Disusun oleh
Kelompok 1 :
Frischilla Tika Salawoba 14061026
Esti Tumuwo14061024
Karli Ibuhu Oranye 14061021
Olivia Malensang 14061043
Cindy Renita Salawe 14061038
Stensia Bisandorong 14061040
Arsita Kakinsale 14061041
BAB I
Pendahuluan
1. Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang,
dan porousberarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau
berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang yang berhubungan dengan
usia di tandai dengan adanya demineralisasi tulang yang berakibat menurunnya
kepadatan tulang dan fraktur.
Osteoporosis adalah penyakit dengan ciri adanya penurunan massa tulang dan
kemerosotan mikro arsitektur jaringan tulang sehingga menyebabkan peningkatan
kerapuhan tulang dan sebagai konsekuensinya adalah peningkatan risiko fraktur
(WHO,1994; IOF,2011).
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1142/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman Pengendalian Osteoporosis, disebutkan
bahwa osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa
tulang dan adanya perubahan mikro- arsitektur jaringan tulang yang berakibat
menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang, sehingga tulang
mudah patah. Osteoporosis terjadi karena menurunnya massa tulang yang disebabkan
karena peningkatan resorbsi tulang melebihi pembentukan tulang (Price dan Wilson,
2006).
2. Etiologi
Beberapa penyebab osteoporosis dalam (Junaidi, 2007), yaitu:
a. Osteoporosis pascamenopause terjadi karena kurangnya hormon estrogen
(hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan
kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang
berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih
lambat. Hormon estrogen produksinya menurun 2-3 tahun sebelum
menopause dan terus berlangsung 3-4 tahun setelah meopause. Hal ini
berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun
pertama setelah menopause.
3. Klasifikasi Osteoporosis
Osteoporosis dibagi 2 kelompok, yaitu :
1) Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer berhubungan dengan kelainan pada tulang, yang
menyebabkan peningkatan proses resorpsi di tulang trabekula sehingga
meningkatkan resiko fraktur vertebra dan Colles. Pada usia decade awal pasca
menopause, wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan perbandingan 8:1
pada usia rata-rata 53-57 tahun.
2) Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab lain diluar
tulang . Hal ini meliputi :
Malnutrisi sebagai akibat kekurangan protein dalam diet atau karena
sindrom malabsorpsi
Beberapa kelainan endokrin seperti sindrom cushing tirotoksikosis
Immobilisasi yang cukup lama.
Berkurangnya kalsium
Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteoporosis adalah :
1. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat
fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12) adalah:
2. Nyeri timbul mendadak
3. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
4. Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur
5. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena
melakukan aktivitas
6. Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan
5. Pathway
Osteoporosis
Usia& Jenis Kelamin
Gaya Hidup
Produksi Hormon Tiroksin
Kalsium
Kepadatan Tulang
Retak
Nyeri Panggul
Ansietas
Resiko Cedera
6. Prognosis
Resiko retak meningkat pada pasien dengan osteoporosis. Lokasi frakturyang
paling umum pada pasien dengan osteoporosis adalah pinggul,ruas tulang
belakang, tulang paanggul, dan tulang pengumpil. Beberapa fraktur seperti
fraktur kompresi tulang belakang mempengaruhi kualitas hidup.Ada
peningkatan mobiditas dan mortalitas pada pasien yang mengalami fraktur
pinggul.Biaya perawatan kesehatan untuk pasien ini cukup mahal, dan
mencakup perawatan segera pada fraktur dan rehabilitasi yang perlu.
7. Pemeriksaan Penunjang
Tes diagnostic yang penting
Sinar X : Bagian tubuh yang akan di foto perlu diposisikan dengan baik
untuk melihat struktur tulang pokok, mengidentifikasi fraktur, dan
mendeteksi bagian- bagian asing.
Arthrogram : Sinar X pada suatu area sendi di ambil setelah menyuntikan
medium kontras kedalam ruang sendi untuk memperbesar visibilitasnya.
Arthroscopy : fiberoptic scope digunakan untuk secara visual memeriksa
sendi, dilakukan dibawah beberapa jenis anestesi.
