Anda di halaman 1dari 12

Tugas1

MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
ASAS DAN PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
KELAS PTIK 06
MURNIA NENGSI
ANDI NURFAIDAH

: (1229542085)
: (1229542086)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN PENDIDIKAN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah S.W.T atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga penyusunan makalah dengan judul Asas perinsip belajar dan pembelajaran akhirnya
dapat terselesaikan dengan baik. Kami mengharapkan dari isi makalah ini dapat di jadikan
suatu pedoman baik kami para mahasiswa yang kelak akan menjadi guru untuk mengajar anak
didik, sehingga pesan/materi dapat tersampaikan dengan baik.
Penyusunan makalah inipun kami kerjakan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Bapak Drs. M. Yusuf Mappiasse, M.Pd. pada mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran.
Penulis tahu, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dari sisi isi pembahasan, penulisan kalimat dan sebagainya,
beranjak dari kesadaran itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat konstruktif sebagai penambahan pengetahuan bagi penulis dalam
menyusun makalah di lain waktu.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga penyusunan makalah ini bermanfaat bagi
kita semua, Amin.

Makassar, 18 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..
Daftar Isi..............................

i
ii

Bab I Pendahuluan.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah..
C. Tujuan
Bab II Pembahasan.
A. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran.
B. Prinsip Belajar Dan Pembelajaran..
Bab IIII Penutup......................................
A. Kesimpulan..
B. Saran.................................
Daftar Pustaka.

1
1
2
2
3
3
3
8
8
8
9

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ada berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab pertanyaan
dengan melihat pendidikan dari salah satu aspek kehidupan tertentu atau kacamata disiplin
keilmuan tertentu. Misalnya pandangan sosiologik melihat pendidikan dari aspek sosial antara
lain mengartikan bahwa Pendidikan adalah sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan
dari generasi ke generasi(Ishak, 2005:27). Pandangan lain di lihat dari aspek budaya
menyebutkan bahwa pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai
nilai kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik melihat pendidikan dari
aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan pendidikan sebagai perkembangan
kapasitas individu secara optimal. Pandangan dari sudut ekonomi antara lain melihat bahwa
pendidikan itu adalah sebagai usaha penanaman modal insan (Human Investmen), dan yang
terakhir dilihat dari sudut pandang politik antara lain melihatnya sebagai pembinaan usaha
kader bangsa. Dari uraian diatas kita dapat menarik benang merahnya bahwa pendidikan itu
adalah suatu kebutuhan yang akan menjamin kelangsungan hidup bagi setiap manusia. Hal ini
telah terbukti dengan adanya proses dari pendidikan itu sendiri dimana pada masa sekarang ini,
seseorang yang berpendidikan akan memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan
dalam masyarakat. Nah, untuk mendukung hal tersebut tentunya diperlukan metode-metode
ataupun cara-cara yang akan membuat peserta didik mampu menyerap dan memahami materi
apa yang akan kita sampaikan yang nantinya kapasitas kita tentu saja akan menjadi seorang
pendidik. Selain dengan metode atau cara-cara yang efektif kita juga harus mampu memahami
peserta didik secara personal maupun secara kelompok. Dalam makalah yang akan kami
paparkan kali ini yaitu mengenai Prinsip Belajar dan Pembelajaran yang nantinya akan
membantu seorang pendidik untuk lebih memahami dan lebih mengenal peserta didiknya.

B.

RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan apa yang kami sampaikan sebelumnya bahwa makalah ini akan

membahas tentang Prinsip Belajar dan Pembelajaran, maka yang akan menjadi rumusan
masalahnya kali ini yaitu :
1.
2.

Apa Pengertian Belajar dan Pembelajaran ?


Apa saja yang menjadi Asas Prinsip Belajar dan Pembelajaran yang terapkan oleh guru
terhadap siswanya?

C. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam makalah ini adalah agar para pendidik mampu
dan mengerti akan tugasnya sebagai seorang pendidik yang baik dalam menyampaikan materimateri ataupun bahan-bahan yang akan di transformasikan kepada siswanya dengan
memperhatikan beberapa prinsip yang akan membantu dalam proses belajar mengajar dan
bagaimana cara menciptakan suasana kelas yang sesungguhnya dan yang di inginkan oleh
siswa agar dalam prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target yang akan
dicapai.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di
lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.
Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga
terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil
belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin
Iskandar : 2008 : 1)
Sedangkan pembelajaran/ instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan
belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan
mendukung pembelajaran itu nantinya.

B.

PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Ada banyak sekali teorti dan prinsip belajar yang dikemukakan olehh para ahli yang

satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar
tersebut terdapat prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi
guru dalam upaya meningkatkan cara mengajarnya. Adapun prinsip-prinsip Belajar dan
Pembelajaran yaitu :
1.

