Anda di halaman 1dari 1

PT Interbat, perusahaan obat yang masuk peringkat lima besar di Indonesia, diduga

memberikan komisi bagi para dokter dengan tujuan dokter meresepkan obat
produksi perusahaan tersebut. Berdasarkan data yang dimiliki Tempo, Interbat
menggelontorkan duit untuk 2.125 dokter hingga Rp 131 miliar.
Dokter spesialis penyakit dalam di Surabaya, Sukendro Sendjaja, salah satu nama
yang tercatat dalam data yang dimiliki Tempo. Dia tercatat menerima duit Rp 60
juta dari Interbat dengan cara transfer pada Januari 2015. Dalam catatan tersebut
disebutkan, duit itu sebagai tanda kerja sama hingga akhir tahun ini.
Ditemui Tempo pertengahan bulan lalu, Sukendro mengaku ditawari Rp 60 juta oleh
Interbat. Tapi saya langsung kembalikan, katanya. Sukendro menyatakan tak
pernah membuat kesepakatan dengan Interbat. Saya professional saat
meresepkan obat, katanya.
Tak hanya Sukendro, ada sejumlah dokter membenarkan data yang dimiliki Tempo .
Dokter spesialis penyakit dalam di Jakarta, Teddy Tjahjanto, mengakui menerima
duit dari Interbat. Tapi dia berdalih duit tersebut tak terkait dengan peresepan obat
produksi Interbat kepada pasiennya. Menurut Teddy, duit itu merupakan diskon
untuk apotek mertuanya.
Pengacara Interbat Pieter Talaway membantah perusahaan farmasi ini menyuap
dokter agar meresepkan obat-obat produksi Interbat. Menurut Pieter, Interbat hanya
memberikan diskon kepada apotek dan rumah sakit
http://www.wartapriangan.com/kacau-perusahaan-obat-suap-dokter-agarproduknya-selalu-masuk-resep/15040/

Anda mungkin juga menyukai