adanya masalah seperti plasenta previa
(plasenta menutup jalan lahir)
6.Hamil ganda/kembar : jumlah fetus dapat dipastikan lewat USG. Karena itu, bila ada bayi kembar, orang tua dapat
mengetahuinya sejak awal.
7.Ukuran cairan ketuban : lewat USG, cairan ketuban bisa diukur. Jumlah cairan ketuban yang berlebih maupun
kurang dapat mempengaruhi kondisi janin. Mengecek lewat USG sangat bermanfaat untuk keperluan ini.
8.Kelainan posisi janin : kelainan posisi atau letak janin seperti sungsang dan melintang juga bisa dipantau lewat alat
canggih ini
9.Jenis kelamin bayi : bagi banyak orang, hal ini merupakan abgian terpenting dalam proses kontrol kehamilan
17. CT Scan adalah singkatan dari Computerized Tomography Scan, suatu alat pencitraan atau prosedur medis untuk
menggambarkan bagian-bagian tubuh tertentu menggunakan bantuan sinar-X khusus. Dibandingkan dengan foto
rongsen, CT scan lebih detil karena mengambil gambar dari potong-potongan organ yang diperiksa
MRI Dapat Membantu Identifikasi Penyakit. Share: Magnetic resonance imaging (MRI) atau pencitraan resonansi
magnetik adalahalat pemindai yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan
gambar struktur dan organ dalam tubuh.
MRI adalah salah satu cara dokter memeriksa dan menghasilkan gambar organ, jaringan, dan sistem rangka dengan
resolusi tinggi. Hal itu nantinya dapat membantu dokter melakukan diagnosis berbagai kondisi.
Jantung dan pembuluh darah
MRI yang dilakukan pada jantung atau pembuluh darah bertujuan melihat beberapa hal seperti
ukuran dan fungsi pada serambi jantung, ketebalan dan gerakan dinding jantung dan tingkat kerusakan
akibat serangan jantung. Selain itu dapat juga mendeteksi masalah struktural pada urat nadi, seperti dinding
pembuluh darah yang melemah atau sobek, maupun radang dan penyumbatan pada pembuluh darah.
Otak dan saraf tulang belakang
MRI paling sering digunakan untuk menguji pencitraan otak dan saraf tulang belakang. MRI pada
otak juga dapat dimanfaatkan untuk pertimbangan langkah operasi otak dengan melakukan identifikasi area
bahasa dan kendali gerakan yang penting. Beberapa penyakit pada otak dan saraf tulang belakang yang
dapat didiagnosis dengan MRI, antara lain stroke, tumor, aneurisma, multiple sclerosis, cedera saraf tulang
belakang, serta gangguan mata dan telinga bagian dalam.
Tulang dan sendi
Pada bagian tulang dan sendi, MRI dapat membantu mengevalusi kondisi seperti infeksi tulang,
kelainan pada tulang belakang, tumor pada tulang dan jaringan lunak, dan peradangan sendi. Juga dapat
mengetahui kondisi abnormal pada sendi yang disebabkan cedera traumatis atau berulang.
Payudara
MRI dapat digunakan pada wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara atau bagi mereka
yang memiliki jaringan payudara yang padat. Langkah ini efektif untuk memberikan informasi tambahan
dalam mendeteksi keberadaan sel kanker payudara selain menggunakan mamografi.
Organ internal lain
MRI juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi tumor atau gangguan lain dari berbagai organ
tubuh, termasuk hati, ginjal, limpa, pankreas, rahim, ovarium, prostat dan testis.