Perhatian dan Motivasi


Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori

belajr pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi
3

belajar (Gage dan Barliner, 1984 : 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Barliner, 1984 :
372).
Motivation is the concept we use when describe the force action on or within
organism to initiate and direct behavior. Demikian menurut H.L Petri (Petri, Herbert L,
1983:3). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan,
motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik
dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi
merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat
menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampian.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat
eksternal yakni datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebaginya. Motivasi
juga dibedakan atas motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik adalah tenaga
pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh, seorang siswa yang
dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di sekolah karena ingin memiliki
pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada
di luar perbuatan yang dilakukannya tetapi menjadi penyertanya, sebagai contoh, siswa belajar
dengan sungguh-sungguh bukan disebabkan ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya
tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah. Naik kelas dan
mendapatkan ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar.
2.

Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah
informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi.
Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu.
Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.
Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari
dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum Law of exercisenya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Dalam setiap proses
belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam, mulai dari
kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai pada kegiatan psikis yang susah untuk kita amati.
Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilanketerampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maslaah yang dihadapi, membandingkan satu
konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.
3.

Keterlibatan Langsung / Berpengalaman

Dalam Belajar yang menggunakan pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati
secara langsung tetapi ia juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Pentingnya

keterlibatan

langsung

dalam

belajar

dikemukakan

oleh

Jhon

Dewey

dengan Learning by doing. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar
harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara
memecahkan masalah (problem solving). Guru kapasitasnya hanya bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan sebagai keterlibatan fisik semata, namun
lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan
kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi
nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam
pembentukan keterampilan.
4.

Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barang kali yang paling tua adalah
yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya.Menurut teori ini belajar adalah melatih dayadaya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat,
menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka dayadaya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam,
maka daya-daya yang dilatih dengan mengadakan pengulangan-pengulangan akan menjadi
sempurna.

5.

Tantangan

Dari teori Medan yang dikemukakan oleh Kurt Lwewin, bahwa siswa dalam situasi belajar
berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan
belajar tersebut.apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia
akan masuk dalam medan baru dan tujuan yang baru pula, demikian seterusnya.
Agar anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar
haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung maslaah
yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan
generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-konsep dan
generalisasi tersebut.
Penggunaan metode eksperimen, inquiry, discovery juga memberikan tantangan bagi siswa
untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan positif maupun negatif juga
akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari
hukum yang tidak menyenangkan.
6.

Umpan Balik dan Penguatan


Prinsip belajar yang berkaitan dengan umpan bailk dan penguatan terutama ditekankan

oleh teori belajar Operant Conditionong dari B.F. Skinner. Kalau pada teori Conditionong yang
diberikan kondisi adalah stimulusnya, maka pada Operant Conditioning yang diperkuat adalah
responsnya. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil
yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan umpan balik yang menyenangkan
dan berpengaruh baik untuk usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut
B.F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak
menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif ataupun negatif dapat memperkuat
belajar (Gage dan Barliner, 1984:272).
Sebagai contoh siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai
yang baik dalam ulangan, maka nilai yang baik akan mendorong anak untuk belajar lebih giat
lagi. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa
6

takut tidak naik kelas. Karena takut tidak naik kelas, maka anak tersebut terdorong untuk
belajar lebih giat lagi. Dalam hal ini nilai buruk dan rasa takut akan mendorong anak tersebut
untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut dengan penguatan negatif dan di sini siswa
mencoba untuk menghindar dari peristiwa yang tidak menyenangkan. Format sajian dapat
berupa tagnya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara
belajar terjadinya umpan balik dan penguatan.
7.

Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang yang sama persis,

tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu terdapat pada
karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya,
perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan
klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individu.
Umumnya proses pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan
kemampuan yang rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan
pengetahuannya.
Pembelajaran yang klasikal yang mengabaikan perbedaan individu dapat diperbaiki
dengan berbagai cara. Antara lain dengan penggunaan metode atau strategi belajar mengajar
yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media
instruksional akan membantu melayani perbedaan-perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha
lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran
atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi
anak-anak yang kurang. Disamping itu dalam memberikan tugas-tugas hendaknya disesuaikan
dengan minat dan kemampuan siswa, sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun
kurang akan merasakan berhasil dalam di dalam pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas, kami dapat menarik kesimpulan antara lain :
1. Bahwa Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
2. Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu tidak boleh
sembarangan.
3. Proses Mengajar harus dijalankan sesuai dengan prinsip yang ada sehingga dapat
menciptakan suasana kelas yang di nginkan bersama
B.

SARAN
Dalam melaksanakan Proses Belajar dan Mengajar di kelas, sebaiknya sebagai calon

pendidik, kita harus bisa menjelaskan prinsip belajar, menerapkannya dalam upaya
meningkatkan kualitas kita sebagai calon pendidik dan juga menciptakan suasana yang akan
menjadikan siswa lebih nyaman dalam menerima bahan ajar yang akan kita berikan nantinya.

DAFTAR PUSTAKA
Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . Belajar dan Pembelajaran. 2002 Rineka Cipta &
Departemen Pendidikan & Kebudayaan.
Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran.2008
Universitas Samawa

Anda mungkin juga menyukai