Biopsi : Suatu conto jaringan di ambil dari suatu bagiaan tubuh ( tulang
atau otot ) untuk menentukan suatu penyakit jaringan.
CT_Scan : Axial tomography yang terkomputerisasi gambar manipulasi
computer untuk gambar atau foto radiologi yang tidak terhalangi oleh
anatomii mendasar. Dilakukan untuk mendeteksi tulang dan retak
metastasis.
Electromyography ( EMG ) : Berbagai elektroda tipe jarum kecil-kecil
dimasukan kedalam area otot untuk menguji potensi otot.
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) : MRI mendiagnosis permasalah
didaalam sendi, jaringan halus, tulang belakang, piringan sendi tak
bertulang, dan sumsum tulang belakang.
Myelography : Injeksi medium kontras kedalam ruang subarachnoid dari
tuulang belakang untuk memungkinkan visualisasi yang lebih baik
menyangkut tulang belakang.
Ultrasound : Gelombang suara digunakan untuk menghasilkan gambar.
Dilakukan untuk menetukan kehadiran massa, cairan atau perangkat
keras berhubungan dengan pembedahan.
8. Penatalaksanaan
Pengobatan
9. Pencegahan
- Pencegahan Primer
Pada saat kondisi sehat dan belum mengidap osteoporosis. Saat anakanak atau usia dini,remaja dan dewasa, tulang mulai membentuk
kepadatan tulang. Pada saat inilah,sejak dini membiasakan mengatur
dan menjaga pola makan, berolaraga,dan menjauhi kebiasaan buruk
seperti merokok dan konsumsi minuman yang mengandung alcohol.
-
Pencegahan Sekunder
Pencegahan bagi para penderita osteoporosis. Cara pencegahannya
anatara lain dengan mengkonsumsi asupan vitamin D dan kalsium,
selain itu juga bisa dilakukan senan osteoporosis, dan hindari resiko
jatuh yand mengakibatkan patah tulang
.
-
Pencegahan Tersier
Yaitu pada pendrita osteoporosis yang mengalami patah tulang yakni
dapaat melakukan dengan cara latihan fisik,fisioterapi, dan aktifitas
mandiri.
BAB II
Identitas.
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggalpengkajian, nomor
register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien
tersebutuntuk menentukan tindakan selanjutnya.
b. Riwayat Kesehatan
Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat perlu mengidentifikasi
adanya
- Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah), leher,dan pinggang.
- Berat badan menurun
- Biasanya diatas 45 tahun
- Jenis kelamin sering pada wanita.
- Pola latihan dan aktivitas
c. Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga,
pengisian waktu luang dan rekreasi,berpakaian, makan, mandi, dan toilet.
Olahraga dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akanmerasa lebih
baik. Selain itu, olahraga dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan
sendi.Lansia memerlukan aktifitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi
tubuh.Aktifitas tubuh memerlukaninteraksi yang kompleks antara saraf dan
musculoskeletal.
Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak
persendian adalah agility (kemampuan gerak cepat dan lancar ) menurun, dan
stamina menurun.
d. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
e. Pola nutrisi
Intake Kalsium
f. Pola tidur dan istirahat
Tidur terganggu karena nyeri
g. Pola persepsi kognitif
Nyeri panggul
h. Pola reproduksi seksualitas
Menopause
i. Pola mekanisme koping terhadap stress
Stres, cemas karena penyakitnya
j. Riwayat Psikososial. Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering
timbul kecemasan, takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri.
Perawat perlu mengkaji masalah-masalah psikologis yang timbul akibat proses
ketuaan dan efek penyakit yang menyertainya.
