Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kerja Praktek PT.

Astra Daihatsu Motor

BAB IV
PROSES TRIMMING (ASSYMBLY PLANT)

4.1 Proses Produksi


4.1.1 Assymbly plant
Proses pembuatan sebuah kendaraan memerlukan serangkaian proses
yang panjang dimulai dari sebuah perencanaan dan desain gambar hingga menjadi
sebuah mobil yang handal serta berkualitas. Secara umum proses dari pembuatan
sebuah mobil dapat dibagi menjadi tiga proses utama, yaitu praproses produksi,
proses produksi inti, dan pascaproses.
Praproses produksi meliputi perencanaan
1. Planning
Desain dan pembuatan prototype; visualisasi 3D komputer; pembuatan
model dari Tanah liat.
2. Clay
Rancang detail interior, eksterior, serta fungsi utama.
3. Prototype
Numerous test of prototype, proses produksi inti meliputi pengepresan plat
baja (body stamping process); pengecoran aluminium (casting process) untuk
komponen mesin; perakitan mesin (engine assembly process); dan proses
perakitan komponen (assembling proses) yang meliputi tiga proses utama yaitu
pengelasan (welding), pengecatan (toso/painting), serta perakitan. Sedangkan
pascaproses produksi meliputi inspeksi produk jadi dan proses distribusi ketangan
pelanggan (customer) dan konsumen.
Prosess produksi inti yang dilakukan di PT Astra Daihatsu Motor berupa pabrikasi
yang merupakan real process dari pembuatan mobil Daihatsu. Secara detail
proses ini akan dijelaskan sebagai berikut:

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

40

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

1. Body Stamping Process


Body Stamping Process merupakan proses pertama dalam pembuatan
mobil. Pembuatan body part ini menggunakan material dengan ukuran dan
ketebalan yang berbedabeda dan disesuaikan kebutuhan. dengan bentuk dan jenis
mobil yang dibuat. Lembaran material berupa baja dan alumunium dipotong lalu
di press dengan menggunakan mesin press body (Die), setelah itu body part di cek
kualitasnya untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Gambar 4.1 Body Stamping Process

2. Allumunium Casting Process


Allumunium Casting Process merupakan proses pembuatan komponen
mesin seperti blok mesin, piston, roda gigi dan bagian bagian lainnya dari
campuran besi dan sisasisa material untuk membuat body. Material ini
dilelehkan kedalam tungku dengan suhu sekitar 1500 derajat celcius lalu dituang
kedalam sebuah alat cetak. Pembuatan bagianbagian mesin ini haruslah dengan
dimensi yang tepat sesuai dengan ukuran dan toleransinya untuk menjaga tingkat
presisinya. Proses polishing (penghalusan) sangat penting dilakukan khususnya
untuk bagian yang akan saling bergesekan seperti komponen piston dan blok
mesin.

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

41

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

Gambar 4.2 Allumunium Casting Process

3. Engine Assembly Process


Engine Assembly Process merupakan proses lanjutan dari allumunium
casting. Komponen mesin yang telah siap kemudian dirakit dengan bantuan
manusia. Proses perakitan mesin merupakan hal yang sangat penting dalam
mendapatkan performa mesin yang baik. Oleh karena itu, setelah dirakit mesin
akan di setting dan di tes untuk mendapatkan mesin yang ideal.

