Anda di halaman 1dari 28

Sistem Muskuloselektal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


OSTEOPOROSIS

Disusun oleh
Kelompok 1 :
Frischilla Tika Salawoba 14061026
Esti Tumuwo14061024
Karli Ibuhu Oranye 14061021
Olivia Malensang 14061043
Cindy Renita Salawe 14061038
Stensia Bisandorong 14061040
Arsita Kakinsale 14061041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
TAHUN 2016

BAB I
Pendahuluan
1. Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang,
dan porousberarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau
berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang yang berhubungan dengan
usia di tandai dengan adanya demineralisasi tulang yang berakibat menurunnya
kepadatan tulang dan fraktur.
Osteoporosis adalah penyakit dengan ciri adanya penurunan massa tulang dan
kemerosotan mikro arsitektur jaringan tulang sehingga menyebabkan peningkatan
kerapuhan tulang dan sebagai konsekuensinya adalah peningkatan risiko fraktur
(WHO,1994; IOF,2011).
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1142/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman Pengendalian Osteoporosis, disebutkan
bahwa osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa
tulang dan adanya perubahan mikro- arsitektur jaringan tulang yang berakibat
menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang, sehingga tulang
mudah patah. Osteoporosis terjadi karena menurunnya massa tulang yang disebabkan
karena peningkatan resorbsi tulang melebihi pembentukan tulang (Price dan Wilson,
2006).

2. Etiologi
Beberapa penyebab osteoporosis dalam (Junaidi, 2007), yaitu:
a. Osteoporosis pascamenopause terjadi karena kurangnya hormon estrogen
(hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan
kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang
berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih
lambat. Hormon estrogen produksinya menurun 2-3 tahun sebelum
menopause dan terus berlangsung 3-4 tahun setelah meopause. Hal ini
berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun
pertama setelah menopause.

b. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan


kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidak seimbangan antara
kecepatan
hancurnya
tulang (osteoklas) dan
pembentukan
tulang
baru(osteoblast). Senilis berati bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia
lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun
dan 2 kali lebih sering wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis
senilis dan pasca menopause.
c. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis
sekunder yang disebakan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit
ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama
tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (mislnya kortikosteroid,
barbiturat, anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian
alkohol yang berlebihan dapat memperburuk keadaan ini.
d. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin
yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

3. Klasifikasi Osteoporosis
Osteoporosis dibagi 2 kelompok, yaitu :
1) Osteoporosis Primer
Osteoporosis primer berhubungan dengan kelainan pada tulang, yang
menyebabkan peningkatan proses resorpsi di tulang trabekula sehingga
meningkatkan resiko fraktur vertebra dan Colles. Pada usia decade awal pasca
menopause, wanita lebih sering terkena dari pada pria dengan perbandingan 8:1
pada usia rata-rata 53-57 tahun.
2) Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab lain diluar
tulang . Hal ini meliputi :
Malnutrisi sebagai akibat kekurangan protein dalam diet atau karena
sindrom malabsorpsi
Beberapa kelainan endokrin seperti sindrom cushing tirotoksikosis
Immobilisasi yang cukup lama.
Berkurangnya kalsium

4. Manifestasi Klinik Osteoporosis

Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteoporosis adalah :
1. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat
fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12) adalah:
2. Nyeri timbul mendadak
3. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
4. Nyeri berkurang pada saat istirahat di t4 tidur
5. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah oleh karena
melakukan aktivitas
6. Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan

5. Pathway

Osteoporosis
Usia& Jenis Kelamin

Gaya Hidup
Produksi Hormon Tiroksin
Kalsium

Kepadatan Tulang

Retak

Kelainan Bentuk Tulang

Nyeri Panggul

Penurunan Kekuatan Otot

Ansietas

Nyeri AkutGangguan Mobilitas Fisiklemah


Gangguan Disfungsi Reproduksi
Intoleransi aktifitas

Resiko Cedera
6. Prognosis
Resiko retak meningkat pada pasien dengan osteoporosis. Lokasi frakturyang
paling umum pada pasien dengan osteoporosis adalah pinggul,ruas tulang
belakang, tulang paanggul, dan tulang pengumpil. Beberapa fraktur seperti
fraktur kompresi tulang belakang mempengaruhi kualitas hidup.Ada
peningkatan mobiditas dan mortalitas pada pasien yang mengalami fraktur
pinggul.Biaya perawatan kesehatan untuk pasien ini cukup mahal, dan
mencakup perawatan segera pada fraktur dan rehabilitasi yang perlu.
7. Pemeriksaan Penunjang
Tes diagnostic yang penting
Sinar X : Bagian tubuh yang akan di foto perlu diposisikan dengan baik
untuk melihat struktur tulang pokok, mengidentifikasi fraktur, dan
mendeteksi bagian- bagian asing.
Arthrogram : Sinar X pada suatu area sendi di ambil setelah menyuntikan
medium kontras kedalam ruang sendi untuk memperbesar visibilitasnya.
Arthroscopy : fiberoptic scope digunakan untuk secara visual memeriksa
sendi, dilakukan dibawah beberapa jenis anestesi.
Biopsi : Suatu conto jaringan di ambil dari suatu bagiaan tubuh ( tulang
atau otot ) untuk menentukan suatu penyakit jaringan.
CT_Scan : Axial tomography yang terkomputerisasi gambar manipulasi
computer untuk gambar atau foto radiologi yang tidak terhalangi oleh
anatomii mendasar. Dilakukan untuk mendeteksi tulang dan retak
metastasis.
Electromyography ( EMG ) : Berbagai elektroda tipe jarum kecil-kecil
dimasukan kedalam area otot untuk menguji potensi otot.
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) : MRI mendiagnosis permasalah
didaalam sendi, jaringan halus, tulang belakang, piringan sendi tak
bertulang, dan sumsum tulang belakang.
Myelography : Injeksi medium kontras kedalam ruang subarachnoid dari
tuulang belakang untuk memungkinkan visualisasi yang lebih baik
menyangkut tulang belakang.
Ultrasound : Gelombang suara digunakan untuk menghasilkan gambar.
Dilakukan untuk menetukan kehadiran massa, cairan atau perangkat
keras berhubungan dengan pembedahan.

8. Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaan pada klien dengan osteoporososis meliputi :


a.

Pengobatan

1) Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat meningkatkan


pembentukan tulan adalah Na-fluorida dan steroid anabolik
2) Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi
tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat

9. Pencegahan
- Pencegahan Primer
Pada saat kondisi sehat dan belum mengidap osteoporosis. Saat anakanak atau usia dini,remaja dan dewasa, tulang mulai membentuk
kepadatan tulang. Pada saat inilah,sejak dini membiasakan mengatur
dan menjaga pola makan, berolaraga,dan menjauhi kebiasaan buruk
seperti merokok dan konsumsi minuman yang mengandung alcohol.
-

Pencegahan Sekunder
Pencegahan bagi para penderita osteoporosis. Cara pencegahannya
anatara lain dengan mengkonsumsi asupan vitamin D dan kalsium,
selain itu juga bisa dilakukan senan osteoporosis, dan hindari resiko
jatuh yand mengakibatkan patah tulang

.
-

Pencegahan Tersier
Yaitu pada pendrita osteoporosis yang mengalami patah tulang yakni
dapaat melakukan dengan cara latihan fisik,fisioterapi, dan aktifitas
mandiri.

BAB II

Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam
menentukan statuskesehatan dan pola pertahanan penderita,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderitayang dapat diperoleh
melalui anamnese, pemeriksaan fisik dan riwayat psikososial.
a. Anamnesea

Identitas.
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggalpengkajian, nomor
register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien
tersebutuntuk menentukan tindakan selanjutnya.

Identitas penanggung jawab identitas penanggung jawab ini sangat perlu


untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab klienselama perawatan,
data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan,
hubungan denganklien dan alamat.

b. Riwayat Kesehatan
Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat perlu mengidentifikasi
adanya
- Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah), leher,dan pinggang.
- Berat badan menurun
- Biasanya diatas 45 tahun
- Jenis kelamin sering pada wanita.
- Pola latihan dan aktivitas
c. Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga,
pengisian waktu luang dan rekreasi,berpakaian, makan, mandi, dan toilet.
Olahraga dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akanmerasa lebih
baik. Selain itu, olahraga dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan
sendi.Lansia memerlukan aktifitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi
tubuh.Aktifitas tubuh memerlukaninteraksi yang kompleks antara saraf dan
musculoskeletal.
Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak
persendian adalah agility (kemampuan gerak cepat dan lancar ) menurun, dan
stamina menurun.
d. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit


Kebiasaan minum alkohol, kafein
Riwayat keluarga dengan osteoporosis

e. Pola nutrisi
Intake Kalsium
f. Pola tidur dan istirahat
Tidur terganggu karena nyeri
g. Pola persepsi kognitif
Nyeri panggul
h. Pola reproduksi seksualitas
Menopause
i. Pola mekanisme koping terhadap stress
Stres, cemas karena penyakitnya
j. Riwayat Psikososial. Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering
timbul kecemasan, takut melakukan aktivitas, dan perubahan konsep diri.
Perawat perlu mengkaji masalah-masalah psikologis yang timbul akibat proses
ketuaan dan efek penyakit yang menyertainya.
Pemeriksaan Fisik
-

Lakukan penekanan pada tulang punggung terdapat nyeri tekan atau nyeri
pergerakan
Periksa mobilitas pasien
Amati posisi pasien yang nampak membungkuk

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan untuk klien
osteoporosis sebagai berikut :
1. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot

2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan


kekuatan otot,disfungsi, nyeri otot
3. Potensial cedera : fraktur, yang berhubungan dengan demineralisasi,
jatuh
4. Gangguan body image b.d kelainan bentuktulang belakang
5. Gangguan disfungsi seksual b.d nyeri punggung
6. Cemas b.d takut akan terjadinya fraktur ulang
7. Kurang pengetahuan b.d pengelolaan atau program treatmen.

BAB III
STUDI KASUS
Ny. R umur 60 tahun datang ke RS Lasallian dengan keluhan sakit yang sering
dirasakannya pada panggul sejak 3 bulan yang lalu dengan skala nyeri 7, rasa sakit itu
sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. R tidak memperdulikannya,
klien juga mengatakan bahwa ia merasa cemas dengan penyakitnya. Ketika
memeriksakan diri ke dokter Ny. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil
rongent menunjukkan bahwa Ny. R menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil
BMD T-score -3.Klien mengalami menopause sejak 10 tahun yang lalu. Menurut klien
dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda. Klien beranggapan bahwa keluhan
yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua.Klien tampak meringis kesakitan
dan pucat, aktifitas klien setiap hari dibantu oleh keluarga dan klien tampak cemas
dengan penyakitnya.Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah
mengalami penyakit dan tidak pernah dirawat di RS.Pola aktifitas diketahui klien
banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan
tidak suka olahraga karena tidak sempat.Pemeriksaan TB 161 cm, BB 76 kg (BB
sebelumnya 77 kg).
Hasil TTV klien:
TD : 130/90 mmHg
S: 36,50c

N :80x/menit

R : 20x/mnt

Pengkajian Keperawatan
1.
Biodata
Pasien
Nama
: Ny. R
Usia
: 60 tahun
Agama
: Kristen
Pendidikan
:SMA
Pekerjaan
: Swasta
Status Pernikahan
: Menikah
Alamat
: panggang jln kenangan no 1945
Diagnosa Medis
:Osteoporosis
Waktu/Tanggal Masuk RS : 25 Juli 2015 jam 05.00
Penanggung Jawab
Nama
: Ny. I

Usia
: 41 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Status pernikahan
: Menikah
Alamat
: panggang jln kenangan no 1945
Hubungan dengan klien : Adik klien

2.

3.

Keluhan Utama
Pasien mengeluh sakit pada panggul
Riwayat Kesehatan :
a.
Riwayat penyakit sekarang
Ny. R umur 60 tahun datang ke RS Lasallian dengan keluhan sakit yang sering
dirasakannya pada panggul sejak 3 bulan yang lalu, rasa sakit itu sudah dirasakan sejak
beberapa tahun yang lalu, namun Ny. R tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan
diri ke dokter Ny. R dianjurkan untuk tes darah dan rongent panggul. Hasil
rongent menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis
Hasil TTV klien:
TD : 130/90 mmHg
N :80x/menit
S: 36,50c
R : 20x/mnt
b.

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit
c.

4.
1.

Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti yang dialami
pasien sekarang

Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien


Aktifitas dan Latihan
Klien mengatakan tidak bisa mandi sendiri dan tidak bisa melakukan aktivitas sendiri
karena merasa sakit. ADL dibantu oleh keluarga

2.