Pemeriksaan Fisik
-
Lakukan penekanan pada tulang punggung terdapat nyeri tekan atau nyeri
pergerakan
Periksa mobilitas pasien
Amati posisi pasien yang nampak membungkuk
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan untuk klien
osteoporosis sebagai berikut :
1. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot
BAB III
STUDI KASUS
Ny. R umur 60 tahun datang ke RS Lasallian dengan keluhan sakit yang sering
dirasakannya pada panggul sejak 3 bulan yang lalu dengan skala nyeri 7, rasa sakit itu
sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. R tidak memperdulikannya,
klien juga mengatakan bahwa ia merasa cemas dengan penyakitnya. Ketika
memeriksakan diri ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil
rongent menunjukkan bahwa Ny. R menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil
BMD T-score -3.Klien mengalami menopause sejak 10 tahun yang lalu. Menurut klien
dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda. Klien beranggapan bahwa keluhan
yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua.Klien tampak meringis kesakitan
dan pucat, aktifitas klien setiap hari dibantu oleh keluarga dan klien tampak cemas
dengan penyakitnya.Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah
mengalami penyakit dan tidak pernah dirawat di RS.Pola aktifitas diketahui klien
banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan
tidak suka olahraga karena tidak sempat.Pemeriksaan TB 161 cm, BB 76 kg (BB
sebelumnya 77 kg).
Hasil TTV klien:
TD : 130/90 mmHg
S: 36,50c
N :80x/menit
R : 20x/mnt
Pengkajian Keperawatan
1.
Biodata
Pasien
Nama
: Ny. R
Usia
: 60 tahun
Agama
: Kristen
Pendidikan
:SMA
Pekerjaan
: Swasta
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
: panggang jln kenangan no 1945
Diagnosa Medis
:Osteoporosis
Waktu/Tanggal Masuk RS : 25 Juli 2015 jam 05.00
Penanggung Jawab
Nama
: Ny. I
Usia
: 41 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Status pernikahan
: Menikah
Alamat
: panggang jln kenangan no 1945
Hubungan dengan klien : Adik klien
2.
3.
Keluhan Utama
Pasien mengeluh sakit pada panggul
Riwayat Kesehatan :
a.
Riwayat penyakit sekarang
Ny. R umur 60 tahun datang ke RS Lasallian dengan keluhan sakit yang sering
dirasakannya pada panggul sejak 3 bulan yang lalu, rasa sakit itu sudah dirasakan sejak
beberapa tahun yang lalu, namun Ny. R tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan
diri ke dokter Ny. R dianjurkan untuk tes darah dan rongent panggul. Hasil
rongent menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis
Hasil TTV klien:
TD : 130/90 mmHg
N :80x/menit
S: 36,50c
R : 20x/mnt
b.
Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit
c.
4.
1.
2.
4.
Pola Nutrisi
Pada saat dikaji pasien mengatakan tidak mengalami penurunan nafsu makan. Pasien
mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu pasien makan di bantu
oleh keluarganya.
Jenis makanan yang di konsumsi adalah nasi, ikan, dan sayur.
5.
6.
7.
8.
9.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis.
TD : 130/90 mmHg
N :80x/menit S: 36,50c
RR : 20x/mnt
Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak terdapat kemerahan
Matasimetris, konjungtiva anemis, hidung simetris tidak menggunakan pernapasan
cuping hidung,
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada nyeri telan.
Dada
Bentuk dada simetris
Pulmo : Inspeksi
: bentuk pengembangan paru simetris
Palpasi
: premitus taktil kiri dan kanan sama
Perkusi
: sonor
Auskultasi : vesikuler