Gambar 4.3 Engine Assembly Process

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

42

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

4. Assembly Process
Assembly Process merupakan proses terbesar dari pembuatan sebuah
mobil. Pada tahapan ini semua komponen yang berasal dari Plant 1 (Stamping
Plant), Plant 2 (Casting Plant), dan Plant 3 (Engine Plant) dirakit pada Plant 4
(Assy Plan). Assy Plant di PT. ADM sendiri terdiri dari dua assy dimana masing
masing assy memiliki satu jalur. jalur 1 (satu) memproduksi produk XeniaAvanza-Terios-Rush (export-domestic) dengan takt time 1,45 menit. jalur 2 (dua)
memproduksi Grand Max (export-domestic)-Luxio-Xenia-Avanza dengan takt
time 1,7 menit. Setiap lini produksi memiliki 5 (lima) shop produksi yang terdiri
dari welding (pengelasan), toso (pengecatan), assembling (perakitan), inspection
and repair, dan delivery .
Welding merupakan proses perakitan atau penyatuan part hasil proses
stamping yang digabungkan dengan cara dilas. Proses ini sebagian besar
menggunakan sistem robotik tetapi tetap ada campur 33 33 tangan operator untuk
beberapa bagian tertentu. Welding process melalui beberapa tahapan yaitu
welding under body, main body, shell body, metal finish, dan welding buffer stock
yang merupakan proses pengaturan komposisi pola antrian di atas conveyor
(Heijunka).

Gambar 4.4 Welding Process

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

43

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

Setelah semua body part dirakit, body mobil selanjutnya menjalani proses
pengecatan (painting). Proses pengecatan ini dilakukan sebanyak tiga kali.
Pertama body mobil dicelupkan kedalam bak yang berisi cairan cat yang diproses
secara elektrolisa untuk mendapatkan pengecatan dasar yang berwarna putih
(under coat). Selanjutnya pelapisan kedua menggunakan cat berwarna abuabu
yang dilakukan secara robotik. Cat lapisan kedua ini dimaksudkan untuk menjaga
cat luar agar tetap baik sekaligus berfungsi melapisi panel agar tetap halus.
Lapisan terakhir (top coat) juga dilakukan dengan robot untuk menghasilkan
warna akhir kendaraan yang diinginkan.

Gambar 4.5 Toso atau Painting Process34 34

Subproses terakhir dalam assembly process adalah proses perakitan


semua part hingga menjadi sebuah mobil. Semua komponen baik yang diproduksi
sendiri maupun dari luar (subcount) akan di rakit di pabrik produsen. Proses
perakitan ini dilakukan dalam conveyor berjalan. Laju kecepatan conveyor
tergantung pada takt time perproses yang telah ditentukan, mobil yang dirakitpun
terdiri dari berbagai spesifikasi yang berbeda dalam satu conveyor mengikuti
heijunka pattern (pola heijunka) yang telah ditetapkan.

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

44

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

5. Inspection and Repair


Pascaproses yang pertama dari pembuatan mobil di pabrik Daihatsu ini
adalah berupa inspection and repair. Pada tahapan ini dilakukan proses
pemeriksaan semua unit yang telah jadi, serta proses perbaikan untuk unit yang
defect. Inspeksi dan perbaikan dilakukan dalam dua tahap. Pertama adalah RM 1
(Repair Mechanic 1) yaitu pemeriksaan out assy atau pemeriksaan unit yang
keluar dari proses perakitan yang dilanjutkan dengan RM 2. Kedua adalah final
inspection yaitu proses pemeriksaan terakhir setelah RM 2 untuk memastikan
apakah unit benarbenar sudah siap tarik atau siap kirim.

Gambar 4.6 Final Inspection Process

6. Delivery
Delivery (pengiriman) merupakan pascaproses terakhir dari proses
produksi. Proses pengiriman ini dilakukan pada unit yang telah jadi dan bebas
cacat. Unit yang siap kirim akan diberi label OK. Setelah unit OK, unit akan
melakukan administrasi dan pemberian buku 35 35 panduan (manual book) sesuai
dengan brand atau merek yang dimiliki yaitu D-Brand untuk unit Daihatsu dan TBrand untuk unit Toyota. Sebelum unit dikirim ke konsumen, cek unit terakhir
akan dilakukan oleh masing masing karyawan D-Brand dan T-Brand. Proses
delivery dilakukan oleh bagian Vehicle Logistic Delivery.