Tidur dan istirahat


Sebelum sakit : pasien sebelum sakit bisa tidur 8 jam pada malam hari dan 2 jam
pada siang hari.
Selama sakit : pasien hanya dapat tidur 5 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang
hari karena adanya nyeri
Kenyamanan dan Nyeri
P : pasien mengatakan sakitnya bertambah ketika berjalan
Q : pasien mengatakan sakitnya terasa seperti ditusuk-tusuk.
R : Panggul
S : skala nyeri 7 (0-10)
T : pasien mengatakan sakitnya terus menerus

4.

Pola Nutrisi
Pada saat dikaji pasien mengatakan tidak mengalami penurunan nafsu makan. Pasien
mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu pasien makan di bantu
oleh keluarganya.
Jenis makanan yang di konsumsi adalah nasi, ikan, dan sayur.

5.

Pola Cairan , Elektrolit dan Asam Basa


Pasien mengatakan bisa minum atau mampu menghabiskan 4 gelas air minum dan
pasien tidak mengalami dehidrasi.

6.

Pola Reproduksi seksualitas


Pasien mengatakan sudah menopause

7.

Pola Eliminasi bowel dan urine


Klien mengatakan BABnya di bantu oleh keluarganya, saat dikaji oleh perawat BAB
klien padat dan berwarna coklat dan berbau kas
Pasien mengatakan bisa berkemih 2-3x/hari, pasien tidak menggunakan kateter, pasien
bisa BAK dengan di bantu oleh keluarganya

8.

Pola mekanisme koping terhadap stress


Pasien mengatakan cemas karena penyakitnya

9.

Pola Riwayat Psikososial


- Malu dengan keadaan tubuhnya
- Tidak bisa duduk terlalu lama
- Tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan seksual
- Cemas akan keadaanya

5.
a.

b.

c.
d.

e.

f.
g.
h.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis.
TD : 130/90 mmHg
N :80x/menit S: 36,50c
RR : 20x/mnt
Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak terdapat kemerahan
Matasimetris, konjungtiva anemis, hidung simetris tidak menggunakan pernapasan
cuping hidung,
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada nyeri telan.
Dada
Bentuk dada simetris
Pulmo : Inspeksi
: bentuk pengembangan paru simetris
Palpasi
: premitus taktil kiri dan kanan sama
Perkusi
: sonor
Auskultasi : vesikuler
Cor : Inspeksi
: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis teraba pada mid clavicula SIC 5
Perkusi
:pekak/redup
Auskultasi : tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen
Inspeksi
: tidak terdapat kemerahan
Auskultasi
: suara peristaltik usus 7x/ menit
Palpasi
: tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi
: timpani
Genetalia
Tidak terkaji
Rectum
Tidak terkaji
Ekstremitas
atas :
ROM ka/ki : 3
Capilary refil : 2 detik
Akral : hangat
Bawah :
ROM ka/ki : 2
Capilary refil : 2 detik
Akral : hangat

7. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan laboratorium
Jam/Tgl
: 07.15/30 desember 2013
Parameter

Hasil

Satuan

Nilai normal

Interpretas

Hb

14

gr%

14-16

Normal

AL (angka leukosit)

11

ribu/ul

4-11

Normal

AE (angka eritrosit)

4,76

juta/ul

4,5-5,5

Normal

AT (angka trombosit)

350

ribu/ul

150-450

Normal

HMT

42,4

42-52

Normal

Albumin

2,74

mg/dl

3,5-5,5

Normal

Natrium

137,2

mmol/l

135-148

Normal

Kalium

4,32

mmol/l

3,5-5,3

Normal

Klorida

102,0

mmol/l

98-107

Normal

Glukosa Sewaktu

95

gr/dl

<105

Normal

Darah Lengkap :
N,

Foto polos sendi (rontgen) :

Pemeriksaan cairan sendi : Dijumpai peningkatan kekentalan cairan sendi.