Cor : Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis teraba pada mid clavicula SIC 5
Perkusi
:pekak/redup
Auskultasi : tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen
Inspeksi
: tidak terdapat kemerahan
Auskultasi
: suara peristaltik usus 7x/ menit
Palpasi
: tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi
: timpani
Genetalia
Tidak terkaji
Rectum
Tidak terkaji
Ekstremitas
atas :
ROM ka/ki : 3
Capilary refil : 2 detik
Akral : hangat
Bawah :
ROM ka/ki : 2
Capilary refil : 2 detik
Akral : hangat
7. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan laboratorium
Jam/Tgl
: 07.15/30 desember 2013
Parameter
Hasil
Satuan
Nilai normal
Interpretas
Hb
14
gr%
14-16
Normal
AL (angka leukosit)
11
ribu/ul
4-11
Normal
AE (angka eritrosit)
4,76
juta/ul
4,5-5,5
Normal
AT (angka trombosit)
350
ribu/ul
150-450
Normal
HMT
42,4
42-52
Normal
Albumin
2,74
mg/dl
3,5-5,5
Normal
Natrium
137,2
mmol/l
135-148
Normal
Kalium
4,32
mmol/l
3,5-5,3
Normal
Klorida
102,0
mmol/l
98-107
Normal
Glukosa Sewaktu
95
gr/dl
<105
Normal
Darah Lengkap :
N,
8. Terapi Medis
Terapi cairan :
- Infus RL 20 tpm
- Ketorolac
- Ranitidin
- Ondon
ANALISA DATA
Nama klien
: Ny.R
Umur
: 60 thn
Ruang Rawat : Mawar
No
Data Fokus
DS
1 : DS: Klien mengatakan sakit pada
panggul
DO: (+) meringgis kesakitan
Problem
Kepadatan tulang
menurun
Nyeri akut
Retak
(+) Pucat
Nyeri panggul
Nyeri akut
N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C
Skala nyeri 7 (0-10)
2 D
Kepadatan tulang
menurun
Penurunan fungsi
otot
Gangguan
mobilitas fisik
Gangguan mobilitas
Fisik
Kepadatan tulang
menurun
Kelainan bentuk
tubuh
Prioritas diagnosa
1. Nyeri akut b/d keretakan
2. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan fungsi otot
3. Ansietas b/d kelainan bentuk tubuh
Ansietas
Ansietas
Nama klien
: Ny.R
Umur
: 60 thn
Ruang Rawat : Mawar
N
o
1
DS:
Data
DS : Klien
mengatakan sakit pada
panggul
Skala nyeri 7 (0-10)
Intervensi
MANDIRI:
1.Kaji TTV
1. Untuk
mengetahui
KU klien
akibat nyeri
2. Untuk
mengetahui
tingakt nyeri
yang dirasakan
klien sehingga
mempermudah
intervensi
selanjutnya
3. Berikan posisi
yang nyaman untuk
klien
3. Dengan posisi
yang nyaman
diharapkan
nyeri dapat
berkurang
4. Anjurkan teknik
relaksasi
4. Agar klien
merasa lebih
(+) Pucat
TD: 130/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C
Skala nyeri 7
Rasional
KOLABORASI :
5. Pemberian obat
analgetik
MANDIRI
1.Atur posisi klien
sesuai kebutuhan
tenang
sehingga rasa
nyeri dapat
berkurang
5.obat analgetik untuk
menghilangkan rasa
nyeri
1.Untuk mencegah
terjadinya dekubitus
pada pasien tirah
baring
2.Lakukan latihan
ROM sesuai
dengan kemampuan
klien
2.Untuk menjaga
fungsi sendi serta
memelihara dan
mempertahankan
kekuatan otot
3. Anjurkan latihan
ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
3.Untuk membantu
klien agar ketahanan
otot dapat berangsurangsur meningkat
4. Anjurkan untuk
4.Untuk membantu
melakukan aktivitas agar klien terbiasa
sehari-hari secara
melakukan
3
DS : klien mengatakan
bahwa merasa cemas
dengan penyakitnya
DO : Klien tampak
cemas dan gelisah
TD: 130/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C
mandiri
aktifitasnya sehari-hari
tanpa bantuan orang
lain
KOLABORASI:
5. lakukan
kolaborasi dengan
fisioterapi
5.Dengan melakukan
fisioterapi bisa
memulihkan fungsi
otot dan sendi
MANDIRI :
1.Ciptakan
hubungan saling
percaya
2. Berikan
Informasi yang
terpercaya pada
pasien
MANDIRI
1. Agar pasien
mampu
mengungkapka
n perasaannya
2. Informasi yang
benar mampu
membangun
kepercayaan
antara pasien
dan perawat
3. Koping stress
