Anda di halaman 1dari 3

Molaritas

Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan kosentrasi larutan,


selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol
zat yang terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi M
dan satuannya adalah mol/liter (James E. Brady, 2000).
Rumus yang digunakan untuk mencari molaritas larutan sebagai berikut :
M = g
x 1.000
Mr
V
Dengan :
M = molaritas (mol/liter)
V = volume larutan (liter)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
Contoh soal :
1. Tentukan molaritas larutan yang dibuat dari 2 gram NaOH (Mr = 40) yang
dilarutkan ke dalam air sampai volumenya menjadi 500 mL!
Penyelesaian :
Massa zat terlarut (NaOH) = 2 gram
Volume larutan = 500 mL
Mr NaOH = 40
2.

Berapa massa NaOH 0,1 M yang dibutuhkan untuk melarutkan 500ml liter air ?
Penyelesaian :
Molaritas = 0,1M
Volume = 500L
Mr = 40
M = _g_ x 1000
Mr
V
0,1= _g_ x 1000
40
500
Gram = 2 gram
2.2 Normalitas
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter
larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H +.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH -. Antara Normalitas
dan Molaritas terdapat hubungan : N = M x valensi

a.

Asam

BE =

b.

Mr
Sisa ion H+

Basa
BE = Mr
Sisa ion OHBE = bobot ekuivalen

Rumus yang digunakan untuk mencari Normalitas larutan sebagai berikut :


N =
g
x 1.000
Mr/sisa ion
V
Dengan:
N = normalitas (mol/liter)
V = volume larutan (liter)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
Contoh Soal :
1. Berapa massa yang dibutuhkan untuk melarutkan H2C2O4 . 2H2O (Mr = 126) 0,1 N
dalam volume 500L ?
Penyelesaian :
Volume = 500 L
Normalitas = 0,1 N
Sisa ion H+ = 2
Mr = 126
BE = Mr/sisa ion H+ = 126/2 = 63
N

= _g_ x 1000
BE
V
0,1 = _g_ x 1000
63
500
Gram = 3,15 gram

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara
zat terlarut dan pelarut.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:

a.
b.
c.
d.

Molaritas (M) : jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.


Normalitas (N) : jumlah mol ekuialen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Persentase : jumlah gram zat terlarut dalam untuk 100ml larutan.
PPM : jumlah mg zat per 1 liter larutan

Molaritas
Pada peristiwa pengenceran jumlah mol zat terlarut tetap sehingga berlaku rumus:
V1 . M1 = V2 . M2
Keterangan:
V1 = Volume sebelum pengenceran
V2 = Volume setelah pengenceran
M1 = Molaritas sebelum pengenceran
M2 = Molaritas setelah pengenceran
2. Normalitas
Pada normalitas berlaku rumus:
N1 . V1 = N2 . V2
3. Persen Volume
Persen volume menyatakan jumlah liter zat terlarut dalam 100 liter larutan.
4. Persen Berat
Persen berat menyatakan gram zat terlarut dalam 100 gram larutan (Keenan,1991).
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan meenyebabkan asam
sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit
(Brady,1999).

Anda mungkin juga menyukai