Pemeriksaan BMD (Bone Mineral Density) : T- score - 3 ( Penyusutan massa


tulang)

8. Terapi Medis
Terapi cairan :
- Infus RL 20 tpm
- Ketorolac
- Ranitidin
- Ondon

ANALISA DATA
Nama klien
: Ny.R
Umur
: 60 thn
Ruang Rawat : Mawar
No

Data Fokus

DS
1 : DS: Klien mengatakan sakit pada
panggul
DO: (+) meringgis kesakitan

No.Rekam Medis : 11130048


Diagnosa Medis :Osteoporosis
Alamat
:Panggang
Etiologi

Problem

Kepadatan tulang
menurun

Nyeri akut

Retak

(+) Pucat

Nyeri panggul

TD: 130/90 mmHg

Nyeri akut

N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C
Skala nyeri 7 (0-10)

2 D

DS : klien mengatakan sulit


untuk beraktivitasdan klien
mengatakan selalu di
bantuoleh keluarganya untuk
memenuhi ADLnya

D DO: (+) sulit untuk beraktivitas


dan selalu dibantu oleh
keluarganya dalam memenuhi
ADL
TD: 130/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C

Kepadatan tulang
menurun
Penurunan fungsi
otot
Gangguan
mobilitas fisik

Gangguan mobilitas
Fisik

DS : klien mengatakan bahwa


merasa cemas dengan
penyaktnya
DO : Klien tampak cemas dan
gelisah

Kepadatan tulang
menurun
Kelainan bentuk
tubuh

TD: 130/90 mmHg


N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C

Prioritas diagnosa
1. Nyeri akut b/d keretakan
2. Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan fungsi otot
3. Ansietas b/d kelainan bentuk tubuh

Ansietas

Ansietas

Nama klien
: Ny.R
Umur
: 60 thn
Ruang Rawat : Mawar
N
o
1
DS:

Data
DS : Klien
mengatakan sakit pada
panggul
Skala nyeri 7 (0-10)

DO: (+) meringgis


kesakitan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No.Rekam Medis:
11130048
Diagnosa Medis:
Osteoporosis
Alamat:
Panggang
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri Akut b/d adanya
retak pada panggul

Tujuan dan Kriteria Hasil


Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x8 jam
Diharapkan rasa nyeri berkurang
Dengan criteria hasil :
- Skala nyeri 7 menjadi
skala nyeri 2
- Klien merasa nyaman

Intervensi
MANDIRI:
1.Kaji TTV

1. Untuk
mengetahui
KU klien
akibat nyeri

2.Kaji skala nyeri

2. Untuk
mengetahui
tingakt nyeri
yang dirasakan
klien sehingga
mempermudah
intervensi
selanjutnya

3. Berikan posisi
yang nyaman untuk
klien

3. Dengan posisi
yang nyaman
diharapkan
nyeri dapat
berkurang

4. Anjurkan teknik
relaksasi

4. Agar klien
merasa lebih

(+) Pucat
TD: 130/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C
Skala nyeri 7

Rasional

KOLABORASI :
5. Pemberian obat
analgetik

Setelah dilakukan tindakan


G Gangguan mobilitas fisik keperawatan selama 3x24 jam
DS: klien mengatakan b/d penurunan fungsi diharapkan klien dapat
sulituntuk
otot
melakukan aktivitas fisik dan
beraktivitasdan klien
fungsi otot klien dapat berfungsi
mengatakan selalu di
kembali.
bantuoleh keluarganya
untuk memenuhi
ADLnya

DO: (+) sulit untuk


beraktivitas dan selalu
dibantu oleh
keluarganya dalam
memenuhi ADL
TD: 130/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C

MANDIRI
1.Atur posisi klien
sesuai kebutuhan

tenang
sehingga rasa
nyeri dapat
berkurang
5.obat analgetik untuk
menghilangkan rasa
nyeri

1.Untuk mencegah
terjadinya dekubitus
pada pasien tirah
baring

2.Lakukan latihan
ROM sesuai
dengan kemampuan
klien

2.Untuk menjaga
fungsi sendi serta
memelihara dan
mempertahankan
kekuatan otot

3. Anjurkan latihan
ambulasi sesuai
dengan kebutuhan

3.Untuk membantu
klien agar ketahanan
otot dapat berangsurangsur meningkat

4. Anjurkan untuk
4.Untuk membantu
melakukan aktivitas agar klien terbiasa
sehari-hari secara
melakukan

3
DS : klien mengatakan
bahwa merasa cemas
dengan penyakitnya

DO : Klien tampak
cemas dan gelisah
TD: 130/90 mmHg
N: 80x/menit
R: 20x/menit
Sb: 36,50C

Ansietas b/d Kelainan


bentuk tubuh

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x8 jam
klien dapat mengatasi
kecemasannya.

mandiri

aktifitasnya sehari-hari
tanpa bantuan orang
lain

KOLABORASI:
5. lakukan
kolaborasi dengan
fisioterapi

5.Dengan melakukan
fisioterapi bisa
memulihkan fungsi
otot dan sendi

MANDIRI :
1.Ciptakan
hubungan saling
percaya

2. Berikan
Informasi yang
terpercaya pada
pasien

3. Ajari klien untuk


koping stress secara
positif

MANDIRI
1. Agar pasien
mampu
mengungkapka
n perasaannya
2. Informasi yang
benar mampu
membangun
kepercayaan
antara pasien
dan perawat
3. Koping stress
yang positif
dapat
mengurangi
cemas

IMPEMENTASI DAN EVALUASI

Hari 1
No
1

Dx

Tanggal

Nyeri

25 Juli 2015
06.00

Implementasi
Mandiri
1.Mengkaji TTV
Hasil :
TD: 130/90 mmHg, N: 80x/menit, R: 20x/menit,
Sb: 36,50C
2.Mengkaji skala nyeri
Hasil: Klien mengatakan rasa sakit skala nyeri 7
3.Memberikan posisi yang nyaman untuk klien
Hasil: klien berbaring dengan posisi yang nyaman
4.Meganjurkan teknik relaksasi
Hasil: Klien melakukan teknik napas dalam

Tanggal
25Juli 2016
14.00

Evaluasi
S : Klien mengatakan masih
terasa sakit pada bagian panggul
O: Klien tampak meringis
Klien berbaring dengan posisi
yang nyaman
Klien melakukan teknik napas
dalam
Skala nyeri 5
TD: 120/90 mmHg
N: 76x/menit
R: 18x/menit
Sb: 36,50C
A: Masalah nyeri belum teratasi

KOLABORASI :
5. Pemberian obat analgetik

P: Intervensi lanjut

Gangguan
mobilitas
fisik

25 Juli 2015
07.00

MANDIRI
1.Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
Hasil: klien melakukan posisi yang nyaman

26 Juli 2015
07.00

2.Melakukan latihan ROM sesuai dengan


kemampuan klien
Hsasil: Klien belum bisa melakukan ROM

S: Klien mengatakan sulituntuk


beraktivitasdan klien mengatakan
selalu di bantuoleh keluarganya
untuk memenuhi ADLnya

O:Klien belum bisa melakukan


aktivitas sendiri, dan melakuan
ROM sesuai kemampuan klien

3. Menganjurkan latihan ambulasi sesuai dengan


kebutuhan

A: Masalah Gangguan mobilitas


fisik belum teratasi

4. Menganjurkan untuk melakukan aktivitas seharihari secara mandiri


Hasil: Klien belum bisa melakukan aktivitas secara
mandiri

P: Intervensi Lanjut

KOLABORASI:
5. Melakukan kolaborasi dengan fisioterapi

3
Ansietas

25 Juli 2015
14.10

MANDIRI :
1.Ciptakan hubungan saling percaya

2. Berikan Informasi yang terpercaya pada pasien

25 Juli 2016
22.00

S: Klien mengatakan merasa


cemas dan gelisah karena
penyakitnya
O: Klien tampak gelisaah

3. Ajari klien untuk koping stress secara positif

A: Masalah Ansietas belum


teratasi
P: Intervensi lanjut

Implementasi ke-2
No

Dx

Nyeri

Implementasi

Tanggal

Evaluasi

Tanggal
25 Juli 2015
14.00

Mandiri
1.Mengkaji TTV
Hasil :
TD: 120/90 mmHg, N: 76x/menit, R: 18x/menit,
Sb: 36,50C
2.Mengkaji skala nyeri
Hasil: Klien mengatakan terasa sakit pada bagian
panggul skala nyeri 5
3.Memberikan posisi yang nyaman untuk klien
Hasil: klien berbaring dengan posisi yang nyaman
4.Meganjurkan teknik relaksasi
Hasil: Klien melakukan teknik napas dalam

25 Juli 2016 S : Klien mengatakan rasa sakit


22.00
pada bagian panggul sudah
sedikit berkurang
O: Klien tampak meringis
Klien berbaring dengan posisi
yang nyaman
Klien melakukan teknik napas
dalam
Skala nyeri 3
TD: 120/80 mmHg
N: 78x/menit
R: 18x/menit
Sb: 36,50C
A: Masalah nyeri belum teratasi