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

45

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

4.1.2 Proses Trimming


Proses Trimming adalah proses pemasangan kabel-kabel dan elektrikal
dalam mobil dilakukan secara manual.proses trimming proses awal assembly
setelah proses painting.proses ini mempunyai beberapa pos,setiap proses pada tiap
pos sudah diterapkan balancing proses yaitu pemerataan proses yang terlebih
didahulukan proses bagian dalam mobil.perakitan yang dilakukan ialah meliputi :
wire engine, wire floor, head linning, instrument panel,dashboard dan stop light.

Gambar 4.7 Trimming

4.1.3

Urutan Proses Trimming sampai akhir

1. T.1
Di proses pertama ini kerangka body yang dikirim dari PBS diturunkan
menggunakan bantuan hidrolik dan dijalankan dengan mesin konveyor di pos 1
ini dilakukan pemasangan stay E/G room, pemasangan insulator, dan memasukan
peralatan yang ada dalam box SPS . di pos ini terdapat 3 orang pekerja
2. T.2
Lanjut ke pos 2 pemasangan stay B/door, dan pemasangan silencer roof. Di
sini pekerjaan dilakukan ole 2 karyawan

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

46

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor


3. T.3
Masuk ke pos 3, mulai pemasangan wire (kabel) pada room main ,
pemasangan wire floor, dan pemasangan switch corsty (kanan). Jumlah pekerja 3
orang.
4. T.4
Pada pos 4 dilakukan pemasangan lampu combine (kiri), pemasangan motor
wiper, dan pemasangan duct assy, pekerjaan dilakukan oleh 3 orang karyawan.
5. T.5
Lanjut di pos 5 , mulai pemasangn moulding kiri dan moulding kanan serta
memasang lampu combine (kanan) , pada proses ini pekerja berjumlah 3 orang .
6. T.6
Pada pos 6 ini , dilakukan pemasangan blower mobil, untuk pos ini memiliki 1
orang pekerja.
7. T.7
Untuk pos 7, dilakukan pemasangan brake tube dan pemasangan routing kabel
fuel inlet, pada proses ini pekerja berjumlah 2 orang
8. T.8
Lanjut di pos 8 , yaitu pemasangan headlining, pemasangan wire back door,
dan pemasangan pedal, terdapat 3 orang pekerja pada proses ini.
9. T.9
Pemasangan PP member dan stiker seat serta pemasangan specer QTR,
diproses ini pekerja berjumlah 3 orang.
10. T.10
Pada pos yang ke 10 , dilakukan pemasangan orifice, yang dikerjkan oleh 1
pekerja
11. T.11
Lanjut di pos 11 dilakukan pemasangan routing wire IP (kiri), pemasangan
Grill room vent, pekerja berjumlah 2 orang.
12. T.12
Untuk pos 12 ,dilakukan pemasangan lock assy ,brake tube, serta pemasangan
tube cluth inner (kanan), pos ini dikerjakan oleh 3 pekerja.

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

47

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor


13. T.13
Pada pos 13 dilakukan pemasangan instrument panel,GRNS roof side dan
pemasangan lampu dome, pos ini memiliki 3 orang pekerja.
14. T.14
Lanjut proses di pos 14 dilakukan pemasangan opening (kanan dan kiri) serta
premer body. Proses ini dekerjakan oleh 3 pekerja.
15. T.15
Teakhir di pos 15 ini yaitu bagian Quality Gift disini dilakukan pengecekan
proses (kanan dan kiri) pekerjaan ini dilakukan oleh 2 pekerja. Selanjutnya
dikirim ke proses chasis 1.
4.1.4 Trimming proses
Pemasangan Hose Vacum
Urutan kerja
1. Lihar harigami
2. Ambil part tool
3. Pasang Tape Seat transparan 4 pcs
4. Routing wire E/G room main FR 7 pcs
5. S/A clamp pada hose assy vacuum (RHD)
6. Rapikan kabel hood lock LHD
7. Rapikan kabel hood lock RHD
8. TB Bolt Bracket Actuator 3 pcs
9. TB Bolt Valve 2 pcs
10. TB Bolt Way Clucth 1 pcs
11. Ps. Hose Assy Vacum
12. Beri marking
13. S/A clamp pada tube intake manifold 1 pcs
14. PS & TB clamp tube intake manifold 2 pcs
15. S/A clamp pada hose union ke conector tube 2 pcs
16. Ps. Hose union ke tube intake manifold
17. TB. Nut FR link wiper 6 pcs
18. s sebagai socket FR motor wiper (LBH)
Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

48

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

4.1.5 Nama Part


1. Hose assy vacuum
2. Hose assy vacuum
3. Hose assy vacuum
4. Tube, intake manifold to connector
5. Hose, union to connector tube
6. Clip
7. Clip
8. Clamp ( tube connector )
9. Bolt W/Washer ( tube connector )
10. Clamp (hitam putih)
11. Bolt W/Washer ( way clutch )
12. Bolt flange ( valve )
13. Bolt flange ( actuator )
14. Protector, HOOD,FR
4.2 Pemasangan Hose Assy Vacum (D01N)
1. Lihat harigami pada kolom Hose Assy Vacum
2. Ambil part Hose Assy Vacum, dari box sps menggunakan tangan kanan
3. Posisikan Hose Assy Vacum pada tube master cylinder kemudian pasang
dengan cara ditekan masuk sampai menyentuh Stopper tube
4. Cek ulang hasil proses
4.2.1

Standard

1. Tulisan atau lambing terlihat jelas dan terbaca.


2. Hose Assy Vacum tidak sobek, Hose tidak retak clip ada 2 pcs, terdapat
marking putih.
3. Hose masuk menyentuh stopper tube master cylinder, tidak terbalik ( marking
putih ke master cylinder ), tulisan engine kea rah engine hose tidak tertahan
atau melintir.
4. Hose terpasang rapat, tidak terbalik, arah clip kea rah engine jarak clip 2-5,5
mm (+3mm).
Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

49

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

Tindakan yang harus dilakukan bila terjadi penyimpangan


1.

Team member segera lapor ke team leader atau forman atau atasan
langsung

2.
6

Team leader atau forman/atasan langsung segera melakukan tindakan

Kemungkinan Defect
1. Hose terbalik
2. Clip terlepas
3. Salah pasang
4. Clip menyentuh wire

4.3 Repair yang biasa terjadi pada proses trimming


a. Salah pasang
b. Baut tidak center
c. Baut slek
d. Penembak baut miring
4.4 APD yang di gunakan pada proses trimming
1. Topi
2. Sarung tangan katun
3. Masker
4. Kacamata
5. Sarung penutup nadi
6. Ear plug
7. Respirator
8. Sepatu cats
9. Otto

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

50

Laporan Kerja Praktek PT.Astra Daihatsu Motor

Pada proses trimming ini setiap pos mendapatkan map yang isinya SOP untuk
setiap proses yang dikerjakan.tiap pos mendapatkan map ,1 map untuk 1 member,
di sini penting untuk kita memperhatikan lambang s yaitu safety ,dimana untuk
mengingatkan para member untu bekerja secara lebih hati-hati sesuai SOP yang
berlaku. Take time pada proses trimming yaiti 84 detik.

4.5 Metode (safety) yang digunakan :


1. Stop call wait : bila terjadi line stop, biasanya foreman menyalakan lampu
kuning yang ada di line
2. Tidak 3M : a. Tidak menerima
b. Tidak membuat
c. Tidak meneruskan
Note: Metode 3 M biasa digunakan ketika terjadi line stop
3. 5S adalah suatu metode dari Jepang mengenai penataan dan pemeliharaan
wilayah kerja secara intensif
Kriteria 5 S :

a. SEIRI

Pemilihan

b. SEITON

Kerapian

c. SEISO

Resik

d. SEIKETSU Rawat
e. SHITSUKE Kedisiplinan/ Rajin

Univ.Mercu Buana-Teknik Mesin

51

Anda mungkin juga menyukai