BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak azasi manusia. Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia No.23 tahun 1992 pasal 1 tentang kesehatan, disebutkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Bangsa
Indonesia menyelenggarakan pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya
pembangunan nasional dengan mewujudkan dan meningkatkan derajat kesehatan
seluruh masyarakat Indonesia. Tercukupinya ketersediaan obat, meratanya
pendistribusian obat, serta terjangkaunya harga obat oleh masyarakat merupakan
langkah kerja pemerintah dalam rangka pembangunan nasional di bidang
kesehatan, oleh karena itu pengadaan dan produksi obat yang dalam hal ini
dilakukan oleh industri farmasi akan mempengaruhi ketersediaan obat yang
dibutuhkan masyarakat.
Industri farmasi merupakan faktor penunjang tersedianya obat dalam
berbagai bentuk sediaan, antara lain tablet, sirup, emulsi, suspensi, salep, krim,
gel, injeksi, tetes mata dan salep mata. Pada era globalalisasi sekarang ini, dimana
industri farmasi sebagai tempat untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian,
antara lain pembuatan obat, pengendalian mutu, pengadaan, penyimpanan dan
distribusi obat, dituntut untuk dapat bersaing dengan industri farmasi baik dalam
maupun luar negeri untuk dapat memperebutkan pangsa pasar dan memenuhi
kebutuhan obat bagi masyarakat, caranya adalah dengan meningkatkan
pemenuhan kebutuhan obat yang bermutu bagi masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjamin tersedianya
obat yang bermutu adalah dengan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) yang merupakan suatu pedoman pembuatan obat bagi industri farmasi di
Indonesia yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan mutu obat yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan dan
sesuai dengan penggunaannya. Keberhasilan pelaksanaan CPOB dipengaruhi oleh
kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam industri farmasi, oleh karena itu
suatu industri farmasi dituntut untuk mempunyai tenaga kerja yang kompeten,
profesional dan berwawasan luas.
Asisten Apoteker adalah salah satu tenaga teknis kefarmarmasian yang
bekerja di industri farmasi, dimana profesi ini memegang peranan penting yang
bertanggung jawab terhadap tercapainya mutu dan daya saing tersebut. Asisten
Apoteker yang ingin bekerja di industri farmasi perlu melihat secara langsung
penerapan dari konsep-konsep industri farmasi yang secara teori telah dipelajari
dengan praktik yang terjadi di lapangan.
Mahasiswa Program Diploma III Akademi Farmasi Theresiana Semarang
melaksanakan kegiatan kunjungan industri ke PT. Sanbe Farma untuk menambah
wawasan dalam hal perkembangan teknologi farmasi dan penerapan CPOB dalam
industri farmasi. Pelaksanaan kegiatan kunjungan industri ke PT. Sanbe Farma ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa secara utuh tentang
pekerjaan kefarmasian di sebuah industri farmasi, sehingga mahasiswa benarbenar paham tentang peran Asisten Apoteker di industri farmasi.
B. Tujuan Kunjungan Industri Farmasi
Tujuan Kunjungan industri ke PT. Sanbe Farma adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.