KOLABORASI :
5. Pemberian obat analgetik

Gangguan
mobilitas
fisik

26 Juli 2015
07.10

MANDIRI
1.Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
Hasil: klien melakukan posisi yang nyaman
2.Melakukan latihan ROM sesuai dengan
kemampuan klien
Hsasil: Klien belum bisa melakukan ROM sesuai
kemampuan
3. Menganjurkan latihan ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
4. Menganjurkan untuk melakukan aktivitas seharihari secara mandiri
Hasil: Klien belum bisa melakukan aktivitas secara
mandiri

P: Intervensi lanjut

27 juli 2015
07.10

S: Klien mengatakan sebagian


aktivitas seperti makan,bangun
dari tidur,berjalan sudah bisa
dilakukan secara
mandiri,walaupun masih sedikit
di bantu oleh keluarga
O: Klien sudah bisa melakukan
aktivitas sendiri seperti
makan,bangun dari tempat
tidur,berjalan dan klien sudah
bisa melakukan ROM sesuai
kemampuan klien
A: Masalah Gangguan mobilitas
fisik belum teratasi
P: Intervensi Lanjut

KOLABORASI:
5. Melakukan kolaborasi dengan fisioterapi

Ansietas

25 Juli 2015

MANDIRI :

25 Juli 2016 S: Klien mengatakan masih

22.100

1.Ciptakan hubungan saling percaya

06.00

merasa cemas dan gelisah


karena penyakitnya

2. Berikan Informasi yang terpercaya pada pasien

O: Klien tampak gelisaah

3. Ajari klien untuk koping stress secara positif

A: Masalah Ansietas belum


teratasi
P: Intervensi lanjut

Implementasi ke-3
No
1

Dx
Nyeri

Tanggal
25 Juli 2015
22.00

Implementasi
Mandiri
1.Mengkaji TTV
Hasil :
TD: 120/80 mmHg, N: 78x/menit, R: 18x/menit,
Sb: 36,50C
2.Mengkaji skala nyeri
Hasil: Klien mengatakan rasa sakit pada bagian
panggul sudah sedikit berkurang skala nyeri 5
3.Memberikan posisi yang nyaman untuk klien

Tanggal
26 Juli
2016
06.00

Evaluasi
S : Klien mengatakan rasa sakit
berkurang bagian panggul
O: Klien sudah tidak meringis
Klien berbaring dengan posisi
yang nyaman
Klien melakukan teknik napas
dalam
Skala nyeri 3
TD: 120/80 mmHg
N: 78x/menit

Hasil: klien berbaring dengan posisi yang nyaman

R: 18x/menit
Sb: 36,50C

4.Meganjurkan teknik relaksasi


Hasil: Klien melakukan teknik napas dalam

A: Masalah nyeri teratasi


P: -

KOLABORASI :
5. Pemberian obat analgetik

Gangguan
mobilitas
fisik

27 juli 2015
07.20

MANDIRI
1.Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan
Hasil: klien melakukan posisi yang nyaman
2.Melakukan latihan ROM sesuai dengan
kemampuan klien
Hsasil: Klien sudah bisa melakukan ROM sesuai
kemampuannya
3. Menganjurkan latihan ambulasi sesuai dengan
kebutuhan

28 Juli
2015
07.20

S: Klien mengatakan sudah bisa


beraktivitassecara mandiri
O: Klien sudah bisa melakukan
aktivitas secara mandiri, dan
melakuan ROM sesuai
kemampuan klien
A: Masalah Gangguan mobilitas
fisik bteratasi
P: -

4. Menganjurkan untuk melakukan aktivitas sehari-

hari secara mandiri


Hasil: Klien sudah bisa melakukan aktivitas secara
mandiri seperti makan, bangun dari tempat tidur,
dan berjalan
KOLABORASI:
5. Melakukan kolaborasi dengan fisioterapi

3
Ansietas

25 Juli 2015
06.10

MANDIRI :
1.Ciptakan hubungan saling percaya

2. Berikan Informasi yang terpercaya pada pasien

26 Juli
2016
14.00

S: Klien mengatakan sudah tidak


cemas dan gelisah dengan
penyakitnya
O: Klien tidak tampak gelisah
A: Masalah Ansietas teratasi

3. Ajari klien untuk koping stress secara positif


P: -

DAFTAR PUSTAKA
Mary Digiulio,RN, MSN,APRN, BC,. dkk. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Rapha Publishing
Padila, S.Kep, Ners. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuhamedika

Anda mungkin juga menyukai