yang positif
dapat
mengurangi
cemas
Hari 1
No
1
Dx
Tanggal
Nyeri
25 Juli 2015
06.00
Implementasi
Mandiri
1.Mengkaji TTV
Hasil :
TD: 130/90 mmHg, N: 80x/menit, R: 20x/menit,
Sb: 36,50C
2.Mengkaji skala nyeri
Hasil: Klien mengatakan rasa sakit skala nyeri 7
3.Memberikan posisi yang nyaman untuk klien
Hasil: klien berbaring dengan posisi yang nyaman
4.Meganjurkan teknik relaksasi
Hasil: Klien melakukan teknik napas dalam
Tanggal
25Juli 2016
14.00
Evaluasi
S : Klien mengatakan masih
terasa sakit pada bagian panggul
O: Klien tampak meringis
Klien berbaring dengan posisi
yang nyaman
Klien melakukan teknik napas
dalam
Skala nyeri 5
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 18x/menit
Sb: 36,50C
A: Masalah nyeri belum teratasi
KOLABORASI :
5. Pemberian obat analgetik
P: Intervensi lanjut
Gangguan
mobilitas
fisik
25 Juli 2015
07.00
MANDIRI
1.Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
Hasil: klien melakukan posisi yang nyaman
26 Juli 2015
07.00
P: Intervensi Lanjut
KOLABORASI:
5. Melakukan kolaborasi dengan fisioterapi
3
Ansietas
25 Juli 2015
14.10
MANDIRI :
1.Ciptakan hubungan saling percaya
25 Juli 2016
22.00
Implementasi ke-2
No
Dx
Nyeri
Implementasi
Tanggal
Evaluasi
Tanggal
25 Juli 2015
14.00
Mandiri
1.Mengkaji TTV
Hasil :
TD: 120/90 mmHg, N: 76x/menit, R: 18x/menit,
Sb: 36,50C
2.Mengkaji skala nyeri
Hasil: Klien mengatakan terasa sakit pada bagian
panggul skala nyeri 5
3.Memberikan posisi yang nyaman untuk klien
Hasil: klien berbaring dengan posisi yang nyaman
4.Meganjurkan teknik relaksasi
Hasil: Klien melakukan teknik napas dalam
KOLABORASI :
5. Pemberian obat analgetik
Gangguan
mobilitas
fisik
26 Juli 2015
07.10
MANDIRI
1.Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
Hasil: klien melakukan posisi yang nyaman
2.Melakukan latihan ROM sesuai dengan
kemampuan klien
Hsasil: Klien belum bisa melakukan ROM sesuai
kemampuan
3. Menganjurkan latihan ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
4. Menganjurkan untuk melakukan aktivitas seharihari secara mandiri
Hasil: Klien belum bisa melakukan aktivitas secara
mandiri
P: Intervensi lanjut
27 juli 2015
07.10
KOLABORASI:
5. Melakukan kolaborasi dengan fisioterapi
Ansietas
25 Juli 2015
MANDIRI :
22.100
06.00
Implementasi ke-3
No
1
Dx
Nyeri
Tanggal
25 Juli 2015
22.00
Implementasi
Mandiri
1.Mengkaji TTV
Hasil :
TD: 120/80 mmHg, N: 78x/menit, R: 18x/menit,
Sb: 36,50C
2.Mengkaji skala nyeri
Hasil: Klien mengatakan rasa sakit pada bagian
panggul sudah sedikit berkurang skala nyeri 5
3.Memberikan posisi yang nyaman untuk klien
Tanggal
26 Juli
2016
06.00
Evaluasi
S : Klien mengatakan rasa sakit
berkurang bagian panggul
O: Klien sudah tidak meringis
Klien berbaring dengan posisi
yang nyaman
Klien melakukan teknik napas
dalam
Skala nyeri 3
TD: 120/80 mmHg
N: 78x/menit
R: 18x/menit
Sb: 36,50C
KOLABORASI :
5. Pemberian obat analgetik
Gangguan
mobilitas
fisik
27 juli 2015
07.20
MANDIRI
1.Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
Hasil: klien melakukan posisi yang nyaman
2.Melakukan latihan ROM sesuai dengan
kemampuan klien
Hsasil: Klien sudah bisa melakukan ROM sesuai
kemampuannya
3. Menganjurkan latihan ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
28 Juli
2015
07.20
3
Ansietas
25 Juli 2015
06.10
MANDIRI :
1.Ciptakan hubungan saling percaya
26 Juli
2016
14.00
DAFTAR PUSTAKA
Mary Digiulio,RN, MSN,APRN, BC,. dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing
Padila, S.Kep, Ners. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuhamedika