Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BELAJAR PEMBELAJARAN

(KOMPONEN PEMBELAJARAN)

Oleh:
KELOMPOK 9

NURUL KHATIFAH(1229542079)
SYAMSURIANI(1229542071)
PTIK 06 2012

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN PENDIDKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014

DFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 3
1. Latar belakng............................................................................ 3
2. Rumusan masalah..................................................................... 4
3. Tujuan........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 5
A . Komponen pembelajaran .............................................................. 5
1. Pengertian komponen pembelajaran....................................... 5
2. Macam macam komponen pembelajaran................................ 6
3. Paran komponen pembelajaran............................................... 12
4.Fungsi komponen pembelajaran............................................... 14
B. Tujuan pembelajaran....................................................................... 17
BAB III PENUTUP............................................................................... 21
1. Kesimpulan................................................................................ 21
2. Saran ......................................................................................... 21
3. Daftar pustaka........................................................................... 22

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar

Belakang

Sejak lahir manusia memerlukan dunia luar untuk mengembangkan potensi dan
melangsungkan hidupnya. Ia selalu mengadakan interaksi dengan dunia luar. Ia juga selalu
belajar, menyesuaikan diri dengan dunia luar. Berbagai macam cara ia gunakan dalam
kegiatan

belajar

(menyesuaikan

diri

dengan

dunia

luar)

itu.

Definisi belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Namun pada dasarnya
belajar merupakan suatu proses mental yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
prilaku.Belajar bukan hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga untuk mengembangkan
kemampuan (intelektual, sosial, fisik-motorik), dan pengembangan segi-segi afektif yaitu
sikap, minat, motivasi, nilai-nilai moral dan keagamaan (Sukmadinta, 2004: 251).Belajar
merupakan hal internal yang kompleks yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah
seluruh mental yang meliputi rentah-rentah kognitif, afektif dan psikomotorik. Proses belajar
mengaktualisasikan ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar tertentu kompleksitas
belajar dipandang dari dua subjek, yaitu dari segi siswa dan dari segi guru.
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam
memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang
dituangkan dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar
yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

1. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini akan dibahas beberapa masalah diantaranya:

2.

1.

Bagaimana tujuan belajar?

2.

Bagaimana tujuan pembelajaran?

Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1.

Untuk mengetahui tujuan belajar.

2.

Untuk mengetahui tujuan pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Komponen Pembelajaran
1. Pengertian Komponen Pembelajaran
Pembelajaran diambil dari terjemahan kata "Instructional". Seringkali orang
membedakan kata pembelajaran ini dengan "pengajaran", akan tetapi tidak jarang pula orang
memberikan pengertian yang sama untuk kedua kata tersebut.
Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran dapat dibedakan
pengertiannya. Kalau kata pengajaran hanya ada di dalam konteks guru-murid di kelas
formal, sedangkan kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru-murid di kelas
formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak dihadiri oleh guru secara
fisik di dalam kata pembelajaran ditekankan pada kegiatan belajar siswa melalui usaha-usaha
yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.
Dengan definisi seperti ini, kata pengajaran lingkupnya lebih sempit dibanding kata
pembelajaran. Di pihak lain ada yang berpandangan bahwa kata pembelajaran dan kata
pengajaran pada hakekatnya sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Cepi Riana, 2009).
Kedua pandangan tersebut dapat digunakan, yang terpenting adalah interaksi yang
terjadi antara guru dan siswa itu harus adil, yakni adanya komunikasi yang timbal balik di
antara keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung atau melalui media. Siswa
jangan selalu dianggap sebagai subjek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar
belakang, minat, dan kebutuhan, serta kemampuan yang berbeda. Peranan guru tidak hanya
terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing,
pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar
siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wikipedia, 2010).
Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu desain
pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa

(entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik
bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan digunakan, dan
unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat, kemudian KBM atau
pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama, yaitu guru bertindak
mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan
menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa
(Sudrajat, 2009).
Bagi guru sebagai dampak pembelajaran (instructional effect) berupa hasil yang dapat
diukur sebagai data hasil belajar siswa (angka/nilai) dan berupa masukan bagi pengembangan
pembelajaran selanjutnya. Sedangkan bagi siswa sebagai dampak pengiring (nurturent effect)
berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar
yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian. Jadi, ciri
utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. lnteraksi yang terjadi antara si
belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu dengan guru, teman-temannya, tutor, media
pembelajaran, dan atau sumber-sumber belajar yang lain. Sedangkan ciri-ciri lainnya dari
pembelajaran ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran itu sendiri
(Wikipedia, 2010).
2. Macam-Macam Komponen Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
a.

Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran


Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan

kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya,


menyajikannya dan menutup pelajaran .kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan
motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya
untuk menerima pelajaran dan juga mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah
dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah memberikan gambaran singkat tentang isi
pelajaran, penjelasan relevansi isis pelajaran baru, dan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran.

Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar

Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan
yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi
pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi
pelajaran.
Subkomponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan
pembelajaran
Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap
penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
b. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode

pembelajaran

adalah

cara

yang

digunakan

oleh

pengajar

dalam

menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan


pembelajaran. Pengajar atau guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan
dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran
mungkin dapat dikatakan tepat untuk suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran
yang lainnya, untuk itu guru haruslah pandai dalam memilih dan menggunakan metodemetode pembelajaran mana yang akan digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan
diberikan dan karakteristik siswa.
Berikut beberapa macam metode pembelajaran, yaitu:
a.

Metode ceramah

b.

Metode demonstrasi

c.

Metode diskusi

d.

Metode problem solving

e.

Metode studi mandiri

f.

Metode pembelajaran terprogram

g.

Metode discovery

h.

Metode simulasi

i.

Metode studi kasus

j.

Metode praktikum

k.

Metode bermain peran

c . Komponen ketiga yaitu media yang digunakan


Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Media dapat berbentuk orang/guru, alat-alat elektronik, media cetak, dsb.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media adalah :

4.

Ketepatan dengan tujuan pembelajaran


Dukungan terhadap isi pembelajaran
Kemudahan memperoleh media
Keterampilan guru dalam menggunakannya
Ketersediaan waktu menggunakannya
Sesuai dengan taraf berfikir siswa
Komponen keempat yaitu waktu tatap muka
Pengajar harus tahu alokasi waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan

pembelajaran dan waktu yang digunakan pengajar dalam menyampaikan informasi


pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan target yang ingin
dicapai.
5.

Komponen kelima yaitu pengelolaan kelas


Kelas adalah ruangan belajar (lingkungan fisik) dan lingkungan sosio-emosional.
Lingkungan fisik meliputi: ruangan kelas, keindahan kelas, pengaturan tempat duduk,
pengaturan sarana atau alat-alat lain, dan ventilasi dan pengaturan cahaya. Sedangkan
lingkungan sosio-emosional meliputi tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru,
pembinaan hubungan baik, dsb. Pengelolaan kelas menyiapkan kondisi yang optimal agar
proses belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.
Macam-macam komponen pembelajaran dilihat dari segi kontekstual (CTL) adalah
sebagai berikut :

a.

Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa


pengetahuan dibangun oleh manusia didalam dirinya sedikit demi sedikit, yang hasilnya
dapat diperluas melalui konteks yang terbatas.
Konstruktivisme, meliputi, (a) Membangun pemahaman me-reka sendiri dari
pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal, (b) Pembelajaran harus dikemas menjadi
proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Kontruktivisme merupakan landasan
berpikir kontekstual atau CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar
menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana
siswa sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur
pengetahuan yang dimilikinya.
b.

Inquiry (pencarian)
Merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari
melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep.
Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data,
kemudian disimpulkan.

c.

Questioning (bertanya)
Bertanya merupakan awal dari pengetahuan yang dimiliki seseorang. Bagi siswa
kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang
berbasis inquiriy, yaitu untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah
diketahui, dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahui.
Dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh gurumaupun oleh
siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa,sedangkan pertanyaan siswa
merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa,
guru dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke
kelas.
Questioning (bertanya), meliputi : (a) Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing
dan menilai kemampuan berpikir siswa, (b) Bagi siswa yang merupakan bagian penting
dalam pembelajaran yang berbasis inquiry. Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu
dimulai dari bertanya.

d.

Learning Community (masyarakat belajar)


Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil
kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari sharing antar teman, antar kelompok,
dan antar yang tau ke yang belum tau.
Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih
yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar. Aktivitas belajar secara
kelompok dapat memperluas perspektif serta membangun kecakapan interpersonal untuk
berhubungan dengan orang lain. Hal ini adanya pemahaman siswa terhadap bahan ajar akan
lebih baik jika peserta didik belajar bersama dalam kelompok dan memecahkan masalah
secara bersama pula. Mereka akan saling mengisi dan siswa yang kurang lebih berani
bertanya kepada anggota kelompoknya dan penjelasan dari temannya dengan bahasa yang
sederhana lebih cepat dimengerti. Asumsi ini diambil agar hasil belajar dapat diperoleh
melalui sharing antar teman atau antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu.

e.

Modeling (pemodelan)
Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,mendemonstrasi bagaimana
guru menginginkan siswanya untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar
siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model.
Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.

f.

Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya)


Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran
mengenai perkem-bangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis kontekstual atau CTL,
gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa
siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas
yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.

g.

Reflection ( Refleksi)
Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau
berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam
pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa
pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu. Demonstrasi, siswa diminta

menampilkan hasil penugasan kepada orang lain mengenai kompetensi yang telah mereka
kuasai.
Berdasarkan

strategi

pembelajaran,

komponen-komponen

yang

menentukan

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar , meliputi:


Siswa
Siswa adalah inti dari proses belajar mengajar. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Kemp, students are the center of the teaching and learning process, so they have to be
involved in almost all the phrases of the classroom interaction from planning to evaluation
(Kemp, 1997).
Untuk mendorong keterlibatan itu sendiri, Brown menekankan pentingnya perhatian
pada motivasi belajar siswa. The foreign language learner who is intrinsically meeting in
needs in learning the language will positively motivated to learn. When students are
motivated to learn, they usually pay attention, become actively involved in the learning and
direct their energies to the learning task (Brown,1987).
Guru
Selain siswa, faktor penting dalam proses belajar mengajar adalah guru. Guru sangat
berperan penting dalam menciptakan kelas yang komunikatif.
Breen dan Candlin dalam Nunan mengatakan bahwa peran guru adalah sebagai
fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga
bertindak sebagai pengamat (Breen dan Candlin, 1989).
Materi
Materi juga merupakan salah satu factor penentu keterlibatan siswa. Adapun
karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
1.

Adanya teks yang menarik

2.

Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir
siswa

3.

Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah
mereka miliki

4.

Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru


Tempat
Ruang kelas adalah tempat dimana proses belajar mengajar berlangsung. Ukuran
kelas dan jumlah siswa akan berdampak pada penerapan teknik dan metode mengajar yang
berbeda. Dalam hal mendorong dan meningkatkan keterlibatan siswa, guru bertugas
menciptakan suasana yang nyaman di kelas.
Waktu
Alokasi waktu untuk melakukan aktivitas dalam proses belajar mengajar juga
menentukan teknik dan metode yang akan diterapkan oleh guru. Menurut Burden dan Byrd,
kaitannya dengan waktu yang tersedia, guru perlu melakukan aktivitas yang bervariasi untuk
mencapai sasaran pembelajaran serta mendorong motivasi siswa. Guru harus berperan
sebagai pengatur waktu yang baik untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapat
kesempatan yang sama untuk terlibat dalam proses pembelajaran (Burden dan Byrd, 1999).
Fasilitas
Fasilitas dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas. Dalam
mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran.
3. Peran dan Hubungan Masing-Masing Komponen Pembelajaran
Hubungan buku teks dan komponen pembelajaran, meliputi:

a.

Hubungan buku teks dan kurikulum


Para guru yang setiap hari berkecimpung dalam dunia pembelajaran akan terasa benar betapa
erat hubungan antara kurikulum dan buku teks. Begitu eratnya, terasa hubungan itu saling
menunjang antara satu dengan yang lain. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa
kurikulum lebih dahulu daripada buku teks. Buku teks dianggap sebagai sarana penunjang
bagi kurikulum tersebut. Walaupun begitu, tidaklah menutup kemungkinan bahwa kurikulum

lahir berdasarkan adanya buku teks yang dianggap relatif baik sehingga perlu disusun
programnya secara bersistem.
Pada hakikatnya, kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Sementara itu,
buku teks adalah sarana belajar yang digunakan di sekolah untuk menunjang suatu program
pembelajaran. Dengan demikian, keberadaan kurikulum dan buku teks selalu berdekatan dan
berkaitan. Atau, dengan perkataan lain, kurikulum itu ibarat resep masakan dan buku teks
adalah bahan-bahan yang dilakukan untuk mengolah masakan tersebut. Dalam hal ini
pengolah atau juru masaknya adalah guru.
Namun demikian, kurikulum itu tidak bersifat menentukan segalanya. Pada kurikulum KTSP,
misalnya, yang pengembangannya dilakukan sepenuhnya oleh sekolah masih diperlukan
penafsiran, penjelasan, perincian, dan pemaduan terhadap kompetensi, hasil belajar, indikator,
dan materi pokok yang tercantum pada kurikulum itu. Dalam penulisan buku teks, penulis
masih perlu menyusun silabus, menentukan metode pembelajaran, mencari bahan yang sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai, dan menentukan cara penyajian bahan yang sesuai
dengan perkembangan anak. Mengingat keadaan kurikulum demikian itu, makin besarlah
tanggung jawab penulis buku teks untuk menjabarkan kurikulum dalam bentuk silabus.
b.

Hubungan buku teks dengan tujuan pembelajaran


Untuk maningkatkan hasil belajar siswa diperlukan penyediaan buku teks yang lengkap di
tangan siswa dan penerapan cara mempelajari buku teks yang baik. Penyediaan buku teks
yang lengkap di tangan siswa dapat dilakukan dengan cara: orang tua membelikan buku teks
yang sesuai dengan kebutuhan anaknya, perpustakaan sekolah menyediakan buku teks sesuai
dengan kebutuhan siswa dan perpustakaan sekolah memberikan pelayanan sebaik-baiknya
terhadap siswa. Peningkatan cara mempelajari buku teks yang baik dapat dilakukan dengan
cara memberikan bimbingan kepada siswa tentang bagaimana cara mempelajari buku teks
dengan baik.

c.

Hubungan buku teks dan siswa


Dengan membaca buku teks, siswa akan dapat terdorong untuk berpikir dan berbuat yang
positif, misalnya memecahkan masalah yang dilontarkan dalam buku teks, mengadakan
pengamatan yang disarankan dalam buku teks, atau melakukan pelatihan yang diinstruksikan
dalam buku teks. Dengan adanya dorongan yang konstruktif tersebut, maka dorongan atau
motif-motif yang tidak baik atau destruktif akan terkurangi atau terhalangi. Oleh karena itu

benar apa yang dikatakan oleh Musse dkk bahwa pengaruh buku teks terhadap anak bisa
dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) dapat mendorong perkembangan yang baik dan (2)
menghalangi perkembangan yang tidak baik (Musse dkk, 1963).
d.

Hubungan buku teks dan guru


Guru menggunakan buku teks karena ia memiliki beberapa fungsi. Sheldon mengajukan tiga
alasan utama yang diyakininya mengenai penggunaan buku teks oleh para guru. Pertama,
karena mengembangkan materi ajar sendiri sangat sulit dan berat bagi guru. Kedua, guru
mempunyai waktu yang terbatas untuk mengembangkan materi baru karena sifat dari
profesinya itu. Ketiga, adanya tekanan eksternal yang menekan banyak guru (Sheldon, 2001).
Ketiga alasan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh guru dalam memilih buku.
Penggunaan buku teks merupakan cara yang paling efisien karena waktu untuk
mempersiapkan bahan ajar berkurang. Di samping itu, buku menyediakan aktivitas yang
sudah siap untuk dilaksanakan dan membekali siswa dengan contoh konkret.
Alasan lain bagi penggunaan buku teks ialah karena buku teks merupakan kerangka kerja
yang mengatur dan menjadwalkan waktu kegiatan program pembelajaran. Di mata siswa,
tidak ada buku teks berarti tidak ada tujuan. Tanpa buku teks, siswa mengira bahwa mereka
tidak ditangani secara serius.
Dalam banyak situasi, buku teks dapat berperan sebagai silabus. Buku teks menyediakan teks
dan tugas pembelajaran yang siap pakai. Buku teks merupakan cara yang paling mudah untuk
menyediakan bahan pembelajaran. Siswa tidak mempunyai fokus yang jelas tanpa adanya
buku teks dan ketergantungan pada guru menjadi tinggi. Bagi guru baru yang kurang
berpengalaman, buku teks berarti keamanan, petunjuk, dan bantuan (Ansary, 2002).

e.

Hubungan buku teks dan media pembelajaran


Ada tiga jenis media pembelajaran yang biasa dipakai dalam pembelajaran, yaitu media
visual, media audio, dan media audio-visual. Dari masing-masing jenis media tersebut
terdapat berbagai bentuk media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Media mana yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat bahan
ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya.
Konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada peralatan (hardware), tetapi yang
lebih utama yaitu pesan atau informasi (software) yang disajikan melalui peralatan tersebut.

Dengan demikian konsep media pembelajaran itu mengandung pengertian adanya peralatan
dan pesan yang disampaikannya dalam satu kesatuan yang utuh.
f.

Hubungan buku teks dan strategi pembelajaran


Terkait dengan konsep-konsep pokok strategi pembelajaran, buku teks hendaknya mampu
mengomunikasikan materi dan menyampaikan informasi dengan menggunakan berbagai
metode pembelajaran agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya untuk kemudian
digunakan pada saat diperlukan. Hal ini hanya dapat dicapai bila penulis buku teks
mengetahui karakteristik siswa yang visual, yang auditorial maupun yang kinestik.
Buku teks tradisional yang mementingkan perkembangan intelektual haruslah diubah. Buku
teks modern lebih memperhatikan karakteristik kepribadian anak, baik mengenai segi emosi,
sosial, jasmani maupun segi intelektualnya. Penulis buku teks berusaha dengan sengaja
mengembangkan semua aspek pribadi anak dengan memberikan bahan pembelajaran yang
sesuai dan dengan cara penyampaian yang bervariasi. Hal ini mengingat bahwa sebenarnya
pribadi anak itu tidak dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian yang terpisah-pisah.
Dalam segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan yang utuh.

4. Fungsi Masing-Masing Komponen Pembelajaran


Berdasarkan rumusan komponen strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi:
a.

Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaan, fungsinya adalah:

memudahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan mengajarnya

memusatkan perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima
pelajaran

mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan
berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan
b.

Komponen kedua yaitu metode pembelajaran, fungsinya adalah:


Dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik mudah mencapai tujuan
pembelajaran.

c.

Komponen ketiga yaitu media yang digunakan, fungsinya adalah:

Mudah dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa dalam proses pembelajaran.
d.

Komponen keempat yaitu waktu tatap muka, fungsinya adalah:


Memudahkan dalam menyampaikan informasi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran
berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

e.

Komponen kelima yaitu pengelolaan kelas, fungsinya adalah:


Dapat menyiapkan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat berlangsung
secara lancar.
Berdasarkan segi kontekstual (CTL), komponen pembelajaran dikelompokkan menjadi:

1.

Konstruktivisme, fungsinya adalah :


Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada
pengetahuan awal.
Pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima
pengetahuan.
Siswa belajar sedikit-demi sedikit dari konteks terbatas.

2.

Inquiry, fungsinya adalah:

3.

Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis


Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis

Questioning, fungsinya adalah :


Menuntun siswa berpikir
Mengecek pemahaman siswa

4.

Masyarakat Belajar, fungsinya adalah :


Tukar pengalaman dan berbagi ide
Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain
Ada kerjasama untuk memecahkan masalah

5.

Permodelan, fungsinya adalah :


Mendemonstrasikan bagaimana Anda menginginkan para siswa untuk belajar
Melakukan apa yang Anda inginkan agar siswa melakukan

6.

Authentic Assessment, fungsinya adalah :

7.

Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa


Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa

Refleksi, fungsinya adalah :


Menelaah dan merespon terhadap kejadian, aktivitas, dan pengalaman

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam
perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan. sProses pembelajaran adalah proses membantu siswa belajar,yang
ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Seorang guru hanya dapat dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran jika terjadi
perubahan perilaku pada diri peserta didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Ada
hubungan fungsional antara perbuatan guru dengan perubahan perilaku peserta didik
(Kartadinata, 1997: 75).
Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai dampak dari proses
pembelajaran. Dampak pembelajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang
terwujud dalam hasil evaluasi pembelajaran. Dampak pembelajaran dapat dibedakan atas
dampak intruksional (instructional effeck) dan dampak tak langsung atau dampak iringan
(nurturant effeck). Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan
pembelajaran yang telah diprogramkan sebelumnya, sedangkan dampak iringan muncul
sebagai pengaruh atau terjdi sebagai pengalaman dari lingkungan belajar. Menurut
(Kartadinata (1997), dampak iringan bisa berwujud dalam bentuk pemahaman, apresiasi,
sikap, motivasi, kesadaran , keterampilan sosial, dan perilaku sejenis lainnya.
Di dalam proses pembelajaran guru tidak sekedar bertugas mentransfer pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Proses pembelajaran dipandang sebagai proses membantu peserta
didik belajar, membantu peserta didik mengembangkan dan mengubah perilaku (kognitif,
afektif dan psikomotorik); membantu menerjemahkan semua aspek tersebut ke dalam
perilaku-perilaku yang berguna dan bermakna.

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian tujuan pembelajran yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut:
1)

Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku


yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat
kompetensi tertentu.

2)

Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu
pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

3)

Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan
dapat dicapai sebagai hasil belajar.

4)

Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung
pembelajaran .
Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi

guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat
dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud
kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3)
membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4)
memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa
tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan
topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan
prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar
siswa.
Tujuan belajar dan pembelajaran yang lebih spesifik dikemukakan oleh taksonomi
Instruksional Bloom. Menurut Bloom, siswa belajar berarti menggunakan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya.
a. Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, sebagai berikut:

1)

Pengetahuan, yang berkenaan dengan ingtan tentang fakta, peristiwa, pengertian, kaidah,
teori, prinsip atau metode.

2)

Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

3)

Penerapan, kemampuan mengaplikasi yang mencakup kemampuan menerapkan metode


dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4)

Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga


struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya dapat menguraikan sebab-sebab
terjadinya sesuatu, dan memahami hubungan antar bagian-bagiannya.

5)

Sintesis, adalah proses memadukan bagian-bagian atau unsure-unsur secara logis,


mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun
program kerja.

6)

Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat, menilai, dan menentukan


keputusan tentang suatu hal berdasarkan criteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai hasil
karangan.
b. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku, yakni:

1)

Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan
hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan.

2)

Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpatisipasi dalam


suatu kegiatan.

3)

Penilaian dan penentuan sikap yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai,
mengakui dan menentukan sikap. Misalnya dapat menerima pendapat orang lain.

4)

Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai sebagai pedoman dan
pegangan hidup. Misalnya menempatkan suatu nilai dan menjadikannya sebagai pedoman
bertindak secara bertanggung jawab.

5)

Pembentukan pola hidup, yang mencakup menghayati nilai dan membentuknya menjadi
pola kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan mempermbangkan dan menunjukkan tindakan
disiplin.
c. Sedangkan ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku, yaitu:

1)

Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas serta menyadari
perbedaannya. Misalnya perbedaan warna, membedakan angka 6 (enam) dan 9 sembilan).

2)

Kesiapan, yang mencakup kesiapan secara jasmani dan rohani sebelum terjadinya suatu
gerakan atau rangkaian gerakan.

3)

Gerakan terbimbing, kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan peniruan,
seperti meniru gerak tari.

4)

Gerakan terbiasa, kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. Misalnya


melakukan lompat tinggi dengan tepat.

5)

Gerakan kompleks, yaitu kemampuan melakukan gerakan atau keterampulan yang terdiri
dari banyak tahap, secara lancer, efisien dan tepat. Misalnya membongkar pasang peralatan
secara tepat.

6)

Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian


pola gerak-gerak dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya keterampilan bertanding
olahraga.

7)

Kreativitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola gerak yang baru atas dasar
prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat tari kreasi baru (Dimyati, 2000).

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu,
sebagai beriukut:
1.

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap
yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.

2.

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam
perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
belajar yang diharapkan.

2. Saran
Saran dari penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu kita sebagai mahasiswa agar
memperluas lagi wawasan kita mengenai mata kulia Belajar dan Pembelajaran khususnya
menyangkut materi tujan belajar dan pembelajarn.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Sitti, Rahmaniar, 2007. Belajar dan pembelajaran. Unhalu. Kendari. Sardiman, A.M.,
2007. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
http://ekna-petir.blogspot.com/2011/03/makalah-tujuan-belajar-dan-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai